Professional Documents
Culture Documents
Tumor Laring Fixxxxxxxxxx
Tumor Laring Fixxxxxxxxxx
Tumor Laring Fixxxxxxxxxx
Pasien Laki-laki usia 48 Tahun dengan Dypsnoe ec.Tumor Laring (Jackson IV)
Disusun oleh:
dr. Kurniati Arungpadang
Supervisor Pembimbing:
dr. Asmawati, Sp.THT-KL
Supervisor Pendamping
dr. Fransiscus Agustinus Wabia, Sp.PD
PENDAHULUAN
Secara klinis laring dibagi menjadi tiga bagi yaitu supra glotis (kranial dari
plika vokalis), glotis (plika vokalis) dan sub glotis (kaudal dari plika
vokalis).
Tumor ganas laring sampai saat ini masih menjadi masalah di bidang Ilmu
Telinga Hidung Tenggorok – Bedah Kepala dan Leher didapatkan data dasar
dari tumor ganas nasional 10 tahun terakhir sebanyak 295.000 kasus dan
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. AN
Usia : 48 tahun
Pekerjaan : Polisi Pamong Praja
LAPORAN KASUS
Status perkawinan : Menikah
Agama : Kristen Protestan
Masuk RS : 05 Juni 2023
No RM : 182872
ANAMNESIS
TTV:
Tekanan Darah : 110/79 mmHg.
Nadi : 108 kali/menit
Pernapasan : 38 kali/menit.
Suhu : 36,2 °C.
SpO2 : 99 % (O2 Nasal Canul 5 lpm)
Status Generalis:
K/L: CA -/-, SI -/-, Candidiasis oral (-), P JVP (-), P> KGB(-), tenggorokan: disfagia +, serak +, evaluasi
tenggorokan sulit karena pasien sesak
Tho: Simetris, Ikut gerak nafas, Sn Ves +/+, Rho +/+, Whz -/-, stridor +/+ retraksi supra sternal (+)
retraksi interkostal (+)
Abd: Cembung, BU (+) Kesan Normal, Nyeri tekan(-), H/L ttb/ttb
Eks: Akral teraba hangat, CRT < 3 detik, edem (-),sianosis (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan darah rutin tanggal 05 Juni 2023
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hematologi
Hb 12,6 12-14 mg/dl
WBC 20.010 5000-10000 /ul
RBC 5.11 4.60- 6.50
HCT 44,4 40.0-49.0
MCV 86,9 86.0-110.0
Malaria Negatif
HbsAg Negatif
GDS 123 < 200 mg/dl
Ureum 36 10-15
Kreatinin 0,52 0,3-1,3
Asam Urat 8,1 Lk. 3,5-7,2 mg/dl
Pr.2,6-6,0 mg/dl
SGOT 43 Lk. <35U/L Pr. <31U/L
SGPT 30 Lk. <45U/L Pr. <34U/L
Cholesterol 167 <200mg/dl
Triglicerida 129 <200mg/dl
HDL 37 <40 mg/dl
LDL 104 <150mg/dl
Hasil Pemeriksaan MSCT Leher tanpa kontras tanggal 06 Juni 2023
Tampak lesi solid (48 HU) disertai densitas cairan (8-21 HU) bentuk oval
ukuran +/-2,4 x 2,0 x 3,1cm dilaring sisi kanan melewati midline dan menyempit
airway dengan diameter lumen tersempit +/- 0,6cm setinggi corpus VC5. Tampak
lympnode disubmandibula kanan ukuran +/- 1,1 x 1.0cm. Tak tampak osteolitik
pada tulang-tulang yang tervisualisasi.
PO : Aspilet 1x80 mg, Clopidogrel 1x75 mg, Acetylsistein 3x200 mg, Allopurinol 1x100 mg
Pasien dirawat oleh bagian Interna dan di konsul ke bagian THT untuk rawat bersama
FOLLOW UP PASIEN DI IGD
Tanggal Keluhan Tatalaksana
S : Sesak (+)
0 : TD : 107/87 mmHg N: 96 x/ menit RR: 38 x/m T: 36,6© SpO2:
Follow up
99% (Nasal canul 5 lpm).
bagian THT 05 P : Posisi ½ duduk, Nebuliezer Combivent/12 jam, Pro endoskopi
Pada pemeriksaan Faringoskopi tampak flak keputihan pada buccal,
Juni 2023 atau CT-Scan Leher Axial, Foto Thorax, Terapi lanjut TS Interna.
pemeriksaan laringoskopi indirek pasien tidak koperatif kesan
Edema aritenoid, epiglotis hiperemis edema, tampak massa
menutupi plika vocalis dextra Sub Epiglotis massa sulit di evaluasi.
A : Dypsnoe Tumor Laring + Kriteria Jackon IV
S : Sesak (+)
P : Cito pro Treakostomi kerjasama dengan TS Bedah. Konsul
0 : TD : 110/83 mmHg N: 98 x/ menit RR: 38 x/m T: 36,2© SpO2:
6 Juni 2023 anastesi, puasa jam 24.00 WIT. Terapi lanjut TS Interna.
99% (Nasal canul 5 lpm).
A : Tomor Laring + (Jackson IV)
S : Sesak (-)
0 : TD : 112/89 mmHg N: 90 x/ menit RR: 24 x/m T: P : 02 Nasal canul 5 lpm, Inj.Ceftriaxone 1gr/8
FOLLOW UP POST
36,5© SpO2: 99% (Nasal canul 5 lpm).Status lokalis jam IV, Inj.As.traneksamat 500mg/12jm IV,
OPERASI
07 Juni 2023 pada regio colli terpasang canul. Suction lendir intermitten, evaluasi saturasi
pukul 16.30 WIT oksigen bila kurang dari 90% lapor DPJP.
A : Post trakeostomi H-0 ec Tumor laring
S : Sesak (-) lemas (-) makan minum P : Terapi lanjut dari TS interna, rujuk ke RS
cukup, Batuk berkurang, Demam (-) Wahidin Sudirohusodo pro biopsy laring.
12 Juni 0 : TD : 122/98 mmHg N: 100 x/ menit
2023 RR: 23 x/m T: 36,5© SpO2: 99% (Nasal
canul 5 lpm). Terpasang canul
A : Post trakeostomi ec Tumor laring H-
5
Gambaran setelah dipasang dipasangkan canul trakeostomi
Laring dibentuk oleh sebuah tulang di bagian atas dan beberapa tulang
rawan yang saling berhubungan satu sama lain dan diikat oleh otot intrinsik
dan ekstrinsik serta dilapisi oleh mukosa.
Tulang dan tulang rawan laring yaitu :
• Os Hyoid
Fonasi
Respirasi
Prokteksi
Menelan
Etiologi
Asap Rokok
Alkohol
Karsinogen Lingkungan
Glotis
mengenai pita suara asli.
Subglotis
tumbuh lebih dari 10 mm dibawah tepi bebas pita
suara asli sampai batas inferior krikoid.
Histopatologi Tumor Ganas
95 – 98% dari Tumor yang secara Insidennya 1%. Tumor ganas yang
semua tumor ganas histologis Sering dari berasal dari tulang
laring, dengan rawan krikoid 70%,
kelihatannya jinak, kelenjar mukus
derajat differensiasi tiroid 20% dan
yang berbeda-beda. akan tetapi klinis supraglotis dan aritenoid 10%.
ganas. subglotis dan
nsidennya 1 – 2% tidak pernah
dari seluruh tumor dari glotis.
ganas laring Sering
Tumor tumbuh bermetastase
lambat tetapi dapat ke paru-paru
membesar dan hepar.
Gejala Klinis
Serak
Nyeri tenggorokan
Disfagia
Pemeriksaan Penunjang
-Laringoskopi
-Mikrolaringoskopi
-Radiologi foto polos leher dan
thorax
-CT Scan laring
-Pemeriksaan hispatologi dari biopsi laring
sebagai diagnosa pasti.
Tatalaksana
Ada tiga cara penanggulangan yang lazim
dilakukan, yakni :
Pembedahan:
Radioterapi Laringektomi : Kemoterapi
Laringektomi parsial
Hemilaringektomi
Laringektomi Supraglotis
Laringektomi total
Prognosis
Prognosis Tergantung dari stadium tumor, pilihan pengobatan, lokasi tumor dan kecakapan tenaga ahli.
Secara umum dikatakan five years survival rate pada karsinoma laring
Stadium I 90 – 98%
Stadium II 75 – 85%
Stadium IV 40 – 50%
DISKUSI
ANAMNESIS
Kasus Teori
Pada penemuan hasil anamnesis pada Sesak napas atau dispnue dirasakan
pasien ini didapatkan adanya keluhan sesak akibat gangguan jalan napas oleh masa
napas sejak 2 bulan yang lalu dan tumor, penumpukan kotoran atau secret,
memberat sejak 1 hari sebelum masuk maupun oleh fiksasi pita suara.
rumah sakit. Sumbatan yang terjadi secara perlahan-
lahan dapat di kompensasi oleh pasien.
Kasus Teori
Pasien juga merupakan perokok aktif Merokok dan mengonsumsi alcohol dalam jumlah
banyak adalah salah satu factor resiko terjadinya kanker.
sejak masa remaja dengan jumlah 1 Pada pererokok akan menghirup asap rokok yang terdiri
sampai 2 bungkus rokok perhari, pasien dari ribuan zat kimia salah satunya adalah Polisiklik
Aromatik Hidrokarbon (PAH).
juga mengaku sering mengomsumsi
PAH adalah senyawa karsinogenik yang sifat
alcohol dalam sebulan biasanya pasien
karsinogeniknya akan meningkat sesuai dengan jumlah
mengomsumsi 2 sampai 3 kali. cincin benzene di dalamnya.
Kasus Teori
Dari pemeriksaan fisik pada pasien Adanya stridor dan retraksi intercostal
ditemukan adanya stidor saat bernapas dan menandakan adanya obstruksi pada saluran napas
karena massa tumor. Dari hasil pemeriksaan
pada saat inspeksi ditemukan adanya
faringoskopi tampak flak keputihan pada buccal,
retraksi intercostal dan retraksi supra
dan pada pemeriksaan laringoskopi indirek pasien
sternal tidak koperatif kesan edema aritenoid, epiglotis
hiperemis edema, tampak massa menutupi plika
vocalis dextra sub epiglotis massa sulit di
evaluasi. Pemeriksaan ini untuk menilai lokasi
tumor dan penyebaran tumor
Pemperiksaan Penunjang
Kasus Teori
Pada pemeriksaan penunjang pada pasien Pada pemeriksaan CT scan laring dapat
dilakukan pemeriksaan MSCT leher tanpa kontras memperlihatkan keadaan tumor dan laring lebih
didapatkan kesan : Temuan diatas masih mungkin seksama, misalnya perjalanan tumor pada tulang
suatu massa laryng yang menyempitkan airway rawan tiroid dan daerah pre-epiglotis serta
dengan diameter lumen tersempit +/- 0,6cm metastase kelenjar getah bening leher.
setinggi corpus VC 5. Foto thorax diperlukan untuk menilai keadaan
Dan dilakukan juga pemeriksaan foto thorax PA paru ada atau tidaknya metastasis diparu,
didapatkan kesan: kosolidasi di parahilar kanan pemeriksaan radiologi biasanya menentukan
dan paracardial kanan kiri dapat merupakan penyebaran penyakit, bisa memberikan informasi
diagnosis differential: Pneumonia, metastase di perluasan ke kartilago, ruang paraglotis, ruang
paru, cardiomegaly. ekstra laring
TATALAKSANA
Kasus Teori
Grade I
Adanya retraksi di suprasternal yang ringan dan stridor. Pasien tampak tenang.
Grade II
Retraksi pada saat inspirasi di daerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengan timbulnya retraksi di daerah
epigastrium. Pasien mulai gelisah.
Grade III
Retraksi selain di daerah suprasternal dan epigastrium, juga terdapat di supraklavikula dan infraklavikula dan di sela-
sela iga (interkosta). Pasien sangat gelisah dan dispnea.
Grade IV
Retraksi bertambah jelas. Pasien sangat gelisah, tampak ketakutan dan sianosis. Jika keadaan ini berlangsung terus,
maka penderita akan kehabisan tenaga dan pusat pernapasan paralitik karena hiperkapnea. Setelah itu pasien
tampak tenang dan tertidur yang akhirnya pasien meninggal karena asfiksia.
Indikasi dasar trakeostomi secara garis besar adalah :
1. Pintas (bypass) obstruksi jalan nafas atas
2. Membantu respirasi untuk periode yang lama
3. Membantu bersihan sekret dari saluran nafas bawah
4. Proteksi traktus trakeobronkhial pada pasien dengan resiko aspirasi
5. Trakeostomi elektif, pada operasi bedah kepala leher sehingga
memudahkan akses dan fasilitas ventilasi
6. Mengurangi kemungkinan timbulnya stenosis subglotis.
Langkah-langkah teknik trakeostomi :
1. Pasien tidur posisi supine dengan meletakkan ganjal
diantara tulang belikat sehingga leher hiperekstensi dan posisi
trakea lebih tinggi dibanding dada.