You are on page 1of 19

TALENT ASSESMENT

KELOMPOK 2
EDTALIA KUSUMA DEWI - 202201060004
SITI ROCHMAWATI - 202201060016
ADELIA EKA SURYANI - 202201060022
Talent Management Framework
TALENT ASSESTMENTS
 Talent assessment adalah proses penilaian dan evaluasi kemampuan,
keterampilan, potensi, dan karakteristik individu untuk tujuan
pengembangan bakat, pengambilan keputusan penggajian,
pengelolaan kinerja, dan pengembangan karir. Tujuan utama dari
talent assessment adalah untuk mengidentifikasi individu yang
memiliki potensi untuk berhasil dalam peran tertentu atau organisasi
tertentu.
 Hasil dari talent assessment dapat memberikan wawasan yang
berharga bagi organisasi dalam pengambilan keputusan penggajian,
pengembangan karir, dan pengelolaan kinerja karyawan. Dengan
memahami kekuatan dan kelemahan individu, perusahaan dapat
mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, mengidentifikasi
peluang pengembangan, dan membangun tim yang kuat.
Proses talent assesment terdiri dari
beberapa cara :
Talent Assestment digunakan untuk mengevaluasi karyawan/ anggota
tim yang ada dengan mempertimbangkan tujuan berikut:
 Identifikasi karyawan dengan potensi kepemimpinan yang tinggi
 Mempromosikan pertumbuhan karyawan
 Merencanakan suksesi
Type Talent Assessment
1. Penilaian Keterampilan (Skill Assessment) Tes penilaian
keterampilan – atau tes keterampilan – adalah cara yang efektif
untuk mengukur pengetahuan dan keahlian kandidat di bidang
tertentu. Hasil skill assessment digunakan untuk menentukan
kemahiran dalam keterampilan khusus yang disesuaikan dengan
peran pekerjaan yang sedang dibutuhkan.
2. Tes kognitif (Cognitive Assessment) Berbeda dari penilaian
keterampilan, tes kemampuan kognitif digunakan untuk
mengevaluasi pemikiran kritis seseorang, keterampilan
penalaran, bakat numerik, pemecahan masalah, atau
kemampuan pengambilan keputusan. Hasil dari cognitive
assessment ini sebagai gambaran kemampuan karyawan terkait
dengan gaya bekerja, kecepatan kerja dan bagaimana
kemampuan karyawan apabila dihadapkan pada kompleksitas
tugas.
3. Test Kepribadian
(Personality/Behavioural Test)
Tes kepribadian dan perilaku sering digunakan untuk menilai
kepribadian kandidat atau untuk memprediksi kinerja pekerjaan.
Tes kepribadian bertujuan untuk mengukur ciri-ciri kepribadian
seperti ekstroversi, keramahan, kesadaran, dan keterbukaan
terhadap pengalaman, sedangkan tes perilaku menilai bagaimana
seseorang biasanya berperilaku dalam situasi tertentu, seperti
bagaimana mereka menangani stres atau bekerja dalam tim. Tes
ini dapat digunakan untuk membantu menentukan apakah seorang
kandidat cocok untuk organisasi serta untuk membantu
mengidentifikasi area di mana mereka mungkin memerlukan
pelatihan atau pengembangan tambahan.
4.Wawancara Vidio Satu Arah (One-way
video interviews)
Wawancara video satu arah adalah cara yang bagus
untuk menilai soft skill kandidat, seperti komunikasi
dan presentasi. Tes ini sangat berguna untuk
mengetahui peran yang dihadapi pelanggan, seperti
penjualan dan handle pelanggan, dan merupakan
bagian penting dalam melakukan talent assestment.
Wawancara video satu arah memberikan ukuran
yang jelas dan objektif tentang keterampilan
komunikasi dan presentasi kandidat.
5. Work Sample
Memasukkan sampel pekerjaan ke dalam
proses perekrutan mungkin tidak diperlukan
untuk semua posisi, tetapi hal ini dapat
menjadi langkah penting saat merekrut posisi
yang membutuhkan kreativitas, seperti
fotografer, desainer grafis, dan copywriter.
Sampel pekerjaan menawarkan representasi
nyata dari kemampuan kreatif kandidat
6. Job Simulation

Penilaian ini dimana kandidat pekerjaan diberikan


latihan tiruan yang menyerupai tugas dunia nyata,
untuk menilai kinerja pekerjaan mereka. Simulasi ini
dapat bervariasi dalam kompleksitas, dari in basket tray
hingga tugas studi kasus. Cara ini bermanfaat untuk
mengevaluasi keterampilan yang diperlukan untuk peran
tertentu, seperti layanan pelanggan, kepemimpinan,
atau manajemen proyek. Cara ini dapat disesuaikan
dengan peran yang dimaksud dan memberikan
gambaran menyeluruh tentang kinerja kandidat.
7. Structure Interview
Tujuan dari wawancara terstruktur adalah untuk
menilai kualifikasi, keterampilan, dan pengalaman
kandidat, yang relevan dengan peran pekerjaan.
Metode ini dapat digunakan untuk memberikan
proses evaluasi yang konsisten dan adil dan dapat
membantu menghilangkan bias perekrutan. Pada
proses ini interview terkesan lebih kaku dalam
prosesnya karena jenis pertanyaan sudah disusun
sebelumnya dan wajib untuk ditanyakan serta tidak
boleh menanyakan pertanyaan yang menyimpang
dari jalur.
Mengapa Harus Melakukan Assessment?

 Sebuah assessment dapat membantu perusahaan dalam


mengukur elemen penting dari kriteria sukses karyawan
di tempat kerja, seperti potesi, kompetensi, dan juga
kinerja. Dengan melakukan assessment kepada karyawan
atau calon karyawan, perusahaan dapat mengetahui
potensi karyawan. Hasil dari assessment dapat
membantu HR menempatkan orang yang tepat sesuai
fungsinya, mengurangi terjadinya turnover pegawai, dan
meningkatkan loyalitas karyawan
Jenis Assessment Berdasarkan Kebutuhan Perusahaan
1. Kognitif dan Kepribadian
Tim HR dapat melakukan tes kognitif dan kepribadian untuk mengetahui kecerdasan intelektual,
pengetahuan, serta wawasan para kandidat sebelum Perusahaan merekrut mereka. Dari sisi
kemampuan kognitif, hasil tes akan memberikan gambaran kepada HR tentang apakah kandidat
tersebut memiliki kapabilitas intelektual yang cukup untuk pekerjaan tersebut atau tidak. Adapun
dari sisi kepribadian, hasil tes juga dapat menunjukkan apakah ciri kepribadian calon kandidat sesuai
dengan persyaratan pekerjaan yang telah ditentukan perusahaan. Misalnya, orang yang sangat
tertutup mungkin bukan yang paling cocok untuk pekerjaan yang sering melakukan kontak dengan
banyak klien. Tidak jarang juga assessment kognitif dan kepribadian dilakukan terpisah. Contoh tes
assessment kognitif ialah seperti penalaran logis (silogisme), tes numerik, verbal, tes penalaran
abstrak. Sedangkan tes kepribadian contohnya ialah tes DISC dan MBTI.
2. Assessment Motivasi
Assessment motivasi membantu perusahaan mengidentifikasi apa yang memotivasi para karyawan
untuk bekerja. Para karyawan juga dapat meningkatkan diri serta bagaimana jenis pilihan pekerjaan
yang mereka inginkan (seperti apakah pekerjaan yang fleksibel atau yang lebih
terstruktur). Assessment ini juga dapat digunakan untuk melihat tunjangan dan kompensasi apa yang
memengaruhi kinerja mereka, seperti apakah karyawan tersebut akan lebih termotivasi ketika
mendapatkan pengakuan dari rekan dan atasan. Assessment jenis ini harus dilakukan secara berkala
karena apa yang memotivasi karyawan akan berubah seiring kemajuan dalam karir dan kehidupan
mereka.
3. Assessment Berbasis Kinerja (Penilaian Kinerja)
Para karyawan harus menetapkan standar kinerja mereka secara berkala untuk mencapai target
pekerjaan. Misalnya, sales yang memenuhi target penjualan tertentu atau customer service yang
harus memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada pelanggan agar rating kepuasan pelanggan
meningkat. Dalam melakukan assessment ini, pastikan setiap karyawan sudah mengetahui tentang
deskripsi pekerjaan secara spesifik dan persyaratan kinerja sebelum mereka dievaluasi.
Jenis Assessment Berdasarkan Kebutuhan Perusahaan

4. Assessment Budaya Perusahaan


Assessment ini akan menilai calon karyawan Anda sesuai atau tidak dengan budaya yang ada pada
perusahaan. Selain itu, assessment dengan menyesuaikan kultur perusahaan memastikan bahwa
karyawan Anda cocok dan bekerja sama dengan baik saat mereka meningkatkan target dan goal
perusahaan. Jika perusahaan lebih fokus pada inovasi produk, maka calon karyawan Anda harus
inovatif dan berpikiran maju. Atau perusahaan Anda lebih menekankan pada pelayanan, calon
karyawan tersebut harus memiliki service yang baik untuk para pelanggan.
5. Assessment oleh Klien dan Pelanggan
Untuk mengevaluasi bagaimana karyawan bekerja dengan klien atau pelanggan, Anda dapat
menanyakan testimoni tentang kinerja mereka secara langsung atau melalui kuesioner, seperti
kuesioner kepuasan pelanggan.Feedback dari klien sangat penting dalam memastikan karyawan
Anda memenuhi kebutuhan dan harapan klien dan pelanggan Anda. Tanpa assessment ini, Anda
tidak akan tahu bagaimana kinerja para karyawan dalam menghandle para klien.
6. Assessment oleh Rekan Kerja dan Manajer (Penilaian 360 Derajat)
Setiap karyawan harus dievaluasi oleh manajer dan rekan kerja untuk melihat bagaimana
kinerjanya sehari-hari. Assessment ini akan memberi karyawan peluang untuk menyempurnakan
lagi manajemen waktu, keterampilan komunikasi, dan banyak aspek untuk meningkatkan
kinerja.
Secara umum, kemampuan observasi assessor dalam sebuah perusahaan juga harus diperhatikan.
Agar dapat melakukan integrasi perilaku dan wawancara dengan baik, program
Improved Assessor Capabilities dapat menjadi pendukung pencapaian yang berkesinambungan
bagi tujuan perusahaan.
Kesimpulan
Dari pembahasan hasil penelitian, setelah dilakukan pengujian hipotesis, dapat
disimpulkan bahwa:
1.Assessment individu penempatan personil berpengaruh positif signifikan terhadap
peningkatan kinerja pelayanan prima personal Polda Kalimantan Tengah, hal tersebut
dapat di lihat dari hasil pencapaian target kinerja pada program kegiatan yang telah
ditetapkan baik ditingkat Polsek sampai dengan tingkat Polres.
2.Promosijabatan dan promosi pangkat berpengaruh positif signifikan terhadap peningkatan
pelayanan prima personil Polda Kalimantan Tengah, hal tersebut dapat diukur dari tingkat
kepuasan para kepala satuan kerja sebagai user mulai dari tingkat Polsek, Polres dan Polda
yang memperkejakan para personel hasil uji assessment center.
3.Secara simultan dan dominan assement individu penempatan personil, promosi jabatan
dan promosi pangkat secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap kinerpa
pelayan prima personil Polda Kalimantan Tengah sedangak assessment individu yang
dominan adalah penempatan personil sebagai hasil dari pelaksanaan assessment center
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta ujian assessment.
Saran
1. Penempatan Personil.
Penempatan personil sebagai wujud dari hasil uji assessment sangat di perlukan dalam
peningkatan kinerja personil guna pelayanan prima dengan cara :
a)Hasil
dari assessment sebagai jabaran hasil mumi kualitas individu personil sehingga
penempatan menyesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki personil .
b)Pelaksanaan penempatan berdasarkan hasil assessment personal dapat meningkatkan
pelayanan prima agar dapat terlaksana dengan bersih, transparan, akuntabel dan
humanis . Hal tersebut harus secara konsisten dilaksanakan guna menghindari KKN di
masa-masa akan datang,
2. Promosi Jabatan dan Promosi Pangkat
Promosi Jabatan Individu personil Polda Kalimantan Tengah yang sudah lulus selaksi
ujian assessment center diberikan jabatan sesuai dengan bukti ujian dan kompetensi
yang dimiliki sehingga upaya dari calon pemimpin yang baru ini dapat merubah arah
organisasi yang dipimpinnya ke arah yang lebih baik lagi sesuai dengan harapan Polda
Kalteng pelayanan prima kepada masyarakat dapat terwujud.

You might also like