You are on page 1of 20

HERMIN MARDIANA

HERMIN MARDIANA

PICU RSCM

November 1997

mardianahermin@yahoo.com
Jakarta, 28 September 1979 mardianahermin79@gmail.com

081807183795
TUJUAN
PEMBELAJARAN
 Mampu memahami gagal napas

 Mampu membuat asuhan keperawatan pada bayi


dan anak dengan gagal napas
PENGERTIAN GAGAL
NAPAS
Gagal napas : ketidakmampuan organ
pernapasan utk mempertahankan
oksigenisasi yang adekuat dengan atau
tanpa retensi Co2

Gagal napas terjadi bilamana pertukaran oksigen


terhadap karbondioksida dalam paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan
karbondioksida dalam sel – sel tubuh, sehingga
menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50
mmHg (hipoksemia) dan peningkatan tekanan
karbondioksida lebih besar 45 mmHg (hiperkapnia)
KLASIFIKASI
GAGAL NAPAS
1. Gagal napas akut
- Gagal napas yang terjadi
pada pasien dengan paru
normal secara struktural a. Gagal napas 1
maupun fungsional - karakteristik PaO₂
sebelum awitan timbul < 60mmHg dengan
PaCo₂ normal atau
rendah

Terjadi pada pasien dengan


penyakit paru kronik seperti b. Gagal napas 2
bronkitis, emfisema
- ditandai dengan
PaCO₂ > 50 mmHg
1. Jalan napas bagian atas :
Faring : Makroglosis
Laring :Laringotrakeobronkitis,
1. Struktur anatomi Epiglotis akut, Laringitis difteria,
- Dinding dada Edema /stenosis pasca intubasi
Trakea : Benda Asing
- Saluran pernapasan
- Alveoli 2. Jalan napas bagian bawah
Broncus/Bronkiolus ; Bronkiolitis,
2. Kerentanan terhadap Status asmatikus
infeksi Alveoli : Pneumonia, Kelainan
jantung bawaan, Trauma, luka
3. Kelainan kongenital bakar
Kompresi pulmonal : Pneumonia,
4. Faktor fisiologis dan trauma dada
metabolik
3. Susunan saraf
Trauma, ensefalitis, Takaran obat
berlebihan, status epileptikus,
sindrome guilain -Barre
Umum : Kardiovaskular
- Kelelahan - Bradikardi atau takikardi
- Berkeringat hebat
- Hipotensi/hipertensi
- Henti jantung

Respirasi
- Wheezing
- Merintih Serebral
- Menurun/ menghilangnya suara - Gelisah
napas - Irritabilitas
- Napas cuping hidung - Sakit kepala
- Retraksi - Kekacauan mental
- bradipneu atau apneu - Kesadaran menurun
- Sianosis - Kejang
- Koma
Etiologi

Penurunan respon pernapasan

Kegagalan penapasan ventilasi

Ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi

Hipoventilasi alveoli

Gangguan difusi dan retensi Co2

Hipoksia jaringan

Otak kardiovaskular

Sel otak mati mekanismen kompensasi (peningkatan HR dan TD)

Tekanan intrakranial Dekompensasi (penurunan TD dan CO, bradikardi)

Kejang pusing , gelisah Penurunan curah jantung

Penurunan kesadaran Gagal jantung


Paru – Paru

Kerja pernapasan meningkat Peningkatan sekret,edema, wheezing Peningkatan PCo2

Kelelahan ,diaporosis, sianosis Depresi pusat pernapasan

Hipoventilasi (takipneu)
Intoleransi Bersihan jalan
Bradipneu
Aktivitas napas tidak
efektif
Gagal napas

Gangguan
pertukaran gas

Gangguan Kardio Respirasi Arrest


proses
keluarga
Radiolo
gi
- RO “ Thorax”
- Terapi oksigen
- Fisioterapi
- Inhalasi
- Pegobatan : broncodilator, Steroid
- Nutrisi
- Ventilasi mekanik

Laboratoriu
m
- AGD
- DPL
- Sputum
- Marker Infeksi
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Riwayat keluarga Observasi pernapasan


Frekuensi
Alergi dan penyakit keturunan kedalaman
Tanda infeksi
Gangguan pernafasan yang Batuk
diderita,terkena infeksi,adanya alergi Wheezing
/iritasi, trauma Sianosis
Nyeri dada
Sputum
Kaji keadaan dada Adanya penafasan yang buruk

Kaji suara napas dan suara nafas tambahan

 kaji adanya pembesaran anterior /


posterior ukuran dada
Kaji tanda terjadinya hipoxia
kaji adanya retraksi otot supraklavikula,
interkosta/subkostal

kaji adanya ekpirasi yang memanjang


Bersihan jalan nafas tidak
efektif

Pola napas tidak Efektif

Gangguan pertukaran Gas


( SLKI & SIKI )

Bersihan jalan nafas tidak efektif Gangguan pertukaran Gas Pola napas tidak Efektif

Manajemen Jalan napas Pemantauan Respirasi Manajemen Jalan napas


Observasi Observasi Pemantauan respirasi
- Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha - Monitor frekuensi , irama, Dukungan Ventilasi
napas) kedalama dan upaya napas Observasi
- Monitoring bunyi napas tambahan ( misalnya gurgling, - monitor pola napas ( bradipneu, - Identifikasi efek perubahan posisi terhadap
mengi, wheezing, ronnchi kering) takipneu, hiperventilasi, kusmaul) status pernapasan
-Monitoring sputum (jumlah, warna , aroma) - Monitor kemampuan batuk efektif - Identifikasi adanya kelelahan otot bantu
Terapeutik Monitor adanya produksi sputum napas
- Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head- - Monitor adanya sumbatan jalan -Monitor status respirasi dan oksigen
tilt dan chin-lift (jaw- thrust jika curiga trauma napas (frekuensi, kedalaman napas, penggunaan
servical) - Auskulatasi bunyi napas otot bantu napas, bunyi napas
- Posisikan semi-fowler atau fowler - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru tambahan,saturasi oksigen)
- Lakukan fisioterapi dada,jika perlu - Monitor saturasi oksigen Terapeutik:
- Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 - Monitor hasil AGD -Pertahankan kepatenan jalan napas
detik - monitor hasil X-Ray thorax - Berikan posisi semi Fowler atau Fowler
- Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan - Fasilitas mengubah posisi senyaman
endotrakeal mungkin
- Keluarkan sumbatan benda pada dengan forsep - Gunakan bag-valve mask, jika perlu.
McGill - Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan (misal
-mBerikan oksigen, jika perlu nasal kanul, masker wajah, masker
Edukasi: rebreathing atau non rebreathing)
- Anjurkan asupan cairan2000 ml/hari, jika tidak ada Edukasi :
kontra indikasi - Ajarkan melakukan teknik relaksasi napas
- Ajarkan tehnik batuk efektif dalam
Kolaborasi: - Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,ekspektoran, - Ajarkan teknik batuk efektif
mukolitik, jika perlu Kolaborasi :
ABC
Mempertahankan ventilasi
yang adekuat
Menjaga bersihan jalan
napas
Mengatasi perubahan proses
keluarga dan antisipasi
berduka/cemas
Bersihan jalan napas
meningkat
Irama dan laju pernapasan
normal
 Mampu mengeluarkan
sekresi secara efektif
Tidak adanya cyanosis dan
penggunaan otot bantu
pernapasan
 Pertukaran gas Co2 dan O2
dialveolar dalam keadaan
normal
Gagal napas merupakan suatu kegawatan
yang memerlukan penanganan secara
cepat, tepat, dan komperhensif dengan
prioritas ABC sebagai pedoman
pengananan
.

Penyebab gagal napas juga harus dikelola


secara tepat sehingga gagal napas dapat
dicegah

You might also like