You are on page 1of 73

SELAMAT DATANG

PESERTA PELATIHAN
SERTIFIKASI
KEBAKARAN
KELAS D + C
Nama : M. CHOLID

Tempat tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juni 1973

Agama :Islam

Status : Nikah 4 + 1

Bekerja : Dinas Pemadam Kebakaran

Pendidikan Kedinasan : Basic Fire Training 1


Basic Fire Training 2
Fire Rescue
Self Contained Breathing Apparatus
Land Craft Rubber ( LCR )
Operator Unit Pompa
Operator Unit Khusus
Petugas Penyuluh Lapangan ( PPL )
Mitigasi Bencana ( BNPB )
MKKG
Perwira Tingkat I (Satu )

Contact Person ; 0821.2271.5548


URAIAN TUGAS
ORGANISASI TANGGAP DARURAT KEBAKARAN

ANGG. REGU PEN. KEBAKARAN (KELAS C)

TUGAS POKOK :
Tanggung jawab di seluruh tempat kerja
(Diatur sistem shift)

Tugas :
1. Melakukan patroli rutin ke seluruh area kerja memantau
semua aspek pencegahan kebakaran.
2. Memelihara, memeriksa dan menguji semua sarana
proteksi kebakaran agar selalu dalam keadaan siap pakai.
3. Siap siaga melakukan tindakan menghadapi keadaan
darurat kebakaran untuk pemadaman dan penyelamatan
Kepmenaker No. 186/Men/1999,

Unit Penanggulangan Kebakaran di


Pasal 2 (1) dan (2) mewajibkan kepada
pengurus/ pengusaha untuk mencegah,
mengurangi dan memadamkan kebakaran,
melalui :
No Kep 186/Men/1999

a) Pengendalian setiap bentuk energi


KEPMENAKER

b) Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam


Tempat Kerja

kebakaran dan sarana evakuasi


Tentang

c) Pengendalian penyebaran asap, panas dan


gas
d) Pembentukan unit penanggulangan
kebakaran di tempat kerja
e) Penyelenggaraan latihan dan gladi
penanggulangan kebakaran secara berkala
f) Memiliki buku rencana penanggulangan
keadaan darurat kebakaran bagi tempat kerja
yang mempekerjakan lebih dari 50 (lima
puluh )orang tenaga kerja dan atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran
10/04/23 Created by DEDE.S PNK3 5
sedang dan berat.
Ref. Kepmennaker No 186/1999

Tk. Ahli
Madya
Tk. Ahli
Pratama
Tk. Dasar II
Tk. Dasar I

PET. PERAN REGU PENANGG. KOORD. UNIT PEN. JAWAB


KEBAKARAN KEBAKARAN PENANGG. TEKNIK K3
KEBAKARAN PENANGG.
KEBAKARAN
6
MANUSIA & BENCANA
- Bencana ada
disekitar kita
- Bencana datang
pada saat kita
terjaga atau saat
terlelap tidur
- Bencana datang tak
kenal waktu, usia,
jenis kelamin atau
jabatan
Ancaman Terhadap
Jiwa & Harta
Kebakaran

Ancaman Bom
Perang/Tawuran

Kec. Lalu lintas Gempa Bumi

Banjir
Kriminalitas

Kekeringan
Didalam udara ada bermacam-macam unsur
antara lain oksigen. Pembakaran dpt terjadi bila
kadar oksigen dlm udara min: 16%.

API TERBUKA, GESEKAN, BENTURAN, BUNGA


API LISTRIK, BUSUR API LAS, LISTRIK STATIS,
FAKTOR ALAM DLL.
Panas Oksigen

- Tingkatan energi suatu - Gas yang mendukung


bahan untuk terbakar prores pembakaran.
pada suhu bakarnya.
- Udara mengandung
21% oksigen

Ok
s
na

sig
Pa

en
Bahan Bakar

Wujud Bahan

Padat Cair Gas


3 (tiga) komponen pembentuk api disertai adanya reaksi
rantai digambarkan dalam piramida api (tetrahedron api)
as

Ok
sebagai berikut
Pan

sig
en
Bahan Bakar

Reaksi Rantai Tetrahedron of fire

Panas Oksigen Reaksi rantai menunjukkan suatu proses


Rantai pembakaran yang berkesinambungan
Reaksi
Kimia hingga menyebabkan proses
pembakaran bertambah besar
Bahan
Bakar
Api adalah hasil akhir dari sejumlah reaksi kimiawi (pembakaran/oksidasi)
yang berunsurkan bahan bakar, oksigen dan panas.

Pembakaran: reaksi berantai yang menghasilkan energi panas yang cukup


untuk disebarkan kepada bahan bakar lainnya menjadi ikut terbakar.

Kebakaran adalah peristiwa pembakaran yang tidak terkendali &


menimbulkan kerugian.

API

Tidak Terkendali Kebakaran

- Tidak Terkendali
Pembakaran - Menimbulkan Kerugian
FLASH POINT & FIRE POINT
Flash point atau titik nyala adalah suhu terendah
dimana minyak ( uap minyak ) dan produknya dalam
campuran dengan udara akan menyala apabila
terkena percikan api kemudian mati kembali. (Standar
Minimal Flammable 37,8 C)
Fire point adalah suhu terendah dimana uap minyak
bumi dan produknya akan menyala dan terbakar
secara terus - menerus kalau terkena nyala api pada
kondisi tertentu.
Auto-Ignition adalah temperatur saat bahan bakar
akan menghasilkan api dengan sendirinya tanpa harus
ada sumber api
Klasifikasi Jenis Kebakaran

Kebakaran Kelas Kebakaran Kelas

Kebakaran bahan biasa Kebakaran bahan cairan


yang mudah terbakar yang mudah terbakar

Kayu, kertas, kain, plastik & Minyak bumi, bensin, gas,


termasuk tumbuhan kering lemak dan sejenisnya.

Kebakaran Kelas Kebakaran Kelas

Kebakaran listrik (hubung Kebakaran dari bahan


singkat, kebocoran listrik, mengandung logam
arus beban berlebih)
Zeng, Magnesium,
Peralatan Listrik termasuk
Potasium, Aluminium,
peralatan elektronik
Sodium & lain-lain.
Metode Umum Pemadaman Kebakaran

b. Pemindahan Bahan
Starvation
Mengurangi / menghilangkan kontak
langsung antara benda yang dapat
terbakar dengan sumber panas.
a. Pendinginan c. Pembatasan Oksigen
Colling Smothering
Menyerap kalor/ panas Menghalangi kontak
sehingga peningkatan panas
Metoda langsung antara benda
menjadi terganggu akibatnya
temperatur penyulutan tidak Pemadaman terbakar dengan oksigen
tercapai.
Alat & bahan: selimut
Bahan pendingin d. Pemutusan Reaksi atau kain basah,
Dilution
umum adalah air Memutus rantai reaksi pembakaran hingga
pasir dan busa
reaksi yang diperlukan untuk pembakaran
lanjut terputus.
Alat & bahan:
dalam bentuk Gas seperti CO
Kapan Api dapat dipadamkan ?

C
o
Api Membesar
600 0C – 1000 0C

Kebakaran Benda
Cair & Gas
Kebakaran
Benda Padat

3 10 Waktu (menit)
Tahap Pengembangan Api Dalam Ruangan
Perkembangan api yang terjadi dalam ruangan/bangunan dapat
dikenali melalui lima tahap yaitu:
A. Penyalaan
Api muncul dalam ruangan. Pengembangan
Api masih relatif kecil. Penuh

B. Pegembangan Awal Penyalaan


Api terus berkembang. Surut

SUHU
Serentak
Bahan bakar masih banyak.
Pengembangan
C. Penyalaan Serentak Awal
Tahap Flashover.
Seluruh materi terbakar.
Kebakaran sulit dikendalikan.
D. Pengembangan Penuh
Waktu
Ruangan beserta isinya terbakar
secara sempurna.
E. Surut
Seluruh materi terbakar habis, api
mulai padam.
ROLLOVER

 Gas-gas panas mencapai titik nyalanya


 Nyala api bergulung maju menyebrang langit-langit
FLASH OVER

 Penyalaan serentak pada semua benda yang mudah terbakar pada


ruangan tersebut
 Suhu panas tinggi terdapat dilantai hingga ceilling
POTENSI BACKDRAFT

 Api mulai mengecil karena oksigen mulai habis


 Suhu panas dalam ruangan sangat tinggi dan mencapai titik nyala
 Gas-gas panas memenuhi ruangan dan keadaan ruangan gelap
BACKDRAFT

Apabila oksigen masuk dengan tiba-tiba (karena kaca pecah, karena


pintu dibuka dan penyebab lainnya), maka terjadilah backdraft/menyala
yang disertai dengan ledakan hebat
TRANSFER PANAS
KONDUKSI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI KOLOM BAJA MENUJU KE
BENDA-BENDA LAIN YANG MUDAH TERBAKAR

PANAS
KONVEKSI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI GELOMBANG UDARA
(PERGERAKAN UDARA PANAS NAIK KEATAS)
RADIASI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI PANCARAN
(GELOMBANG PANAS) MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER
PENYEBARAN API TERBESAR

BAJA PANAS
BAJA PANAS
PRINSIP – PRINSIP
PENCEGAHAN KEBAKARAN
DASAR
Pasal 3 ayat (1).
HUKU Dengan peraturan perundangan ditetapkan

M syarat syarat keselamatan kerja untuk:
mencegah, mengurangi, dan Pasal 9 ayat (3).
memadamkan kebakaran,
Pengurus wajib membina
• mencegah, mengurangi K3 penanggulangan
peledakan kebakaran
• memberikan kesempatan jalan
menyelamatkan diri dalam
bahaya kebakaran
• pengendalian penyebaran asap,
gas dan suhu
PRINSIP 1. PENGENDALIAN SEGALA
BENTUK ENERGI

K3
PENCEGAHAN
Data Penyebab Kebakaran


Listrik
Sambaran petir
• Listrik Statis
KEBAKARAN • Rokok
• Api terbuka
• Pemotongan/pengelasan
• Permukaan panas
UU NO 1 TH 1970 •

Bunga api pembakaran
Bunga api Mekanik
• Reaksi kimia
mencegah, • Penangasan
mengurangi, dan
memadamkan kebakaran,
2. PENGENDALIAN RESIKO
PRINSIP KERUGIAN

K3
????????

Data KERUGIAN Kebakaran

20% HABIS TOTAL


PENCEGAHAN
Kendala :
KEBAKARAN ? Sistem proteksi;
? Kesiapan personel;
? Manajemen
? Akses bantuan
UU NO 1 TH 1970
FIRE PROTECTION
mencegah, - PASSIVE
mengurangi, dan - ACTIVE
memadamkan kebakaran,
PRINSIP 3. KESELAMATAN PENGHUNI

K3
Ancaman bahaya
- asap, gas beracun, ledakan,
reruntuhan,

PENCEGAHAN Syarat K3 :
KEBAKARAN ? Pintu/tangga darurat;
? Smoke control system;
UU NO 1 TH 1970 ? Rambu
? Penerangan darurat

Sarana jalan menyelamatkan diri

pengendalian penyebaran asap,


gas dan suhu
JADILAH
JADILAH PETUGAS
PETUGAS YANG
YANG PROFESIONAL
PROFESIONAL ATAU
ATAU TIDAK
TIDAK SAMA
SAMA
SEKALI
SEKALI
Strategi pemadaman adalah merupakan rencana
melakukan pemadaman dengan mengikuti tatanan
operasi yang didasarkan prinsip-prinsip dasar
tentang apa yang harus dilakukan, siapa yang
melakukan, peralatan yang diperlukan, dengan
mempertimbangkan sifat-sifat api, kondisi
lingkungan dan faktor-faktor lainnya.
Tehnik Pemadaman adalah bermacam – macam
cara yang dapat digunakan dalam strategi untuk
keberhasilan pemadaman kebakaran.
Dalam rencana penyusunan strategi
pemadaman ada 3 hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Kesiapan Personil (SDM)
2. Apa yang harus dilakukan (tugas)
3. Apa yang digunakan (peralatan)
 Personil adalah petugas pemadam yang melaksanakan tugas operasional
kebakaran.

 Berkaitan dengan kesiapan personil khususnya seorang kepala regu/kepala


peleton harus memahami beberapa hal sbb :
a) Kebutuhan manpower yg cukup
b) Peralatan yang Ready to Use
c) Diperlukan sistem komunikasi
d) Sistem komando di tempat kebakaran
e) Rangkaian komando / SOP
f) Menetapkan pos komando
g) Rentang kontrol (span of kontrol)
Rangkaian kegiatan yang akan
dilaksanakan sejak dari menerima berita
sampai tiba di tempat kejadian dan
melakukan pemadaman, pencarian dan
penyelamatan serta seluruh aktivitas
operasional sampai mendapatkan
gambaran hasil pelaksanaan operasional
tersebut.
Peralatan/perlengkapan yang dibutuhkan
dalam operasional pemadaman maupun
penyelamatan antara lain :
a) Perlengkapan yang berkaitan dengan
keselamatan petugas
b) Peralatan penunjang operasional
pemadaman dan penyelamatan.
ALAT PELINDUNG DIRI
 Tehnik digunakan untuk memanfaatkan sumber
daya manusia, peralatan, dan media pamadaman.

 Penilaian awal / Penafsiran (size-up) akan tertuju


pada faktor-faktor yang akan berpengaruh terhadap
taktik yang akan diterapkan.

 Seorang kepala regu Pemadam Kebakaran dapat


memilih untuk melakukan pemadaman secepatnya atau
berusaha menolong orang-orang yang mungkin
terjebak.
Dalam kaitannya dengan taktik pemadaman
ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
1. Pemadaman
2. Operasi Forcible Entry
3. Operasi Ventilasi
4. Operasi Penyelamatan :
a) Jiwa
b) Harta / barang
5. Operasi Overhaul
Dalam operasional pemadaman ada 3 ( tiga ) tehnik yang tepat
yaitu:
1. Offensive
2. Defensive
3. No Attack

A. Offensive
- Masuk kedalam bangunan, lakukan pemadaman
- Dari luar pun juga ada lewat mobil tangga
Catatan : • Sumber Air Cukup
• Tingkat Resiko Kecil
B. Defensive

- Pemadaman dari luar bangunan, prioritaskan bangunan

sekitarnya

- Hindari pancaran tekanan tinggi, gunakan kabut

- Personil dalam posisi bertahan karena adanya suatu resiko seperti,

bangunan yang bisa runtuh, atau adanya bahan-bahan kimia

berbahaya

C. No Attack (pilihan terakhir)

Jangan lakukan penyerangan bila bahaya.

Hati-hati kontener yang tertutup berisi cairan ( Drum, Tangki,

Kaleng, dll ) terkena panas akan kebakaran dan meledak


Dalam melakukan usaha untuk mengendalikan dan
memadamkan api ada 3 teknik yaitu :

1. Penyerangan lansung
adalah pancaran air yang langsung ditujukan ke sumber api, dengan
menggunakan jet stream atau spray atau keduanya

2. Penyerangan tidak langsung


pancaran air tidak langsung ke sumber api akan tetapi diarahkan
pada sekeliling area api diruangan atau tempat tersebut
Untuk melindungi petugas yang melakukan pemadaman dengan
mempertimbangkan azas efisiensi menggunakan pancaran sray atau
fog.

3. Penyerangan Kombinasi
Pemadaman dengan menggabungkan dua teknik penyerangan
langsung dan tidak langsung.
Langit-langit

NOZZLE
LANTAI
0
Pemadaman0
dengan sudut pancaran air 30
sampai 60 , pada langit-langit bangunan dan
dipancarkan bolak – balik pada bagian gas
yang sudah panas diatas langit-langit
bangunan tersebut.
Tidak langsung

NOZZLE
Metode kombinasi menggunakan tehnik menimbulkan uap
Pada bagian langi –langit, dikombinasikan dengan pemadaman
Bahan-bahan yang terbakar berdekatan dengan lantai bangunan
“ Pipa pemancar dapat digerakan dengan suatu :
POLA T, Z , O.

Langit-langit

T
O
NOZZLE
Zz
LANTAI
Adalah suatu proses operasi menggunakan
kekuatan / memaksa untuk memperoleh jalan masuk
kedalam bangunan atau area yang akan dipadamkan.
a) Kondisi pintu yang terkunci atau tidak, dalam
keadaan panas atau tidak, dan analisa
perkembangan api yg berpotensi menimbulkan
backdraft.

b) Sebelum merusak obyek yang akan dijadikan jalan


masuk harus memperhatikan peruntukan wilayah
yang terbakar itu seperti, sentra ekonomi, industri,
atau laboratorium yang berkaitan dengan tingkat
keselamatan dan keamanan yang ada dalam
bangunan itu.
c) Jangan selalu memaksakan merusak pintu, dapat juga
memecah kaca (memperhitungkan faktor ekonomis)

d) Apabila sudah dibuat jalan masuk jangan membuat lagi


jalan masuk yang lain.

e) Sebelum masuk harus mengusahakan untuk mendapatkan


jalan keluar ditempat lain atau lantai yang lain . Ini harus
ada yg mengecek dan harus disosialisasi oleh seluruh
komponen operasi.
adalah usaha untuk membantu operasi pemadaman
secara luas karena usaha ventilasi pada prinsipnya
adalah menggantikan udara, gas yang panas diganti
dengan udara yang dingin, serta mengusir asap
panas dari dalam gedung / bangunan
Sesuai dengan prinsip teori ventilasi,
ventilasi digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Natural ventilation
2. Mechanic ventilation
3. Hydrolic ventilation
1. Membantu menyelamatkan korban jiwa dan
pengamanan petugas .
2. Mempercepat penyerangan dan pemadaman.
3. Mengurangi kapadatan asap di dalam ruangan,
mencegah flash over, backdraft, dan mengurangi api
yang tidak bisa dikendalikan serta mengurangi
kemungkinan bangunan menjadi runtuh.
4. Mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh api,
panas, asap dan air.
1. Dilaksanakan dari atas secara vertical (top or vertical)

2. Dilakukan menyilang dan dimulai dari samping (cross or


horizontal)

3. Dengan menggunakan pancaran fog

4. Dengan menghisap asap untuk dikeluarkan melalui (NPV)

5. Menekan asap keluar dengan blower (PPV)


Operasi penyelamatan disini dapat
dibedakan dalam dua hal, yaitu
penyelamatan jiwa dan harta benda.
1. Keselamatan petugas / diri harus diutamakan

2. Apabila anggota tidak cukup, lakukan / utamakan


penyelamatan dulu

3. Utamakan ( prioritaskan ) yang paling terancam


bahaya bagi korban

4. Jika personil cukup maka operasional dapat


bersamaan dan terencana dengan penuh
pertimbangan yang matang

5. Jika tidak ada korban maka petugas harus lebih


matang memperhitungkan keselamatan diri
PERSYARATAN KESELAMATAN
BANGUNAN GEDUNG
• Kemampuan mendukung beban maksimum
Tentang BANGUNAN GEDUNG

(muatan hidup/mati maupun fenomena


alam)
U U No 28 Th 2002

• Pengendalian bahaya kebakaran


• Proteksi Pasif
• Proteksi Aktif dan sarana evakuasi
• Perlindungan ancaman bahaya petir
• Kesehatan meliputi penghawaan,
pencahayaan, sanitasi dan bahan bangunan
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF


Sistem perlindungan bangunan terhadap
bahaya kebakaran melalui pertimbangan
peralatan yang digunakan untuk mengetahui
dan memadamkan kebakaran baik secara
manual maupun otomatis
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Sistem deteksi & alarm kebakaran
Sistem sprinkler otomatis
Sistem hidran / pipa tegak dan slang
Alat pemadam api ringan
Sistem pemadam khusus
Sistem pengendalian asap
Sarana / peralatan bantu sistem aktif
SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF


Sistem perlindungan bangunan terhadap
bahaya kebakaran melalui pertimbangan sifat
termal bahan bangunan terhadap api,
penerapan kompartemenisasi, serta
persyaratan ketahanan api struktur bangunan,
Termasuk pula dalam SPP adalah pengaturan
site-plan, perancangan arsitektur, penataan
ruang bangunan dan sarana jalan ke luar
SISTEM PROTEKSI PASIF
A. Bahan bangunan dan interior
– Klas mutu bahan
– Proteksi pada bahan
– Integrasi dengan sistem aktif
B. Ketahanan api
– Tipe konstruksi
– Tingkat ketahanan api
– Integrasi dengan sistem aktif
C. Kompartemenisasi
– Ukuran kompartemenisasi
– Pemisahan
– Integrasi dengan sistem aktif
D. Pelindung terhadap bukaan
– Lokasi bukaan yang dilindungi
– Sarana atau peralatan pelindung
– Integrasi dengan sistem aktif
* Jangan panik.
* Jangan menggunakan lift.
* Berjalan dengan cepat dan teratur.
* Jangan lari.
* Segera menuju tangga darurat terdekat.
* Ikuti petunjuk petugas evakuasi.
* Dahulukan penghuni yg cacat/kelainan lain.
* Bantu terhadap tamu yg kurang mengetahui seluk beluk gedung.
* Lepaskan sepatu yang berhak tinggi.
* Segera keluar menuju tempat berhimpun yang telah ditetapkan.
* Jangan berhenti atau kembali ke lantai.
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA
(APAR DAN HIDRAN KEBAKARAN).
 Hentikan kegiatan atau hubungan
telepon.

 Jangan panik dan tunggu


pengumuman selanjutnya.

 Jangan melakukan tindakan yang


membuat orang lain panik (lari,
saling mendorong, berteriak).

 Jika bukan regu Peran kebakaran,


carilah exit terdekat; Jangan sekali-
kali gunakan lift.

 Jika sudah berada di luar


bangunan, jangan masuk kembali
untuk alasan apapun.
 Segera tinggalkan ruangan .
 Jangan pikirkan barang.
 Keselamatan jiwa anda lebih penting.
 INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR,
JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN
LIFT
 TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH
ANDA LEWATI, UNTUK MENGHAMBAT
PENJALARAN API.
 JIKA TERPERANGKAP DI DALAM
RUANGAN, BERITAHU KEBERADAAN
ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
TUTUPLAH CELAH DI BAWAH PINTU
DENGAN KAIN BASAH, UNTUK
MENGHINDARI MASUKNYA ASAP ATAU
KOBARAN API.
 JIKA TERPERANGKAP DALAM RUANGAN
BERASAP, SELAMATKAN DIRI DENGAN
CARA MERANGKAK. UDARA DIBAGIAN
DIBAWAH RELATIF LEBIH BERSIH DARI
PENGARUH ASAP
AWAS !!!
 JANGAN MELOMPAT
SEPERTI INI, TUNGGU
BANTUAN PETUGAS
RESCUE.
Menuju tempat berhimpun…

 Setelah keluar dari pintu terakhir (muara jalan


keluar/Exit Discharge) langsung menuju tempat
berhimpun (Assembly point) yang telah ditentukan.
 Petugas akan melakukan pendataan personil
(penghuni).
 Dilarang memasuki ruangan kembali sebelum
dinyatakan status aman.

You might also like