Professional Documents
Culture Documents
TB Paru
TB Paru
• M.tuberculosis (M.TB) menular antar manusia melalui rute udara. Bakteri ini berbentuk batang
dan bersifat tahan asam sehingga sering dikenal dengan Basil Tahan Asam (BTA).
• Tuberkulosis biasanya menular dari manusia ke manusia lain lewat udara melalui percik renik
atau droplet nucleus (<5 microns) yang keluar ketika seorang yang terinfeksi TB paru atau TB
laring batuk, bersin, atau bicara.
• TB ekstra paru adalah kasus TB yang melibatkan organ di luar parenkim paru seperti
pleura, kelenjar getah bening, abdomen, saluran genitorurinaria, kulit, sendi dan
tulang, selaput otak. Kasus TB ekstra paru dapat ditegakkan secara klinis atau
histologis setelah diupayakan semaksimal mungkin dengan konfirmasi bakteriologis.
6. Malaise
7. Penurunan berat badan
8. Menurunnnya nafsu makan
9. Menggigil
10.Demam
11.Berkeringat di malam hari
2. TB pasca primer
TB pasca primer merupakan pola penyakit yang terjadi pada host yang sebelumnya pernah
tersensitisasi bakteri TB. Terjadi setelah periode laten yang memakan waktu bulanan hingga tahunan
setelah infeksi primer. Hal ini dapat dikarenakan reaktivasi kuman laten atau karena reinfeksi.
B. Pasien yang terkonfirmasi sebagai pasien TBC Rifampisin resistan akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan molekuler (LPA lini dua atau TCM XDR) dan pemeriksaan paket standar uji fenotipik.
D. Pasien dengan hasil MTB indeterminate akan dilakukan pengulangan oleh laboratorium TCM
sebanyak 1 kali untuk memastikan status resistansi terhadap rifampisin.
E. Pasien dengan hasil TCM gagal (invalid, error, no result) akan dilakukan pengulangan oleh
laboratorium TCM untuk memastikan pasien positif atau negatif TBC.
F. Pasien dengan hasil MTB negatif dapat dilakukan pemeriksaan foto toraks dan/atau pemberian
antibiotik spektrum luas.
G. Penegakan diagnosis TBC secara klinis harus didahului dengan pemeriksaan bakteriologis
1) OAT Kategori 1 fase awal dan lanjutan dengan dosis harian. Fase lanjutan dosis harian pada tahun 2021 akan
diprioritaskan untuk TB HIV, pengobatan di RS, TB dengan riwayat pengobatan sebelumnya dan hasil TCM rif
indeterminate
2) OAT Kategori 2 TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk pengobatan pasien TB. Mulai tahun 2021 program TB tidak
menyediakan OAT Kategori 2. Akan tetapi bila stok OAT Kategori 2 masih tersedia di farmasi provinsi, kab/kota dan
fasyankes maka HARUS dimanfaatkan sampai habis
3) Pasien TB MTB pos Rif sensitif yang berasal dari kriteria dengan riwayat pengobatan sebelumnya (kasus kambuh,
gagal dan loss to follow up) diobati dengan OAT Kategori 1 DOSIS HARIAN
4) Sejak tahun 2019, progrm TB sudah menyediakan OAT dalam sediaan tablet dispersible untuk pengobatan TB RO
anak dan TPT anak kontak dengan pasien TB RO. Sediaan ini mudah dikonsumsi oleh anak, namun pemanfaatannya
masih terbatas