You are on page 1of 78

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

FASILITATOR NASIONAL

BUDIMAN, S.Pd
Pelatihan Pengawas Sekolah
-Eksplorasi Konsep-
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

BAHAN AJ AR
Keterampilan Sosial dan
Emosional
Pelatihan Pengawas Sekolah
-Eksplorasi Konsep-
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Sosial dan Emosional Berbasis


Kesadaran Penuh (Mindfulness)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Sesi
• Peserta dapat menjelaskan makna penting KSE
berbasis kesadaran penuh
• Peserta dapat menjelaskan konsep dasar dan
penerapan kesadaran penuh (mindfulness)
• Peserta dapat menjelaskan 5 konsep dasar KSE
• Peserta dapat menjelaskan penerapan KSE sebagai
pengawas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pertanyaan
Pemantik
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran sosial dan emosional
dan implikasinya terhadap kesejahteraan psikologis (well-
being)?
2. Apa saja 5 keterampilan sosial dan emosional?
3. Apa yang dimaksud KS E berbasis kesadaran penuh?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Sosial dan Emosional dalam Bahasa Sehari-


hari
KSE 1. Kesadaran KSE 2. KSE 3. Kesadaran
KSE 4. KSE 5.
Pengambilan
diri sosial Keterampilan
Manajemen diri keputusan
berelasi

• Mengenal diri • Pandai • Empati, • Pandai bergaul, • Adil


• memahami mengelola emosi • paham perasaan
• Kelola pikiran, • open minded • Penuh
emosi sendiri orang lain, pertimbangan
• Kelola perilaku dengan
• tahu prinsip • toleransi, • Peduli dengan
perbedaan,
hidupnya sendiri • Tidak cepat • Peka • percaya diri, sesama
(kejujuran marah • Pengertian • Supel • Tidak egois,
integritas, dll) / • tidak
Berprinsip • dll • Alus, sopan, • bertanggung
cemasan. ramah jawab,
• memahami tubuh • termotivasi
sendiri • dll • tenggang
, rasa,
• Mengenal • tidak mudah
kebiasaan baik • dll
menyerah,
dan buruk • bisa tahan
dirinya
stress, optimis,
dll.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Keterampilan Sosial


Emosional
• Keterampilan yang berhubungan dengan pengetahuan,
kecakapan dan sikap mengenai aspek sosial dan
emosional

Sosial Emosional
Keterampilan berelasi dengan orang lain Keterampilan mengelola diri sendiri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sepakat kah Anda?

Dalam kehidupan sehari-hari kata “emosi”


sering disandingkan dengan sesuatu yang
negatif

“Dia emosional banget sih!”

“Saya tuh emosi ya!”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Padahal emosi adalah bagian yang penting untuk kita kenali


dan kelola sebagai manusia.
Faktanya keberhasilan karir seseorang secara profesional,
kesejahteraan psikologis diri sendiri, dan juga kualitas
hubungan dengan orang lain (keluarga, teman, dll) amat
ditentukan oleh kecerdasan emosi seseorang.

Untuk melatih kecerdasan emosi, langkah awal


adalah mampu menyadari emosi yang kita
rasakan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran
Diri
KSE 1.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam kehidupan sehari-hari, apakah


selama ini saya menyadari emosi-emosi
saya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Kesadaran
Diri
• Kesadaran diri merupakan keterampilan yang
cakupannya luas meliputi emosi, pikiran, nilai-
nilai pribadi, dan pemahaman akan kekuatan
dan kekurangan diri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Fokus Modul

KESADARAN DIRI

Memahami dan Emosi Saat ini saya sedang gelisah


Menghayati…. Saat ini saya sedang marah
Saya bahagia Ketika saya
dapat…
Saya kecewa Ketika saya
Pikiran “saya sudah…
mendengar berpikir negatif tentang orang
ini”
“saya
Nilai-nilai Sesibuk apapun saya, sabtu minggu
diri hanyalah untuk keluarga

Kekuatan / kelebihan Saya punya etos kerja yang tinggi

Keterbatasan Saya tidak mampu mengerjakan hal yang


mendadak
Saya kurang rapi dalam hal adminstratif

Percaya diri Saya percaya saya selalu bisa adaptasi


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Berlatih
mengidentifikasi emosi
dengan jujur
• Identifikasi setidaknya 4
emosi yang cukup sering
muncul selama dua
minggu belakangan (cukup ketik
nama emosinya saja)

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah kita sudah benar-benar jujur dengan diri kita


saat menyebutkan emosi yang muncul?

Apakah kita terlalu banyak fokus ke emosi negatif?

Atau apakah kita berusaha menutupi emosi


negatif denganemosi positif karena malu
mengakuinya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

6 Emosi Dasar (Paul Eckman,


1972)
Senang Takut
Mari
pemicu
menyadari
Takjub
6 emosi
dari kita Jijik
dasar
dengan pikiran
dan
terbuka
rasa ingin
tahu
Marah Sedih
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa Senang Takut


biasany
yang
a dapat
memicu Takjub Jijik
saya
m erasaka
n Marah Sedih
emosi :
Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang bisa kita pelajari dari sesi


tentang kesadaran diri?
(1 menit)

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Manajeme
n Diri
KSE 2.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah selama ini saya lebih


sering mengelola emosi atau
dikuasai emosi?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Manajemen
Diri
Kemampuan untuk mengelola emosi, pikiran, dan
perilaku diri secara efektif dalam berbagai situasi
dan untuk mencapai tujuan dan aspirasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Manajemen diri dimulai


dari..
• Manajemen diri dimulai dari kesadaran diri, yakni kita
menyadari apa yang terjadi di dalam diri kita (pikiran apa
yang memenuhi kepala kita, emosi apa yang kita
rasakan) sebelum akhirnya pikiran dan emosi itu kita
wujudkan menjadi perilaku
• Namun, ada kalanya pikiran dan emosi kita tidak
terbendung. Sehingga kita perlu mengambil jeda
untuk menenangkan diri kita
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari Tarik
Napas…
• Rilekskan badan
• Tarik napas yang dalam
• Hembuskan…
• Tarik napas yang dalam
• Tahan 3 hitungan
• Hembuskan perlahan…

(mari ulangi beberapa


kali)
Aktivitas (tautan contoh skrip terlampir)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

S TOP
!

Stop Berhenti sejenak

Take a breath Ambil nafas dalam

Observe Amati sensasi pada tubuh, perasaan,


pikiran, dan lingkungan

Proceed Selesai dan lanjutkan kembali aktivitas


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

STOP! Mari kita praktikkan.


Amati perbedaan tubuh, perasaan dan pikiran Anda
setelah mempraktikkan STOP

Stop Berhenti sejenak

Take a breath Ambil nafas dalam

Observe Amati sensasi pada tubuh, perasaan,


pikiran, dan lingkungan

Proceed Selesai dan lanjutkan kembali aktivitas

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang bisa kita pelajari dari Teknik


STOP untuk manajemen diri?

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran
Sosial
KSE 3.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketika berelasi dengan orang lain, apakah saya


sadar dengan kondisi, situasi, perspektif, cara
berpikir dan perasaan orang-orang di sekitar
saya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Kesadaran
Sosial
Kesadaran sosial adalah kemampuan untuk memahami
sudut pandang dan dapat berempati dengan orang
lain termasuk mereka yang berasal dari latar belakang,
budaya, dan konteks yang
berbeda-beda.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kisah Bapak Tua dan Dua Anak Berisik


di Kereta

Kasus
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3 pertanyaan
dasar
1. Apa yang dirasakan orang tersebut? Mengapa dia
merasa begitu?
dapat
2. Apa yang mungkin akan dia lakukan? Mengapa
dia melakukan itu?
3. Apa yang saya rasakan mengalami kejadian
atau jikasituasi
berada pada yang sama?

Bagaimana Tanggapan Anda atas kasus berikut


ini?
Diskusi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pada suatu hari, bayangkan Anda sedang di perjalanan naik kereta. Misalkan kereta dari
Surabaya ke Jakarta. Anda ingin tidur di perjalanan karena sudah seminggu ini tidur
begadang mengerjakan banyak proyek dengan target yang berdekatan. Saat itu pukul
20.00, baru saja Anda hampir terlelap, tiba-tiba dua anak kecil berusia sekitar 4 dan 6
tahun berteriak, tertawa dan berlari-lari mundar-mandir. Anda melihat situasi sekitar dan
mendapati ayah dari kedua anak itu persis di belakang Anda. Orang-orang di sekitar yang
sedang bermain game di smartphone, sedang bercengkrama atau sedang makan terlihat
agak terganggu, tetapi semuanya diam saja. Anak-anak itu sesekali diam, tapi kemudian
tertawa kencang lagi, memperebutkan mainan, lari ke sana kemari. Anda yang sudah
kurang tidur seminggu lebih tidak bisa menahan diri.
Anda segera menegur ayah dari anak-anak tersebut dengan nada yang cukup tajam, “Pak,
ini kendaraan umum, banyak yang terganggu dan tidak bisa istirahat. Anaknya tolong
dikondisikan ya, Pak”.

Kasus
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari mempraktikkan 3 pertanyaan


empatik:
1. Apa yang dirasakan bapak dari kedua anak
tersebut?
2. Mengapa ia melakukan hal tersebut?
3. Apa yang saya rasakan jika saya berada di
situasinya?

Diskusi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Anda segera menegur ayah dari anak-anak ĞersebuĞ dengan bahasa


yang cukup Ğajam, “Pak, ini ĞempaĞ umum, banyak yang Ğerganggu dan
Ğidak bisa isĞirahaĞ. Anaknya Ğolong dikondisikan ya, Pak”.

Sekilas, dari maĞanya Ğerpancar kelelahan dan kesedihan. Namun,


Bapak iĞu Ğersenyum sedikiĞ, menaĞap maĞa Anda dan berkaĞa,

“Maaf, ibu dari kedua anak ini baru saja meninggal. Tiga hari ini mereka
Ğidak bisa ĞerĞawa karena mereka menangis Ğerus. Baru sekarang
mereka bisa ĞerĞawa, dan kami akan Ğurun di Bandung beberapa saaĞ
ini, jadi semoga mereka Ğidak mengganggu Ğerlalu lama lagi. Saya
coba panggil mereka ya…”

*) diadaptasi dari: Covey, S. R. (2013). The 7 habiĞs of highly effecĞive people:


Powerfulin personal change. Simon and
lessons
Schuster.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Empat
i
Empati adalah kemampuan untuk mengenali dan
memahami serta ikut merasakan perasaan-emosi orang
lain
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Empati untuk menghapus


• prasangka
Sering kali kita sudah melakukan judgment
(penghakiman) terhadap seseorang
• Bapak tua dan anak kecil berisik 🡪 “Pasti Bapaknya tidak
bisa mendidik anak”
• Pada banyak kasus, kita berperilaku sesuai dengan
judgment
kita terhadap orang lain dan meniadakan empati dari diri
kita
• Dengan berusaha membayangkan situasi orang lain,
atau dengan bertanya mengenai situasi orang lain,
kita akan mampu lebih berempati dan menghindari
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Setiap orang memiliki alasan untuk berperilaku tertentu


(seperti sang Ayah yang membiarkan anaknya berlari
dan berteriak di kereta)

Mungkinkah kita bisa membaca situasi dan


memahami setiap orang yang perilakunya kita
anggap sulit?

Bagaimana kita dapat lebih berempati dan


dapat merespon dengan lebih
empatik?
Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

JED A (3-5

menit)
Silakan off sejenak dari layar
• Nikmati minuman/cemilan, nikmati udah sejuk
dari jendela, atau lakukan peregangan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan
Berelasi
KSE 4.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah saya mampu membangun dan menjalin


hubungan yang positif dengan orang lain?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi keterampilan
berelasi
Keterampilan berelasi adalah keterampilan
untuk membangun dan mempertahankan
hubungan-hubungan yang sehat dan suportif.

(Hubungan yang sehat dan suportif: hubungan


yang saling menghargai, jujur, percaya,
berkompromi, mendukung, tidak mengekang dan
tidak memaks a)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan
Berelasi
Keterampilan berelasi dapat dilihat dari tiga keterampilan di bawah ini:
1. Membangun hubungan yang positif : relasi yang terjalin
dilandasi dengan keterbukaan, penghargaan, kebaikan, dll.
2. Mengembangkan kemampuan bekerja sama: mampu menyusun
dan menyepakati tujuan bersama, saling mendukung, dll
3. Dapat menyelesaikan konflik: jika terjadi perselisihan, mampu
diatasi dengan percakapan terbuka, tenang, saling memahami
dan saling berempati.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tantangan utama dalam menjaga


relasi
KOMUNIKAS
I
● Komunikasi yang baik menguatkan relasi yang sudah dibangun
● Komunikasi yang baik dapat membantu kita mencapai kesepakatan bersama
● Komunikasi yang baik dapat membantu kita menyelesaikan konflik dengan
ringan`

Komunikasi yang tidak baik, dapat menjadi pemicu masalah dan


juga memperpanjang masalah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Diperlukan komunikasi yang


‘baik’
KOMUNIKAS
I
Efektif Empatik

Mengkomunikasikan apa yang kita pikirkan dan rasakan sambil memahami dan
mempertimbangkan perspektif dan perasaan orang lain serta mendiskusikan topik
pembicaraan dengan penuh keterbukaan untuk mencapai kesepakatan bersama.
Hubungan yang sehat dan suportif
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KOMUNIKAS
Kesadaran Sosial
I (KSE 3)

Efektif Empatik

3C Active-Constructive
Responding I Statement
Clear, Confident, Calm
Jelas, Yakin, Tenang
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3C (Clear, Confident,
Calm)
Clear (jelas) • Tidak berputar-putar, singkat.

Confident • Yakin, mantap, tidak penuh keraguan,


(percaya diri) tidak plin-plan

• Menyampaikan dengan tenang, tidak


Calm (tenang) terburu-buru
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Active Constructive
Responding
• Adalah cara bereaksi terhadap peristiwa baik dengan
cara merespon secara aktif dan membangun.

• Teknik komunikasi ini dapat mendorong terjalinnya


relasi yang sehat dan suportif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“Bu/Pak, aku lolos seleksi lomba


nyanyi tingkat provinsi…”
Constructive Destructive
Wah keren! loh kok ga izin dulu,
Active

Kapan? Apa yang harus disiapkan? Nanti nilai sekolahnya turun


Ceritain dong ke Ibu. kamu tugas sekolah aja keteteran,
sekarang ikut-ikut lagi yang ga penting.

Oh bagus-bagus… Ohya?
Mamah juga dulu pernah ikut sampai
Passive

tingkat nasional (fokus ke diri sendiri)


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“Pak, puji syukur sekolah saya jadi


percontohan sekolah hijau tingkat
kota….”
Constructive Destructive
Wah selamat! Nambah-nambah kerjaan aja, Pak!
Active

Udah persiapan apa saja? Paling nanti juga capek sendiri


bagaimana ceritanya sampai jadi
percontohan?

Oh bagus itu. Hanya tingkat kota?


Sekolah X udah duluan ikut, bagus itu. saya
Passive

juga dulu waktu jadi Kepala sekolah sampai


jadi contoh provinsi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“I
s• tatement”
Teknik komunikasi “I statement” atau “I message”
adalah teknik untuk berbicara dengan seseorang dan
menyampaikan maksud Anda dengan berfokus pada
perasaan atau pikiran Anda mengenai suatu
situasi yang tidak nyaman

• I Statement membangun kesan bukan menggurui,


menyalahkan, atau menyerang.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kolom mana yang berpotensi membangun


komunikasi yang lebih efektif dan
empatik?
Kamu ga bisa ya beresin rumah? Kamu Aku sedih dan pusing tiap pulang ke
kok betah sih lihat rumah kayak kapal rumah dalam keadaan berantakan
pecah

Kamu harus bilang kalau gak sanggup. Aku senang loh kalau kamu mau cerita
Jangan tiba-tiba nangis pas ada masalah

Kamu jadi anak pulang malam mulu! Sebagai orang tua aku khawatir setiap
kali kamu pulangnya larut

Bapak itu harusnya menjelaskan dulu Kalau boleh memberi saran, saya pikir
ke guru-guru, baru jalankan sistemnya lebih baik kalau ke depannya, Bapak,
selaku pimpinan di sekolah ini, menjelaskan
dulu kepada guru-guru apa itu kurikulum
merdeka sebelum langsung menerapkannya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Keterampilan Berelasi dan Teknik


Komunikasi Empatik-Efektif
Menggunakan komunikasi active-constructive agar tercipta
Menjalin relasi hubungan yang suportif, empatik, dan saling menghargai
Active-Constructive
positif “saya dengar sekolah Ibu terpilih jadi ………….. wah selamat
ya! bagaimana ceritanya?”

Menyampaikan maksud dengan jelas, percaya diri, dan


Kemampuan ketenangan untuk mencapai tujuan
Kerjasama bersama
“Terima kasih sudah menjelaskan situasinya. Menurut saya, hal yang
3C
perlu menjadi fokus utama kita saat ini bukanlah meningkatkan
motivasi guru yang malas, tetapi mencari tahu mengapa mereka tidak
termotivasi.

Menggunakan “I statement” dan memahami perspektif orang lain


agar
tidak debat kusir menunjukan siapa yang benar dan siapa yang
Penyelesaian Konflik salah
“Saya merasa alangkah lebih baik kalau Bapak segera melapor I Statement
ke pengawas atau ke Dinas Pendidikan jika hal seperti ini terjadi
lagi”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Jika semua teknik


komunikasi belum berhasil
● Tarik napas
● Ambil jeda
● Praktikkan STOP
kapanpun Anda mulai
gusar, cemas, atau ingin
marah

Pengingat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bagaimana teknik komunikasi saya selama ini?


Apa yang bisa saya perbaiki untuk kehidupan
saya ke depannya?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pengambilan
Keputusan yang
Bertanggung Jawab
KS E
5.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketika menghadapi suatu masalah, apakah


kita sudah benar-benar memahami akar
dari masalahnya serta bisa
mendefinisikan masalahnya lebih konkrit?

Apakah kita sudah bijak dalam membuat


keputusan?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Pengambilan
Keputusan
Pengambilan keputusan adalah kemampuan untuk
mengambil pilihan-pilihan membangun yang
berdasar atas kepedulian, pertimbangkan standar-
s tandar etis dan rasa aman, serta untuk
mengevaluasi manfaat dan konsekuensi dari
bermacam-macam tindakan dan perilaku untuk
kesejahteraan psikologis (well-being) diri sendiri,
masyarakat, dan kelompok.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG BERTANGGUNG
JAWAB
P O O Ch
Problem Option Outcomes Choice
s
Mengevaluasi situasi: Menganalisis alternatif Mempertimbangkan ● Apa yang dipilih?
● Apa harapan saya? pilihan: konsekuensi dari ● Mengapa memilih
● Apa yang terjadi? ● Apa saja yang masing-masing itu?
● Apa akar dapat dilakukan? pilihan: ● Apakah itu
penyebabnya ● Apa saja pilihan ● Apakah saya keputusan/piliha
? yang berbeda? mengetahui n yang terbaik?
konsekuensi dari ● Apakah saya siap
tiap pilihan bagi diri menghadapi
saya dan orang segala
lain? konsekuensinya?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Pilihan apa yang saya
ambil

P
Problem
O
Option
O
Outcomes
CH
Choices
Apa saja yang bisa apa yang akan terjadi?
dilakukan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kepala Sekolah S MP “Kadang Bahagia” di Jambi mengeluhkan


bahwa guru-guru tidak termotivasi alias bermalas-malasan
dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan juga
melakukan tugas adminis tratif.

Apa yang bisa dilakukan?

KASUS
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Pilihan apa yang saya
ambil

P
Problem
O O
Outcomes
CH
Option Choices
Apa saja yang bisa apa yang akan terjadi?
dilakukan Guru akan menjadi lebih
Mengundang trainer /
motivator handal /
bersemangat Mengundang
Guru “malas” dan guru inspiratif nasional
Guru akan terinspirasi
guru
tidak termotivasi inspiratif
dalam
nasional agar
menjalankan Guru akan lebih terampil
tugasnya sebagai Membuat pelatihan membagi waktu guru-guru
“manajemen waktu”
pengajar dan untuk guru-guru Semua kerjaan selesai
lebih
melaksanakan termotivasi
tugas administrasi
Guru lebih memiliki tujuan (dan ada
Membuat Outbond kenalan)
untuk refreshing Guru bisa mencapai
tujuan-tujuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh di atas adalah contoh tidak


tepat
Masalah tidak teridentifikasi dengan jelas sehingga solusi
yang ditawarkan sudah pasti tidak tepat sasaran
Malas → apa yang menyebabkan guru malas?
Kepala Sekolah dan Pengawas perlu menggali lebih dalam akar dari
“malas” (kesadaran sosial)
Bisa jadi malas bersumber dari:
1) Tuntutan pekerjaan yang sudah terlalu banyak

2) Guru-guru merasa tidak diperhatikan oleh pimpinan sekolah


3) Guru di sekolah “Kadang Bahagia” kurang memaknai peran dan
nilai sebagai pendidik

Memberi pelatihan belum tentu menjadi solusi yang baik dan relevan
Perlu juga dipertimbangkan pro dan kontranya (biaya, waktu, dll)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Pilihan apa yang saya
ambil

P
Problem
O O
Outcomes
CH
Option Choices
Apa saja yang bisa apa yang akan terjadi?
dilakukan
+ Beban kerja guru akan
Reformasi menjadi lebih ringan
administratif dan
- Ada banyak dokumen dan
birokrasi sistem yang perlu di cek
Guru memiliki ulang (RPP jadi 1 halaman) Setelah
beban kerja mempertimbangkan
+ tugas mengajar dan
administratif yang administrasi akan lebih opsi dan outcomes,
Merekrut tambahan
teramat banyak ringan
beberapa guru dan membentuk tim
sehingga lelah tenaga kependidikan - Sekolah perlu
dengan tugas lain menyiapkan budget pokja adalah pilihan
seperti mengajar + Tim pokja akan fokus yang diambil
menganalisis dokumen dan
Membuat tim pokja sistem yang perlu diperbaiki
(kelompok kerja) + Kepala sekolah tidak
memikul beban sendiri
untuk reformasi
- Sementara waktu akan
administratif ada guru yang fokus
menjadi tim pokja
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam pengambilan keputusan,


bagaimana saya mendefinisikan masalah, memikirkan
pilihan-pilihan solusi, dan memetakan dampak
keputusan-keputusan yang saya ambil bagi diri saya
dan orang lain?

Apakah saya sudah memahami konsekuensinya dan


siap menghadapi konsekuensi dari keputusan yang
saya ambil?

Kesimpulan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran
Penuh
(Mindfulness
)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apakah saya sudah cukup mindful / sadar


penuh / eling dalam menjalani hidup sehari-
hari?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketiadaan kesadaran penuh


dalam kehidupan sehari-hari
● Ketika cuci piring tiba-tiba saja sudah selesai
● ketika naik kendaraan tiba-tiba saja sudah sampai (untung dengan selamat!)
● Ketika berjalan kaki tiba-tiba sudah sampai
● Duduk di kursi depan kelas saat narasumber berbicara tetapi pikiran
Anda melamunkan hal lain
● Tidak memahami poin-poin yang disampaikan lawan bicara Anda (rekan
kerja, istri/suami, anak, saudara) karena sibuk dengan gawai Anda
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

hidup tidak sadar


penuh
• rasanya waktu kok cepat habis
• yang dikerjakan belum banyak tapi sudah lelah
(karena pikiran ke sana kemari)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran penuh dalam kehidupan sehari-


hari
• Tidak melampiaskan amarah ke anak atau pasangan
Ketika stress di kantor
• Tidak melampiaskan amarah ke bawahan saat ada
masalah rumah tangga
• Tidak makan banyak karena stress
• Tidak merokok lebih banyak karena stress
• Naik motor tidak melamun
• Bercakap-cakap dengan orang tanpa mengecek
smartphone
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Definisi Kesadaran
Penuh
Kesadaran penuh (mindfulness) adalah kesadaran yang muncul ketika
seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi saat ini
dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan kebaikan.


Memberikan perhatian artinya kita secara sengaja fokus pada apa
yang sedang kita kerjakan
-
Rasa ingin tahu artinya kita penuh dengan keingintahuan,
kekaguman dan tanpa penghakiman atas sesuatu yang sedang kita
beri perhatian.
-
Kebaikan artinya kita menggunakan prinsip cinta kasih
untuk
menghargai, bersyukur atas apapun yang sedang kita hadapi atau
kita lakukan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran Penuh dapatdilatih dan


ditumbuhkan melalui berbagai kegiatan sehari-hari
yang dilakukan secara sadar penuh/ mindful

Misalnya, mengerjakan pekerjaan rumah


Ğangga, menekuni hobi, berjalan, makan,
menganĞri, dll
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Fakta
• menarik:
Secara saintifik, latihan berkesadaran penuh yang
konsisten dapat memperkuat hubungan sel-sel saraf
(neuron) otak yang berhubungan dengan fokus,
konsentrasi, dan kesadaran (Hawn Foundation,
2011)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari berjeda kembali


(S TOP)
Tarik napas…
amati napas yang berhembus masuk dan keluar
(perhatian pada kondisi saat ini)

Jika ada pikiran, perasaan atau sensasi yang muncul (entah itu bahagia,
sedih, lelah) → amati perasaan itu dengan terbuka
(rasa ingin tahu)

Berterima kasih lah pada semua rasa dan pikiran itu karena mereka
menjadikan kita manusia (Kebaikan dan welas asih)

Aktivitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai basis


KSE
• Kesadaran penuh (mindfulness) jika terus dilatih dan dikembangkan dapat
menjadi pondasi dasar untuk semua KSE.
• Dengan kesadaran penuh, otomatis kita akan semakin dapat menyadari emosi dan
pikiran yang kita rasakan (kesadaran diri).
• Dengan kesadaran penuh, kita akan lebih bisa mengendalikan diri kita
(pengendalian diri).
• Kesadaran penuh dapat membuat kita lebih berempati terhadap orang lain
(kesadaran sosial).
• Kesadaran penuh dapat membantu kita untuk berelasi dengan lebih baik lagi dan
membuat keputusan yang lebih bijak untuk berbagai pihak (keterampilan berelasi
dan pengambilan keputusan)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang telah kita pelajari sejauh


ini?

Renungan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Terima kasih
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Daftar
• Pustaka
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007
• Perdirjen No 6565/B/GT/2020 tentang model pengembangan kompetensi guru
• Wax, R. (2018). How to be Human: The Manual. Penguin UK.
• Covey, S. R. (2013). The 7 habits of highly effective people: Powerful lessons in personal change. Simon and
Schuster.
• Kabat-Zinn, J. (1994). Wherever you go. There You Are: Mindfulness Meditation in Everyday Life.
• Siegel, R. D., Germer, C. K., & Olendzki, A. (2009). Mindfulness: What is it? Where did it come from?. In Clinical
handbook of mindfulness (pp. 17-35). Springer New York.
• Williams, J. M. G., & Kuyken, W. (2012). Mindfulness-based cognitive therapy: a promising new approach to
preventing depressive relapse. FOCUS, 10(4), 489-491.
• Teasdale, J. D., Segal, Z. V., Williams, J. M. G., Ridgeway, V. A., Soulsby, J. M., & Lau, M. A. (2000). Prevention of
relapse/recurrence in major depression by mindfulness-based cognitive therapy. Journal of consulting and
clinical psychology, 68(4), 615.
• Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2022). Modul 2.2 Pembelajaran Sosial dan Emosional
• https://casel.org/fundamentals-of-sel/what-is-the-casel-framework/ diakses tanggal 15 Januari 2022
• https://www.panoramaed.com/blog/guide-to-core-sel-competencies diakses tanggal 5 Februari 2022
• https://innerexplorer.org/mbsel diakses tanggal 6 Februari 2022

You might also like