You are on page 1of 12

MUHAMMADIYAH DAN

PENDIDIKAN
KELOMPOK 3
1. Eko Saktiono 202110380211019
2. Arifah Uswatun Kossah 202110380211015
3. Saskia Dinda Lestari 202110380211037
4. Anisa Utami 202110380211031
5. Ullyl Vaizatul Viananda M. 202110380211027
1. Filsafat Pendidikan Muhammadiyah
• Sumber utama pelaksanaan pendidikan Muhammadiyah bersumber pada
Al-Qur’an dan As-sunnah. Dalam mata keyakinan dan cita hidup
Muhammadiyah juga dijelaskan bahwa
1. Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nai
munkar
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada Rasulnya
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan :
a. Al-Qur’an.
b. Sunnah Rasul.

 Filsafat pendidikan Islam adalah suatu analisis atau pemikiran rasional


yang dilakuka secara kritis, radikal, sistematis, dan metodologis untuk
memperoleh pengetahuan mengenai hakikan pendidikan Islam.

2
 Menurut Al-Syaibany melandaskan bahwa filsafat pendidikan Islam harus
mengandung unsur-unsur dan syarat-syarat sebagai berikut :
1) Dalam segala prinsip, kepercayaan dan kandungannya sesuai dengan ruh (spirit)
islam.
2) Berkaitan dengan realitas masyarakat dan kebudayaan serta sistem sosial,
ekonomi, dan politiknya.
3) Bersifat terbuka terhadap segala pengalaman yang baik (hikmah).
4) Pembinaannya berdasarkan pengkajian yang mendalam dengan memperhatikan
aspek-aspek yang melingkungi.
5) Bersifat universal dengan standar keilmuan;
6) Selektif, dipilih yang penting dan sesuai dengan ruh agama islam;
7) Bebas dari pertentangan dan persanggahan antara prinsip-prinsip dan kepercayaan
yang menjadi dasarnya.
8) Proses percobaan yang sungguh-sungguh terhadap pemikiran pendidikan yang
sehat, mendalam dan jelas.

3
2. Sejarah Pendidikan Muhammadiyah
 Berdirinya Muhammadiyah didasari oleh 2 faktor, yaitu :

Faktor Eksternal Faktor Internal

Pendidikan Muhammadiyah
merupakan faktor eksternal dari
berdirinya Muhammadiyah karena
faktor eksternal berdirinya
Muhammadiyah merupakan faktor-
faktor yang berada diluar ajaran Islam.

 Terjadi dualisme sistem pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan Belanda.

1 2

Pendidikan sekolah-sekolah belanda Pendidikan di pesantren yang hanya


yang sekuler, yang tak mengenal mengajar ajaran-ajaran yang
ajaran-ajaran yang berhubungan berhubungan dengan agama saja.
dengan agama.

4
 Berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah bertujuan untuk menggabungkan hal-hal
positif yang terjadi pada dualisme sistem pendidikan yang terjadi di Indonesia pada masa
penjajahan Belanda.

 Untuk menyatukan kedua sistem pendidikan tersebut, Kyai Dahlan melalukan dua tindakan
sekaligus.
1) Kyai Dahlan memberi pelajaran agama di sekolah-sekolah Belanda yang ada.
2) Kyai Dahlan membangun sekolah-sekolah yang mengajarkan pendidikan agama dan
pengetahuan umum secara bersamaan.

 Kyai Dahlan menggunakan metode pengajaran yang bersifat konseptual dengan


memperhatikan prinsip keseimbangan moderat dalam mengelola lembaga pendidikan
antara akal sehat dan kesucian hati serta mengedepankan prinsip pembaruan inovasi dalam
menjalankan amal usaha dalam bidang pendidikan.

 Hingga pada saat sekarang pendidikan di Muhammadiyah mengalami kemajuan, dari


tahun 1912 hingga sekarang.

 Pada era modern ini, ide Kyai Dahlan tersebut sudah menjadi fenomena umum karena
sudah diakomodir negara serta sudah banyak dilakukan oleh yayasan pendidikan Islam
lain.
 Forum tertinggi persyarikatan Muhammadiyah yaitu muktamar senantiasa melahirkan
keputusan-keputusan yang menunjukkan perhatian dan komitmen Muhammadiyah dalam
bidang pendidikan.

5
3. Strategi Pengembangan Pendidikan Muhammadiyah
Adapun karakteristik yang menjadi ciri khas khusus dari pendidikan Muhammadiyah ialah:
 Keberadaan pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Dengan AIK menjadikan
pendidikan Muhammadiyah menjadi salah satu organisasi Islam yang memiliki ciri utama dalam
sistem pendidikan. Al-Islam merupakan penjabaran dari Pendidikan Agama Islam (PAI) yang
meliputi: Al-Qur‟an/Hadits, Aqidah, Akhlak, Ibadah, dan Tarikh. Adapun Kemuhammadiyahan
merupakan pendidikan terhadap ideologi khusus dari Muhammadiyah serta sejarah yang
menyertai keberadaan Muhammadiyah sejak awal didirikan sampai saat ini. Pelajaran AIK
menjadi preferensi orangtua siswa dalam memilih sekolah Muhammadiyah dan daya tarik yang
dimiliki oleh lembaga pendidikan Muhammadiyah. Tanpa pendidikan AIK, sekolah
Muhammadiyah akan terjebak dalam kubangan pendidikan yang berakar dari paradigma
positivistik yang lebih mengutamakan hal-hal bersifat materiil-ekonomi dan mengabaikan
dimensi non-materiil.

 Tata kelola pendidikan Muhammadiyah dengan model kepemimpinan yang kolektif-kolegial.


Salah satu kunci sukses pendidikan Muhammadiyah terletak pada model kepemimpinannya
yang memiliki ciri khas, dan umum dikenal sebagai kolektif-kolegial. Secara konseptual, model
kepemimpinan kolektif-kolegial tidak didasarkan pada pribadi atau satu orang tokoh saja. Model
ini juga memberi kemungkinan untuk mengaktualisasikan keadilan organisasi, seperti: distribusi
keadilan, keadilan prosedural, keadilan interpersonal, dan keadilan informasi. Tata kelola
kepemimpin yang memiliki kualifikasi kompetensi sebagai berikut; (1) ke-Islaman, (2)
kepribadian, (3) ke-Muhammadiyahan, (4) manajerial, (5) kewirausahaan (sosial), (6) sosial
serta kerjasama, (7) loyalitas organisasi, (8) regenerasi, dan (9) kompetensi individu. Periodisasi
kepemimpinan dilakukan setiap 4 tahun sekali, diangkat dan dipilih oleh Persyarikatan
Muhammadiyah. Haedar Nashir (2011) menegaskan bahwa kebijakan atau keputusan sekolah
harus selalu diambil oleh sistem berbasis kolektif-kolegial. 6
 Kader Muhammadiyah sebagai sumber daya manusia (SDM) dalam menjalankan lembaga pendidikan
Muhammadiyah. Kader Muhammadiyah adalah tenaga inti penggerak persyarikatan yang memiliki
totalitas jiwa, sikap, pemikiran, wawasan, kepribadian, dan keahlian sebagai pelaku atau subyek
dakwah Muhammadiyah di segala lapangan kehidupan. Karena itu, kader Muhammadiyah harus
senantiasa teruji dan terdidik dalam keseluruhan dimensi kemanusiaannya itu, sehingga mampu
mengemban misi Muhammadiyah kini dan masa mendatang dalam berbagai tantangan zaman. Kader
Muhammadiyah dipersiapkan agar dapat membawa misi Muhammadiyah sebagai pelopor, pelangsung,
dan penyempurna amal usaha Muhammadiyah (AUM).

 Adanya pelibatan dari masyarakat dan orangtua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan
Muhammadiyah. Kesadaran masyarakat dan orangtua untuk turut berpartisipasi dalam meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia selama ini masih sangat rendah. Berbeda dengan apa yang terjadi di
negara-negara maju, terutama penganut sistem desentralisasi, yang menunjukkan tingginya kesadaran
masyarakat sebagai pemilik dan penanggungjawab lembaga pendidikan. Partisipasi dari masyarakat
disebabkan karena kesadaran dan yakin bahwa pendidikan adalah modal utama bagi peningkatan
kualitas hidup keluarga, masyarakat, dan bangsa (Pidarta, 1998; Arif Budi Raharjo, 2009). Pelibatan
masyarakat dan orangtua siswa tidak dapat ditinggalkan. Pendidikan Muhammadiyah harus dapat
membangun pola komunikasi ideal agar tidak terjadi komunikasi satu arah, yaitu dari pihak lembaga
pendidikan kepada masyarakat atau orangtua dan tidak ada hubungan timbal balik. Beberapa aktivitas
yang telah dilakukan oleh para guru dalam membangun usaha memajukan hubungan lembaga dengan
masyarakat diantaranya; (1) mengunjungi rumah-rumah dalam rangka memecahkan masalah
pendidikan atau membina persahabatan, (2) menunjukkan sikap positif terhadap orangtua tentang
kemajuan siswa, baik secara tertulis maupun melalui media komunikasi, (3) bekerjasama dengan
masyarakat dalam mengembangkan kebijakan terkait pekerjaan rumah para siswa, (4) berusaha
mencari jalan untuk memperbaiki komunikasi antara lembaga dengan masyarakat, dan (5) menghargai
warga masyarakat yang terampil dengan cara memanfaatkannya sebagai nara sumber.

7
4. Perjuangan Muhammadiyah di Bidang Pendidikan
 Islam sangat mementingkan pendidikan. Dengan pendidikan yang benar dan
berkualitas, individu- individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya
memunculkan kehidupan sosial yang bermoral.

 Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam yang mempelopori


pendidikan Islam modern. Saat kolonial belanda menjajah bumi nusantara,
pendidikan Islam telah tersebar luas dalam wujud “Pondok pesantren”.
Cabang ilmu yang diajarkan sebatas hadist, fiqih, ilmu tauhid, ilmu tasawuf
dan ilmu bahasa arab. Ini berlangsung hingga awal abad ke-20.

 K.H Ahmad Dahlan beserta para tokoh bertekad untuk memperbarui


pendidikan bagi umat Islam. Pembaharuan yang di maksud di bagi menjadi
dua segi yaitu segi cita-cita dan segi tekhnik.

8
Tantangan Muhammadiyah Memperjuangkan dalam Bidang Pendidikan
 Masalah kualitas Pendidikan
 Permasalahan profesionalisme guru
 Masalah kebudayaan (Alkuturasi)
 Permasalahan Strategi pembelajaran
 Masalah kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi.

Hubungan Muhammadiyah dengan Ormas Lainnya


Disamping muhammadiyah, juga terdapat ormas lain yang sangat besar
pengaruhnya di Indonesia yaitu Nahdatul Ulama (NU). Organisasi Nahdatul Ulama
di dirikan oleh KH. Hasyim Asy’ri pada tanggal 31 Januari 1926, di Kertopaten,
Surabaya. Nahdatul Ulama berarti “kebangkitan utama”. Para ulama tersebut pada
mulanya membahas tentang penunjukan delegasi komite hijazz yakni Utusan
Muslim Indonesia maka secara spontan dibentuk organisasi yang kemudian diberi
nama Nah.

9
5. Amal Usaha Muhammadiyah di Bidang Pendidikan
a. Pendidikan Muhammadiyah dalam perspektif historis

1 Faktor subjektif tak lepas dari


pendiri muhammadiyah yang
memiliki kepedulian dan
komitmen terhadap islam yang 2 Faktor objektif yang dihadapi
pribumi: adanya dualisme
benar.
model pendidikan yang saling
bertolak belakang sebagai
akibat dari penjajahan Belanda.
hal ini menjadi dasar
pendidikan muhammadiyah
3berkembang
Dua sistem pendidikan yang
pada saat itu pertama,
berdiri.

sistem pendidikan tradisional


contoh : pondok pesantren kedua,
sistem pendidikan sekuler yang
dikelola pemerintah belanda
sehingga pembelajaran agama 4 Atas dasar sistem dua pendidikan
tersebut mendirikan pendidikan
tidak diberikan. muhamamdiyah dengan mengambil
bagian dari sistem pendidikan barat
dan sistem pendidikan tradisional.
10
b. Amal Usaha Muhammadiyah
1) Mendirikan sekolah-sekolah umum dan memasukkan kedalamnya ilmu-ilmu keagamaan.
2) Mendirikan Madrasah-Madrasah yang juga diberi pendidikan pengajaran ilmu-ilmu
pengetahuan.
3) Mendirikan Perguruan Tinggi/Universitas dengan dimasukannya pula didalamnya ruh
pergerakan Al-Islam dan Kemuhamadiyahan pada jurusan non agama.

c. Kontribusi Muhammadiyah dalam Pendidikan

1 2

Lembaga pendidikan DIKDASMEN Keterlibatan organisasi


Muhammadiyah mampu mengelola Muhammadiyah dalam
pendidikan formal 5.264 buah mencerdaskan masyarakat Indonesia
Sekolah/madrasah, sementara DIKTI dari sabang sampai merauke,
Muhammadiyah mengelola 177 buah bahkan telah banyak melahirkan
Perguruan Tinggi yang tersebar tokoh berskala nasional yang lahir
keseluruh Indonesia. sebagai hasil pendidikan
Muhammadiyah.

11
Terima Kasih

You might also like