Professional Documents
Culture Documents
PDF Makalah Model Praktik Kebidanan Partnership Ermaya Sari Bayu Ningsih SST Mkes
PDF Makalah Model Praktik Kebidanan Partnership Ermaya Sari Bayu Ningsih SST Mkes
F@KIB ] U G H [ C H H I E C KG L G L
]GU[LIUZAC]
Ditulis Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Pengantar Praktik Kebidanan (PPK)
Dosen Pengampu:
Irfgyg Zgri Egyu Lilosia, Z Z [ , F.His.
Kisusul @bia>
1. Adinda Arindia P (020619016) 7. Cucu Ipah (020619022)
2. Alivia Rosaliana (020619017) 8. Dewi Khoirunisa (020619023)
3. Alvira Putri A (020619018) 9. Elsa Cahya Safitri (020619024)
4. Ana Nurullia (020619019) 10. Erna Damayanti (020619025)
5. Ariyanti (020619020) 11. Feny Fajriani (020619026)
6. Ayu Pratiwi (020619021) 12. Firti Nur Pajrianti (020619027)
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.
Untuk itu, Kami mengharapkan kritik serta salam dari pembaca untuk makalah
ini, agar makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
khususnya
kepada dosen mata kuliah Pengantar Praktik Kebidanan (PPK)
yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terimakasih.
İİ
K G D[ G U C Z C
H G [ G ]ILOGL[GU.........................................................ii
K G D[ G U CZC........................................................................iii
E G E C ]ILKGAYBYGL....................................................;
A. Batar Belakang..........................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................4
C. Tujuan.......................................................................................4
E G E C C ]IFEGAGZGL...........................................5
A. Pengertian Partnership..............................................................5
B. Partnership Dalam Pelayanan Kebidanan ................................5
C. Aarapan Perempuan..................................................................21
EGE CCC ] I LY [ Y ] 53
A. Kesimpulan
...................................................................................................
23
B. Saran
...................................................................................................
23
K G D[ G U ] Y Z [ G H G
İİİ
EGE C
] I L KG AY B YG L
G. Bgtgr Eibghglo
Perempuan adalah makhluk Bio-Psiko-Sosial-Kultural dan Spiritual yang
utuh dan unik, mempunyai kebutuhan dasar yang bermacam-macam sesuai
dengan tingkat perkembangannya. Setiap perempuan merupakan pribadi yang
mempunyai hak, kebutuhan serta harapan (Sofie, 2011).
Perempuan mengambil tanggung jawab terhadap kesehatannya dan
keluarganya melalui pendidikan dan konseling dalam dalam membuat keputusan.
Perempuan mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan tentang siapa yang
memberi asuhan dan dimana tempat pemberian asuhan. Sehingga perempuan
perlu pemberdayaan dan pelayanan untuk memperoleh pendidikan dan informasi
dalam menjalankan tugasnya (Hidayat, dkk, 2009).
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, kepada masyarakat khususnya perempuan Bidan diakui sebagai tenaga
profesional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra
perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab
sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi. Asuhan ini
mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal, deteksi komplikasi
pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai, serta
melaksanakan tindakan kegawat-daruratan (Kurnia, 2009).
E. Uufusgl Fgsgbga
Berdasarkan materi yang kami bawa, kami merumuskan beberapa rumusan
masalah antara lain sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud Partnership?
2. Bagaimana Partnership Dalam Pelayanan Kebidanan?
J. [ujugl
3. Untuk mengetahui pengertian Partnership.
4
B A B II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Partnership
Partnership menurut terjemahan Google adalah “kemitraan, persekutuan,
perseroan, perkongsian, kongsi, perekanan.
Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan
yang telah diakui oleh Negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di negeri itu (Yulianti, Rukiah, 2011).
Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada klien yang menjadi tanggung jawab bidan mulai dari
kehamilan sampai Keluarga Berencana (KB) termasuk kesehatan reproduksi
perempuan dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pemberdayaan adalah upaya mengembangkan dari keadaan kurang atau
tidak berdaya menjadi punya daya dengan tujuan dapat mencapai / memperoleh
kehidupan yang lebih baik (Satria, 2008).
5
6
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan yaitu House
Of Commons Health Committee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat
permintaan yang meluas pada kaun wanita untuk memiliki pilihan yang lebih
besar dalam menentukan jenis asuhan maternitas yang mereka dapatkan dan
bahwa struktur pelayanan maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan
memfasilitasi mereka. Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang
berorientasi pada wanita dimana mereka punya peran dalam menentukan pilihan
sehingga terpenuhi kebutuhannya dan timbul kepuasan. Hal tersebut juga
menunjukkan bahwa asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women centred
care amat penting untuk kemajuan praktik kebidanan. Terpusat pada ibu memiliki
sifat holistic dalam membahas kebutuhan dan ekspektasi, social, emosional, fisik,
psikologis, spiritual dan kebudayaan ibu.
Bentuk-bentuk women centred care di Indonesia merupakan program
untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) yang merujuk pada program
sedunia yang di dukung oleh WHO yaitu:
13. Safe Motherhood
14. Gerakan Sayang Ibu (GSI)
15. Komunikasi Interpersonal dan Konseling
16. Asuhan Persalinan Normal
17. Making Pregnancy Safer (MPS)
Semua program diatas bertujuan untuk mencapai “Safe motherhood”
sesuai criteria yang ditetapkan oleh WHO tentang Asuhan atau pelayanan yang
baik harus memenuhi criteria:
a) Available: pelayanan harus ada dan dapat dicapai oleh siapapun
b) Acceptable: diterima oleh masyarakat
c) Accestable: mudah dijangkau (Asri Hidayat, dkk, 2008:108)
9
Untuk dapat memberikan perawatan atau asuhan yang baik terhadap wanita,
bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini:
1. Lakukan intervensi minimal
2. Memberikan asuhan yang komprehensif
3. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
4. Melakukan segala tindakan yang sesuai dengan standar,
wewenang, otonomi dan kompetensi
5. Memberikan informed consent
6. Memberikan asuhan yang aman, nyaman, logis dan berkualitas
3. Layanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke system layanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam menerima rujukan dari dukun
yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke
tempat/ fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun
vertikal atau meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya.
4. Adapun pelayanan dan penyuluhan yang diberikan adalah masalah
kesehatan untuk bayi dan balita, kesehatan untuk ibu hamil, kesehatan
untuk ibu menyusui, kesehatan untuk keluarga, kesehatan reproduksi
wanita usia subur, kesehatan reproduksi wanita usia lanjut, dan kesehatan
reproduksi tingkat remaja. Kesadaran kaum perempuan yang semakin
meningkat tentu akan membuat mereka hidup lebih berkualitas.
5. Pelayanan kesehatan reproduksi diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
perempuan sebagaimana mereka inginkan, serta mengetahui bahwa
kebutuhan-kebutuhan ini sangat beragam dan saling terkait satu dengan
yang lain. Hak Reproduksi maupun akses untuk mendapatkan Pelayanan
Kesehatan Reproduksi adalah penting, sehingga perempuan dapat:
– Mempunyai pengalaman dalam kehidupan seksual yang sehat,
terbebas dari penyakit, kekerasan, ketidakmampuan, ketakutan,
kesakitan, atau kematian yang berhubungan dengan reproduksi dan
seksualitas
– Mengatur kehamilannya secara aman dan efektif sesuai dengan
keinginannya, menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan, dan
menjaga kehamilan sampai waktu persalinan
12
5) Mendorong dan mendukung peran laki-laki untuk ikut ambil bagian dalam
pembagian tanggung jawab terhadap tingkah laku seksual dan
reproduksinya, masa kehamilan, kesehatan ibu dan anak, penjarangan
kehamilan, infeksi PMS dan HIV/AIDS serta kekerasan; dan
6) Mendukung penelitian untuk mengisi kesenjangan terhadap pengetahuan
yang berkaitan dengan masalah teknologi dan pelayanan termasuk di
dalamnya adalah microbicides, metode-metode untuk men-diagnosa PMS,
pengobatan PMS yang terjangkau serta pelayanan kegawatdaruratan
kebidanan.
Tujuan
1) Tujuan Umum
Meningkatnya masyarakat dalam mengatasi masalah
kemandirian
kesehatan di masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
2) Tujuan Khusus
a) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
b) Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat, untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan dasar
c) Tertanganinya keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
pelayanan kesehatan
11
Sasaran
1) Individu
2) Keluarga
3) Masyarakat
4) Kelompok khusus
a) Kelompok yang mempunyai kebutuhan khusus: ibu hamil, BBL,
balita, usia sekolah dan usila
Unsur Utama
Tiga ( 3 ) unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah :
1) Mencakup upaya — upaya dasar kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif)
2) Melibatkan peran serta masyarakat
3) Melibatkan kerja sama lintas sektoral
Fungsi
PHC hendaknya memenuhi fungsi — fungsi sebagai
berikut :
1) Pemeliharaan kesehatan
19
2) Pencegahan penyakit
3) Diagnosis dan pengobatan
4) Pelayanan tindak lanjut
5) Pemberian sertifikat
6) Prinsip Dasar
3) Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada
masyarakat
4) Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas
pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
5) Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
Hal-Hal yang Mendorong Pengembangan Konsep PHC
1) Kegagalan penerangan teknologi pelayanan medis tanpa disertai orientasi
aspek social-ekonomi-politik.
2) Penyebaran konsep pembangunan yang mengaitkan kesehatan dengan
sektor pembangunan lainnya serta menekankan pentingnya keterpaduan,
kerjasama lintas sektor dan pemerataan/perluasan daya jangkau upaya
kesehatan.
3) Keberhasilan pembangunan kesehatan dengan pendekatan peran serta
masyarakat di beberapa negara.
Dengan terwujudnya konsep PHC, sesungguhnya terjadi perubahan sosial
dalam pembangunan kesehatan. Untuk itu, diperlukan perubahan mental,
perubahan struktur sistem kesehatan dan reorientasi pendayagunaan sumberdaya
dan cara kerja petugas kesehatan. Pemerataan kesehatan menjadi esensi
pendekatan ini, sehingga semakin disadari kaitan luas antara kesehatan dengan
sektor lain, termasuk kesempatan kerja, lingkungan dan kedamaian hidup
manusia.
57
23
KGD[ GU ] YZ[ GHG