You are on page 1of 16

PERANGKAT

MANAJEMEN
RISIKO
YUNITA SP.SST.K3 MA
 Untuk membantu pelaksanaan manajemen risiko
khususnya untuk melakukan identifikasi bahaya,
maka penilaian dan pengendaliannya diperlukan
metoda atau perangkat

 Khusus untuk risiko K3, ada beberapa cara atau


alat yang dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan masing masing, beikut perangkat
tersebut
1. Data Kecelakaan
Data kecelakaan adalah salah satu sumber informasi
mengenai adanya bahaya ditempat kerja dan
merupakan sumber infomasi yang paling mendasar.

Suatu kejadian dimana seseorang terpeleset, terjatuh


karena adanya genangan air di lantai akan
memberikan informasi yang sangat banyak tentang
sumber bahaya.
2. Daftar Periksa
Metode ini membuat daftar periksa pemeriksaan bahaya
ditempat kerja.
1. Metode ini berisfat spesifik untuk peralatan atau tempat
kerja tertentu
2. Daftar periksa harus dikembangkan oleh orang yang
memahami tempat atau alat tersebut.
3. Daftar periksa harus di evaluasi berkala, terutama jika
ditemukan bahaya baru, atau penamabahan alat produksi
4. Pemeriksaan hanya dilakukan oleh orang yang mengenal
alat tersebut
3.Brainstorming
Sumber informasi bahaya dapat diperloeh dari semua
pihak dengan mengadakan pertemuan berbagai pihak
untuk menggali potensi bahaya yang ada dan yang
harus diketahui oleh masing masing anggota
kelompok
4, What if
 Teknik ini bersifat brainstorming tetapi
menggunakan kata WHAT IF.
 Tujuan teknik ini untuk mengidentifikasi semua
kemungkinan kejadian yang tidak di inginkan
yang mungkin akan dan dapat terjadi
What-If merupakan metode identifikasi bahaya awal
untuk meninjau desain dengan menanyakan
serangkaian pertanyaan awal yaitu bagaimana-jika
(what-if). Analisis what-if merupakan bagian dari
cara checklist, yang kemungkinan merupakan
metode identifikasi bahaya tertua.
5. Hazop
Hazard and operabitilty study adalah teknik
identifikasi bahaya yang digunakan untuk proses
industri seperti industri kima, kilang minya dsb.

Apa saja bahaya yang ada dari mulai rancang


bangun, kontruksi, start up sampai pengoperasian
dan pemeliaharaan
6.FMEA (failure mode and effect
anaysis)
 Teknik ini menganalisa kegagalan yang dapat
terjadi yang membawa impack terhadap
keberhasilan dan keselamata individu.
 Teknik ini menilai potensi kegagalan dalam
produk atau proses.
 FMEA membantu memilih langkah perbaikan
untuk mengurangi dampai kumulatif dari
konseksuensi kegagalan suatu system
7. Fault tree anaysis
Analisa pohon kegagalan dilakukan dengan
menetapkan kejadian puncak yang mungkin terjadi
dalam sitem proses, misalnya kebakaran, lalu di
identfikasi dalam bentuk pohon logika ke arah bawah
8. Task Risk Assesment
Teknik ini berupa kajian analisa risiko untuk
mengetahui apa saja dan besarknya potensi bahaya
yang timbul selama kegiatan berlangsung
9. JSA (Job Safety Analysis)
Teknik ini mengidentfikasi dan menganalisa bahaya
dalam suatu pekerjaan seperti mengganti bola lampu,
memasang ac, dsb.
Teknik ini disebabkan adanya kecelakaan yang
bermula dari adanya kondisi atau tindakan tidak
aman saat melakukan aktifitas.
JSA diperlukan untuk jenis jenis pekerjaan :
1. Angka kecelakaan tinggi
2. Pekerjaan yang jarang dilakukan
3. Pekerjaan rumit
Langkah JSA
1. Pilih pekerjaan yang akan dianalisa
2. Pecah pekerjaan menjadi langkah langkah
aktivitas
3. Identifikasi potensi bahaya pada setiap langkat
4. Tentukah langkah pengaman untuk mengendalikan
bahaya
5. Komunikasikan kepada semua pihak yang terkait
10. HIRARC
Hirarc (hazard identification risk assessment and risk
control) dan hazops (hazard and operability study) adalah
metode identifikasi yang digunakan untuk meninjau hazard
suatu operasi atau proses secara sistematis, teliti dan
terstruktur yang dapat menimbulkan resiko merugikan bagi
manusia, fasilitas, lingkungan, atau sistem yang ada serta
menjelaskan penanggulangan resiko.
Tingkat/level implementasi suatu program berdasarkan
hirarc dikatakan efektif atau tidak, diketahui melalui
kombinasi tingkat kinerja program dan tingkat kecelakaan.
11.HIRADC
HIRADC adalah salah satu bagian dari standar ohsas
18001;2007 clause 4.3.1, Di Indonesia biasa juga
disebut sebagai risk assesment atau identifikasi
bahaya dan aspek K3L. Di klausa tsb menyebutkan
bahwa organisasi harus menetapkan, membuat,
menerapkan dan memelihara prosedur untuk
melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
menentukan pengendalian bahaya dan risiko yang
diperlukan.

You might also like