You are on page 1of 9

Perbedaan latar belakang agama

dan sosial antara klien dengan


perawat dan budaya dalam
praktik
Anggota kelompok 4 :
 Rachma Dyah Puri Octaviani
 Hernawati
 Putri Anggraeni
Latar belakang agama

Agama seringkali diposisikan sebagai salah satu sistem acuan nilai dalam keseluruhan

sistem tindakan ) yang mengarahkhan dan menentukan sikap dan tindakan umat beragama.

bila seseorang hanya memahami agama secara formal saja maka ia akan memandang bahwa

hanya agamanya saja yang mempunyai klaim kebenaran tunggal dan paling baik. Sementara

itu agama lain dipandang telah mengalami reduksionisme (pengurangan), karena itu tidak

benar dan kurang sempurna. Rasa kesadaranlah yang mampu memberikan solusi dalam diri

manusia dalam kehidupan beragama. Jadi, saling butuhlah yang tidak mempermasalahkan

suatu agama satu sama yang lain dan secara sosiologis masalah ini tidak terelakkan.
 Harold Cowald menyatakan bahwa dunia selalu memiliki pluralisme
agama. Dan Hans Kung mengungkapkan bahwa tidak ada lagi usaha dari
suatu agama untuk saling menyingkirkan agama-agama lain dengan
strategi misi yang agresif, dan mewujudkan kehidupan yang saling
berdampingan
PERSEPSI KLIEN TENTANG
PERAWAT

Hasil dideskripsikan dalam tiga katagori, yaitu: 1.


Berespon positif terhadap kebutuhan klien dengan
sub katagori: tanggap akan kebutuhan klien, dan
menghargai klien; 2. Terampil dan berpengetahuan;
serta 3. Berkomunikasi dan mendidik. Ketiga
katagori ini menjadi satu kesatuan yang saling
berhubungan dalam bentuk lingkaran, dan tidak
dapat dipecah menjadi katagori yang berdiri sendiri.
Ketiga katagori ini saling mengisi agar perawat
dapat bertindak sigap, terampil, sesuai dengan
kebutuhan dan karakter klien sehingga dapat
meningkatkan kemampuan klien untuk menjadi
1. Berespon positif terhadap
kebutuhan klien

Berespon positif terhadap kebutuhan klien bermakna; perawat


mengerti bahwa klien memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhan
tersebut dengan sikap yang mendukung proses penyembuhan klien.
Peneliti membagi menjadi 2 sub katagori yaitu; a. tanggap akan
kebutuhan klien, dan b. menghargai klien
Terampil dalam memberi obat-obatan (suntikan, infus
atau invasif lainnya), teliti dan berinisiatif untuk
konsul ke dokter bila obatobatan habis serta mampu
menjelaskan obatobat dan tindakan pengobatan yang
diberikan merupakan acuan partisipan dalam
menetapkan perawat yang bertanggung jawab.

2. Terampil dan berpengetahuan


3. Berkomunikasi dan mendidik

Persepsi ini timbul sejalan dengan tingkat pendidikan klien yang semakin
baik, yang membuat kemampuan klien untuk berfikir kritis meningkat.
Klien banyak meminta perawat menjelaskan tindakan yang mereka
lakukan serta menanyakan tindakan yang tidak dilaksanakan oleh
perawat. Sikap kritis klien ini terkadang disalahpersepsikan oleh perawat.
Perawat menganggap sikap kritis ini sebagai kebawelan klien dan klien
dianggap sebagai klien yang tidak koperatif
PRAKTIK BUDAYA

Budaya dapat di definisikan sebagai Slsifat non-


fiksi. Seperti nilai keyakinan, sikap dan
kebiasaan, yang dibagi bersama oleh sekelompok
orang dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya. Asuhan budaya adalah
konsep yang menjelaskan pemberian asuhan
melintasi batasan budaya yang
mempertimbangkan konteks tempat tinggal klien
tersebut dan situasi yang menyebabkan
munculnya masalah kesehatan klien.

You might also like