You are on page 1of 43

Pertemuan ke 14

Komite Keselamatan
Kapal
Dr.Dodi Sugianto,SH,MH,MKn ,KGP
2023
MAKSUD DAN TUJUAN

Tujuan dan organisasi keselamatan kapal adalah untuk membantu dan


memberi pertimbangan kepada Nakhoda dalam melaksanakan
program keselamatan di atas kapal guna mengurangi kecelakaan awak
kapal dan mencegah kerusakan akibat kecelakaan dan kebakaran.

2
Struktur Komite
Keselamatan Kapal
Komite Keselamatan Kapal
terdiri dari Nakhoda, Kepala
Departemen dan Perwira lain
yang ditunjuk oleh Nakhoda
harus dibentuk pada setiap
kapal.

3
KOMITE d. Memberikan saran kepada DPA jika ada
KESELAMATAN pengalaman atau hasil pengamatan yang di
alami dan mungkin berguna bagi kapal lain
KAPAL INI dalam pencegahan kebakaran, kerusakan, dan
kecelakaan awak kapal.
a. Menetapkan contoh-contoh yang baik dalam hal
BERTUGAS
keselamatan dan mengharuskan semua awak kapal
e. Membantu Nakhoda pada setiap penyelidikan
terhadap hal-hal yang menyebabkan kecelakaan
memperhatikan tindakan pengamanan/keselamatan.
atau kebakaran.
b. Menggunakan semua upaya dan inisiatif untuk
f. Mendata permasalahan-permasalahan
menetapkan pelaksanakan kerja yang aman diatas
keselamatan dan menyarankan upaya
kapal.
penanggulangan jika timbul permasalahan baru.
c. Bekerja untuk mengurangi kondisi yang tidak aman
g. Mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan
dikapal semaksimal mungkin dan bilamana ada
dengan kesehatan awak kapal dan kebersihan
penggantian atau penambahan struktural yang
umum.
diperlukan agar diberitahukan kepada DPA, dengan
penjelasan yang rinci.

4
Ketua Komite Keselamatan
Nakhoda adalah sebagai ketua Komite
Keselamatan kapal dan bertanggung jawab
dalam pelaksanaan untuk memanggil dan
mengadakan pertemuan-pertemuan yang harus
dihadiri oleh semua anggota.
Sekretaris
Komite
Keselamatan
Nakhoda menunjukan seorang
Kapal Mualim I sebagai sekretaris yang
akan mencatat kegiatan-kegiatan
Komite dan mempersiapkan acara
rapat serta mempersiapkan
notulen dan surat menyurat yang
diperlukan.
Pe rt
Sekurang-kurangnya pertemuan e mu
dilaksanakan kurang lebih setiap oK an
tiga bulan sekali, apabila perlu
m ite
Nakhoda dapat mengadakan
pertemuan tambahan.
Notulen Komite Keselamatan Kapal

Notulen dari setiap pertemuan Komite


Keselamatan kapal segera dipersiapkan
ketua agar segera dikirimkan kepada
DPA.
Komite Keselamatan di
Komite Keselamatan Darat yang dibentuk oleh DPA
dalam setiap 3 (tiga) bulan sekali diharuskan
Darat
mengadakan pertemuan guna mengamati dan
membahas kembali notulen-notulen dari komite
keselamatan kapal. Hasil dari pembahasan ini akan
didistribusikan ke kapal-kapal perusahaan.
Mualim I (Cief Officer) ditetapkan sebagai Perwira
Keselamatan dan ia bertanggung jawab pada perawatan
seluruh perlengkapan keselamatan kapal dan peralatan
penanggulangan keadaan darurat, dengan pengecualian
bahwa hal yang khusus menjadi tanggung jawab
KKM.pekerjaan perawatan alat-alat keselamatan kapal
didelegasikan kepada perwira Dek lainnya.dimana
pertanggungjawaban tetap pada mualim I

Perwira Keselamatan
1. MAKSUD DARI
PENILAIAN
Penilaian Kinerja
Awak Kapal
Penilaian kinerja dan kecakapan pelaut
dapat dilaksanakan dengan tidak memihak
dan dilaksanakan secara objektif. Hasil dari
penilaian digunakan sebagai acuan yang
berkesinambungan antara penilai dan
bawahan
Penilaian dilaksanakan oleh
atasan di setiap bagian,awak
2. Metode kapal bagian Dek oleh mualim
I dan bagian mesin oleh KKM
Penilaian
A. Hal-hal yang harus serta ABK bagian layanan oleh
diingatkan kembali selama perwira Radio. Atasan disetiap
penilaian awak kapal: bagian dinilai oleh nahkoda.
B. Penilai dan orang yang D. Penilaian awak kapal harus didasari atas
dinilai harus mengetahui pengamatan dan penilaian yang terus
menerus.
dan bekerja satu sama lain E. Penilaian harus tidak memihak
untuk waktu 3 bulan atau F. Tolak ukur yang terinci harus dibuat
lebih. untuk penilaian.
G.Awak kapal yang telah dievaluasi harus
C. Pengecekan ada 3 kali diberikan bimbingan
dalam 5 tahun
3. Pedoman Untuk Penilaian
a) Kejiwaan.
b) Watak.
c) Sikap diatas kapal.
d) Kesehatan jasmani.
e) Kemampuan dan pengetahuan yang sesuai jabatannya.
f) Kesanggupan untuk maju dan berkembang.
g) Bidang kemajuan pada kedudukan sekarang dam metofe-
metode untuk perbaikan.
h) Factor-faktor lain yang mempengaruhi kehidupan
(digambarkan secara singkat)
13
Sertifikat Keterampilan
1) Basic Safety Training (BST)/Pelatihan
7) Oil Tanker Training (OT)
Keselamatan Dasar
8) Chemical Tanker Training (CTT)
2) Advanced Fire Fighting (AFF)
9) Liquified Gas Tanker Training (LGT)
3) Survival Craft & Rescue Boats (SCRB)
10)Radar Simulator (RS)
4) Medical First Aid (MFA)
11)ARPA Simulator (AS)
5) Medical Care (MC)
12)Operator Radio Umum (ORU) / GMDSS
6) Tanker Familiarization (TF)
ADD A FOOTER 14
BAB VII – Pertemuan 15
KEPELAUTAN SESUAI
PERATURAN PEMERINTAH RI
NO. 7 TAHUN 2000
Dalam Peraturan Pemerintah Ini Yang Dimaksud Dengan

1. Kepelautan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan


pengawakan, pendidikan, persertifikatan, kewenangan serta hak dan
kewajiban pelaut;
2. Awak kapal adalah orang yang bekerja atau dipekerjakan di atas
kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas
kapal sesuai dengan jabatan yang tercantum dalam buku sijil;
3. Pelaut adalah setiap orang yang mempunyai kualifikasi keahlian atau
keterampilan sebagai awak kapal;
4. Sertifikat kepelautan adalah dokumen kepelutan yang sah dengan
nama apapun yang ditrerbitkan oleh Menteri atau yang diberi
kewenangan oleh Menteri;
Dalam Peraturan Pemerintah Ini Yang Dimaksud Dengan

5. Perjanjian Kerja Laut adalah perjanjian kerja perorangan yang


ditandatangani oleh pelaut Indonesia dengan pengusaha
pengankutan perairan;

6. Tonase Kotor yang selanjutnya disebut GT adalah satuan volume


kapal;

7. Kilowatt yang selanjutnya disebut KW adalah satuan kekuatan


mesin kapal;
1) Setiap pelaut yang bekerja pada kapal niaga ,kapal
penangkap ikan,kapal sungai dan danau harus
mempunyai kualifikasi keahlian atau keterampilan A.PELAUT
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah ini.
2) Kualifikasi keahlian dan keterampilan tidak
berlaku terhadap pelaut yang bekerja pada:
a.Kapal layar motor
b.Kapal layar,
c.Kapal motor dengan ukuran kurang dari GT 35;
d.Kapal pesiar pribadi yang dipergunakan tidak untuk
berniaga;
e.Kapal-kapal khusus.

3) Ketentuan mengenai kualifikasi keahlian


dan keterampilan bagi setiap pelaut yang bekerja
di kapal diatur lebih lanjut dengan Keputusan
ADD A FOOTER 18
Menteri.
B. PENGAWAKAN KAPAL NIAGA DAN
KEWENANGAN JABATAN
1. Setiap awak kapal harus memiliki sertifikat
kepelautan.
2. Jenis sertifikat kepelautan terdiri dari :
a) Sertifikat Keahlian
b) Sertifikat Keterampilan Pelaut
1) Jenis Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :
a. Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika
b. Sertifikat Keahlian Pelaut Teknik Permesinan;
c. Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika.

2) Jenis Sertifikat Keterampilan Pelaut terdiri dari :


a. Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut
b. Sertifikat Keterampilan Khusus.

ADD A FOOTER 20
1) Sertifikat Keahlian Pelaut Nautika terdiri dari :
a.Sertifikat Ahli Nautika Tingkat I; ANT I
b.Sertifikat Ahli Nautika Tingkat II; ANT II
c.Sertifikat Ahli Nautika Tingkat III; ANT III
d.Sertifikat Ahli Nautika Tingkat IV; ANT IV
e.Sertifikat Ahli Nautika Tingkat V; ANT V
f.Sertifikat Ahli Nautika Tingkat Dasar ; ANT D

ADD A FOOTER 21
2,Sertifikat Keahlian Pelaut Teknik Permesinan terdiri dari :

a. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat I; ATT I

b. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat II; ATT II

c. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat III; ATT III

d. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat IV; ATT IV

e. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat V; ATT V

f. Sertifikat Ahli Teknika Tingkat Dasar ; ATT D


ADD A FOOTER 22
3,Sertifikat Keahlian Pelaut Radio Elektronika.

a.Sertifikat Radio Elektronika Kelas I;

b.Sertifikat Radio Elektronika Kelas II;

c.Sertifikat Operator Umum;=ORU=GOC

d.Sertifikat Operator Terbatas =ORT=ROC


ADD A FOOTER 23
(1) Sertifikat Keterampilan Dasar Pelaut
adalah Sertifikat Keterampilan Dasar
Keselamatan (Basic Safety Training)= BST

ADD A FOOTER 24
(2) Jenis Sertifikat Keterampilan Khusus,terdiri dari ;
a. Sertifikat Keselamatan Kapal Tanki (Tanker Safety)=TS
b. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang Roro =RPS/ORS
c. Sertifikat Keterampilan Penggunaan Pesawat Luput Maut dan Sekoci
Penyelamat (Survival Craff dan Rescue Boats)=SCRB
d. Sertifikat Keterampilan Sekoci Penyelamat Cepat (Fast Rescue
Boats )=FRB
e. Sertifikat Keterampilan Pemadam Kebakaran Tingkat Lanjut (Advance
Fire Fighting)=AFF
f. Sertifikat Keterampilan Pertolongan Pertama (Medical Amergency First
Aid )=MCOB=MFA
g. Sertifikat Keterampilan Perawatan Medis di atas Kapal (Medical Care on
Boats)=MCOB
h. Sertifikat Radar Simulator ; = RSim
i. Sertifikat ARPA Simulator ; = ASim
ADD A FOOTER 25
(1) PADA SETIAP KAPAL YANG BERLAYAR ,HARUS BERDINAS :

a.Seorang nahkoda dan beberapa perwira kapal yang memiliki


sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan pelaut sesuai
dengan daerah pelayaran,ukuran kapal,jenis kapal dan daya
penggerak kapal;
b.Sejumlah rating yang memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut
dan/atau sertifikat keterampilan pelaut sesuai dengan jenis
tugas, ukuran dan tata susunan kapal.

ADD A FOOTER 26
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah perwira kapal dan
rating diatur dengan Keputusan Menteri.
(1) Kewenangan jabatan di atas kapal diberikan
kepada pemegang sertifikat keahlian pelaut sesuai
dengan jenis dan tingkat sertifikat yang dimiliki.
(2) Kewenangan jabatan di atas kapal
sebagaimana dimaksud dalam ayat (10 diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.

ADD A FOOTER 27
C. PENDIDIKAN,PENGUJIAN DAN
SERTIFIKAT KEPELAUTAN KAPAL
NIAGA
1. Pendidikan Kepelautan dapat diselenggarakan oleh Pemerintah dan /atau unit
pendidikan kepelautan yang dikelola oleh masyarakat sesuai dengan peraturan
perundang-undanganb yang berlaku.
2. Penyelenggaraan pendidikan kepelautan wajib mendapat izin dari menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional setelah mendengar pendapat
dari Menteri.
3. Untuk memperoleh izin penyelenggaraan pendidikan kepelautan haru memenuhi
persyaratan;
4. Izin penyelenggaraan pendidikan kepelautan dapat dicabut oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang pendidikan nasional apabila pemegang izin tidak
memenuhi kewajiban setelah mendengar pendapat dari Menteri.
ADD A FOOTER 28
HAK-HAK DAN KEWAJIBAN DARI MASING-MASING
PIHAK :
a.Hak pelaut\
b.Kewajiban pelaut
c.Hak pemilik /
operator
d.Kewajiban pemilik /
operator
29
PENEMPATAN
1. Pelaut Indonesia yang bekerja di kapal Indonesia dan / atau kapal asing sesuai
PELAUT
dengan Sertifikat Keahlian Pelaut atau Sertifikat Keterampilan Pelaut yang
dimilikinya.
2. Untuk membuka kesempatan kerja pelaut Indonesia pada kapal-kapal asing di luar
negeri,penempatan tenaga kerja pelaut dapat dilakukan oleh perusahaan pelayaran
nasional atau perusahaan jasa penempatan tenaga kerja pelaut yang memenuhi
persyaratan.
3. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan jasa penempatan tenaga kerja
pelaut
a. Berbentuk badan hukum Indonesia yang memiliki izin usaha penempatan tenaga
kerja pelaut ;
b. Memiliki tenaga ahli pelaut.
30
PENEMPATAN
PELAUT
4, Bagi pelaut yang bekerja pada kapal-kapal asing di luar negeri tanpa melalui penempatan tenaga
kerja pelaut :
a. Membuat perjanjian kerja laut sesuai dengan ketentuan yang berlaku ;
b. Perjanjian kerja laut sebagaiamana dimaksud di dalam huruf a harus memuat hukum mana
yang berlaku apabila terjadi perselisihan yang menyangkut pelaksanaan perjanjian kerja laut :
c. Melapor kepada perwakilan Republik Indonesia dimana pelaut tersebut bekerja.
5 ,Bagi pelaut yang tiidak melaksanakan kewajiban menanggung sendiri akibat yang timbul apabila
terjadi perselisihan yang menyangkut pelaksanaan perjanjian kerja laut.
6, Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penempatan tenaga diatur dengan keputusan Menteri yang
bertanggung jawab di bidang ketenaga kerjaan setelah mendengar pendapat dari Menteri.

31
KESEJAHTERAAN AWAK KAPAL
1. Jam kerja bagi awak kapal ditetapkan 8 (delapan) jam setiap hari dengan 1 ( satu ) hari libur setiap
minggu dan hari-hari libur resmi.
2. Perhitungan gaji jam kerja bagi awak kapal ditetapkan 44 (empat puluh empat ) jam setiap minggu.
3. Jam kerja melebihi dari ketentuan dipekrjakan pada hari-hari libur dihitung lembur.
4. Setiap awak kapal harus diberikan waktu istirahat paling sedikit 10 (sepiiluh ) jam dalam jangka waktu
24 ( dua puluh empat ) jam yang daopt di bagi 2,yang salah satu diantaranya tidak kuarang dari 6
(enam) jam kecuali dlam keadaan darurat.
5. Pelaksanaa tugas-tugas darurat demi keselamatan berlayar dan muatan termasuk latihan-latihan di
kapal atau untuk memeberikan pertolongan dalam bahaya sesuai peraturan keselamatan
pelayaran,tidak diitung lembur.
6. Pelaut muda atau pelaut yang berumur antara 16 tahun samapai dengan 18 tahun dan dipekerjakan
sebagai apapun di atas kapal,tidak diperbolehkan untuk ;
a. Dipekerjakan melebihi 8 jam sehari dan 40 jam seminggu;
b. Dipekerjakan pada waktu istirahat
AWAK KAPAL MENGALAMI
KECELAKAAN
1. Jika awak kapal meninggal dunia di atas kapal,pengusaha angkutan di perairan wajib
menanggung biaya pemulangan dan penguburan jenasahnya ke tempat yang dikehendaki
oleh keluarga yang bersangkutan sepanjang keadaan memungkinkan.
2. Jika awak kapal meninggal dunia,pengusaha angkuatan di perairan wajib membayar
santunan :
a. Untuk meninggak karena sakit,besarnya santunan minimal Rp. 100.000.000,- (seratus
juta rupiah )
b. Untuk meninggal akibat kecelakaan kerja besarnya santunan minimal Rp. 150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah ).
3. Santunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),diberikan kepada ahli warisnya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
PERSYARATAN AWAK KAPAL NIAGA DAN JENIS
SERTIFIKAT KEPELAUTAN YANG HARUS DIMILIKI
OLEH AWAK KAPAL NIAGA
Setiap awak kapal harus memiliki sertifikat keahlian
pelaut (certificate competency /COC ) dan sertifikat
keterampilan pelaut ( certificate proficience /COP ).
Jenis-jenis sertifikat keahlian pelaut (certificate of
competency /CO)
KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB PIHAK-PIHAK
YANG BERKAITAN DENGAN PENGAWAL KAPAL
A. Memiliki dokumentasi dan data mengenai para pelaut yang dipekerjakan di kapal dan siap untuk
digunakan yang meliputi dokumentasi dan data mengenai pengalaman kerja,pelatihan,kesehatan dan
kecakapan dalam melaksanakan tugas.
B. Menjamin setiap pelaut yang disijil di atas kapal memiliki sertifikat kepelautan yang memenuhi
ketentuan nasional maupu n internasional.
C. Menjamin setiap pelaut yang dipekerjakan di atas kapal memiliki dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan pengalaman kerja dan pengujian kesehatan.
D. Menjamin setiap pelaut yang disijil di atas kapal telah diberikan familirisasi sehubungan dengan tata
susunan kapal,instalasi kapal,perlengkapan dan prosedur yang berkaitan dengan tugas-tugas serta
prosedur keadaan darurat.
E. Melengkapi secara rinci uraian tugas setiap awak kapal dalam keadaan rutin maupun yang terakait
dengan keselamatan,pencegahan dan penanggulangan pencemaran yang dilaksanakan secar
terkoordinasi.
BAB VIII
BIAYA-BIAYA AWAK KAPAL

A.DASAR-DASAR BIAYA AWAK KAPAL


B.PERBANDINGAN KOMPONEN PEMBAYARAN
C.PENGANGGARAN UNTUK BIAYA AWAK
KAPAL
D.METODE PELAYARAN
DASAR-DASAR BIAYA AWAK KAPAL

Biaya awak kapal didasarkan atas tiga factor yang saling berkaitan :

1.Skala pengawakan yang ditetapkan bagi kapal

2.Kebangsaan para awak kapal

3.Kondisi hak
PERBANDINGAN KOMPONEN
PEMBAYARAN
Falsafahnya adalah bahwa begitu kapal beroperasi, gaji-gaji dan
biaya yang berkaitan dengan gaji harus dibayarkan terlepas dari
keadaan, sementara biaya-biaya lain, sampai tingkat tertentu
bervariasi, tergantung pada keadaannya.

1.Perwira Inggris
2.Perwira India
3.Perwira dan bawahan Italia
4.Perwira dan bawahan Korea
PERBANDINGAN KOMPONEN
PEMBAYARAN
Falsafahnya adalah bahwa begitu kapal beroperasi, gaji-gaji dan
biaya yang berkaitan dengan gaji harus dibayarkan terlepas dari
keadaan, sementara biaya-biaya lain, sampai tingkat tertentu
bervariasi, tergantung pada keadaannya.

Gaji ( langsung )
Perjalanan ( langsung )
Biaya lain-lain ( tidak langsung )
METODE GAJI
“Tarip” gaji biasanya dicapai dengan cara
menjumlahkan pendapatan yang akan
diperoleh seorang perwira selama setahu
berlayar di kapal,termasuk uang cuti,biaya
hidup,bonus dan lain-lain,kemudian merata-
ratakan gaji itu untuk toptal waktu berlayar
ditambah waktu cuti

ADD A FOOTER 40
PENGANGGARAN UNTUK BIAYA AWAK KAPAL
Meskipun komposisi gaji
sering komplek, dengan
syarat, gaji secara metodis
diperhitungkan , perkirann
yang dihasilkan seyogyanya
menjadi yang paling akurat
dari semua bagian biaya.
ADD A FOOTER 41
METODE
PELAYARAN
Metode ini lebih baik merancang bentuk baku
untuk digunakan dalam perhitungan
menggunakan bentuk ini biaya yang sedang
berlaku untuk seseorang dari setiap kategori awak
kapal dapat dihitung per bulan dan di kalikan
dengan jumlah setiap kategori sesuai skal
pengawakan kapal
ADD A FOOTER 42
M A
R I
T E I H
A S
K

ADD A FOOTER 43

You might also like