You are on page 1of 42

OLEH

KOMPOL Dr. MANSURI, SpKF

POLRI DAERAH SUMATERA SELATAN


BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TK III PALEMBANG
2015
TRAUMATOLOGI

Trauma Logos

Kekerasan atas jaringan Ilmu


tubuh yang masih hidup

Ilmu yang mempelajari semua aspek


yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan
tubuh manusia yang masih hidup
Manfaat Traumatologi
dalam Kedokteran forensik
Membantu Penentuan:

Jenis penyebab trauma


Waktu terjadinya trauma
Cara melakukannya
Akibat trauma
Konteks peristiwa penyebab trauma
JENIS PENYEBAB TRAUMA

1.Benda-benda mekanik
2.Benda-benda fisik
3.Kombinasi benda fisik dan
mekanik
4.Zat-zat kimia korosif
Benda-Benda Mekanik
 Benda tajam : Pisau, golok, dsb
 Benda tumpul : Martil, balok kayu,
dsb
 Benda mudah pecah : Kaca, dsb
Trauma Benda Tajam

Luka akibat benda tajam memiliki ciri-ciri :


• Garis batas luka teratur
• Tepinya rata, sudut runcing
• Rapat bila ditautkan
• Tebing luka rata
• Tidak ada jembatan jaringan
• Daerah sekitar garis batas luka tidak ada memar
Trauma Benda
Tumpul
Jenis-jenis luka akibat trauma
benda tumpul :
• Memar (kontusi)
• Lecet (Abrasi)
• Luka terbuka/robek (Laserasi)
LUKA LECET

• Mengenai epidermis
• Dapat menunjukkan arah
• Kadang menunjukkan benda penyebab
• Macam
– Lecet tekan
– Lecet geser / serut
– Lecet gores
MEMAR
• KADANG LOKASI TIDAK SESUAI TRAUMA
• PERUBAHAN WARNA
• KADANG MENCERMINKAN PENYEBAB
• DAMPAK PATOFISIOLOGI TERGANTUNG:
– LOKASI
– UKURAN
– UMUR
– JENIS KELAMIN
BEDAKAN DENGAN LEBAM MAYAT !
Memar Lebam mayat

Lokasi Di mana saja Terendah

Pembengkakan + -

Ditekan Tetap DAPAT memucat

Mikroskopik Rx Jar + Rx Jar -


LUKA ROBEK

• Tepi / dinding luka tak rata


• Ditemukan jembatan jaringan
• Sering terdapat lecet disekitar luka
• Folikel rambut utuh
3. Benda yang Mudah Pecah
Benda-benda Fisik

• Benda bersuhu tinggi


• Benda bersuhu rendah
• Sengatan listrik
• Petir
• Tekanan (Barotrauma)
Derajat Luka Bakar
Luka bakar derajat I : Eritema
Luka bakar derajat II : Vesikel dan Bullae
Luka bakar Derajat III : Nekrosis Koagulatif
Luka bakar derajat IV : Karbonisasi
Penentuan Luas Luka Bakar
Dewasa  Rule of Nine
Penentuan Luas Luka Bakar
Anak :
kepala dan leher 15%
Badan depan dan belakang masing-masing 20%
Ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%
Ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 15%

Bayi:
Kepala dan leher 20%
Badan depan dan belakang masing-masing 20%
Ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%
Ekstremitas bawah kanan dan kiri masing-masing 10%.
Luka akibat Suhu
Rendah/Dingin

• Bagian tubuh yang terbuka


• Pathophysiology
Vasokontriksi pembuluh darah superfisial → Paralise
vasomotor control → Kemerahan → Gangren.
Perbedaan Luka Akibat Sengatan
Listrik dan Luka Akibat Sambaran Petir
Sengatan Listrik Sambaran Petir
Bentuk luka pada daerah Luka gabungan akibat listrik,
masuknya arus berupa panas dan ledakan udara
kerusakan kulit

Tepi menonjol, daerah sekitar Akibat panas : berupa luka bakar


luka pucat, dikelilingi daerah Akibat ledakan udara : mirip
hiperemis dengan luka akibat kekerasan
benda tumpul

Sering ditemukan metalisasi Sering ditemukan aboresent


mark, metalisasi, dan
magnetisasi
Zat - Zat Kimia Korosif
A. Zat kimia golongan Asam
- Terlihat kering
- Berwarna coklat kehitaman,Nitrit acid
kuning kehijauan
- Perabaan keras dan kasar

B. Zat kimia golongan Basa


-Terlihat basah dan edematous
- Berwarna merah kecoklatan
- Perabaan lunak dan licin
LUKA
Ditinjau dari sudut medis :
• Kerusakan jaringan
• Dapat disertai diskontinuitas kulit / tidak
• Akibat dari trauma

Ditinjau dari sudut hukum :


Kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak
pidana, baik yang bersifat intensional (disengaja),
recklessness (ceroboh), atau negligence (kurang
hati-hati).
Dasar penentuan kebijakan hukum
pidana didalam penentuan berat
ringannya luka adalah pengaruhnya
terhadap :

• Kesehatan jasmani
• Kesehatan rohani
• Kelangsungan hidup janin didalam kandungan
• Estetika jasmani
• Pekerjaan jabatan atau mata pencaharian
• Fungsi alat indera
KLASIFIKASI LUKA
• Luka ringan
• Luka sedang
• Luka berat
Kriteria Luka Berat
a. Tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan
sempurna
b. Dapat mendatangkan bahaya maut
c. Menimbulkan rintangan tetap dalam
menjalankan pekerjaan jabatan atau mata
pencariannya
d. Kehilangan salah satu dari panca inderanya
e. Cacat besar atau kudung
f. Lumpuh
g. Gangguan daya pikir ≥ 4 minggu
h. Keguguran atau kematian janin
konsekuensi dari luka yang
ditimbulkan oleh trauma

• Kelainan fisik atau organik


• Gangguan fungsi dari organ tubuh tertentu
• Infeksi
• Penyakit
• Kelainan psikis
Hal-hal yang mendasari hubungan
kerusakan jaringan tubuh atau organ
dengan timbulnya psikosis post trauma
a. Keadaan mental benar-benar sehat sebelum trauma
b. Trauma telah merusak susunan saraf pusat
c. Trauma, tanpa mempedulikan lokasinya, mengancam kehidupan
seseorang
d. Trauma menimbulkan kerusakan pada bagian yang struktur atau
fungsinya dapat mempengaruhi emosi, misalnya organ genital,
payudara, mata, tangan atau wajah)
e. Korban cemas akan lamanya waktu penderitaan
f. Psikosis terjadi dalam tenggang waktu yang masuk akal
g. Korban dihantui oleh kejadian (kejahatan atau kecelakaan) yang
menimpanya
Konteks Peristiwa Penyebab
Trauma

Bunuh Diri Pembunuhan Kecelakaan


KECELAKAAN
• Lokasi luka terpapar di beberapa tempat
• Jumlah luka tunggal / banyak
• Pakaian yang menutupi daerah luka ikut
robek
• Tidak ditemukan luka tangkis (defensive
wounds)
• Tidak ada luka percobaan (tentative
wounds)
• Cedera sekunder mungkin ada
BUNUH DIRI
• Di daerah yang mematikan secara cepat
• Terjangkau oleh tangan yang bersangkutan
• Jumlah luka banyak
• Pakaian tidak ikut robek oleh senjata
• Tidak ditemukan luka tangkisan (defensive wounds)
• Ditemukan luka-luka percobaan (tentative wounds)
• Cedera sekunder tidak ada
PEMBUNUHAN
• Lokasi di sembarang tempat
• Lokasi terjangkau / tidak oleh tangan korban
• Jumlah banyak
• Pakaian ikut robek terkena senjata
• Dapat ditemukan luka tangkisan (defensive wounds)
• Tidak ditemukan luka-luka percobaan (tentative wounds)
• Cedera sekunder mungkin ada
Waktu Terjadinya Kekerasan

Dengan melakukan pemeriksaan yang teliti


akan dapat ditentukan

•Luka Ante-mortem
•Luka Post-mortem
•Umur Luka
Tanda Intravital
Tanda intravital pada hakekatnya merupakan tanda
yang menunjukkan :
•Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi trauma
•Retraksi jaringan
•Reaksi vaskuler
•Reaksi mikroorganisme (infeksi)
•Reaksi biokimiawi
Organ dalam masih
berfungsi ketika terjadi
trauma, ditandai oleh :
 Perdarahan hebat (profuse
bleeding)
 Emboli udara
 Emboli lemak
 Pneumothorak
 Emfisema kulit
Umur Luka
Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan mikroskopik (histologik)
Pemeriksaan histokemik (histochemical examination)
Pemeriksaan biokemik (biochemical examination)
Cara Melakukan
Kekerasan
Pembacokan
Penusukan
Pengirisan
Perbedaan antara Luka Bacok,
Luka Tusuk dan Luka Iris
Pada luka bacok :
 Ukuran luka besar dan menganga
 Panjang luka kurang lebih sama dengan dalam
luka
 Biasanya tulang-tulang dibawahnya ikut
menderita luka
 Jika senjata yang digunakan tidak begitu tajam
maka disekitar garis batas luka terdapat memar
Pada luka tusuk :
 Dalam luka lebih besar dari panjangnya luka
 Memar yang terjadi diakibatkan oleh gagang
pisau
Pada luka iris :
 Panjang luka lebih besar dari dalamnya luka

You might also like