You are on page 1of 17

PUISI DAN PENYAIR

MASA DINASTI
UMAYYAH
661-750 H
Qothrunnada Az-Zahro (22101010009)

Atik Zaima Mursyidah (22101010010)


Puisi dan Penyair pada Masa Dinasti Umayyah
Berdasarkan Artifical Intellegent
Selama masa Dinasti Umayyah (661-750 M), ada berbagai penyair terkenal yang menciptakan puisi
yang mencerminkan beragam tema, termasuk pujian kepada penguasa Umayyah dan juga kritik
terhadap pemerintahan mereka. Beberapa penyair terkemuka pada masa itu meliputi:
1. Al-Farazdaq: menciptakan puisi yang mendukung dan mengkritik penguasa Umayyah, dan
puisi-puisinya sering menjadi cerminan peristiwa-peristiwa politik dan sosial pada masa itu.
2. Jarir ibn Atiyah: Jarir ibn Atiyah adalah seorang penyair yang sering dianggap sebagai penyair
istana di bawah penguasa Umayyah. Dia menciptakan puisi pujian kepada penguasa, termasuk
kepada Khalifah Al-Walid I.
3. Al-Akhtal: Al-Akhtal adalah seorang penyair yang menghasilkan puisi dalam berbagai gaya,
termasuk pujian kepada penguasa, puisi perang, dan puisi keagamaan.
4. Al-Kumayt ibn Zaid: Al-Kumayt adalah seorang penyair yang terkenal dengan puisi-puisi elegi,
yang sering berkaitan dengan tragedi dan kematian. Karyanya mencerminkan kegelisahan sosial
dan politik pada masanya.
Puisi pada masa Dinasti Umayyah mencerminkan perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi
saat itu. Meskipun banyak puisi yang menciptakan pujian kepada penguasa dan negara, juga ada
kritik terhadap ketidakadilan dan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Umayyah. Karya-karya para
penyair ini masih menjadi bagian penting dari warisan sastra Arab dan Islam hingga hari ini.
Puisi dan Penyair pada Masa Dinasti Umayyah
Berdasarkan Google

Penyair-penyair yang ada pada masa dinasti Umayyah adalah


Al-Farazdaq, Jarir, dan Al-Akhtal yang dikenal sebagai penyair
pendukung Dinasti Banī Umayyah, sementara al-Kumait bin
Zaid al-Asadiy dari golongan Ahlul bait (Syi'ah), dan dari kubu
Khawarij muncul salah satunya adalah 'Isā bin fātik al-Khatiy.
PEMBAHASAN
MATERI :

01 TUJUAN
PUISI 03 KEISTIMEWAA
N PUISI

02 KARAKTERIST
IK PUISI 04 PENYAIR PUISI
Tujuan Puisi pada Masa Umayyah
Pada masa ini muncul tujuan-tujuan baru dari puisi, yaitu :

1. Puisi Politik (Syiir Al-Siyasi)


Seiring dengan munculnya golongan atau partai politik, muncul
pula para penyair yang mendukung golongan atau partai tersebut,
sehingga melahirkan puisi bernuansa politik.

2. Puisi Polemik (Syiir Al-Naqoid)


Puisi ini menggabungkan antara kebanggaan, pujian, dan satire
(sindiran). Pada intinya mengajak umat manusia untuk Kembali
pada fanatisme kesukuan dan keluar dari ruh islam. Dimana islam
melarang untuk saling membanggakan keturunan, banyaknya
musuh, dan harta.
Tujuan Puisi pada Masa Umayyah
3. Puisi Cinta (Syiir Al-Ghazal)
Puisi cinta ini ada dua jenis, yaitu puisi kebebasan cinta
dan puisi cinta murni tanpa hasrat. Penyair terkenal
yang menggunakan puisi kebebasan cinta adalah Umar
bin Abi Rabi’ah. Sedangkan penyair terkenal yang
menggunakan puisi cinta murni tanpa hasrat adalah
Qais bin Al-Mulawwih dan Jamil bin Muammar.
Karakteristik Puisi Masa Umayyah

01 03
Persaingan politis tidak
Pengucapannya hanya menggerakkan para
(diksi) bersih, 02 penyair untuk
berpropaganda tetapi juga
04
jernih dan tepat,
karena dekat membolehkan untuk
Di masa ini, mengizinkan menyerang pihak lawan Melonggarnya moralitas
dengan zaman
para penyair mengawali penyair dan bertambahnya
Nabi penyair-penyair kristiani,
puisinya dengan pujian
terhadap Wanita menjadikan anggur sebagai
salah satu garapan puisi yang
kesayangannya
populer
Keistimewaan Puisi pada Masa Umayyah
1. Makna dan Ide
Kebanyakan para penyair bersandar pada makna-makna jahiliyah, begitu juga dengan
ide-idenya, apalagi yag berkenaan dengan puisi yang bertujuan untuk hija’ dan fakhr

2. Gambaran dan Imajinasi


Imajinasi yang berkembang pada masa ini disandarkan pada lingkungan Arab dan
Sebagian penyair dipengaruh oleh Al-Qur’an

3. Lafadz
Keistimewaan lafadz ini berupa kefasihan ungkapan penyair dalam fakhr dan haja’,
bersifat manis dan lembut dalam puisi cinta

4. Struktur Qasidah
Struktur qasidah sama seperti pada masa jahiliyah, diantaranya dari sisi banyaknya
tujuan, kecuali kelompok penyair Hijaz yang membuat puisi cinta saja
Penyair Puisi pada Masa Umayyah
A. Golongan Dinasti Bani Umayyah
Al-Akhthal (640-708
1.
H) Nama lengkapnya adalah Abu Malik Ghiyats al-Akhthal bin Ghauts al-Tsaghlabi al-Nashrani.
Bakat kepenyairannya sudah tampak sejak kecil dan ketika sudah besar, dia disebut-sebut sebagai
penyair yang selalu menang dalam perang tanding puisi ejekan (hija’ atau satire). Puisinya mengalir
tanpa beban sehingga mudah dipahami. Dia sering meminta kritik untuk puisi-puisinya agar menjadi
lebih halus dan bebas dari kecacatan dan bisa berkembang di tengah-tengah kaumnya Bani Tsaghlab.

Diantara puisi al-Akhthal saat menyerang Jarir adalah:

‫ َأُيُهْم اْلعبيد ؟‬: ‫ وتيما ُقْلت‬# ‫َو ُكْن ُت ِإَذ ا َلِقْي ت عبيد تيم‬
‫ َو َس ِّي ُدُه ْم َو ِإن َك ِر ُهوا مسود‬# ‫َلَت ْي ِم اْلَع اَلِمين َي سود تبما‬
“Bila anda bertemu budak belian dan sahayanya, anda akan bertanya; manakah yang budak
belian ? Orang yang memimpin para budak adalah yang paling hina di alam semesta, bagaimanapun
juga, walaupun mereka membenci menyebutnya, mereka tetaplah budak (yang diperintah)” (Al-
Iskandari, 1916: 171).
Al-Farazdaq (641-730
2.
H) Beliau lahir di Yamamah (Arab Timur), suatu tempat dekat Bashrah pada masa akhir
Pemerintahan Umar bin Khattab. Al-Farazdaq memiliki talenta berpuisi sejak usia masih kecil.
Puisinya dinilai kaya dengan ungkapan-ungkapan indah, diksinya terpilih dan unik, memiliki
kedalaman makna serta cenderung mengikuti gayapuisi jahiliyah yang murni.
Para ahli sastra dan bahasa memuji al-Farazdaq dengan sebuah kalimat: “Kalau bukan
karena puisi Al Farazdaq maka akan hilanglah 1/3 bahasa Arab.”
Bait Puisinya ini menggambarkan kehinaan suku Jarir
‫ نجومَ الليل وما وضحت لسار‬# ُ‫ُ ولو ترمى بلؤم بنى كليب‬
‫ ولو يٌ رمى بلؤمهم نهارّ لدنَ س لؤمهم َو َض ح النهار‬#
‫ ليطلب حاجة إال بحار‬# ً‫وما يغو عزيز بنى كليب‬
“Walaupun gemintang malam dilempar dengan kehinaan Bani Kulaib, tidaklah bintang itu menjadi
gelap sementara kehinaan mereka tetap berlalu.Walaupun siang dilempar dengan kehinaan
mereka, siang tetaplah terang sedang kehinaan mereka semakin terjadi. Dan tidaklah tetua
Bani Kulaib bepergian kecuali untuk meminta kebutuhannya pada tetangga (Al-Iskandari,
174)”
Jarir bin Atiyyah bin Khahfy (650-728
3.
H)
Beliau dilahirkan di Yamamah ditengah-tengah lingkungan para penyair pada
Utsman bin Affan. Puisinya mengalir ringan dengan kata yang tersusun indah namun
tetap enak didengar. Hal ini berbeda dengan Al-Farazdaq yang dinilai berat karena
pemilihan kata yang berat dan makna yang dalam.
Diantara puisi Jarir saat ia menyerang Al-Farazdaq dengan cara membalikkan fakta :

‫ أبِر ْش ِ بطول سالمة يا ْم َر ُبع‬# ‫زعم الفرزدق أن سيقتل مربعا‬


“Al-Farazdaq mengira dirinya akan mati (dalam kondisi) terpotong empat. Hai orang yang
terpotong empat berbahagialah kau dengan keselamatanmu.”
Dan puisi Jarir saat al-Akhthal mengejek moyangnya, Jarir pun membalas ejekan Al-Akhtal dengan
puisi sebagai berikut:

‫ يوم التفاضل لم تزن مثقاال‬# ‫فلو أن تغلب َج َّم عت أحالمها‬


‫ وعلى الصديق تراهم جهاال‬# ‫تلقاهم حلماء عن أعدائهم‬
‫ فالزنج أكرم منهم أخواال‬# ‫ال تطلبن خؤولة في تغلب‬
“Walaupun suku Taghlib mengumpulkan mimpi-mimpi di hari perlombaan, niscaya tidak akan bisa
ditimbang berat. Kamu akan mendapatkan mereka begitu lembut terhadap musuh-musuhnya, dan
pada orang yang jujur mereka tampak sangat bodoh. Janganlah kalian meminta kekerabatan pada
suku Taghlib, karena orang hitam berbangsa Sudan lebih mulia dari pada mereka.” (Al-Iskandari,
1916: 178).
B. Golongan Ahlul Bait (Syi’ah)
Al Kumait
Abu al-Musahhal al-Kumait bin Zais al-Asadi al-Kufi, seorang penyair terkenal dari golongan syi’ah al
Hasyimiyah dan pendorong fanatisme Adnaniyah atas Qahthaniyyah. Puisi-puisinya banyak
menggambarkan tentang haja’ pada musuh-musuh Ali dan pujian pada ahli bait.

Berikut ini contoh puisi al-Kumait yang berisi mengajak penduduk kota Murou untuk bangkit
memberontak :

‫ على ما كان من نأي وبعد‬# ‫ال أبلغ جماعة من أخل مورو‬


‫ ويأمرنى الذي ركبوا بجد‬# ‫رسالة ناصح ُيهدى سالًم ا‬
‫ وال يغرز كم أسد يعهد‬# ‫فال تهنوا وال ترضو بخسف‬
‫ على أخل الضاللة والتعدى‬# ‫وإال فار فعوا الرايات السوداء‬
Sampaikanlah kepada penduduk kota Murou, walaupun bagaimana jauhnya. Sebuah surat pesan
dari seorang pemberi nasehat yang menghadiahkan ucapan selamat dan yang menyuruh kepada
orang yang bersungguh-sungguh. Janganlah kamu sampai mau dihina dan jangan kamu rela
dengan kehinaan (penindasan) dan janganlah kamu tertipu oleh singa-singa itu. Hendaknya kamu
angkat panji-panji hitam untuk menumpas orang-orang yang tersesat dan musuh-musuh (Dhoif,
1963: 317)
C. Golongan
Khawarij
Isa bin Fatik Al-Khatiy
Isa bin Fatik Al-Khatiy merupakan golongan dari Khawarij yang juga
melontarkan syairnya dengan mengecam kekuasaan Bani Umayyah, dan mereka
berikrar bahwa dinasti Bani Umayyah adalah musuh yang harus dilawan dengan cara
apa pun. Seperti sya'irnya yang memberikan semangat kepada tentara Ubaidillah bin
Ziyad :

‫ ولكن الخوارج مؤمنونا‬# ‫كذبتم ليس ذاك كما زعمتم‬


‫ على الفئة الكثيرة ينصرونا‬# ‫هم الفئة القليلة غير شك‬
“Kalian berdusta dan bukan seperti itu yang kalian yakini. Khawârij-lah
sekelompok orang-orang yang beriman. Mereka adalah kelompok kecil yang tidak
ada keraguan sedikit pun terhadap kelompok besar yang selalu dibela” (Abd al-
Aziz:1405;269)
“TERIMA
KASIH.”
REFERENSI
Wargadinata, Wildana. 2008. Sastra Arab dan Lintas Budaya. Malang: UIN-MALANG
PRESS

https://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/alfaz/article/view/584/498

Puisi dan Penyair Masa Dinasti Umayyah,


https://chat.openai.com/c/8d9d097a-db9a-4bad-be75-3ed4e1f7769c

https://pcinusudan.com/2021/05/peran-syair-dalam-dunia-politik-masa-dinasti-umayyah/

You might also like