You are on page 1of 40

Rian Hidayat, M.

Pd
Kita Mulai Dengan Membaca
PEMBAHASAN MELIPUTI

01 02
Menghindari Sifat Hidup Menghindari Sifat Riya dan
Berfoya-foya Sum’ah

03 04
Menghindari Sifat Takabur Menghindari Sifat Hasad
Larangan Untuk:
Berfoya-foya Riya-Sum’ah Takabbur Hasad

menganalisis manfaat menghindari sikap hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabbur, dan
hasad.

membuat karya berupa quote dan mempublikasikan di media sosial


TUJUAN
PEMBELAJARAN
menghindari sikap hidup sikap hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabbur, dan hasad

terbiasa bersikap rendah hati dalam kehidupan sehari-hari


Belajar dari Gambar

Amatilah gambar-gambar, kemudian


tulislah pesan-pesan moral untuk
setiap gambar
Kisah seorang Bani Anshar dan Abdullah bin ‘Amr

Jawab pemuda Anshar


kepada Abdullah bin Amr,
“benar, amalanku seperti
yang engkau lihat. Hanya
saja aku tidak pernah
berbuat curang kepada
seorang pun. Aku juga
tidak pernah iri ataupun
hasad kepada seseorang
atas karunia yang telah
diberikan Allah kepadanya
01

Larangan Untuk:
Berfoya-foya

Israf Tabzir

Diulang 23 dalam Qur’an Diulang 3 dalam Qur’an


Berfoya-foya merupakan pola pikir, sikap dan tindakan yang tidak seimbang dalam
memperlakukan harta

Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf) dan boros (tabzir) dalam
membelanjakan harta, keduanya termasuk perbuatan setan.

Islam menganjurkan umatnya untuk hidup bersahaja, seimbang dan proporsional


LARANGAN
FOYA-FOYA

“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam
perjalanan; dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya
orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya”. (QS. al-Isra’/17: 26-27)
Larangan Israf (Berlebih-lebihan)

“Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih)


orangorang yang apabila menginfakkan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara wajar”. (Q.S
al-Furqan/25: 67)
Contoh Israf dan Tabzir
Dalam hal makan Dalam hal waktu di
Dalam hal bicara
minum sosmed

Dalam hal belanja Dalam hal penampilan


Menghindari Hidup Berfoya-foya
Contoh Perilaku Israf dan Contoh Perilaku Israf dan Contoh Perilaku Israf dan
Tabzir
Tabzir Tabzir
Dalam makan dan minum:
Seseorang mengambil banyak Dalam berbicara Dalam penampilan
makanan dan minuman pada suatu Berkata-kata yang tidak Memakai perhiasan emas di
acara tasyakuran.
Ia takut tidak mendapat bagian, pentingdan tidak perlu, baik kedua tangan, leher, jari-jemari
tanpa sama sekali tidak secara langsung bertemu dan kaki pada saat pertemuan
mempertimbangkan daya tamping dengan lawan bicara warga.
perut. ataupun melalui media
Akhirnya ia tidak sanggup
Berpakaian mahal, mewah
menghabiskan makanan dan elektronik, termasuk media lengkap dengan tas import dari
minuman tersebut sosial. luar negeri.
Dampak Negatif Perilaku Israf dan Tabzir

Dapat memicu frustasi


Terlalu sibuk mengurusi Menimbulkan sifat iri, apabila hartanya habis Berpotensi
kebahagiaan duniawi, dengki dan pamer menimbulkan sifat kikir
melalaikan akhirat
Cara Menghindari Sifat Israf dan Tabzir

Membelanjakan harta Membiasakan Bergaya hidup


sesuai dengan skala bersedekah dan sederhana
prioritas kebutuhan membantu orang lain

Selalu bersyukur Bertindak selektif Bersikap rendah


dan terencana hati
Larangan Kikir

“Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya mengira
bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan
dikalungkan (di lehernya) pada hari Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa
yang kamu kerjakan." (Q.S. Ali Imran/3: 180)

“Dari Jabir bin Abdullah r.a., bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan zalim, karena
kezaliman itu merupakan kegelapan pada hari kiamat. Dan Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah mencelakakan
umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagi
mereka”. (H.R. Muslim)
02
Larangan Untuk:
Riya’ dan
Sum’ah

Riya’ Sum’ah

Bahasa: memperlihatkan Bahasa: memperdengarkan

melakukan ibadah dengan niat supaya mendapat memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada
pujian atau penghargaan dari orang lain. orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.
Contoh Riya’ dan Sum’ah
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang
menginfakkan hartanya karena ria (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang
di atasnya ada debu, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu
licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan.
Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. al-Baqarah/2: 264).
Larangan Riya’ dalam Hadits Nabi

“Dari Mahmud bin Labid berkata, Rasulullah Saw. berkata: “Syirik kecil adalah suatu
penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para sahabat bertanya, apakah syirik
kecil itu ya Rasulullah? Jawab beliau: Riya’, besok di hari kiamat, Allah menyuruh
mereka mencari pahala amalnya, kepada siapa tujuan amal mereka itu, firman-Nya,
‘carilah manusia yang waktu hidup di dunia, kamu beramal tujuannya hanya untuk
dipuji atau disanjung oleh mereka, mintalah pahala kepada mereka itu”. (HR. Ahmad).
Macam-macam Riya’
Tingkatan Riya’

Riya’ Khalish Riya’ Syirik

melakukan suatu perbuatan karena niat menjalankan perintah


melakukan ibadah hanya untuk mendapat pujian dari
Allah, dan sekaligus juga karena ingin mendapatkan sanjungan
manusia semata. dari orang lain.

Bentuk Riya’

Riya’ dlm Niat Riya’ dlm Perbuatan

Contoh: Seseorang berkata bahwa ia ikhlas beribadah


Contoh: Seseorang memakai baju muslim lengkap
karena Allah padahal dalam hatinya tidak demikian,
dengan surbannya agar disangka sebagai orang shaleh.
maka hal ini termasuk riya’ dalam niat.
Ciri-ciri Riya dan Sum’ah
Malas atau enggan melakukan
Selalu menyebut dan Beramal hanya sekadar amal shaleh apabila tidak
mengungkit amal baik ikut-ikutan bersama dilihat oleh orang lain
yang pernah dilakukan orang lain

Melakukan amal kebaikan Amalannya selalu Ekspresi amal berbeda Tampak lebih rajin dan bersemangat
karena sedang dilihat oleh dalam beramal saat mendapat
apabila sedang berada di ingin dilihat dan sanjungan, sebaliknya semangatnya
orang lain atau tidak
tengah khalayak ramai didengar agar dipuji akan turun apabila mendapat
oleh orang lain cemoohan dari orang lain
Dampak Negatif Perilaku Riya’ dan Sum’ah

Muncul rasa tidak puas Muncul rasa gelisah Merusak nilai pahala dari suatu
atas amal yang telah saat melakukan amal ibadah, bahkan bisa hilang sama
dikerjakan kebaikan sekali

Mengurangi kepercayaan Menyesal apabila amalnya Menimbulkan sentimen pribadi


dan simpati dari orang lain tidak diperhatikan oleh dari orang lain karena adanya
orang lain perasaan iri dan dengki
Meluruskan niat

Menyadari bahwa dirinya adalah hamba Allah Swt.

CARA Memohon pertolongan Allah Swt.


MENGHINDARI
RIYA & SUM’AH
Memperbanyak rasa syukur

Memperbanyak ingat kematian

Membiasakan hidup sederhana


03
Larangan Untuk:
Takabur

Sombong Merendahkan

Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat,
lebih hebat dibanding orang lain. Orang takabur selalu meremehkan dan merendahkan
orang lain, tidak mau mengakui kehebatan dan keberhasilan orang lain, dan menolak
kebenaran.
Firman Allah Swt

“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri


terhadapnya, tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk
surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum. Demikianlah Kami memberi balasan kepada
orang-orang yang berbuat jahat.” (Q.S al-A’raf/7: 40)

“Tetapi orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya,
mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.”. (Q.S al-A’raf/7: 36)
Hadits Rasulullah Saw

“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: ‘Rasulullah Saw. bersabda, Allah Yang Maha Mulia
lagi Maha Agung berfirman: ‘Kemuliaan adalah pakaianKu dan kebesaran
(kesombongan) adalah selendang-Ku, maka barangsiapa yang menyaingi Aku dalam
salah satunya maka Aku pasti akan menyiksanya” (Riwayat Muslim)
Dampak Negatif Perilaku Takabur

Dibenci oleh Allah Swt. Dibenci dan dijauhi Mata hatinya terkunci dari
dan rasul-Nya oleh masyarakat memperoleh hidayah kebenaran

Mendapatkan siksa dan Dimasukkan ke


kehinaan di akhirat dalam neraka
Cara Menghindari Sifat Takabur

Menyadari Menyadari bahwa Berusaha selalu


kekurangan dan hidup di dunia hanya menghargai orang
kelemahan dirinya sementara lain

Bersifat rendah hati Ikhlas dalam


(tawadhu’) melakukan ibadah
04
Larangan Untuk:
Hasad

Tidak senang akan nikmat


Hilang nikmat itu
orang

Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap


kebahagiaan orang lain karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha
menghilangkan nikmat tersebut.
Larangan Hasad

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas
sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan
(pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karuniaNya.
Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S an-Nisa’/4: 32).

“Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Saw. bersabda:’ jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan
kebaikan seperti api memakan kayu bakar”. (H.R. Abu Dawud)
Dua Hasad yang Boleh

“Dari Abdullah bin Mas’ud r.a., berkata: “Nabi Saw. bersabda: ‘Tidak
boleh hasad kecuali pada dua orang: (1). Orang yang diberi harta
kekayaan oleh Allah lalu digunakan untuk menegakkan haq dan
kebaikan, (2). Orang yang diberi oleh Allah hikmah (ilmu) lalu diamalkan
dan diajarkan kepada orang lain.” (HR. Ahmad)
Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan ia
mendapatkan nikmat tersebut

3 JENIS Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak


HASAD
BERBAHAYA mendapatkan apa yang membuat orang tersebut bahagia. Asalkan
MENURUT
IMAM
orang lain jatuh menderita, maka ia merasa bahagia.
GHAZALI

Merasa tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.
kepada orang lain, meskipun ia tidak mengharapkan hilangnya
nikmat dari orang tersebut. Ia benci apabila orang lain dapat
menyamai atau melebihi apa yang diterimanya dari Allah Swt.
Dampak Negatif Perilaku Hasad

Menentang takdir Allah Hati menjadi susah Menghalangi keinginan


Swt. berdoa kepada Allah Swt.

Meremehkan nikmat Merendahkan


dari Allah Swt. martabat orang lain
Cara Menghindari Sifat Hasad

Meyakini keadilan Memperbanyak rasa Menjaga sifat rendah


Allah Swt. syukur hati (tawadhu’)

Senang membantu Mempererat tali Mendahulukan


orang lain silaturahmi kepentingan umum
Alhamdulillah

You might also like