You are on page 1of 18

Rancangan Materi

Presentasi

MATERI INISIASI 6

MATAKULIAH : PENGANTAR EKONOMI MAKRO


(ESPA 4110)
* PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
DAN KEBIJAKAN FISKAL
* KURVA PENAWARAN AGREGAT DAN
DETERMINAN PENAWARAN AGREGAT

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA
2018
Cakupan Isi Materi
(ESPA4110 Pengantar Ekonomi Makro, Dr. Sonny Harry B. Harmadi)

• Fungsi pemerintah
• Kebijakan fiskal
• Teori kebijakan fiskal
• Macam kebijakan fiskal
• Perangkat kebijakan fiskal
• Tujuan kebijakan fiskal
• Anggaran pemerintah
• Kebijakan fiskal dan anggaran belanja
• Efek pembatasan paksa
• Pengangguran dan kebijakan fiskal
• Defisit anggaran
Fungsi Pemerintah

Latar Belakang perlunya pemerintah dalam perekonomia:


• Kegagalan pasar  kondisi ketika pasar tidak dapat menghasilkan output
perekonomian secara pareto efisien merupakan hal yang menjadi latar
belakang perlunya intervensi pemerintah terlibat dalam perkeonomian.
• Pareto efisien  suatu kondisi alokasi sumber daya yang memiliki
karakteristik ‘tidak ada seorang pun yang kondisi kesejahteraannya dapat
menjadi lebih baik tanpa memperburuk kesejahteraan orang lain’  Jika
kesejahteraan seseorang masih dapat ditingkatkan tanpa memperburuk
kesejahteraan orang lain, maka kondisi pareto efisien masih belum tercapai
 muara dari tidak tercapainya efisiensi ini adalah terciptanya kegagalan
pasar
Fungsi Pemerintah

Terdapat 6 (enam) kondisi yang menciptakan kondisi


kegagalan pasar:
1. Terdapat kegagalan dalam bersaing  terbentuknya
monopoli
2. Adanya keberadaan barang publik  Tidak semua barang
dapat disediakan secara efisien oleh perusahaan swasta
3. Adanya eksternalitas yang diciptakan oleh pelaku ekonomi
4. Adanya kegagalan informasi/informasi yang tidak sempurna
5. Adanya ketidakstabilan makroekonomi
Fungsi Pemerintah

Terdapat kegagalan dalam bersaing  terbentuknya monopoli


Harga

MC

P1

P*
AC
P2

Kehilangan laba yang Kehilangan laba


disebabkan karena D = AR
memproduksi terlalu memproduksi
sedikit (Q1) dan menjual terlalu banyak
pada harga yang terlalu (Q2) dan menjual
tinggi (P1) pada harga yang
terlalu rendah
(P2)
MR

0 Q0 Q3 Kuantitas
Fungsi Pemerintah

Richard Musgrave (1980)  pemerintah memiliki tiga peran


dalam perekonomian:

1. Peran Stabilisasi  menjaga tingkat tingkat pengangguran


yang rendah dengan tingkat harga yang stabil.
2. Peran Redistribusi Pendapatan  menjamin agar pendapatan
dalam perekonomian dapat terdistribusi ke seluruh
masyarakat dalam perekonomian  pemerintah menjalankan
fungsi redistribusi pendapatan dengan menggunakan
instrumen pajak dan subsidi.
3. Peran Alokasi Sumber Daya
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan
dalam sistem pajak atau dalam sistem pembelanjaannya dengan maksud untuk
mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Pada tahun 1936 Keynes menerbitkan bukunya “The General Theory of Employment
Interest and Money”  menjadi dasar dari perkembangan teori tentang kebijakan
fiskal.
Dasar pemikiran kebijakan fiskal ialah  pemerintah tidak dapat disamakan dengan
individu dalam pengaruh dari tindakan masing-masing terhadap masyarakat sebagai
keseluruhan.
(umumnya para individu akan mengurangi pengeluaran apabila penerimaannya
menurun. Sedangkan pemerintah tidak harus berbuat demikian, karena jika pemerintah
mengurangi pengeluarannya, maka tindakan ini justru akan lebih menyusahkan
jalannya perekonomian karena menurunnya pengeluaran pemerintah berarti akan
menurunkan pendapatan masyarakat sebagai obyek pajak yang pada akhirnya akan
memperkecil pendapatan pemerintah)
Macam Kebijakan Fiskal

1. Pembiayaan fungsional (functional finance)  A.P. Lerner.


Pengeluaran pemerintah ditentukan dengan melihat akibat-akibat tidak langsung
terhadap pendapatan nasional terutama guna meningkatkan kesempatan kerja
(employment). Sementara pajak dipakai untuk mengatur pengeluaran swasta dan
bukan untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, sehingga dalam masa ada
pengangguran, pajak sama sekali tidak diperlukan.

2. Pengelolaan anggaran (the managed budget approach)  Alvin Hansen


“Masa depresi dimana ada banyak pengangguran, pengeluaran pemerintah yang
meningkat adalah satu-satunya obat”.
Dalam Pendekatan ini  hubungan langsung antara pengeluaran pemerintah dan
perpajakan selalu dipertahankan, tetapi penyesuaian dalam anggaran selalu dibuat
guna memperkecil ketidakstabilan ekonomi, sehingga pada suatu saat dapat terjadi
defisit maupun surplus.
Macam Kebijakan Fiskal

3. Stabilisasi anggaran otomatis (the stabilizing budget)


Dengan stabilisasi otomatis, pengeluaran pemerintah akan ditentukan berdasar atas
perkiraan manfaat dan biaya relatif dari berbagai macam program dan pajak akan
ditentukan sehingga menimbulkan surplus dalam periode kesempatan kerja penuh.
Peranan built in flexibility ini dapat ditingkatkan dengan penambahan pengeluaran
pemerintah pada proyek-proyek pekerjaan umum.

4. Anggaran belanja seimbang (balanced budget approach)


Suatu modifikasi dari pembelanjaan atas dasar anggaran yang disesuaikan dengan
keadaan adalah pembelanjaan secara seimbang dalam jangka panjang.
Perangkat Kebijakan Fiskal

1. Perangkat kebijakan fiskal otomatis: stabilisator terpasang


Stabilisator terpasang adalah segala sesuatu yang dapat menurunkan
kecenderungan membelanjakan marjinal dari pendapatan nasional sehingga dapat
mengurangi angka multiplier.
Terdapat tiga stabilisator utama:
• Pajak  Pajak langsung dapat mengurangi kecenderungan membelanjakan
marjinal dari pendapatan nasional, karena itu pajak langsung dapat bertindak
sebagai stabilisator terpasang.
• Pengeluaran pemerintah
• Pembayaran transfer pemerintah
2. Perangkat Kebijakan Fiskal Diskresioner
Kebijakan fiskal diskresioner perlu dilakukan bila stabilisator terpasang tidak bisa
menghilangkan fluktuasi kecil jangka pendek, bahkan kadang kadang muncul
kesenjangan yang lebih besar dan lebih lama.
Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan umum kebijakan fiskal  kestabilan ekonomi yang lebih mantap  Artinya tetap
mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang layak tanpa adanya pengangguran yang berarti
disatu pihak atau adanya ketidakstabilan harga-harga umum di pihak lain.

Jurang deflasi, Jurang Inflasi dan Kebijakan Fiskal  Dengan menggunakan kebijakan fiskal
pemerintah dapat mempengaruhi besarnya jurang deflasi atau inflasi yang ada dalam
perekonomian.

Jurang deflasi  tingkat kegiatan ekonomi belum mencapai potensinya yang maksimal dan
terwujud pengangguran  pengeluaran agregat perlu dinaikkan & pemerintah dapat pula
mengurangi pajak yang dipungut dari penerima pendapatan dan perusahaan-perusahaan
kebijakan anggaran belanja defisit  Kebijakan pemerintah tersebut akan menaikkan tingkat
kegiatan ekonomi dan mengurangi pengangguran

Jurang Inflasi  pengeluaran agregat melebihi kemampuan perekonomian untuk memproduksi


barang-barang dan jasa  pemerintah perlu mengurangi pengeluarannya dengan menaikkan
tingkat dan jumlah pajak yang dipungut kebijakan anggaran belanja surplus
Akibat Kebijakan Fiskal Terhadap
Kegiatan Ekonomi

“pengaruh kebijakan fiskal terhadap


naik turunnya tingkat kegiatan
ekonomi dalam jangka panjang”
Anggaran Pemerintah
• Anggaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
• Kebijakan fiskal seringkali dianggap sebagai kebijakan anggaran belanja
pemerintah
• Saldo anggaran belanja dapat dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah dan
penerimaan pemerintah yang menjadikannya menjadi tiga kondisi:
1) Anggaran Belanja Berimbang
Anggaran belanja berimbang bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama
jumlahnya dengan pengeluaran pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang
dengan pengeluarannya.
2) Surplus Anggaran Belanja
Jika penerimaan pemerintah lebih besar daripada pengeluarannya, maka keadaan yang
demikian yang disebut dengan surplus anggaran belanja.
3) Defisit Anggaran Belanja
Penerimaan pemerintah yang lebih kecil daripada pengeluarannya akan mengakibatkan
keadaan defisit anggaran belanja.
Anggaran Pemerintah
• Anggaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
• Kebijakan fiskal seringkali dianggap sebagai kebijakan anggaran belanja
pemerintah
• Saldo anggaran belanja dapat dipengaruhi oleh pengeluaran pemerintah dan
penerimaan pemerintah yang menjadikannya menjadi tiga kondisi:
1) Anggaran Belanja Berimbang
Anggaran belanja berimbang bisa terjadi apabila penerimaan pemerintah sama
jumlahnya dengan pengeluaran pemerintah, atau dengan kata lain penerimaan seimbang
dengan pengeluarannya.
2) Surplus Anggaran Belanja
Jika penerimaan pemerintah lebih besar daripada pengeluarannya, maka keadaan yang
demikian yang disebut dengan surplus anggaran belanja.
3) Defisit Anggaran Belanja
Penerimaan pemerintah yang lebih kecil daripada pengeluarannya akan mengakibatkan
keadaan defisit anggaran belanja.
Anggaran Pemerintah
Saldo anggaran belanja yang dipengaruhi oleh kebijakan pajak dapat
dibedakan menjadi dua kondisi:
1) Pembelanjaan Defisit  Pembelanjaan defisit terjadi apabila terjadi
peningkatan pada pengeluaran pemerintah tanpa diikuti oleh peningkatan
tarif pajak.
2) Perubahan Anggaran Belanja Berimbang dalam Pengeluaran  Jika
pemerintah menaikkan tarif pajak yang menghasilkan pendapatan
pemerintah sama besar jumlahnya dengan penambahan pengeluaran
pemerintah, maka keadaan yang demikian dinamakan perubahan anggaran
belanja berimbang dalam pengeluaran.
Jika pemerintah mengalami defisit anggaran belanja, maka salah satu cara
yang bisa ditempuh untuk menutupi kekurangan  melakukan peminjaman
(pemerintah dapat melakukan peminjaman melalui: melalui bank sentral dan
melalui sektor swasta)
Efek Pembatasan Paksa

Suku
bunga Jumlah uang yang
beredar

’’peningkatan suku bunga akibat ekspansi


fiskal yang menyebabkan terjadinya
r2
penurunan permintan agregat disebut
dengan efek pembatasan paksa”
r1

M D2

Permintaan uang, M D1

0
Jumlah uang
Pergeseran Permintaan Agregat

Tingkat
$ 30 milyar
harga “kenaikan suku bunga yang
mengakibatkan penurunan
pembelanjaan untuk investasi
menyebabkan permintaan agregat
juga menurun”.

AD2

AD
3
Permintaan agregat, AD1

Jumlah output
Pengangguran dan Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal dapat digunakan untuk mengatasi masalah pengangguran atau inflasi.
Pada dasarnya terdapat tiga faktor yang menentukan besarnya perubahan dalam anggaran belanja
untuk mengatasi kedua masalah (pengangguran atau inflasi)
a)Besarnya perbedaan antara pendapatan nasional yang sebenarnya dicapai dengan pendapatan
nasional yang akan tercapai pada konsumsi tenaga kerja penuh,
b)Bentuk kebijakan fiskal diskresioner yang dilaksanakan,
c)Besarnya kecenderungan konsumsi marjinal pendapatan nasional (MPC).
Defisit adalah selisih antara pengeluaran dan penerimaan pemerintah
•Kebijakan fiskal bersifat ekspansif bila terjadi kenaikan defisit pada anggaran belanja pemerintah.
•Defisit anggaran belanja pemerintah mengalami penurunan, maka kebijakan fiskal bersifat
kontraktif.

Perkiraan saldo anggaran belanja pada tingkat pendapatan nasional tertentu mempunyai arti
pengendalian fluktuasi – fluktuasi siklis pada pengeluaran dan penerimaan pajak  hasil proses
tersebut adalah saldo anggaran belanja yang dikoreksi secara siklis atau defisit anggaran yang
dikoreksi secara siklis (CAD). Jadi dapat disimpulkan bahwasanya perubahan posisi kebijakan fiskal
dapat diindikasikan dengan perubahan defisit anggaran yang dikoreksi secara siklis.

You might also like