You are on page 1of 17

KEBIJAKAN

PELAYANAN
PALIATIF

KEMENTERIAN KESEHATAN
PELAYANAN PALIATIF
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa/anak-anak) dan
keluarga yang menghadapi masalah yang terkait dengan penyakit
yang mengancam jiwa dengan cara mencegah dan mengurangi
penderitaan melalui identifikasi awal, penilaian yang benar dan
pengobatan rasa sakit dan masalah lain, baik fisik, psikososial
atau spiritual (WHO, 2020)

Penyakit mengancam jiwa seperti : penyakit kanker, penyakit


degeneratif, penyakit paru obstruktif kronis, cystic fibrosis, stroke,
parkinson, gagal jantung (heart failure), gagal ginjal, penyakit
genetika, dan penyakit infeksi seperti HIV/AIDS, COVID-19.
PRINSIP PELAYANAN PALIATIF
 Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai
proses normal;
 Mengintegrasikan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual;
 Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian;
 Mengatasi gejala stress;
 Memberikan pasien peranan penting dalam pengambilan
keputusan;
 Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif
mungkin;
 Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa duka cita;
 Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan
pasien dan keluarga;
 Menghindari tindakan yang sia-sia; dan
 Bersifat individual tergantung kebutuhan pasien
KEBUTUHAN PELAYANAN PALIATIF
> 56,8 JUTA ORANG ASIA TENGGARA: 17,1 % (PASIEN DUNIA)
MEMBUTUHKAAN MEMBUTUHKAN PERAWATAN PALIATIF
PERAWATAN PALIATIF DI DENGAN KASUS TERTINGGI ADALAH
SELURUH DUNIA KANKER SEBESAR 20,4 %.

> 29 JUTA KEMATIAN KEBUTUHAN PELAYANAN PALIATIF DI INDONESIA (GLOBAL


(94% DEWASA) 34%NYA
ADALAH KANKER ATLAS OF PALLIATIVE CARE, 2014) SEBESAR 234-353/
MEMERLUKAN PELAYANAN 100.000 PENDUDUK ATAU SEKITAR 468.000-706.000 ORANG,
PALIATIF,
dengan 69-145/ 100.000 PENDUDUK ATAU SEKITAR 175
KEBUTUHANNYA RIBU-350 RIBU KASUS ADALAH TERKAIT KANKER .SAAT INI
MENINGKAT
SEJALAN BARU 271-1350 ORANG YANG MENDAPATKAN PELAYANAN
PENINGKATAN
KASUS PALIATIF
SITUASI SAAT
INI
Setiap tahun, diperkirakan 40 juta orang membutuhkan
perawatan paliatif;
78% dari mereka tinggal di negara berpenghasilan
rendah dan menengah.
Secara global, hanya sekitar 14% dari yang
membutuhkan pelayanan paliatif saat ini
mendapatkannya,
42% negara di dunia belum memiliki pelayanan paliatif
9% negara di dunia yang telah mengintegrasikan
perawatan paliatif dalam layanan kesehatan

Di Indonesia, cakupan untuk pelayanan paliatif < 1%


(Impact, 2018)
TANTANGAN
KURANGNYA AKSES
PELAYANAN PALIATIF

FASILITAS PEMBERI JEJARING PELAYANAN,


SDM PELAKSANA MEKANISME PEMBIAYAAN
PELAYANAN PENGAMPUAN &
RUJUKAN

KUALIFIKASI, JUMLAH, RUMAH RUMAH


KEBIJAKAN SARPRAS TIM FKTL FKTP PIHAK KE 3 OOP
KEBUTUHAN & PALIATIF TINGGAL
SEBARAN

KOMPETENSI LULUSAN &


KEWENANGAN

PENDIDIKAN AKADEMIK
DIKLAT
BERJENJANG

BUTUH KOMPETENSI TIDAK BUTUH KOMPETENSI


TAMBAHAN TAMBAHAN
DAMPAK PEMBIAYAAN

KETIDAKTERSEDIAAN TIDAK SESUAI


JEJARING
PELAYANAN PALIATIF INDIKASI

BIAYA TINGGI &


FUTILE
BEBAN PERAWATAN
PALIATIF DI RS

PEMBOROSAN BIAYA 2,23 – 5,2 T ( RUDI P, RSCM & YKI)


Pengeluaran biaya kesehatan justru cenderung lebih besar menjelang akhir masa
hidup: Futile treatment? Permintaan pasien?

?
Pengeluaran biaya Kesehatan pada 24 Bulan Terakhir Masa Hidup (Fassbender et al 2009)
KAPAN PELAYANAN PALIATIF DI PERLUKAN?

Perawatan paliatif paling efektif bila dipertimbangkan di perjalanan penyakit sehingga


awal pelayanan
paliatif dini tidak hanya meningkatkan kualitas hidup pasien tetapi juga dapat menghemat biaya
yang
mengurangi rawat inap yang tidak perlu dan penggunaan layanan perawatan kesehatan.
WHO NEEDS PALIATIVE CARE

• Perawatan paliatif diperlukan untuk berbagai penyakit.


• Mayoritas pada orang dewasa yang membutuhkan

pelayanan paliatif memiliki penyakit kronis seperti


penyakit kardiovaskular (38,5%), kanker (34%),
penyakit pernapasan kronis (10,3%), AIDS (5,7%) dan
diabetes (4,6%).

• Banyak kondisi lain yang juga memerlukan pelayanan paliatif, termasuk gagal ginjal, penyakit hati kronis, multiple sclerosis,
penyakit Parkinson, rheumatoid arthritis, penyakit neurologis, demensia, anomali kongenital, dan tuberkulosis yang
resistan terhadap obat.
DESIGN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PALIATIF

TATALAKSANA
RAJAL FKTL N YAN. MEDIS N
SPESIALISTIK A
K
E
TATALAKSANA
YAN.MEDIS S
FKTP NON
TERDIAGNOSA PENYERAHAN &
SPESIALISTIK
PENYAKIT T PENYIMPANAN
NARKOTIK
PENGAWASAN E
MENGANCAM TENAGA NON
R
SPESIALISTIK, KLG
JIWA RUMPAL TDK MAMPU L
MERAWAT
A
PENGAWASAN T
TENAGA YANKES
NON SPESIALISTIK,
I
RANAP
(GAWAT,
RUMAH KLG MAMPU H
REVERSIBLE) MERAWAT
KETENAGAAN PALIATIF

DOKTER PERAWAT BIDAN PSIKOLOG ROHANIAWAN

PEKERJA ANGGOTA
CAREGIVER KADER
SOSIAL KELUARGA

SESUAI
BERWENANG PERATURAN
PERUNDANGA
N
REGULASI PEMANFATAAN NARKOTIKA DALAM PALIATIF

MEMILIKI APOTEKER
RS, PKM, KLINIK & TEMPAT
PENYIMPANAN

CATATAN PEMASUKAN
DAN PENGELUARANN
PENYIMPANAN &
OBAT
PENYERAHAN
NARKOTIKA
PELAPORAN KEPADA
DINAS KESEHATAN

MEMILIKI TEMPAT
PRAKTIK MANDIRI
PENYIMPANAN,
DOKTER
SURAT TUGAS
DINKES
Kebijakan Strategi
• Mendorong sistem pembiayaan kesehatan bagi program
paliatif.
Integrasi layanan paliatif dalam sistem kesehatan • Menjamin pelayanan paliatif pada institusi fasyankes.
nasional. • Menyiapkan tenaga profesional pada program paliatif.

Ketersediaan layanan professional serta • Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat dalam

pemberdayaan masyarakat. program paliatif.

• Ketersediaan sarana dan prasarana • Mendorong dan memfasilitasi pengembangan potensi


terutama dan peran masyarakat untuk menyebarluasan informasi
untuk pengelolaan nyeri dan gejala kepada masyarakat tentang program paliatif.
psikologis.
• Menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap program
Aksesibilitas setiap pasien yang memerlukan
paliatif yang berkualitas melalui peningkatan sumber
program paliatif
daya manusia dan penguatan institusi serta standarisasi
pelayanan.
• MEMBANGUN JEJARING PELAYANAN, PENGAMPUAN
&
RUJUKAN PALIATIF YANG TERINTEGRASI MULAI DARI
FASILITAS RUJUKAN SAMPAI DENGAN BERBASIS
PENINGKATAN SDM MELALUI TOT PALIATIF KANKER

REPLIKASI CEPAT SDM

2016 2017 2018 2022

• Dilatih tim dari 6 • Dilatih tim dari 6 • Dilatih tim dari • Dilatih tim dari 14
provinsi: provinsi: 10 Provinsi:
Sumatera provinsi: Sumatera Utara, Sumatera
DKI Jakarta, Jawa
Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Barat, Jawa DKI Jakarta, Jawa DKI Jakarta, Jawa Barat,
Selatan, Jawa Timur,
Jambi, Banten dan Barat, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Tengah,
Bali Bangka Belitung, DIY, Bali, Kalimantan Barat,
Yogyakarta,
Kalimantan Barat Kalimantan Timur, Kalimantan Timur,
dan Sulawesi Sulawesi Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan NTT, Papua Selatan, Papua

APA & BAGAIMANA PENERAPANNYA SAAT INI, PERKEMBANGAN, EVALUASI DAN STRATEGI TINDAKLANJUT SERTA TARGET CAPAIANNYA
PERUBAHAN PARADIGMA

PERUBAHAN PERUBAHAN
PERUBAHAN
TATANAN PRIORITAS &
KEBUTUHAN
KEHIDUPAN STRATEGI

IF YOU ALWAYS DO INSANITY IS DOING


WHAT YOU ALWAYS THE SAME THING
DID, YOU WILL OVER AND OVER
ALWAYS GET WHAT AGAIN BUT
YOU ALWAYS GOT EXPECTING DIFFERENT
RESULT
THANK YO U

You might also like