Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus: Kelompok 2
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus: Kelompok 2
Diabetes Melitus
Kelompok 2
Ayun polimengo
Dewi Priyanti Pilok
Mega
Meylan A.Kalay
Latar belakang
Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit yang
prevalensinya terus mengalami peningkatan di dunia, baik pada
negara maju ataupun negara berkembang, sehingga dikatakan
bahwa diabetes melitus sudah menjadi masalah kesehatan global
di masyarakat (Suiraoka, 2012). Jumlah penderita diabetes telah
meningkat dari 108 juta pada tahun 1980 menjadi 422 juta pada
tahun 2014, prevalensi diabetes meningkat lebih cepat di negara
berpenghasilan menengah dan rendah. Pada tahun 2015,
diperkirakan 1,6 juta kematian secara langsung disebabkan oleh
diabetes. Hampir setengah dari semua kematian akibat glukosa
darah tinggi terjadi sebelum usia 70 tahun. WHO
memproyeksikan diabetes akan menjadi penyebab kematian ke
tujuh di tahun 2030 (WHO, 2017).
Pengertian
Diabetes mellitus, adalah kondisi serius jangka panjang
yang terjadi ketika ada peningkatan kadar glukosa
dalam darah seseorang karena tubuh mereka tidak
dapat menghasilkan hormon insulin apa pun atau
cukup, atau tidak dapat efektif menggunakan insulin
yang dihasilkannya
Etiologi
1. Diabetes tipe 1
- Faktor genetik
- Faktor immunologi
2. Diabetes tipe II
- Usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia diatas 65 tahun)
- Obesitas
- Riwayat keluarga
Pengkajian
Identitas klien
Nama : Ny. E
Umur : 34 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku : Bugis
Alamat : Desa Bulili
RIWAYAT PENYAKIT
1. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Klien mengatakan nafsu makan
baik, makan 3x sehari, tidak gangguan mengunyah dan
menelan makanan, klien jarang minum dikarenakan
aktifitas yang berlebihan
Saat sakit : Klien mengatakan tidak ada nafsu
makan, minum 2500 mil perhari.
2. Pola istirahattidur
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidak ada
gangguan pola tidur, tidur siang sekitar 2-3 jam, tidur
malam 8 jam
Saat sakit : Klien mengatakan mengalami gangguan
pola tidur saat malam hari klien tidur hanya 1-3 jam
saat siang hari tidak biasa tidur karena nyeri dan
ruangan yang ramai.
3. Pola aktivitas
Sebelum makit :Klien mengatakan tidak memiliki
kesulitan dalam beraktifitas. Dalam melakukan aktifitas
makan, minum, menggunakan pakaian, mandi, BAB
dan BAK melakukannya secara mandiri selain itu klien
masih mampu bekerja sebagai IRT.
Saat sakit : Klien mengatakan aktivitasnya terbatas
karena adanya luka. untuk makan, minum,
menggunakan pakaian, mandi dan BAB/BAK klien
membutuhkan bantuan dari keluarganya
PEMERIKSAAN FISIK
BB sebelum sakit : 60 Kg
BB saat sakit: 58 Kg
Tinggi badan:157 cm
Kesadaran : Composmentis (E=4, V=5, M=6)
KU : Lemah
Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
SB : 36 oC
1. Ekstremitas bawah
Inspeksi : kedua kaki dapat digerakkan, kekuatan
otot 5 / 4 Klien mengatakan sulit menggerakan jari-
jari pada kaki kiri karena adanya luka, Terdapat luka
pada kaki kiri, Kondisi luka pada kaki kiri, panjang
luka 7 cm, lebar luka 5 cm, kedalaman luka 3 cm, luka
berbau, warnah luka kuning dan kemerahan di sekitar
luka, terdapat nekrotik dan push.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
DATA PENUNJANG
PENATALAKSANAAN TERAPI
Dari hasil pengumpulan data yang telah di lakukan diagnose keperawatan atau masalah
keperawatan yang muncul pada pasien kelolaan adalah nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisiologis, gangguan integritas kulit berhubungan dengan neuropati
perifer, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan ketidakbugaran fisik, dan resiko
infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit.
Pada diagnosa gangguan integritas kulit tindakan yang lakukan adalah perawatan luka
yaitu pemberian madu terhadap proses pemyembuhan luka gangrene pada pasien
diabetes melitus untuk mencegah terjadinya resiko infeksi pada luka diabetes melitus.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabhani yang berjudul pengaruh
madu terhadap proses penyembuhan luka gangrene pada pasien diabetes melitus dengan
masalah keperawaatan gangguan integritas kulit pada pasien diabetes melitus.
Didapatkan hasil uji data dengan menggunakan paried t test mendapatkan hasil t hitung
5.000 dan p value 0.015 karena hasil t hitung 5.000 diatas harga atau > table t: 2.35 dan p
< dari 0.05. artinya proses penyembuhan luka gangrene sehingga hipotesis yang
berbunyi ada manfaat madu terhadap penyembuhan luka gangren diterima.
Kesimpulan