Professional Documents
Culture Documents
Fiqih Siyasah Kel.02
Fiqih Siyasah Kel.02
Kelompok II
1. Ani khoirun Nafi’ah (1860103221013)
2. Binti Mir’atus Sholihah (1860103008)
3. Deta Reztifa Putri (1860103221078)
4. Dicky Dwi Hermawan (1860103221116)
PEMBAGIAN MASA PERKEMBANGAN POLITIK ISLAM
• Kedua, pemikiran politik dimasa ini sebagian besar di dasari respon mereka terhadap kondisi
sosial politik yang terjadi. Al-Ghazali berpendapat rakyat harus berani melakukan kritik dan
reformasi terhadap pemerintah yang melakukan kesalahan
Periode Pertengahan Politik Islam
Periode pertengahan ditandai dengan runtuhnya Daulah Abbasyiah pada abad
ke-19 tahun 1258 M yang menyebabkan kemunduran politik Islam. Sehingga
orientasi pemikiran politik Islam berubah. Islam mengalami perpecahan politik
dengan munculnya banyak dinastidinasti kecil dalam kekhalifahan Islam
o Pertama, kemunduran dan kerapuhan dunia Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor
internal dan yang berakibat munculnya gerakan-gerakan pembaharuan dan pemurnian.
o Kedua, rongrongan Barat terhadap keutuhan kekuasaan politik dan wilayah dunia Islam
yang berakhir dengan dominasi atau penjajahan negara-negara Barat atas sebagian besar
wilayah dunia Islam dan berkembangnya dikalangan umat Islam, semangat permusuhan
dan sikap anti Barat.
Golongan pertama yang beraliran intregalisme berpendapat bahwa agama dan negara haruslah
menjadi satu dan tidak boleh dipisahkan bahkan tidak bisa terpisahkan. Diantara para pemikir yang
sependapat dengan pendapat ini adalah:
A. Muhammad Rasyid Ridha (1856-1935), karyanya yang terkenal dengan pendapat diatas adalah
Al-Khilafah wa al-Imamah al- ‘Uzm
B. Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman Al-Banna (1906-1979) pendiri gerakan Ikhwalul Muslimin.
C. Sayyid Quthb (1906-1966) salah satu tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir yang dipenjara karena
dianggap merongrong pemerintahan Mesir dibawah pimpinan Anwar Sadat.
D. Khomeini (1900-1989) pemimpin revolusi Iran bermadzhab Syi’ah yang menggagas konsep
“wilayatul faqih” dan “Hokunat Islami”
Golongan kedua atau dikenal dengan interseksion, berpendapat bahwa
negara dan agama harus menciptakan sebuah hubungan yang saling
menguntungkan posisi dan tujuan masing-masing. Agama membutuhkan
negara untuk menegakkan aturan-aturan syariat. Sementara negara
membutuhkan agama sebagai legitimasi. Pendapat ini adalah pendapat
moderat (tengah-tengah) yang tidak mengabaikan kebutuhan agama akan
negara dan sebaliknya. Golongan ini diwakili oleh :
a. Ali Abd al-raziq (1888-1966) yang menulis Al-Islam wa Ushul al-Hukn : bahts
fi al-Khilafati wa al-Hukumati fi al-Islam.
b. Thaha Husein (1889-1973) yang menulis Mustabal atsTsaqofah fi Mishr.
c. Mustafa Kemal Atturk (1881-1938) pendiri Republik Turki Moderen.
Objek bahasan dari pemikiran politik Islam Kontemporer juga bukan sekedar
membahas normatif dari isu-isu klasik dalam Islam seperti dibahas dalam Fikih
Siyasah, tetapi memperkenakan isu-isu yang bersifat kekinian seperti tentang negara
bangsa, demokrasi, hak asasi manusia, perempuan dan politik, partai politik,
kelompok kepentingan, pluralisme dalam politik.
Terimakasih
َو َم ْن ُيَش اِقْق َي ْشُقِق ُهَّللا َع َلْي ِه َي ْو َم اْلِقَي اَم ِة
“Barang siapa yang menyulitkan (orang lain) maka Allah akan
mempersulitnya para hari kiamat” (HR Al-Bukhari no 7152)
َو َم ْن َش اَّق ُم َس ِّلًما َشَّق ُهَّللَا َع َلْي ِه, َم ْن َض اَّر ُمْس ِلًما َض اَّر ُه هللَا
“Barangsiapa yang memberi kemudharatan kepada seorang
muslim, maka Allah akan memberi kemudharatan kepadanya,
barangsiapa yang merepotkan (menyusahkan) seorang muslim
maka Allah akan menyusahkan dia.” (HR. Abu Dawud dan At-
Tirmidzi)