Professional Documents
Culture Documents
Kebijakan & Regulasi K3
Kebijakan & Regulasi K3
K3 LISTRIK
HAMID THARHAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
10/15/23 2
Kebijakan Pembinaan dan Pengawasan K3
AUDIT
K3
PENERAPAN
SMK3
Regulasi & Kebijakan K3
AUDI
T
10/15/23
Perspectives K3
Perspectives K3
Historis Regulasi K3
LEMBAGA & Regulasi Standar K3 LISTRIK
ERA JAWATAN • AVE 1938
• Perburuhan (UU Perburuhan) – PUIL 64
• Keselamatan Kerja (VR 1910)
– PUIL 77
Era RI Merdeka
– UU 1/51, 2/51, 3/51 • PUIL 87 (Adaptasi)
– VR 1910 • PUIL 2000 (SNI)
ERA DEPARTEMEN • PUIL 2011 (SNI
• UU 14/69 UU 13/2003 Adopsi/Mod. IEC)
• UU 1/70
10/15/23
Historis Regulasi K3
Veiligheidsreglement 1910.
Turunan
UU, Peraturan dan Standar K3
UU No 1/51
NORMA KERJA
UU No 2/51 Departemen Tenaga
SANTUNAN KECELAKAAN
Kerja
UU No 3/51
PENGAWASAN PERBURUHAN
UU 3/92 JAMSOSTEK
UU No 14/1969
POKOK2 TENAGA KERJA UU No 13/2003
UU No 1/1970 KETENAGAKERJAAN
KESELAMATAN KERJA (KE 6)
10/15/23
MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya
disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui
upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 2
Pengusaha dan / atau Pengurus wajib melaksanakan K3 listrik di tempat
kerja.
Pasal 3
Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 bertujuan:
a.melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja dan orang lain yang
berada di dalam lingkungan tempat kerja dari potensi bahaya listrik;
b.menciptakan instalasi listrik yang aman, handal dan memberikan
keselamatan bangunan beserta isinya; dan
c.menciptakan tempat kerja yang selamat dan sehat untuk mendorong
produktivitas.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 4
(1) Pelaksanaan K3 listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 merupakan
pelaksanaan persyaratan K3 yang meliputi:
a. perencanaan, pemasangan, penggunaan, perubahan,
pemeliharaan;
b. pemeriksaan dan pengujian.
(2) Persyaratan K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan pada
kegiatan:
a. pembangkitan listrik;
b. transmisi listrik;
c. distribusi listrik; dan
d. pemanfaatan listrik;
yang beroperasi dengan tegangan lebih dari 50 (lima puluh) volt arus bolak
balik atau 120 (seratus dua puluh) volt arus searah.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
BAB III
PERENCANAAN, PEMASANGAN, PENGGUNAAN,
PERUBAHAN, DAN PEMELIHARAAN
Pasal 5
(1)Kegiatan perencanaan, pemasangan, penggunaan,
perubahan, dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf a yang dilaksanakan pada kegiatan
pembangkitan, transmisi, distribusi dan pemanfaatan listrik
wajib mengacu kepada standar bidang kelistrikan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2)Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
terhadap instalasi, perlengkapan, dan peralatan listrik.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
BAB III
PERENCANAAN, PEMASANGAN, PENGGUNAAN,
PERUBAHAN, DAN PEMELIHARAAN
Pasal 5
(3) Standar bidang kelistrikan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi:
a.Standar Nasional Indonesia; (SNI : PUIL dll)
b.Standar Internasional; dan/atau
c. Standar Nasional Negara lain yang ditentukan
oleh Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3
Listrik.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 6
1)Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat dilakukan
pada pemasangan dan perubahan untuk pembangkitan, transmisi,
distribusi dan pemanfaatan listrik.
2)Pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat dilakukan
pada penggunaan untuk kegiatan pembangkitan, transmisi, distribusi
dan pemanfaatan listrik.
3)Perencanaan, pemasangan, perubahan, dan pemeliharaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) dilakukan oleh:
a. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; atau
b. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 6
(4) Dalam hal kegiatan yang dilaksanakan berupa pemasangan
dan pemeliharaan pada pembangkitan, transmisi, distribusi dan
pemanfaatan listrik, dapat dilakukan oleh:
a. Teknisi K3 Listrik pada perusahaan; atau
b. Teknisi K3 Listrik pada PJK3.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 7
Untuk perusahaan yang memiliki pembangkitan listrik lebih dari
200 (dua ratus) kilo Volt-Ampere wajib mempunyai Ahli K3
bidang Listrik.
Pasal 8
Ketentuan dan tata cara penunjukan PJK3, Ahli K3 bidang Listrik
dan Teknisi K3 Listrik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan
Pasal 7 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 9
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 9
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 10
(1) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat
(1) dan ayat (2) dilakukan oleh:
a. Pengawas Ketenagakerjaan Spesialis K3 Listrik;
b. Ahli K3 bidang Listrik pada Perusahaan; dan/atau
c. Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3.
(2) Pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan:
a. sebelum penyerahan kepada pemilik/pengg-una;
b. setelah ada perubahan/perbaikan; dan
c. secara berkala.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 10
(3) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b yang dilakukan oleh Pengawas Ketenagakerjaan
Spesialis K3 Listrik dan Ahli K3 bidang Listrik pada PJK3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf c digunakan sebagai bahan
pertimbangan penerbitan pengesahan dan/atau pembinaan dan/atau
tindakan hukum.
(4) Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a dan huruf b yang dilakukan oleh Ahli K3 bidang Listrik pada
Perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b digunakan sebagai
bahan pertimbangan pembinaan dan/atau tindakan hukum oleh Pengawas
Ketenagakerjaan.
(5) Pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diterbitkan oleh
Kepala Dinas Provinsi.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 11
(1). Pemeriksaan secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(2) huruf c dilakukan paling sedikit 1 (satu) tahun sekali.
(2). Pengujian secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2)
huruf c dilakukan paling sedikit 5 (lima) tahun sekali.
(3). Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) hams dilaporkan kepada Kepala Dinas Provinsi.
(4). Hasil pemeriksaan dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) digunakan sebagai bahan pertimbangan pembinaan
dan/atau tindakan hukum oleh Pengawas Ketenagakerjaan
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
Pasal 12
Perusahaan yang menggunakan perlengkapan dan peralatan
listrik wajib menggunakan perlengkapan dan peralatan listrik
yang telah mempunyai sertifikat yang diterbitkan oleh lembaga
atau instansi yang berwenang.
PENGAWASAN
Pasal 13
Pengawasan pelaksanaan K3 listrik di tempat kerja
dilaksanakan oleh Pengawas Ketenagakerjaan.
10/15/23
penilaian, perhitungan, pengetesan dan pengukuran dilakukan pada
saat
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
SANKSI
Pasal 14
Pengusaha dan/atau pengurus yang tidak memenuhi
ketentuan dalam Peraturan Menteri ini dikenakan sanksi
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Ketenagakerjaan.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
KEP.75/MEN/2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia Nomor SNI 04-0225-2000 mengenai Persyaratan
Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
10/15/23
KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : KEP.75/MEN/2002
TENTANG
PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI)
NOMOR : SNI-04-0225-2000 MENGENAI PERSYARATAN UMUM
INSTALASI LISTRIK 2000 (PUIL 2000) DI TEMPAT KERJA
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa dengan telah diterbitkannya Standar Nasional Indonesia
(SNI) 04-0225-2000 mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL2000), maka maka Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.
PER-04/MEN/1988 tentang Berlakunya Standar Nasional Indonesia (SNI)
No. 225-1987 mengenai Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 1987
(PUIL 1987) di Tempat Kerja harus disesuaikan;
b.bahwa untuk itu perlu diatur dengan Keputusan Menteri.
10/15/23
PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2015
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
10/15/23
10/15/23
U U No 13Th 2003
KETENAGAKERJAAN
U U No 1 Th 1970
KESELAMATAN KERJA
U U No 3 Th 1992
JAMSOSTEK
U U No 21 Th 2003
Pengawasan Ketenagakerjaan
dalam Ind & Dag
U U No 24 Th 2011
Norma Anak
Norma Upah
dan Hyperkes.
Penyelenggara Jamsos
Norma Pelatihan
Norma Jamsostek
Norma WK & WI
Norma Hub. Kerja
U U No 21 Th 2000
Norma Penempatan
SERIKAT PEKERJA
Norma Kesehatan Kerja
Norma Keselamatan Kerja
U U No 39 Th 2004
Norma Pekerja perempuan
TKI
REGULASI
U U No 6 Th 2012
Konvensi Hak TK Migran
Norma Lingkungan Kerja, Ergonomi
KETENAGAKERJAAN
Undang – Undang Tujuan K3:
N0 1 Th 1970 • Menjamin keselamatan
Keselamatan Kerja tenaga kerja maupun orang
lain
• Menjamin sumber produksi
Tempat Kerja aman dan efisien
Unsur : • Menjamin proses produksi
1. Kegiatan Usaha lancar & Produktif
2. Tenaga kerja
3. Sumber bahaya
Menjamin
Keselamatan
Produk &
Pengguna
• Pengsaha
10/15/23
Tujuan : Upaya untuk mewujudkan
agar seluruh tahapan
Tentang KESELAMATAN KERJA
10/15/23
Penerapan K3:
• Diperlukan keahlian khusus
Tentang KESELAMATAN KERJA
Aktifitas, Kegiatan
atau Pekerjaan
U U No 1 Th 1970
Accident
Prevention
• Life Safety
• Property Safety
• Environmental safety
10/15/23
Undang-undang No 1 Th 1970
tentang
Keselamatan Kerja
10/15/23
UU No.13 Tahun 2003
UU No 24 Th 2007
KETENAGAKERJAAN
Penanggulangan Bencana
PERATURAN PEMERINTAH
Tentang
Pra Bencana
No. 50 TH 2012
SMK3
Tanggap Bencana
Pasca Bencana
10/15/23
UU No.13 Tahun 2003
Tentang KETENAGAKERJAAN
10/15/23
PERATURAN PEMERINTAH
No. 50 TH 2012
SMK3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3
NSPK K3 LISTRIK
NORMA ► UNDANG UNDANG
• UU & PERT. K3 No 1 Th 1970
10/15/23
10/15/23
Peran dan Tanggung Jawab
Para pihak dalam penerapan K3
Rancang Bangun Riksa Uji Operasi Rawat
KONSTRUKSI
Konsultan Kontraktor PJK3 Pengelola Pengelola
JALAN
JEMBATAN
BENDUNGAN
IRIGASI
GEDUNG
DERMAGA
INDUSTRI
MENARA
MEKANIKAL
ELEKTRIKAL
DLL
10/15/23
Prosedur
• Perancangan,
– Pembangunan,
– Perluasan
• Pemasangan,
– Proyek
– Test & Commissioning Pastikan
– Dokumentasi
memenuhi
• Pengoperasian
– Pelayanan,
kriteria
– Pemeliharaan, AMAN
• Pemeriksaan dan
Pengujian berkala 1 th Terdokumentasi &
(420) Legal
• 10/15/23
Pengamanannya.
GAMBAR MEKANISME
RENCANA
PENGAWASAN K3
EVALUASI RIKSA UJI
OK
RIKSA UJI
• Gambar Purna
BERKALA
Bangun
IJIN • Manual Operasional
PEMASANGAN • Laporan Hasil
Riksa/Uji
PEMASANGAN PEMELIHARAAN
OK
IJIN PENGOPERASIAN
PEMAKAIAN
10/15/23
Kriteria Perancangan (PUIL 4.2.1)
Kriteria umum dalam perancangan
Instalasi listrik, perlengkapan dan sistem
proteksinya agar dapat berfungsi
sebagaimanan mestinya Doc
a) Pemilihan kabel dan Rancangan
penghantar
b) Susunan sirkit
c) Pengendalian sirkit dengan
switsing yang memadai
d) Proteksi sirkit terhadap Survey lapangan
keadaan beban lebih dan hubung Assessment
pendek
e) Pemilihan, perancangan dan
penempatan PHB dan panel kendali
f) Pemilihan gawai proteksi arus
Rancangan instalasi listrik harus
sisa
memenuhi ketentuan PUIL dan
g) Sistem pembumian dan
peraturan perundangan yang
proteksi (3.17)
berlaku (tersebut dalam 1.3.)
h) Bahaya kebakaran dan
ledakan
i)
10/15/23 Kondisi lingkungan
Proses pengesahan
Proses pengesahan gambar
gambar ins.
ins. listrik
listrik
Dokumen gambar rencana
Berkas Rekomendasi. dan uraian te knik:
perencanaan.
1. Peta lokasi
2. Gambar instalasi
Analisis: - Lay out perlengkapan
Berdasarkan SNI 0225 2011 dan peralatan listrik
oleh pegawai pengawas
- Rangkaian peralatan dan
pengendalinya
Tidak 3.Diagram garis tunggal
Memenuhi
syarat 4.Perhitungan
4.Tabel bahan
Ya
5.Uraian teknis
PENGESAHAN GAMBAR - Sepesifikasi & cara
Setuju dipasang.
Rekomendasi. pasang
- Cara menguji
10/15/23
- Jadwal waktu
PENGESAHAN GAMBAR RENCANA
10/15/23
Test & Commissioning Pemeriksaan dan pengujian instalasi
listrik antara lain mengenai :
a) Berbagai macam tanda
pengenal dan papan
peringatan.
As built b) Perlengkapan listrik yang
drawing dipasang.
c) Cara memasang perlengkapan
listrik.
d) Polaritas, sesuai dengan 2.5.2.
Visual & e) Pembumian sesuai dengan
Pengukuran teknik 3.18.
f) Resistans isolasi, sesuai dengan
3.20.
g) Kesinambungan sirkit.
Uji coba h) Fungsi proteksi sistem instalasi
listrik.
i) Pemeriksaan dan pengujian
HANDAL tersebut diatas kemudian
AMAN dilanjutkan dengan uji coba.
10/15/23
Doc Test & Commissioning Pemeriksaan dan pengujian
berkala
Pengukuran teknik :
Manual
Pemeliharaan a). Ukur Pembumian sesuai dengan
3.18.
b). Resistans isolasi, sesuai dengan
Hasil Test
3.20.
Commissioning
Pertama EVALUASI :
Bandingkan Dengan Hasil Test
HANDAL Coommissioning
AMAN
REKOMENDASI
10/15/23
THANK YOU!
pnj