You are on page 1of 13

IMPLEMENTASI PASAL 4 HURUF G PERATURAN

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA


NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TATA TERTIB
LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN RUMAH
TAHANAN NEGARA
(Studi Kasus Pada Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
Cipinang Kelas II A Jakarta Timur)

Oleh:
ABDOEL MUTHALIB MARASSABESSY
201010201359
Peredaran gelap narkoba yang dalam realitanya
semakin marak, pada kenyataan yang ada
peredaran narkoba tidak hanya di luar saja. Tapi di
dalam lembaga pemasyarakatanpun pengendalian
dan peredaran narkoba juga masih ada dan sudah
menjadi rahasia umum untuk semua orang
Pasal 4 Huruf g Peraturan Menteri Hukum
dan Ham Nomor 6 Tahun 2013 tentang Tata
Tertib Lembaga Pemasyarakatan
menyatakan:

“setiap Narapidana/Tahanan dilarang


menyimpan, membuat, membawa, mengedarkan,
dan/atau mengkonsumsi narkotika”


Rumusan Masalah

1. Faktor apa yang menyebabkan narpidana dapat menyimpan,


mengedarkan dan/atau mengkonsumsi narkotika dari dalam
Lembaga Pemasyarakatan?
2. Bagaimana pihak Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Cipinang
Kelas IIA Jakarta Timur mengantisipasi terjadinya narapidana
melakukan tindakan menyimpan, mengedarkan dan/atau
mengkonsumsi dari dalam Lembaga Pemasyarakatan Narkotika
Cipinang Kelas IIA Jakarta Timur?
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
yuridis empiris. Dan penelitian ini membahas
mengenai upaya penanggulangan peredaran dan
penyalahgunaan narkotika di Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Cipinang Kelas IIA
Jakarta Timur
Kerangka Teori

Kerangka teori yang penulis gunakan yakni teori Kepastian Hukum

Yang mana Berdasarkan pendapat dari Gustav Radbruch mengenai


kepastian hukum, hukum merupakan hal positif yang mampu
mengatur kepentingan setiap manusia yang ada dalam masyarakat dan
harus selalu ditaati meskipun, hukum positif tersebut dinilai kurang
adil.
Menurut Gustav Radbruch, menjelaskan, bahwa dalam teori kepastian
hukum yang ia kemukakan ada empat hal mendasar

1. Hukum merupakan hal positif yang memiliki arti bahwa hukum positif ialah
perundang-undangan.
2. Hukum didasarkan pada sebuah fakta, artinya hukum itu dibuat berdasarkan pada
kenyataan.
3. Fakta yang termaktub atau tercantum dalam hukum harus dirumuskan dengan cara
yang jelas, sehingga akan menghindari kekeliruan dalam hal pemaknaan atau penafsiran
serta dapat mudah dilaksanakan.
4.Hukum yang positif tidak boleh mudah diubah.

Dengan kepastian hukum, maka akan menjamin seseorang dapat melakukan suatu
perilaku yang sesuai dengan ketentuan dalam hukum yang berlaku dan begitu pula
sebaliknya
Metode Penelitian

Untuk memperoleh data atau informasi dalam penulisan penelitian ini,


penulis memilih jenis penelitian yuridis empiris. Penelitian yuridis empiris
adalah melakukan penelitian di lapangan dengan observasi dan wawancara
untuk membandingkan peraturan yang berlaku dengan kenyataan yang
terjadi di masyarakat.
Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengkaji dan
menganalisa secara mendalam terhadap upaya Lembaga Pemasyarakatan
Narkotika Cipinang Kelas IIA Jakarta Timur dalam mengantisipasi
terjadinya tindakan penyalahgunaan narkotika dari dalam Lembaga
Pemasyarakatan Narkotika Cipinag Kelas IIA.
Narkotika

Pengertian Narkotika
Narkotika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang
pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu
pengetahuan, dan apabila obat-obatan tersebut disalahgunakan maka
perbuatan itu termasuk melanggar hukum juga pada sisi lain dapat
menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila
dipergunakan tanpa pengendalian, pengawasan yang ketat dan
seksama.
Narkotika

Jenis-jenis Narkotika
1. Morfin, Berasal dari kata “morpheus” adalah alkaloid analgesik kuat yang
terdapat pada tanaman opium.
2. Heroin ( Putaw ), Narkoba jenis ini hasil dari pengolahan morfin secara
kimiawi.
3. Ganja (Kanabis/Marijuana), Ganja, yang bernama lain Cannabis sativa syn.
Cannabis Indica.
4. Kokain, Kokain adalah jenis narkoba yang berasal dari tanaman Erythroxylon
coca, dari Amerika Selatan.
5. 5. LSD (Lysergic Acid), LSD adalah jenis narkoba yang tergolong
halusinogen
Faktor Narkotika Bisa Masuk Ke Dalam
Lembaga Pemasyarakatan
1. Melalui Pada Saat Jam Besuk Kunjungan, Maraknya penyelundupan narkotika
ke dalam lapas, salah satunya adalah pada saat berlakunya jam kunjungan
atau besukan yang dilakukana keluarga,kerabat,teman ataupun orang suruhan
dari luar Lembaga pemasyarakatan yang mengunjungi tahanan atau
narapidana.
2. Melalui Narapidana Asimilasi, Dengan memanfaatkan narapidana yang
sedang mendapatkan asimilasi tahanan lainnya dapat menggunakan cara ini
untuk memasukan narkotika ke dalam Lembaga pemasyarakatan. Kerap kali
pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas kepada tahanan atau narapidana
asimilasi tidak terlalu ketat. Berbeda dengan pemeriksan yang dilakukan
petugas kepada pengunjung yang berkunjung.
Pengawasan Petugas Lembaga Pemasyarakatan
Dalam Mengantisipasi Masuknya Narkotika Ke
Dalam Lembaga Pemasyarakatan

1. Pengawasan Pengunjung Saat Jam Besuk, Pengawasan yang dilakukan oleh petugas
Lembaga pemasyarakatan meliputi pemeriksaan badan dan barang bawaan.
Pemeriksan badan dilakukan secara menyeluruh mulai dari rambut sampai ujung kaki,
dan permeriksaan dilakukan oleh petugas laki-laki bagi pengunjung laki-laki, dan
petuas perempuan bagui pengunjung perempuan.
2. Pengawasan Petugas Sipir Di Dalam Lembaga Pemasyarakata, Pengawasan petugas di
dalam Lembaga pemasyarakatan yang dimaksud adalah pengawasan yang dilakukan
oleh petugas disetiap blok-blok hunian tahanan atau narapidana, setiap kamar atau sel
tahanan sampai kamar mandi bersam, kantin, klinik Kesehatan, tempat beribadah
tidak luput dari pengawasan petugas sipir di dalam Lembaga pemasyarakatan.
KIRANYA DEMIKIAN, MOHON MAAF BILAMANA ADA
KEKELIRUAN DAN KESALAHAN DALAM PENULISAN INI

TERIMA KASIH

You might also like