You are on page 1of 11

MATERI INSIASI 2

ETIKA PEMERINTAHAN DALAM FILSAFAT


BARAT
DESKRIPSI MATA KULIAH

 Filsafat merupakan satu-satunya ilmu pengetahuan yang ada pada


beberapa abad sebelum Masehi (SM). Semua ilmu mandiri yang
ada sekarang pada mulanya berada dalam satu wadah, yaitu
filsafat.
 Apabila kita memperhatikan peninggalan sejarah yang berupa
karya tulis atau sekadar catatan filsafat, akan tampak bahwa
bobot filsafat tidak lain dari etika. Dari etika itu, yang banyak
dibahas adalah etika pemerintahan. Kalau demikian, apakah
filsafat itu? Bagaimana hubungannya dengan
Ajaran Filsafat Mengenai Etika
 Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno philosophia yang terdiri atas dua suku kata philos
yang berarti teman dan mencintai serta sophia yang berarti ilmu pengetahuan, kepandaian,
dan kepintaran. Jadi, filsafat diartikan sebagai berteman atau mencintai ilmu pengetahuan.
Oleh karena itu, seorang filsuf selalu mencari pengetahuan. Tidak henti-hentinya ia
berpikir tentang segala sesuatu di sekelilingnya yang belum diketahui, dicarinya sebab
pertama yang senantiasa tidak berujung pangkal.

 Aristoteles menyebut filsafatnya sebagai filsafat yang sebenarnya, yang kemudian


dinamakan sebagai metafisica (meta berarti di bawah, sesudah, dan di luar, sedangkan
physicos diartikan sebagai berkaitan dengan alam), yaitu filsafat mengenai segala sesuatu
yang di luar alam biasa. Filsafat Aristoteles ini yang dianggapnya sebagai filsafat yang
sebenarnya, yang murni, atau asli disebut filsafat teoretis serta satu ilmu tentang segala
sesuatu yang ada dan tidak diarahkan pada bidang tertentu dari segala yang ada dicari
dasarnya, sebab-sebab utama, dan asas-asasnya.
Ajaran Filsafat Mengenai Etika

 filsafat Barat lebih menaruh perhatian pada pertanyaan bagaimanakah


rangkaian sebab akibat yang menyebabkan adanya gejala, dari mana
datangnya, dan mengapa gejala itu timbul

 filsafat Barat berhadapan dengan objek yang diselidiki

 Dalam pemikiran Timur, etika merupakan pusat perhatian. Yang dipelajari


bukanlah tentang hubungan antarbenda, bukan pula sebab-sebab utama, dan
juga bukan hakikat manusia atau Tuhan. Yang terpenting adalah perilaku
manusia dan hubungannya dengan dunia sekelilingnya
SCORATES
 Sekilas, filsafat Yunani yang ada kaitannya dengan etika pemerintahan dimulai dengan filsafat
Socrates (+470—399 SM).
 Socrates memandang alam sebagai kesadaran rasional. Segala sesuatu di dalamnya ternyata
diciptakan demi manfaat.
 Inti sari filsafat Socrates ialah di hati setiap manusia secara alami telah ditanamkan hukum tidak
tertulis oleh Tuhan yang selalu bersifat baik.
 Mengenai negara dan pemerintahan, Socrates mengatakan bahwa negara bukanlah buatan
manusia, melainkan disebabkan keharusan yang objektif dan dilandasi kodrat manusia. Tugas
pemerintah ialah mendatangkan keadilan, kebajikan, dan kebaikan. Pemerintahan harus
dilakukan oleh orang-orang pilihan yang mengetahui kebijakan. Pemerintah harus mementingkan
rakyat banyak dan bukan memenuhi kebutuhan pribadi.
 Socrates berpendapat bahwa setiap manusia secara alami mempunyai kesadaran hukum
dan rasa keadilan yang sejati. Pemerintah yang bagaimanapun harus melaksanakan dan
menerapkan hukum dan keadilan dalam hidup bermasyarakat. Landasan kerja
pemerintah adalah hukum dan keadilan untuk menciptakan ketenteraman dan
ketenangan

 Ia mengatakan dan menyatakan bahwa hukum harus dilaksanakan dengan konsekuen.


Sebaliknya, setiap warga negara harus menaati hukum dan keputusan pemerintah
walaupun pemerintah ini tidak baik dan harus diperbaiki.
PLATO
 Murid Socrates yang terkenal adalah Plato (429—347 SM)

 Plato meninggalkan sejumlah buku yang terpenting di antaranya adalah Politeia, Politicos, dan
Nomoi. Bobot filsafatnya, seperti juga filsafat Aristoteles, terletak pada etika.

 filsafat Plato disebut bersifat normatif dan dinamakan juga sebagai ajaran ide.

 menurut Plato, pemerintah dan pemerintahan yang paling baik hanya bisa dicapai jika
pemerintahan itu ada di tangan para filosof
 Plato menyatakan bahwa pemerintah dibentuk karena setiap orang merasa
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhannya dan orang memerlukan
lebih banyak lagi dan hanya bisa dipenuhi melalui bantuan orang lain.
 Jenis pemerintahan yang ideal menurut Plato ialah aristokrasi, yaitu
pemerintahan dipimpin oleh satu golongan kecil kaum filsuf dengan baik
dan adil.
 Ajaran Plato disebut Idealisme
 Menurut Plato, sebab pertama keburukan tidak mungkin Tuhan karena
Tuhan adalah maha baik. Keburukan berasal dari sosok tubuh hitam
yang membentuk badan. Keburukan terdapat pada manusia disebabkan
ketidaktahuan
ARISTOTELES
 Aristoteles (384—322 SM), Dikatakan sebagai lawan filsafat Plato
karena ajarannya sungguh berlawanan langsung.
 ajaran Aristoteles disebut realisme atau kenyataan. Cara berpikir Plato
bertolak dari ide, sedangkan cara berpikir Aristoteles bertolak dari
kenyataan
 penyelidikan Aristoteles didasarkan pada pengalaman atau bersifat
empirical.
 Mengenai etika, Aristoteles membicarakannya secara terpisah dalam dua
buku, Ethica dan Politica.
 Menurut Aristoteles, manusia tidak dikodratkan untuk hidup sendiri dan
menyendiri terasing dari manusia lain. Manusia dianggapnya sebagai
makhluk sosial

 Individu merupakan kenyataan tertinggi. Kebahagiaan negara hanya


tercipta jika semua individu merasa bahagia

 Syarat bagi satu negara atau pemerintah yang baik adalah jaminan atas
kebajikan dan kebahagiaan bagi seluruh warga negara
 Bobot perhatian filsafat Barat, khususnya filsafat Yunani, pada dasarnya
mencari sebab pertama, hakikat, dan hubungan antara segala sesuatu yang ada
di dunia. Filsafat Yunani yang ada kaitannya dengan etika pemerintahan
dimulai dengan filsafat Socrates.
 Inti sari filsafat Socrates adalah di hati setiap manusia, secara alami telah
ditanamkan hukum tidak tertulis oleh Tuhan yang selalu bersifat baik. Oleh
karena itu, aturan atau hukum yang dibuat oleh manusia, dalam hal ini oleh
pemerintah, harus ditaati dengan konsekuen karena hukum tersebut adalah
sarana pemerintah untuk menciptakan ketenteraman dan keadilan dalam hidup
bermasyarakat.
 Filsafat Socrates dilanjutkan oleh muridnya, Plato. Buku peninggalannya antara
lain Politeia, Politicos, dan

You might also like