You are on page 1of 23

Pengawasan K3

Pesawat Uap dan


Bejana Tekan
Kuliah ke-2
Arief Zaenal, SH, M.Si
Pengertian Pengawasan K3 Pesawat Uap &
Bejana Tekan
Pesawat Uap dan bejana tekan merupakan sumber bahaya
termasuk operator pesawat uap yang mana potensi bahaya
ditimbulkan akibat penggunaan atau pengoperasian pesawat uap
dan bejana tekan meliputi semburan api, air panas, gas fluida, uap
panas, debu, panas/suhu tinggi, bahaya kejut listrik, dan
peningkatan tekanan atau peledakan.
Agar kecelakaan tidak timbul dalam kerja yang menggunakan
pesawat uap maupun bejana tekan, maka pemahaman tentang
pesawat uap dan bejana tekan serta syarat K3 adalah sangat
penting supaya dapat melakukan pengawasan K3 pada pesawat
uap dan bejana tekan.
Pengawasan tidak hanya pada produk namun diawali dari proses
pengelasan, pengujian produk hingga penerbitan ijin pemakaian
pesawat uap dan bejana tekan.
Pengertian Ketel Uap
Menurut UU Uap Tahun 1930 :
Ketel uap ialah suatu pesawat, dibuat guna
menghasilkan uap atau stoom yang diperlukan di luar
pesawatnya
Uap dihasilkan dengan jalan pemanasan. Pemanasan
dilakukan dari proses pembakaran sehingga dalam
sistem tenaga uap selalu terdapat tempat pembakaran.
Dengan semakin tingginya tekanan uap maka setiap
ketel harus mampu menahan tekanan uap ini. Dengan
memanfaatkan tekanan uap ini maka dapat digunakan
untuk menggerakan mesin atau generator untuk
menghasilkan energi listrik.
Syarat-syarat Ketel Uap
Sebuah ketel uap harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1. Dalam waktu tertentu harus dapat menghasilkan uap dengan berat
tertentu dan tekanan lebih besar dari 1 atmosfir.
2. Uap yang dihasilkan harus dengan kadar air yang sedikit mungkin
3. Kalau dipakai alat pemanas lanjut, maka pada pemakaian uap yang
tidak teratur, suhu uap tidak boleh berubah banyak dan harus dapat
diatur dengan mudah
4. Pada waktu olah gerak dimana pemakaian uap berubah-rubah maka
takanan uap tidak boleh berubah banyak
5. Uap harus dapat dibentuk dengan jumlah bahan bakar yang
serendah mungkin
6. Susunan pengopakan bahan bakar harus sedemikian rupa sehingga
bahan bakar dapat dibakar dengan tidak memerlukan ongkos dan
tenaga yang terlalu besar.
Bahaya yang dapat ditimbulkan Ketel Uap
Sumber bahaya pada pesawat uap terutama akibat dari :
1. Bila manometer tidak berfungsi dengan baik, atau bila tidak dikalibrasi
dapat menimbulkan peledakan karena operator tidak mengetahui
tekanan yang sebenarnya dalam boiler dan alat lain tidak berfungsi.
2. Bila savety valve tidak berfungsi dengan baik karena karat atau sifat
pegasnya menurun.
3. Bila gelas duga tidak berfungsi dengan baik yang mana nosel-noselnya
atau pipa-pipanya tersumbat oleh karat sehingga jumlah air tidak dapat
terkontrol lagi.
4. Bila air pengisi ketel tidak memenuhi syarat.
5. Bila boiler tidak dilakukan blow down dapat menimbulkan scall atau tidak
sering dikunci.
6. Terjadi pemanasan lebih karena kebutuhan produksi uap.
7. Tidak berfungsinya pompa air pengisi ketel
8. Karena perubahan tak sempurna atau rouster, nozel fuel tidak berfungsi
dengan baik.
Pengertian teknis Bejana Tekan
Bejana tekan adalah sesuatu untuk menampung fluida
yang bertekanan atau bejana selain pesawat uap yang
di dalamnya terdapat tekanan yang melebihi udara luar
dan dipakai untuk menampung gas atay gas campuran
termasuk udara baik terkempa menjadi cair atau dalam
keadaan larut atau beku
Yang termasuk bejana tekan adalah : bejana
penampung (storage tank), bejana pengangkut, botol
baja atau tabung gas, instalasi pendingin, instalasi pipa
gas atau udara, reactor atau suatu tempat
berlangsungnya reaksi kimia dengan jalan
pencampuran, pemanasan dan pendinginan pada
berbagai bahan-bahan yang diperlukan.
Bahaya yang dapat ditimbulkan Bejana Tekan
Bahaya dapat menimpa tenaga kerja dan kerusakan yang fatal bagi lingkungan
berupa tenaga kerja, tempat kerja, perusahaan dan alam.
Jenis Bahaya tersebut :
1. Bahaya terhadap kebakaran yang kebanyakan ditimbulkan oleh bejana tekan
penyimpan gas asetin, hidrogen, elpiji, karbon monoksida, metan dan lain-
lain.
2. Bahaya terhadap keracunan dan iritasi oleh gas-gas seperti chloride, sulful
dioksida, hydrogen cydrogen sulfide, karbon monoksida,amonial dan lain-lain.
3. Bahaya terhadap pernapasan tercekik (aspisia) hingga pingsan seperti
disebabkan oleh nitrogen, argon, karbon dioksida, helium gan gas inert
lainnya yang memenuhi ruangan yang mana membuat kandungan oksigen
jenuh menurun.
4. Bahaya terhadap peledakan yang ditimbulkan oleh gas mudah terbakar yang
ditampung dalam bejana tekan yang mengalami kerusakan hingga dapat
mengakibatkan ledakan.
5. Bahaya terkena cairan sangat dingin seperti yang disebabkan oleh gas
nitrogen cair dan lain-lain.
Dasar Hukum Pengawasan K3
Dasar Hukum pengawasan K3 pesawat Uap dan Bejana Tekan :

1. Undang-undang Uap Tahun 1930


2. Pesawat Uap Tahun 1930
3. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4. Permen No.01/Men/1982 tentang Bejana tekan
5. Permen No.01/Men/1982 tentang Klasifikasi Juru Las
6. Permen No. 01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat
Operastor Pesawat Uap.

Ruang lingkup pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan meliputi


perencanaan, pembuatan, pemasangan/perakitan, modifikasi atau
reparasi dan pemeliharaan pesawat uap dan bejana tekan.
Pemeriksaan dan Pengujian Pesawat Uap
Pedoman pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian serta penerbitan ijin
pesawat uap

Pemeriksaaan dan pengujian dilakukan mulai tahap fabrikasi


(pembuatan), pada tahap perakitan atau pemasangan, tahap pemakaian,
tahap reparasi atau modifikasi serta pemasangan kembali karena
pemindahan pesawat uap.

Penerbitan ijin pesawat uap dikeluarkan untuk pemakaian baru dan


saat mutasi ijin pemakaian karena penjualan atau pemindahan pesawat
uap jenis berpindah.

Pemeriksaan dan pengujian dilakukan oleh pegawai pengawas atau


ahli K3
pesawat uap dan bejana tekan
Pemeriksaan dan Pengujian Bejana Tekan
Pedoman pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian serta penerbitan
pengesahan pemakaian bejana tekan
Pedoman ini harus diketahui oleh semua pihak terkait terutama
pemerintah daerah kabupaten dan kota yang menangani langsung
pelaksanaan pengawasan keselamatan dan kesehatan kerja di lapangan
menurut UU No.22 tahun 1999. Pemeriksaan atau pengujian dilakukan
oleh Ahli K3 Spesialis Pesawat Uap dan Bejana Tekan.
Sedangkan pengesahan pemakaian baru harus ditangani oleh kepala
dinas setelah diparaf oleh pegawai pengawas dan atasan langsung
pegawai pengawas.
Dalam pelaksanaan pemeriksan dan pengujian pada pesawat uap dan
bejana tekan digunakan formulir-formulir yang telah ditetapkan oleh
departemen tenaga kerja daerah.
Uap dan sifatnya
Perubahan Tenaga di dalam Ketel
Di dalam pembagian mesin-mesin pembakaran pada umumnya, instalasi
uap adalah termasuk “mesin pembakaran luar” ( External Combustion
Engine ) yaitu suatu mesin dimana tenaganya diperoleh dari hasil
pembakaran bahan bakar yang terjadi di luar mesinnya (ketel uap). Jadi
fungsi ketel di dalam instalasi mesin pembakaran luar adalah merupakan
tempat pembakaran bahan bakar.
Di dalam dapur ketel terjadi pembakaran bahan bakar sehingga
dihasilkan panas. Panas bahan bakar kemudian dipakai untuk
memanaskan air di dalam ketel sehingga mendidih dan terjadilah uap. Di
dalam uap yang dihasilkan oleh ketel ini dikandung suatu tenaga yang
dinamakan “tenaga potensial” yang nantinya di dalam pesawat uap akan
dirubah menjadi “tenaga mekanis” baik secara langsung pada “mesin uap
torak” ataupun dengan perantaraan “tenaga kinetis” di dalam tabung
pancar seperti yang terdapat pada “Turbin Uap”.
Pengertian yang menyangkut Uap
Pengertian Yang Menyangkut Uap
Tekanan Uap
Yang dimaksud dengan tekanan uap ialah gaya dari uap yang menekan
pada dinding ruangan yang ditempati tiap satuan luas yang tertentu.
Panas dan Suhu
Panas ialah suatu bentuk usaha, sedangkan suhu ialah derajat
panas dari suatu benda. Panas hanya dapat berpindah dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Jadi adanya perpindahan
panas, karena adanya perbedaan suhu.
Untuk mengukur suhu dipakai thermometer, tetapi alat ini tidak dapat
untuk mrngukur banyaknya panas. Karena jumlah panas ini selain
tergantung pada suhunya, juga tergantung pada berat dan panas jenis
dari benda itu.
Jenis Uap, Enthalpi & Panas Pembentukan
Keadaan uap ada beberapa macam. Dilihat apakah uap itu
masih mengandung air atau tidak, maka uap ada 2 macam
yaitu :

1. Uap basah  uap yang masih mengandung butir-butir air.


2. Uap kering  uap yang tidak mengandung butir-butir air.

Uap kering dapat dibagi 2 lagi yaitu :


a. Uap jenuh / kenyang
b. Uap panas lanjut.
...lanjutan - Jenis Uap, Enthalpi...
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Uap kenyang ialah uap yang mempunyai tekanan


tertinggi pada suhu tertentu.
2. Uap basah ialah campuran dari uap kenyang dengan
butir-butir air, atau uap yang masih mengandung
beberapa prosen kadar air.
3. Uap panas lanjut ialah uap yang tekanannya tidak
sebanding dengan suhunya, atau uap yang suhunya lebih
tinggi dari suhu uap kenyang pada tekanan yang sama.
Pembagian Ketep Uap
A. Pembagian Menurut Undang-Undang Uap
Karena tempat penggunaannya berbeda-beda, maka menurut
Undang-Undang Uap pasal 9, Ketel Uap dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Ketel Tetap atau Ketel Darat, yaitu ketel-ketel yang dipakai di
darat seperti paberik-paberik, PLTU dan lain-lain yang mempunyai
pondasi yang tetap.
2. Ketel Kapal, yaitu ketel-ketel yang dipakai di kapal. Di sini
perlengkapan alat-alat keselamatan ketel biasanya mempunyai
konstruksi yang sedikit berbeda dengan ketel-ketel lainnya,
mengingat keadaan kapal-kapal yang selalu oleng selama
berlayar.
3. Ketel-Ketel yang dapat bergerak. yaitu ketel-ketel yang tidak
termasuk dalam kedua golongan ketel tersebut di atas, seperti
ketel kereta api, ketel tiang pancang dan lain-lain.
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
B. Pembagian Menurut Konstruksinya
Ketel dibuat untuk menghasilkan uap dengan jalan memanasi air yang
ada di dalamnya oleh gas panas hasil pembakaran bahan bakar. Ketel
harus bekerja seefisien mungkin; artinya harus dapat menghasilkan uap
sebanyak-banyaknya dengan pemakaian bahan bakar yang seminimal
mungkin.
Oleh karena itu konstruksi ketel harus sedemikian sehingga panas dari
bahan bakar harus sebanyak-banyaknya dapat diserap oleh air ketel
guna menghasilkan uap. Untuk mencapai hal tersebut maka konstruksi
ketel dibuat dari susunan pipa-pipa yang memisahkan antara air dan gas-
gas panas yang memanaskan air tersebut.
Dilihat dari kedudukan pipa ketel dibagi menjadi :
1. Horizontal contoh : B & W Seksi
2. Vertikal contoh : Foster Wheeler
3. Miring contoh : B & W Integral
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
Dilihat dari zat yang mengalir di dalam pipanya, ketel dibagi menjadi tiga golongan
yaitu :
1. Ketel Pipa Api.
Pada ketel ini gas-gas panas mengalir di dalam pipa, sedangkan air yang
dipanasi berada di luar pipa. Contohnya : Ketel Schots, Ketel Cochran

2. Ketel Pipa Air.


Pada ketel ini yang mengalir di dalam pipa adalah air ketel, sedangkan gas-gas
pema-nasnya berada di luar pipa. Pada masa kini ketel-ketel pipa air ini lebih
pesat perkem­bangannya. Contohnya : Ketel Babcock dan Wilcox, Ketel Foster
Wheeler, Ketel Yarrow, I S D, E S D ( ESD I, II, III dan IV )

3. Ketel Gabungan Pipa Api dan Pipa Air.


Pada ketel ini terdapat dua macam jenis pipa, yaitu pipa api dan pipa air.
Konstruksi­nya pada umumnya seperti Ketel Schots. Dan nampaknya dibuatnya
ketel ini adalah untuk memperbaiki kekurangan yang terdapat pada Ketel Schots,
seperti kurang baiknya sirkulasi air di dalam ketel. Contohnya : Ketel Werkspoor,
Ketel Howden-Johnson
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
B. Pembagian Menurut Fungsinya
Pada kapal-kapal motor penggunaan uap sudah barang tentu hanya untuk
pesawat bantu saja. Sedangkan pada kapal-kapal uap, penggunaan utama dari
uap adalah untuk menggerakkan mesin induk, sedangkan penggunaan lain
adalah untuk keperiuan pesawat-pesawat bantu. Maka dari itu menurut fungsinya
di kapal, ketel dibagi menjadi dua golongan yaitu:

1. Ketel Induk dari jenis water tubes boiler


Yaitu ketel yang menghasilkan uap yang dipergunakan untuk menggerakkan
mesin induk. Pada masa kini ketel-ketel yang dipergunakan sebagai ketel induk
pada umumnya ketel-ketel pipa air, seperti :
· Foster Wheeler
o I S D ( Internal Superheat D – type )
o E S D ( External Superheat D – type )
o D S D ( Double Superheat D – type )
o E S R D ( External Superheat Radiant D – type )
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
...ketel induk

Babcock dan Wilcok


o B & W Seksi
o B & W Integral
o Marine Radiant

· Combustion Engineering
o CEV ( Combustion Engineering V – seri )
o CELTG ( Combustion Engineering Law Temp Gas )
o CELTGR ( Comb Eng Law Temp Gas Reheat )
o Kawasaki Superheat Content
o Kawasaki Full Cooled
o Kawasaki Enclosed Membrant.
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
2. Ketel Bantu.
Yaitu ketel yang menghasilkan uap, yang dipergunakan untuk keperluan
pesawat bantu, seperti pompa-pompa, pemanas dan lain-lain. Jenis-jenis ketel
yang biasanya dipergunakan sebagai ketel bantu misalnya :

· La Mont Exh Gas Economicer


· Cochran Composite Boiler
· B & W M – type
· Foster Wheeler D – type.
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
Ketel-Ketel Bantu.
Pada kapal Motor Besar pada umumnya mempunyai ketel bantu. Manfaat ketel
bantu ini adalah untuk pemanasan di kapal, seperti pemanas ruangan, dapur,
bahan bakar. serta untuk menggerakkan pesawat-pesawat bantu.
Ketel semacam ini pada umumnya selain diopak dengan bahan bakar minyak.
biasanya juga dikombinasi dengan memanfaatkan panas dari gas buang yang
keluar dari motor
Susunan atau sistemnya ada beberapa macam, diantaranya adalah :
1. Pada sebuah kapal terdapat sebuah ketel bantu yang diopak dengan bahan
minyak. dan sebuah ketel tersendiri yang khusus diopak dengan gas buang motor
induk. Dan masing-masing bisa terjadi pembentukan uap sendiri-sendiri.

2. Sistem La Mont.
Ketel La Mont banyak dipakai untuk memanfaatkan sebagian dari panas gas
buang dari motor induk guna pembentukan uap. Ketel ini biasanya ditempatkan di
jalanan gas buang dari motor induk atau di cerobong, dengan demikian letaknya
lebih tinggi dari motor induk.

.
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
... Lanjutan Ketel-Ketel Bantu.

Fungsi dari ketel ini sebenarnya hanya sebagai tempat sirkulasi pengambilan
panas, sedangkan tempat pembentukan uapnya berada pada ketel bantu lainnya.
Dengan demikian diperlukan pompa sirkulasi untuk rnengalirkan air yang berada
di dalam ketel bantu (misalnya Cochran) ke ketel La Mont untuk akhirnya kembali
ke ketel bantu lagi setelah mengambil panas. Pembentukan uap yang dihasilkan
oleh ketel bantu biasanya dengan tekanan kira-kira 7 ato dan suhu air ketelnya
kira-kira 170°C.

Suhu gas buang berkisar 300 - 400°C dan meninggalkan ketel La Mont kira-kira
220°C.
Ketel La Mont yang dipanaskan oleh gas buang ini, hampir semuanya merupakan
sejumlah pipa-pipa yang berbentuk spiral. Masing-masing pipa spiral ujung-
ujungnya dihubungkan dengan lemari pemasukan dan pembuangan.
...lanjutan - Pembagian Ketep Uap
... Lanjutan Ketel-Ketel Bantu.

A = Bak air panas


B = Pompa pengisian air ketel.
C = Economiser
D = Pompa sikulasi air ketel (pompa La Mont).
E = Pipa-pipa spiral yang berfungsi sebagai pemanas air ktel
F, G, H = Keran-keran penutup.

Di Pelabuhan : Keran H buka. keran F dan G tutup.


Pompa B jalan. pompa D stop.

Di Laut : Keran H tutup, keran F dan G buka.


Pompa B dan D keduanya jalan.
.

You might also like