You are on page 1of 32

SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN

RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)


RSUD LANDAK 2023

Komite PPRA RSUD Landak


25 Juli 2023
MATERI SOSIALISASI

1. Program Kerja PPRA


2. Rencana Pembuatan Panduan Praktik Klinis Penyakit
Infeksius
3. Penggunaan Antibiotik Bijak (AWaRe) dan Pembatasan
Antibiotik Golongan Reserve
4. Laporan Audit Kualitatif dan Kuantitatif Penggunaan
Antibiotik RSUDL Januari-Juni 2023
5. Rencana Pembuatan Peta Pola Kuman dan Antibiotik
Resisten
6. Komitmen Bersama
Apakah itu “PPRA”?
PROGRAM PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
Program kerja PPRA :
1. Peningkatan pemahaman dan kesadaran penggunaan
antimikroba bijak bagi seluruh tenaga kesehatan dan staf di
rumah sakit, serta pasien dan keluarga melalui pelatihan dan
edukasi
2. Optimalisasi penggunaan antimikroba secara bijak melalui
penerapan penatagunaan antimikroba (PGA)
3. Surveilans penggunaan antimikroba secara kuantitatif dan
kualitatif
4. Surveilans resistensi antimikroba dengan indicator mikroba
MDRO
5. Peningkatan mutu penanganan tatalaksana infeksi, melalui forum
kajian kasus infeksi terintegrasi (FORKKIT)
DASAR HUKUM
 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
 Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien
 Permenkes No 8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian
Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit
 Permenkes No. 28 Tahun 2021 tentang Pedoman Penggunaan
Antibiotik
 Permenkes No. 12 Tahun 2020 tentang Akreditasi Rumah Sakit
 Kepmenkes No.1128 Tahun 2022 tentang Standar Akreditasi Rumah
Sakit
DASAR PELAKSANAAN SOSIALISASI
Standar PKPO 8
“Rumah Sakit menyelenggarakan program
pengendalian resistensi antimikroba sesuai
Standar peraturan perundang-undangan”
Akreditasi RS
Standar PKPO 8.1
“Rumah Sakit mengembangkan dan
menerapkan penggunaan antimikroba
secara bijak berdasarkan prinsip
penatagunaan antimikroba (PGA)”

VISI
Rencana Aksi Nasional
Terwujudnya Indonesia sehat dan bebas
Pengendalian
dari dampak resistensi antimikroba melalui
Resistensi Antimikroba
pendekatan “one health”
2020-2024
Resistensi Antimikroba
Ketidakmampuan antimikroba membunuh atau
menghambat pertumbuhan mikroba sehingga
penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi
menjadi tidak efektif lagi

Muncul dan berkembangnya mikroba resisten terjadi


karena tekanan seleksi (selection pressure) yang
berhubungan dengan penggunaan antibiotik, dan
penyebaran bakteri resisten. Tekanan seleksi resistensi
dapat dihambat dengan menggunakan antibiotik secara
bijak, sedangkan proses penyebaran dapat dihambat
dengan mengendalikan infeksi secara optimal
Target PPRA RSUDL 2023-2024
Memiliki Panduan Praktik Klinis (PPK) dan Panduan Penggunaan Antimikroba
(PPAB) untuk terapi dan profilaksis
• Bekerja sama dengan Komite medik dan SMF

Memiliki pembatasan penggunaan antibiotik golongan RESERVE yang


terdokumentasi
• Menggunakan form permintaan antibiotik golongan RESERVE]

Melakukan audit kualitatif dan kuantitatif penggunaan antibiotic di RSUDL


• Telah dilakukan oleh farmasi mulai tahun 2023

Memulai proses pembuatan peta pola kuman dan bakteri resisten antibiotika
RSUDL
• Mengirim sampel ke labkesda/RS yg memiliki lab mikrobiologi
Pedoman yang ada di RS

No Regulasi syarat akreditasi Keterangan


1 Panduan Penggunaan Antibiotik Sudah dibuat oleh
(PPAB) RSUD Landak Edisi 1 Tahun PPRA
2023
2 Panduan Penggunaan Antimikroba Sudah dibuat oleh
Profilaksis dan Terapi RSUD Landak PPRA
Tahun 2023
3 Panduan Praktik Klinis Belum dibuat

Panduan Praktik Klinis = Clinical Pathway?


Perlu koordinasi dengan Komite Medik dan masing-masing SMF untuk
membuatnya
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK
Penggunaan antibiotik secara bijak adalah PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA
RASIONAL
Penggunaan Antibiotik yang sssuai dengan penyebab infeksi, rejimen
dosis optimal, lama pemberian optimal, efek samping minimal, dan
dampak minimal terhadap munculnya mikroba resisten

Penerapan penggunaan antibiotik secara bijak dikenal sebagai


PENATAGUNAAN ANTIBIOTIK (antibiotics stewardship) yang bertujuan
meningkatkan outcome pasien secara terkoordinasi melalui perbaikan kualitas
penggunaan antibiotik yang meliputi :
1. penegakan diagnosis,
2. pemilihan jenis antibiotik, dosis, interval, rute, dan lama pemberian yang tepat
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK SECARA BIJAK

Pengendalian penggunaan antibiotik dilakukan dengan cara


mengelompokkan antibiotik dalam kategori AWaRe: ACCESS,
WATCH, dan RESERVE

AWaRe: ACCESS, WATCH, & RESERVE


Pengelompokan Antimikroba AWaRe
Access Watch Reserve
Digunakan untuk Digunakan untuk indikasi khusus (ketika Dicadangkan untuk mengatasi infeksi bakteri
pengobatan infeksi antimikroba kelompok access tidak efektif), yang disebabkan oleh MDRO (Multi drug
mikroba yang umum kelompok ini memiliki kemampuan lebih tinggi Resistant Organism),serta merupakan pilihan
terjadi untuk menimbulkan resistensi sehingga terakhir pada infeksi berat yang mengacam
diprioritaskan sebagai target utama jiwa.
program pengawasan dan pemantauan Menjadi prioritas program pengendalian
resistensi antimikroba secara nasional dan
internasional yang dipantau dan dilaporkan
penggunaannya

Diresepkan oleh Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi Diresepkan oleh dokter spesialis, dokter gigi
dokter,dokter gigi,dokter spesialis, dikaji oleh farmasi dan disetujui spesialis, dikaji oleh farmasi dan disetujui
spesialis dan dikaji oleh oleh dokter konsulan penyakit infeksi penggunaanya oleh KPRA
farmasi
Penggunaan sesuai Penggunaan sesuai dengan PPK untuk Penggunaan sesuai dengan PPK untuk penyakit
dengan PPK untuk penyakit infeksi dan PPAB yang berlaku infeksi dan PPAB yang berlaku
penyakit infeksi dan PPAB
yang berlaku
Tersedia disemua Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan Tersedia di fasilitas pelayanan kesehatan
fasilitas pelayanan tingkat lanjut tingkat lanjut
kesehatan
Tahapan Pengendalian Penggunaan Antibiotik Di Rumah Sakit
a. DPJP menegakkan diagnosis penyakit infeksi
b. Dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi
c. DPJP memberikan terapi antimikroba empirik
d. Farmasis di ruangan melakukan review terhadap permintaan antimikroba empiric, dipastikan apakah
termasuk antimikroba kelompok access, watch dan reserve
e. Pasien menggunakan antimikroba empirik selama 3-5 hari. DPJP memantau perbaikan klinis pasien
sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium
f. Farmasi diruangan melakukan evaluasi pemberian antimikroba empiric pada hari ke 3-5 untuk
mengingatkan DPJP tentang penghentian otomatis, dipastikan apakah antimikroba dihentikan atau
diteruskan
g. Jika terjadi perburukan klinis kasus bisa diajukan ke dalam forum kajian kasus sulit yang diselenggarakan
oleh KPRA
h. DPJP mengambil keputusan untuk menetapkan apakah terapi antimikroba empiric dilanjutkan atau diganti
dengan terapi antimikroba definitive
i. Pada terapi definitive, hari ke-7 atau sesuai PPK untuk penyakit infeksi, farmasis diruangan
melakukan penghentian otomatis atas terapi antimikroba definitive dan menanyakan kepada DPJP
untuk evaluasi ulang terapi
j. Farmasis di ruangan memantau kemungkinan timbulnya ROTD serta potensi interaksi antimikroba dengan
obat lain,makanan dan pemeriksaan laboratorium untuk selanjutnya hasilnya didiskusikan dengan DPJP .
Jenis Terapi Antibiotiik

Profilaksis Empirik Definitif


PROFILAKSIS BEDAH EMPIRIK DEFINITIF

Penggunaan antibiotik sebelum (30-60 Penggunaan antibiotic pada kasus Penggunaan antibiotic pada kasus
menit sebelum insisi pertama), selama infeksi/diduga infeksi yang belum infeksi yg sudah diketahui jenis bakteri
dan paling lama 24 jam pasca operasi pd diketahui jenis bakteri penyebab dan penyebab dan pola kepekaannya.
kasus yg secara klinis tidak pola kepekaannya
memperlihatkan tanda infeksi dgn tujuan
mencegah terjadinya infeksi luka daerah
operasi

Tujuan pemberian : menurunkan/mencegah Tujuan terapi : penghambatan Tujuan terapi: penghambatan


kejadian infeksi daerah operasi, pertumbuhan bakteri yang diduga pertumbuhan bakteri yg menjadi
menurunkan morbiditas dan mortalitas menjadi penyebab infeksi, sebelum penyebab infeksi berdasarkan
pasca operasi, menghambat munculnya diperoleh hasil pemeriksaan pemeriksaan mikrobiologi
flora normal resisten antibiotic, mikrobiologi
meminimalkan biaya pelayanan kesehatan

Indikasi penggunaan antibiotic profilaksis : Rute pemberian : antibiotika oral Rute pemberian : antibiotika oral
ditentukan berdasarkan kelas operasi yaitu menjadi pilhan pertama. Pada infeksi menjadi pilhan pertama. Pada infeksi
operasi bersih dan bersih kontaminasi sedang-berat dapat menggunakan sedang-berat dapat menggunakan
antibiotic parenteral antibiotic parenteral

Lama pemberian : 3-5 hari. Lama pemberian : 7 hari/berdasarkan


Selanjutnya harus dilakukan evaluasi efikasi klinis dan data mikrobiologi,
kondisi klinis px dan data penunjang
lainnya-> dikaji ulang
Form permintaan antibiotik Reserve

• Digunakan untuk permintaan antibiotik Meropenem

• Ditulis oleh DPJP

• Ditujukan ke farmasi

• Persetujuan oleh Ketua KPRA (dr.Wahyu, Sp.B)

Tujuan : dokumentasi
Metode Gyssens

Kategori hasil penilaian (Gyssens flowchart):


Kategori 0 : Penggunaan antibiotik tepat dan rasional
Kategori I : tidak tepat saat (timing) pemberian antibiotik
Kategori II A : tidak tepat dosis pemberian antibiotik
Kategori II B : tidak tepat interval pemberian antibiotik
Kategori II C : tidak tepat rute pemberian antibiotik
Kategori III A : pemberian antibiotik terlalu lama
Kategori III B : pemberian antibiotik terlalu singkat
Kategori IV A : tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik lain yang lebih efektif
Kategori IV B : tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik lain yang lebih aman
Kategori IV C : tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik lain yang lebih murah
Kategori IV D : tidak tepat pilihan antibiotik karena ada antibiotik lain dengan spektrum lebih
sempit
Kategori V : tidak ada indikasi pemberian antibiotik
Kategori VI : data tidak lengkap sehingga penggunaan antibiotik tidak dapat dinilai
Grafik Kuantitas Penggunaan Antibiotik Bangsal
60 Penyakit Dalam RSUD Landak Bulan Januari-Juni 2023
Ceftriaxone Inj Paling sering
50
digunakan dengan persentase
tertinggi pada bulan Mei

40

30

20

10

0
ab nj nj ap nj nj p ab In
f
In
f b In
j nf b In
f
T ne
I eI eC eI ne
I Ca T ic n ic n Ta m l eI Ta i n
cin ax
o im im im
az
o cin cin xa xa ac
i n
ne az
o
zo
l e ac
y i zid fix ox y xa flo flo ox pe ox
m ftr tf a ur er m flo o nid i da i fl
ro
Ce Ce Ce
f op da o pr
o v o
vo
fl e r ro n ox
y th Ce Ce
f l in pr Ci Le Le M et et
ro M
Az C Ci M M

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI


Ceftriaxone Injeksi
Merupakan antibiotic golongan
Cefalosporin generasi III yang paling
banyak digunakan karena merupakan
drug of choice. Sefalosporin generasi III
merupakan salah satu antibiotik
spektrum luas yang biasanya
digunakan sebagai terapi empiris saat
Pasien masuk rumah sakit.
Namun, Ceftriaxone Injeksi Masuk
kedalam kelompok antimikroba
WATCH sehingga perlu dilakukan
pengawasan dan pemantauan dalam
penggunaannya
Target dari Program PPRA :
Terjadinya penurunan penggunaan
Antibiotik tersebut Belum Tercapai
Grafik Kualitas Penggunaan Antibiotik Bangsal Penyakit
Dalam RSUD Landak Bulan Januari-Juni 2023
90
Penggunaan Antibiotik
sudah tepat/bijak
80
sesuai kategori
0,Metode Gyssens
70

60

50

40

30

20

10

0
VI V IVD IVC IVB IVA IIIB IIIA IIC IIB iiA i 0

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI


Belum Tercapai

Belum Tercapai Belum Tercapai

Sudah dilakukan evaluasi


Pembuatan Peta Pola Kuman

1. Belum ada RS di Kalbar yang memiliki peta pola kuman


sebagai rujukan sehingga RSUDL mau tidak mau harus
membuat peta pola kuman sendiri
2. Dengan adanya peta pola kuman khusus RSUDL, maka
protokol terapi antimikroba di RSUDL dapat disusun secara
definitif, bukan lagi empirik
Pembuatan Peta Pola Kuman
No Masalah Keterangan Solusi

1 MOU dengan KPPRA sudah melakukan Manajemen perlu membuat MOU


labkesda serta penjajakan awal dengan labkesda terutama terkait pembayaran dan kapan
pembiayaannya dan anggaran sudah diajukan ke mulai mengirim sampel
tim akreditasi
2 Kriteria sampel berkoordinasi dengan dr.Tiwi, Akan dibuatkan kriteria sampel pasien
Sp.PK (sudah pelatihan PPRA sepsis yang belum diberikan antibiotic
pembuatan peta pola kuman), dan riwayat tidak menggunakan
diperlukan 30 sampel positif antibiotic di rumah/puskesmas yg
merujuk

3 Pengambilan sampel sampel diambil di IGD pada pasien Perlu koordinasi lebih lanjut dari semua
sepsis yang belum diberikan pihak terkait teknis pengambilan sampel
antibiotik di RS dan riwayat tidak dan dituangkan dalam SPO, perlu
menggunakan antibiotik di dukungan manajemen terutama bidang
rumah/puskesmas yg merujuk terkait

4 Pengiriman Keamanan packing dan pengiriman Perlu dibuatkan SPO agar sampel tidak
oleh siapa (taxi --- MOU dgn taxi) rusak dll
KOMITMEN BERSAMA
Program Kerja PPRA adalah pekerjaan jangka panjang yang
memerlukan dukungan dan keterlibatan semua pihak secara konsisten
• Manajemen
• Komite Medik
• Komite Keperawatan
• Komite Kesehatan Lainnya
• Komite Farmasi dan Terapi
• Komite PPI
• Staf Medis Fungsional
• Instalasi Laboratorium
• Instalasi Farmasi
Terima kasih

You might also like