Professional Documents
Culture Documents
Penyusunan Produk Hukum Daerah Pak Belly
Penyusunan Produk Hukum Daerah Pak Belly
BIRO HUKUM
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
BIODATA
a. Nama : BELLY ISNAENI, SH., MH
e. HP : 081314325000
f. Email : Belly_puu@yahoo.com
UUD 1945
BERDASARKAN KONSTRUKSI DALAM UUD 1945 :
Lingkungan
PROVINSI Peradilan PERWAKILAN
DAERAH Umum BPK PROV
KDH DPRD
Agama
Militer
KAB/KOTA TUN
KDH DPRD
4
OTONOMI DAERAH
Adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia
dan
undangan yang dibentuk oleh
kegentingan yang memaksa.
Dewan Perwakilan Rakyat dengan
persetujuan bersama Presiden
5. Peraturan Presiden
adalah Peraturan Perundangundangan yang ditetapkan oleh Presiden
untuk menjalankan perintah Peraturan perundang- undangan yang
lebih tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.
Pasal 8
Tahapan Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan
1. Perencanaan 2. Penyusunan
5. Pengundangan 3. Pembahasan
Penyebarluasan
ketum
1.PERENCANAAN
APA ITU PROLEGDA ??
(Pasal 38, 41 UU No.12 Tahun 2011 jo. Pasal 15 Permendagri No.1 Tahun 2014)
SUBSTANSI PROLEGDA (3)
• Dalam keadaan tertentu, DPRD atau kepala
daerah dapat mengajukan Rancangan Perda di
luar Prolegda, antara lain :
a. Untuk mengatasi keadaan luar biasa, keadaan
konflik, atau bencana alam;
b. Akibat kerja sama dengan pihak lain; dan
c. Keadaan tertentu lainnya yang memastikan
adanya urgensi atas suatu Rancangan Perda
yang dapat disetujui bersama oleh Balegda dan
biro hukum provinsi atau bagian hukum
kabupaten/kota.
(Pasal 38 UU No.12 Tahun 2011 jo. Pasal 15 Permendagri No.1 Tahun 2014)
PROGRAM
DALAM KEADAAN TERTENTU, DPRD ATAU
PEMBENTUKAN KEPALA DAERAH DAPAT MENGAJUKAN
RANCANGAN PERDA DI LUAR
PERDA PROGRAM PEMBENTUKAN PERDA
KARENA ALASAN:
a. Untuk mengatasi keadaan LUAR BIASA,
PERDA KUMULATIF TERBUKA KEADAAN KONFLIK, atau BENCANA
ALAM
• Akibat putusan
b. AKIBAT KERJASAMA dengan pihak lain
Mahkamah Konstitusi c. MENGATASI Keadaan tertentu lainnya
• APBD yang memastikan adanya URGENSI atas
suatu RPERDA yg dapat disetujui
bersama oleh alat kelengkapan DPRD yg
Khusus menangani Bidang
PROGRAM PEMBENTUKAN Pembentukan Perda dan Unit yang
PERDA KABUPATEN/KOTA menangani bidang hukum pada
pemerintah daerah.
DAPAT MEMUAT DAFTAR
KUMULATIF TERBUKA d. Akibat pembatalan oleh Menteri untuk
Perda Provinsi dan oleh Gubernur
sebagai wakil Pemerintah Pusat untuk
• penataan Kecamatan; dan Perda Kabupaten/Kota
• penataan Desa. e. Perintah dari ketentuan peraturan per-
uu-an yang lebih tinggi setelah program
Pasal 239 UU 23 Tahun 2014 pembentukan perda ditetapkan
MATRIKS PROLEGDA
DPRD + Pemda
Keputusan melaksanakan
Rapat Paripurna Rapat
DPRD dan Penetapan
Prolegda Penyusunan
Prolegda
Prolegda
Legislatif+
Prolegda Eksekutif
MEKANISME PENYUSUNAN PROLEGDA
DI LINGKUNGAN PEMDA
Kepala Pimpinan Biro/Bagian Prolegda
Daerah SKPD Hukum Eksekutif
Untuk melaksanakan
menyusun Rapat
Prolegda Penyusunan Kepala
Prolegda Daerah
Eksekutif melalui Setda
Rapat DPRD +
Paripurna Pemda Balegda
dan melaksanakan melalui
Penetapan Rapat Pimpinan
Prolegda Penyusunan DPRD
Prolegda
Legislatif+
Keputusan
Prolegda
DPRD
Eksekutif
Prolegda
SUBSTANSI PROLEGDA (4)
PERDA
•memuat materi muatan
lokal Materi
Muatan
Pasal 14 UU 12/2011
• Peny. Otda dan Tugas dibentuk
Pembantuan
DPRD
• Menampung kondisi Dengan persetujuan bersama
khusus daerah Kepala Daerah
RANCANGAN PERDA
NASKAH Penjelasan
AKADEMIK atau
keterangan
digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan
Rancangan Peraturan
Daerah Provinsi
paling sedikit memuat
pokok pikiran dan materi
muatan yang akan diatur
Penyusunan
• Pendahuluan memuat :
A.latar belakang sasaran yang akan
diwujudkan,
B.identifikasi masalah,
C.tujuan dan kegunaan, serta
D.metode penelitian.
A. Latar Belakang
• Latar belakang memuat:
a. Pemikiran dan alasan-alasan perlunya penyusunan NA
sebagai acuan pembentukan RUU/Ranperda.
b. Mengapa perlunya pembentukan RUU/Ranperda.
c. Kajian yang mendalam dan komprehensif mengenai
teori/pemikiran ilmiah yang berkaitan dengan materi
muatan RUU/Ranperda yang akan dibentuk.
d. Mengarah kpd penyusunan argumentasi filosofis,
sosiologis, & yuridis guna mendukung perlu/tidak perlunya
penyusunan suatu RUU/Ranperda.
B. Identifikasi Masalah
• Bab ini memuat uraian mengenai materi yg bersifat teoretis, asas, praktik,
perkembangan pemikiran, serta implikasi sosial, politik, dan ekonomi,
keuangan negara dr pengaturan dlm suatu UU, Perda Provinsi, atau
Perda Kabupaten/Kota.
• Bab ini dapat diuraikan dalam beberapa sub bab berikut:
A. Kajian teoretis.
B. Kajian thd asas/prinsip yg terkait dgn penyusunan norma.
Analisis thd penentuan asas-asas ini juga memperhatikan berbagai
aspek bidang kehidupan terkait dgn Perat. Peruuan yg akan dibuat, yg
berasal dari hasil penelitian.
C. Kajian terhadap praktik penyelenggaraan, kondisi yang ada, serta
permasalahan yang dihadapi masyarakat.
D. Kajian thd implikasi penerapan sistem baru yg akan diatur dlm
UU/Perda thd aspek kehidupan masyarakat & dampaknya thd aspek
beban keuangan negara.
BAB III
EVALUASI & ANALISIS PERAT PERUUAN TERKAIT
• Bab ini memuat hasil kajian thd Perat. Peruuan terkait yg memuat kondisi
hukum yg ada, keterkaitan UU & Perda baru dgn Perat. Peruuan lain,
harmonisasi secara vertikal & horizontal, serta status dari Perat Peruuan yg
ada, termasuk yg dicabut dan & dinyatakan tidak berlaku serta yg masih
tetap berlaku karena tidak bertentangan dengan UU dan Perda yg baru.
-Kajian ini dimaksudkan utk mengetahui kondisi hukum/perat peruuan yg
mengatur mengenai substansi/materi yg akan diatur. Dalam kajian ini akan
diketahui posisi dari UU atau Perda yg baru.
-Analisis ini dapat menggambarkan tingkat sinkronisasi, harmonisasi perat
peruuan yg ada serta posisi dari UU & Perda utk menghindari terjadinya
tumpang tindih pengaturan.
-Hasil dr penjelasan/uraian ini menjadi bahan bg penyusunan landasan
filosofis & yuridis dari pembentukan UU dan Perda yg akandibentuk.
BAB IV
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, & YURIDIS
A. Landasan Filosofis
• menggambarkan bhw peraturan yg dibentuk mempertimbangkan pandangan hidup, kesadaran,
& cita hukum yg meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa Indonesia yg bersumber dari
Pancasila dan Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.
B. Landasan Sosiologis.
• bahwa peraturan yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam berbagai aspek.
Landasan sosiologis sesungguhnya menyangkut fakta empiris mengenai perkembangan
masalah dan kebutuhan masyarakat dan negara.
C. Landasan Yuridis.
• bhw peraturan yg dibentuk utk mengatasi permasalahan hukum /mengisi kekosongan hukum dgn
mempertimbangkan aturan yg telah ada, yg akan diubah, atau yg akan dicabut guna menjamin
kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Landasan yuridis menyangkut persoalan hukum yg berkaitan dgn substansi/materi yg diatur shg
perlu dibentuk perat peruuan yg baru. Beberapa persoalan hukum itu, antara lain, peraturan yg
sdh ketinggalan, peraturan yang tidak harmonis/ tumpang tindih, jenis peraturan yg lebih rendah
dr UU shg daya berlakunya lemah, peraturannya sdh ada tetapi tidakmemadai, atau memang
sama sekalibelum ada.
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN,
& RL MATERI MUATAN UU ATAU PERDA
B. Saran
1. Perlunya pemilahan substansi Naskah Akademik dalam suatu
Perat Peruuan & Perat Peruuan di bawahnya.
2. Rekomendasi tentang skala prioritas penyusunan
RUU/Ranperda dalam Prolegnas/Prolegda.
3. Kegiatan lain yg diperlukan utk mendukung penyempurnaan
penyusunan NA lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA & LAMPIRAN
Berasal dari
KDH thdp pemandangan
PERDA umum fraksi.
Dalam hal
PERMINTAAN
PERSETUJUAN
DARI ANGGOTA SUARA TERBANYAK
SECARA LISAN
OLEH PIMPINAN
RAPAT
PARIPURNA TIDAK MENDAPATKAN
PERSETUJUAN BERSAMA
RPERDA TIDAK BOLEH
DIAJUKAN LAGI DALAM
PERSIDANGAN DPRD
MASA ITU.
PENARIKAN KEMBALI PERDA
disampaikan
SURAT
KDH disertai
oleh
Sebelum di KDH ALASAN
bahas bersama PENARIKAN
DPRD dan KDH KEPUTUSAN
PIMPINAN DPRD
oleh DPRD
sedang di bahas
DAPAT DITARIK KEMBALI berdasatkan
TIDAK DAPAT
DIAJUKAN
PERSETUJUAN RAPAT RPERDA
YG DI TARIK LAGI PADA
bersama PERIPURNA KDH MASA
KEMBALI
DPRD dan KDH DPRD SIDANG YG
Dilakukan dihadiri SAMA
dlm
4.PENGESAHAN
DAN
PENETAPAN
PENETAPAN
ditetapkan
Rancangan o/ Pimpinan
Perda yg
DPRD kepada
Kepala Daerah
PERDA
disetujui
penyampaian
3 hari
penyampaian
GUBERNUR
PERDA PROVINSI 3 hari MENTERI 7 hari
Memberikan
BUPATI/ penyampaian nomor
Register
WALIKOTA 3 hari GUBERNUR
PERDA KAB/KOTA
Lanjutan... PENETAPAN
KDH
RPERDA 30 hr TTD
PERDA
Yg telah mendapat KDH
nomor register TIDAK
TTD
SAH
“ Peraturan Daerah
Ini dinyatakan sah”
Rancangan Perda yang belum mendapatkan nomor
register belum dapat ditetapkan kepala Daerah dan
belum dapat diundangkan dalam lembaran daerah.
Pasal 243
PENGUNDANGAN
PENGUNDANGAN
PERDA
LEMBARAN NEGARA
oleh
SEKRETARIS DAERAH
diundangkan
Perda mulai berlaku dan mempunyai kekuatan
mengikat pada tanggal diundangkan,
kecuali ditentukan lain di dalam Perda yang
bersangkutan.
PENANDATANGANAN
PRODUK HUKUM YG BERSIFAT PRODUK HUKUM YG BERSIFAT
PENGATURAN PENETAPAN
Dilakukan
oleh
Kept. DPRD dan Kept. Badan
Kept.KDH Kept. Pimpinan Kehormatan
KDH DPRD DPRD
berhalangan sementara atau Dilakukan Dilakukan Dilakukan
oleh oleh oleh
berhalangan tetap
KETUA/WAKIL KETUA BADAN
Dilakukan KDH
oleh
KETUA DPRD KEHORMATAN
DAPAT DPRD
1.pelaksana tugas, Di DELEGASIKAN
1.pelaksana tugas, kepada
2.pelaksana harian atau
2.pelaksana harian atau
3.penjabat kepala daerah.
3.penjabat kepala daerah.
A. JUDUL
B. PEMBUKAAN
C. BATANG TUBUH
D. PENUTUP
a. Undang-Undang;
b. Peraturan Daerah Provinsi; atau
c. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Bersifat
Pembebanan biaya Mengembalikan
paksaan penegakan/ selain keadaan semula
pelaksanaan perda
seluruhnya atau sebagian
Sanksi Administratif :
PIDANA a.
b.
Teguran Lisan;
Teguran tertulis;
c. Penghentian sementara
kegiatan;
Kurungan d. Penghentian tetap kegiatan;
paling lama 6 bln e. Pencabutan sementara izin;
f. Pencabutan tetap izzin;
g. Denda administrative;
dan/atau
h. Sanksi administrative lain
Denda sesuai dengan ket. Per-uu-an
paling banyak
Rp. 50.000.000,-
Pasal 238
NASKAH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN