You are on page 1of 21

Kelompok 3

METODE HARGA POKOK


PROSES - LANJUTAN
Sri Sunarni Sonu,SE,MSA

• Riril Grasela Rori Vinry Laurent Polii


• Yuleo Fadly Pareho Marchelino Balo
• Iqra Subekti Johan Dumgair
METODE HARGA POKOK PROSES - LANJUTAN

01 02
Persediaan Produk Metode Harga Pokok Rata-
Dalam Proses Awal Rata Tertimbang (Weighted
Average Cost Method)

03 04
Metode Masuk Pertama Tambahan Bahan Baku
Keluar Pertama Departemen Produksi
Lanjutan
Persediaan
Persediaan Produk
Produk Dalam
Dalam Proses
Proses Awal
Awal

●Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode akan menjadi
persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya.

●Produk dalam proses awal periode ini membawa harga pokok produksi per satuan yang berasal dari
periode sebelumnya.

●Harga pokok produksi ini kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok produksi per satuan yang
dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang.

●Dengan demikian, jika dalam periode sekarang dihasilkan produk jadi yang ditransfer ke gudang atau ke
departemen berikutnya, maka, harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal akan
menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk jadi tersebut.
Proses Produksi Departemen Lanjutan

1.Dalam proses pembuatan produk, umumnya bahan baku hanya


dimasukkan dalam proses di departemen produksi pertama. Departemen
produksi berikutnya hanya menambahkan biaya konversi saja, tapi ada
kalanya di departemen setelah departemen produksi pertama,
ditambahkan juga bahan baku ke dalam proses produksi.

2.Tambahan bahan baku ini kemungkinan akan menambah jumlah produk


yang dihasilkan oleh departemen yang menambah bahan baku tersebut,
tetapi terkadang tambahan baku tersebut tidak menambah jumlah satuan
produk yang dihasilkan. Tambahan bahan baku ini akan berpengaruh
dalam penentuan harga pokok produk.
Contoh Penentuan Harga Pokok

Pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100


kg, dengan harga pokok Rp 1.000 per kg. Pada periode tersebut
terjadi pembelian bahan baku sebanyak 400 kg dengan harga Rp
1.200 per kg.

Setelah dilakukan perhitungan secara seksama diketahui jumlah


bahan baku yang dipakai sebanyak 250 kg. Timbul masalah harga
pokok yang akan digunakan untuk menghargai bahan baku yang
dipakai tersebut.
Jika dalam contoh pemakaian bahan
baku tersebut digunakan metode
masuk pertama, keluar pertama, maka
perhitungan harga pokok bahan baku
yang dipakai dalam periode tersebut
adalah sebagai berikut:

4. Harga pokok bahan baku yang dipakai selama


1. Persediaan bahan baku awal: 100 kg x Rp periode yang ditentukan atas dasar metode masuk
1.000 = Rp 100.000 pertama, keluar pertama:
2. Pembelian bahan baku selama periode: 400 = 100 kg x Rp 1.000 = Rp 100.000
kg x Rp 1.200 = 480.00 = 150 kg x Rp 1.200 = Rp 180.000
3. Jumlah bahan baku yang tersedia untuk Total = Rp 100.000 + Rp 180.000 = Rp 280.000
dipakai: 5. Persediaan bahan baku pada akhir periode:
= (1) + (2) = (3) – (4)
= Rp 100.000 + Rp 480.000 = Rp 580.000 = Rp 580.000 – Rp 280.000 = Rp 300.000
02

Metode Harga Pokok Rata-


Rata Tertimbang (Weighted
Average Cost Method)
Metode Harga Pokok Rata-Rata
Tertimbang – Departemen Pertama

Di departemen produksi pertama, biaya yang harus diperhitungkan


dalam menentukan harga pokok produk adalah biaya yang melekat
pada persediaan produk dalam proses awal dan biaya produksi yang
dikeluarkan dalam periode sekarang.

Biaya yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal adalah
biaya yang berasal dari periode sebelumnya.

Pada metode harga pokok rata-rata tertimbang, biaya yang berasal


dari periode sebelumnya, ditambah dengan biaya dari periode
sekarang kemudian dihitung rata-ratanya.
Cara Menghitung Harga Pokok Rata-Rata
Tertimbang
1: Biaya Bahan Baku Per Unit:
Biaya bahan baku yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya bahan baku yang dikeluarkan dalam periode sekarang
Unit ekuivalensi biaya bahan baku
Raw Material cost atau biaya bahan baku per unit: [(1) + (2)] : (3)
2: Direct Labor Cost atau Biaya tenaga kerja per unit:
Biaya tenaga kerja yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan dalam periode sekarang
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
Direct Labor Cost atau biaya tenaga kerja per unit: [(1) + (2)] : (3)
3: Biaya overhead pabrik per unit:
Biaya overhead pabrik yang melekat pada produk dalam proses awal
Biaya overhead pabrik yang dikeluarkan dalam periode sekarang
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
Overhead Cost ata biaya overhead pabrik per unit: [(1) + (2)] : (3)
Metode
Metode Harga
Harga Pokok
Pokok Rata-Rata
Rata-Rata
Tertimbang
Tertimbang –– Departemen
Departemen Lanjutan
Lanjutan

Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen


produksi setelah departemen produksi yang pertama
adalah harga pokok kumulatif, yaitu penjumlahan harga
pokok dari departemen sebelumnya dengan biaya
produks yang ditambahkan dalam departemen yang
berangkutan.
Harga
Harga Pokok
Pokok Produk
Produk per
per satuan
satuan yang
yang
dibawa
dibawa dari
dari departemen
departemen sebelumnya.
sebelumnya.

1. Harga pokok produk dalam proses awal yang berasal dari departemen
sebelumnya.
2. Harga pokok produk yang ditransfer dari departemen debelumnya dalam periode
sekarang.
3. Produk dalam proses proses awal.
4. Produk yang ditrasfer dari departemen sebelumnya dalam periode sekarang.
5. Harga pokok produk per unit yang dibawa dari departemen sebelumny:
= [(1) + (2)] : [(3) + (4)]
03

Metode Masuk Pertama


Keluar Pertama ( FIFO )
Metode
Metode Masuk
Masuk Pertama,
Pertama, Keluar
Keluar Pertama
Pertama
Departemen
Departemen Produksi
Produksi Pertama
Pertama

Metode masuk pertama, keluar pertama (MPKP) menganggap bahwa


produksi periode sekarang.

Pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal


periode masih dalam proses.

Baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang


dimasukkan dalam proses periode sekarang.

Oleh karena itu, dalam perhitungan unit ekuivalensi, tingkat


penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus
diperhitungkan.
Metode
Metode Masuk
Masuk Pertama,
Pertama, Keluar
Keluar Pertama
Pertama ––
Departemen
Departemen Produksi
Produksi Lanjutan
Lanjutan

Dalam departemen produksi lanjutan setelah departemen


produksi pertama, produk telah membawa harga pokok dari
departemen sebelumnya.

Produk dalam proses yang membawa harga pokok dari


periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk
menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke
departemen berikutnya atau ke gudang.
04

Tambahan Bahan Baku


Departemen Produksi
Lanjutan
Tambahan
Tambahan Bahan
Bahan Baku
Baku Proses
Proses Produksi
Produksi

Umumnya bahan baku diolah pertama kali dalam


departemen pertama. Departemen produksi
berikutnya hanya mengolah lebih lanjut produk
hasil departemen pertama dengan mengeluarkan
biaya tenaga kerja dan
biaya overhead pabrik. Namun, seringkali dalam
proses produksi, bahan baku ditambahkan dalam
departemen produksi setelah departemen
produksi pertama.
Tambahan
Tambahan bahan
bahan baku
baku ini
ini mempunyai
mempunyai dua
dua
kemungkinan,
kemungkinan, yaitu
yaitu

 Tidak menambah jumlah produk yang  Menambah jumlah produk yang dihasilkan
dihasilkan oleh departemen produksi yang oleh departemen produksi yang mengkonsumsi
mengkonsumsi tambahan bahan baku tersebut. tambahan bahan baku tersebut.

Jika tambahan bahan baku tidak menambah jika terjadi tambahan produk yang dihasilkan
jumlah produk yang dihasilkan, maka tambahan dengan adanya tambahan bahan baku dalam
ini tidak berpengaruh terhadap perhitungan unit departemen lanjutan setelah departemen
ekuivalensi produk yang dihasilkan. produksi pertama.

Dan sebagai akibatnya tidak mempengaruhi Maka, hal ini akan berakibat diadakannya
perhitungan harga pokok produksi per satuan penyesuaian harga pokok produksi per satuan
produk yang diterima dari departemen produksi produk yang diterima dari departemen produksi
sebelumnya. sebelumnya.
Penyesuaian

Penyesuaian ini dilakukan karena total harga pokok produk


yang berasal dari departemen sebelumnya.

Yang semula dipikul oleh jumlah tertentu, sekarang harus


dipikul oleh jumlah produk yang lebih banyak, sebagai akibat
tambahan bahan baku tersebut.

Akibatnya harga pokok produk per unit yang berasal dari


departemen sebelumnya menjadi lebih kecil.
Terima kasih!
Jika Ada Pertanyaan Dipersilahkan

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including


icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Kesimpulan

Dalam akuntansi biaya, harga pokok persediaan pokok


Tambahan bahan baku di departemen lanjutan,
dalam proses awal menimbulkan masalah penentuan harga
mempunyai dua kemungkinan menambah jumlah produk
pokok produk jadi yang ditransfer dari suatu departemen
yang dihasilkan dalam departemen yang bersangkutan.
ke departemen produksi berikutnya atau ke gudang.

Jika tambahan bahan baku tersebut tidak menambah


Untuk mengatasi masalah terebut ada dua metode
jumlah produk yang dihasilkan dalam departemen yang
penentuan harga pokok, yaitu:
bersangkutan maka tambahan biaya bahan baku
tersebut hanya menambah biaya bahan baku per satuan
 Metode harga pokok rata-rata tertimbang. dalam departemen tersebut.
 Metode masuk pertama, keluar pertama.
Dalam metode harga pokok rata-rata tertimbang, untuk
Jika bahan baku tersebut menambah jumlah produk
menghitung harga pokok rata-rata tertimbang.
yang dihasilkan oleh departemen yang bersangkutan,
maka tambahan bahan baku tersebut akan brakibat
Dalam metode masuk pertama, keluar pertama, harga terhadap penyesuaian harga pokok per satuan produk
pokok persediaan produk dalam proses awal adalah harga yang berasal dari departemen sebelumnya, dan
pokok pertama yang membentuk harga pokok produk. tambahan biaya bahan baku per satuan dalam
Produk tersebut selanjutnya ditransfer ke departemen departemen lanjutan.
berikutnya atau ke gudang

You might also like