You are on page 1of 56

PENDEKATAN

KUALITATIF
DALAM
PENELITIAN
Kelompok 4
- Regita Anjelia (11190251000034)
- Kaiona Deva N (11190251000093)
- Dinda Annisa R (11190251000151)
Latar Belakang
Metode Penelitian seharusnya dipilih berdasarkan permasalahan yang akan diteliti, bukan dipilih pada tahap awal
sebelum permasalahan penelitian ditetapkan. Terkait sebuah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengungkap-
memahami-menggali-mendekati subjek penelitiannya. Sejak awal, peneliti harus mampu menentukan pendekatan
yang akan digunakan. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang dilakukan secara utuh kepada subjek
penelitian dimana terdapat sebuah peristiwa dimana peneliti menjadi instrumen kunci dalam penelitian, kemudian
hasil pendekatan tersebut diuraikan dalam bentuk kata-kata yang tertulis data empiris yang telah diperoleh dan
dalam pendekatan ini pun lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Jenis-jenis Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian

01 STUDI NARATIF 07 BIOGRAFI


02 STUDI FENOMENOLOGI 08 PENELITIAN/STUDI SEJARAH
03 STUDI GROUNDED THEORY 09 EVALUATION RESEARCH
04 STUDI ETNOGRAFIS 10 ETNOMETODOLOGI(ETHNOMETHODOLOGY)
05 STUDI KASUS 11 STUDI DOKUMEN/TEKS
06 DESKRIPTIF 12 PENGAMATAN ALAMI (NATURAL OBSERVATION)
STUDI NARATIF

Menurut Clandinin : 2007 mengemukakan bahwa Penelitian naratif adalah laporan bersifat narasi yang menceritakan urutan
peristiwa secara terperinci. Dalam desain penelitian naratif, peneliti menggambarkan kehidupan individu, mengumpulkan
cerita tentang kehidupan orang-orang, dan menuliskan cerita pengalaman individu. Penelitian naratif biasanya digunakan
ketika peneliti ingin membuat laporan naratif dari cerita individu

Penelitian naratif memiliki beberapa prinsip-prinsip, yaitu sebagai berikut :


1. Penelitian Narasi berfokus pada pengalaman individu dan kronologi mereka.
2. Penelitian Narasi menggunakan teknik restorying untuk membangun account narasi berdasarkan data yang dikumpulkan melalui
wawancara.
3. Penelitian Narasi menggabungkan konteks dan tempat dalam cerita.
4. Pembangunan narasi selalu melibatkan menanggapi pertanyaan.
STUDI NARATIF
Menurut Polikinghome (1988) Penelitian naratif dikategorikan menjadi dua yaitu descriptive dan explanatory :
1. Pada penelitian narasi kategori deskriptif, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan.
- Sebagian atau secara keseluruhan pengalaman-pengalaman individu maupun kelompok.
- Hubungan antar suatu alur cerita dengan alur cerita lainnya.
- Manfaat suatu kejadian untuk kehidupan manusia.
2. Sedangkan pada penelitian naratif kategori explanatory, peneliti berusaha untuk membuat sebuah cerita tentang
bagaimana sesuatu terjadi.

Penelitian naratif merupakan penelitian secara umum atau menyeluruh dari berbagai praktik penelitian kualitatif. Sehingga untuk
melaksanakan penelitian naratif perlu dipahami karakteristik penting dari jenis-jenis penelitian yang termasuk dalam kategori
penelitian naratif. Adapun jenis-jenis penelitian naratif menurut Casey (1995/1996) dalam Cresswell (2012) sebagai berikut:
1. Autobiografi 5. Cerita Pribadi 9. Etnografi

2. Biografi 6. Interview 10. Autoetnografi

3. Riwayat hidup 7. Dokumen pribadi 11. Etnopsikologi

4. Cerita pengalaman pribadi 8. Sejarah hidup


STUDI NARATIF
Berdasarkan Creswell (2012) Salah satu kunci karakteristik yang menonjol dalam penelitian naratif adalah terdapat pada tujuh
karakteristik utama penelitian naratif yaitu:

1. Pengalaman individu : Peneliti naratif berfokus pada pengalaman satu individu atau lebih. Peneliti mengeksplorasi pengalaman-
pengalaman individu. Pengalaman yang dimaksud pengalaman pribadi dan pengalaman sosial.

2. Kronologi pengalaman : Memahami masa lalu individu dan masa sekarang adalah salah satu unsur kunci dalam penelitian naratif.

3. Pengumpulan cerita : Peneliti memberi tekanan pada pengumpulan cerita yang diceritakan oleh individu kepadanya. Cerita secara umum harus
terdiri dari unsur waktu, tempat, plot dan adegan.
4. Restorying : Adalah proses dimana peneliti mengumpulkan cerita, menganalisisnya dengan unsur kunci cerita (waktu, tempat, plot dan
n kemudian menulis kembali cerita itu untuk menempatkannya dalam urutan kronologis.

5. Coding tema : Peneliti naratif dapat memberi kode dari cerita atau data menjadi tema-tema atau kategori-kategori

6. Konteks atau latar : Peneliti mendeskripsikan secara terperinci latar atau konteks dimana pengalaman individu menjadi pusat fenomenanya.

7. Kolaborasi : Peneliti dan partisipan berkolaborasi sepanjang proses penelitian. Kolaborasi dalam penelitian naratif yaitu peneliti secara aktif
meliput partisipannya dalam memeriksa cerita yang dibukakan atau dikembangkan
STUDI NARATIF
Langkah-langkah dalam melakukan penelitian naratif

Langkah 1 : Mengidentifikasi sebuah fenomena untuk diteliti yang mengarah pada permasalahan di dunia pendidikan.
Langkah 2 : Memilih Responden dimana Peneliti dapat Mempelajari hal-hal yang berkenaan dengan fenomena yang akan
diteliti
Langkah 3 : Mengumpulkan kisah (pengalaman) dari Individu yang bersangkutan.
Langkah 4 : Mengisahkan kembali cerita pengalaman responden.
Langkah 5 : Berkolaborasi dengan Responden. Kolaborasi atau kerjasama ini bisa diasumsikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
dilakukan bersama dengan responden, seperti negosiasi izin masuk ke dalam suatu situs/tempat dan bertemu dengan responden
yang berada di tempat tersebut, melakukan kerjasama yang cukup erat dengan responden untuk memperoleh field texts sebagai
sarana pengumpulan cerita-cerita pengalaman responden.
Langkah 6 : Menuliskan Narasi tentang Kisah Pengalaman Responden.
Langkah 7 : Validasi keakuratan laporan Peneliti juga perlu melakukan validasi terhadap keakuratan catatan narasinya
STUDI NARATIF
Contoh Penelitian

STUDI NARATIF POLA ASUH ORANG TUA PELAKU BISEKSUAL (PARENTING


STYLE OF BISEXUAL ADOLESCENT)
Wilda Fasim Hasibuan* , Vivi Ratnasep Putri *
Guidance and Counseling Department, University of Riau Kepulauan, Batam
Abstrak

Penelitian ini membahas tentang penyebab seseorang mengalami kecenderungan biseksual. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode Kualitatif dengan pendekatan Naratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab
dari seorang subjek yang kecenderungan biseksual. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Agustus
2017. Dengan subjek penelitian wanita dewasa awal yang berumur 21 tahun yang merupakan mahasiswi disalah satu
Universitas di Batam. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari data yang
peneliti peroleh didapatkan bahwa penyebab seseorang kecenderungan biseksual adalah karena perceraian orang tua, pola asuh
ganda yaitu neglectfull yang didapatkan dari orang tua dan permisif dari kakek, yang menyebabkan subjek mencari pola asuh yang
salah ketika dewasa.

Kata kunci : biseksual, perceraian orangtua, pola asuh orangtua


STUDI FENOMENOLOGI

Fenomenologi dapat diartikan sebagai ilmu-ilmu tentang fenomena yang menampakkan diri dari kesadaran peneliti. Dalam arti luas,
fenomenologi adalah ilmu tentang gejala atau hal-hal apa saja yang tampak.

Dalam konteks penelitian kualitatif, fenomena merupakan sesuatu yang hadir dan muncul dalam kesadaran peneliti dengan menggunakan
cara tertentu, sesuatu menjadi tampak dan nyata. Peneliti mendeskripsikan sesuatu seperti penampilan fenomena. Penelitian fenomenologi
selalu difokuskan dalam kegiatan menggali, memahami dan menafsirkan arti fenomena, peristiwa dan hubungannya dengan orang-orang
biasa dalam situasi tertentu.
STUDI FENOMENOLOGI

Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa terdapat beberapa karakteristik penelitian fenomenologi yaitu sebagai berikut :

1. Tidak berasumsi mengetahui apa makna sesuatu bagi manusia yang akan diteliti, mereka mempelajari sesuatu itu.
2. Memulai penelitian dengan “keheningan/ diam”, untuk menangkap makna yang sesungguhnya dari apa yang diteliti.
3. Menekankan aspek-aspek subjektif dari tingkah laku manusia
4. Ahli fenomenologi mempercayai bahwa dalam kehidupan manusia banyak cara yang dapat digunakan untuk
menginterpretasikan pengalaman manusia, melalui interaksi seseorang dengan orang lain dan ini merupakan makna
pengalaman realitas.
5. Semua cabang penelitian kualitatif meyakini bahwa untuk memahami subjek adalah dengan melihatnya dari sudut pandang
mereka sendiri.
STUDI FENOMENOLOGI

Dalam penelitian studi fenomenologi, yang harus dilakukan peneliti ialah :


1. Reduksi fenomenologis : peneliti melakukan pengamatan faktual yang sesungguhnya.
2. Reduksi eidetic : peneliti melakukan penghayatan ideal.
3. Reduksi trancendental : untuk mendapatkan subjek yang murni.

Semuanya dimaksudkan agar peneliti yang menggunakan strategi fenomenologi harus


membebaskan diri dari :

1. Unsur-unsur subjektivitas peneliti.


2. Keterikatan pada teori, proposi, dan hipotesis.
3. Bebas dari doktrin tradisional.
STUDI FENOMENOLOGI

Menurut (Yusuf, 2016) terdapat langkah-langkah yang perlu mendapat perhatian ketika menggunakan pendekatan fenomenologi yaitu
antara lain :

1. Temukan fenomena penelitian yang wajar diteliti melalui penelitian kualitatif.


2. Analisis fenomena tersebut apakah cocok diungkap melalui fenomenologi. Apakah fenomena tersebut berkaitan dengan interaksi
manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok yang menggunakan alat, tanda atau simbol dalam berkomunikasi.
3. Tentukan subjek yang diteliti dengan konteks yang sesungguhnya
4. Pengumpulan data ke lapangan.
5. Pembuatan catatan termasuk foto.
6. Analisis data.
7. Penulisan laporan.
STUDI FENOMENOLOGI
Contoh Penelitian
JILBAB SEBAGAI GAYA HIDUP (Studi Fenomenologi Tentang Alasan Perempuan Memakai Jilbab dan
Aktivitas Solo Hijabers Community)

Oleh : Yasinta Fauziah Novitasari

Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS


ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui jilbab sebagai gaya hidup bagi Solo Hijabers Community yang
dilihat dari tiga hal yaitu alasan perempuan bergabung dengan Solo Hijabers Community, pemaknaan jilbab bagi anggota Solo
Hijabers Community dan aktivitas Solo Hijabers Community. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Strategi
penelitian dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber data diperoleh dari studi pustaka, peristiwa atau aktivitas,
tempat atau lokasi, informan yaitu Solo Hijabers Community yang terdiri dari komite dan anggota. Teknik pengambilan
informan menggunakan purposive. Validitas data diperoleh melalui triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis
data yang digunakan adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa, Apa yang dilakukan oleh perempuan
berjilbab yang tergabung dalam Solo Hijabers Community tersebut merupakan sebuah gaya hidup, yang membawa simbol-simbol
keagamaan mereka yaitu jilbab sebagai sebuah gaya hidup yang mereka lakukan. Jilbab gaul, modis dan stylish ala hijabers telah
membawa seperangkat nilai dan trend yang dilekatkan oleh member Solo Hijabers Community sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
Pada akhirnya dari gaya hidup yang komunitas tersebut lakukan akan mengkonstruksi sebuah identitas bagi anggotanya sebagai seorang
hijabers yang identik dengan seorang yang fashionable. Kata kunci : Solo Hijabers Community, jilbab, aktivitas, gaya hidup
STUDI GROUNDED THEORY (TEORI BERDASAR)

Penelitian dasar atau murni adalah penelitian yang bertujuan menemukan pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah
diketahui. Grounded theory adalah penelitian yang bertujuan menghasilkan atau menemukan suatu teori yang berhubungan
dengan situasi tertentu. Situasi dimana individu saling berhubungan, bertindak atau terlibat dalam suatu proses sebagai respon
terhadap suatu peristiwa. Disebut grounded sebab teori dilahirkan dari data, bukan dari teori yang lain yang sudah ada
sebelumnya.
STUDI GROUNDED THEORY (TEORI BERDASAR)

ada tiga elemen dasar dari Grounded Theory yaitu :


1. Konsep, dalam grounded theory, teori yang dibangun dari konsep bukan langsung dari data itu sendiri, sedangkan konsep
diperoleh melalui konseptualisasi dari data. Tipe konsep yang harus dirumuskan ada dua ciri pokok yaitu :
- Konsep itu haruslah analitis telah cukup digeneralisasikan guna merancang dan menentukan ciri-ciri kesatuan yang konkrit,
tetapi bukan kesatuan itu sendiri.
- Konsep juga harus bisa dirasakan artinya bisa mengemukakan gambaran penuh arti, ditambah dengan ilustrasi tepat, yang
memudahkan orang bisa menangkap referensinya dari segi pengalamannya sendiri.
2. Kategori, adalah unsur konseptual dari suatu teori, sedangkan kawasannya adalah aspek atau unsur kategori. Kategori
manapun kawasannya adalah konsep yang ditujukan oleh data yang pada mulanya menyatakannya, maka kategori dan
kawasannya ini akan tetap, jadi tidak akan berubah atau menjadi lebih jelas ataupun meniadakan.
3. Proposisi atau Hipotesis, proposisi menunjukan adanya hubungan konseptual sedangkan hipotesis lebih menunjuk pada
hubungan terukur. Dalam grounded theory yang dihasilkan adalah hubungan konseptual, bukan hubungan terukur sehingga
digunakan istilah-istilah proposisi. Hipotesis dalam penelitian grounded theory adalah suatu pernyataan ilmiah yang terus
dikembangkan.
STUDI GROUNDED THEORY (TEORI BERDASAR)
Secara sederhana langkah-langkah pengembangannya sebagai berikut :
STUDI GROUNDED THEORY (TEORI BERDASAR)
Contoh Penelitian

PENGALAMAN MAHASISWA DALAM MELAKUKAN WIRAUSAHA INFORMASI:


SEBUAH PENELITIAN GROUNDED THEORY
Afdini Rihlatul Mahmudah, Hariyah
Pasca-Sarjana Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Indonesia
ABSTRAK

Fokus utama dari tulisan ini adalah menggali pemahaman mahasiswa tentang wirausaha informasi. Penelitian ini bersifat kualitatif
dengan menggunakan grounded theory. Pemilihan metode ini didasarkan pada tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu membangun
teori berdasarkan pandangan responden. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memperoleh data adalah wawancara, observasi, dan
kajian dokumen. Data tersebut dianalisis berdasarkan model analisis data konstruktivisme berupa transkripsi data dan interpretasi
data melalui pengkodean terbuka (open coding), pengkodean beralas (axial coding), dan pengkodean terseleksi (selective coding). Karena
itulah grounded theory dimaksudkan untuk mengetahui secara mendalam pengertian wirausaha informasi terutama yang dilakukan oleh
mahasiswa. Penelitian meliputi pengertian wirausaha informasi dan aktivitas wirausaha informasi yang digali dari sudut pandang mahasiswa.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebuah definisi wirausaha informasi. Definisi tersebut adalah pekerjaan dalam bidang
informasi yang dapat dilakukan, baik secara mandiri maupun berkelompok, dengan fleksibilitas dalam waktu dan tempat pengerjaannya, berupa
kegiatan pencarian informasi, pembuatan web dan sistem perpustakaan, konsultan perpustakaan, pengajar, dan pustakawan sehingga
menghasilkan uang, menambah pengalaman dan ilmu, serta mengembangkan aktivitas sosial. Keywords: Information entrepreneurship;
Grounded theory; Entrepreneur
STUDI ETNOGRAFIS

Etnografi atau Ethnography merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu ethno dan graphic. Ethno berarti orang atau anggota kelompok
sosial atau budaya, sedangkan graphic berarti tulisan atau catatan. Jadi, secara literer ethnography berarti menulis/ catatan tentang
orang atau anggota kelompok social dan budaya. Dalam arti luas merupakan suatu studi tentang sekelompok orang untuk
menggambarkan kegiatan dan pola sosio budaya mereka. Etnografi bukan deskripsi tentang kehidupan masyarakat dalam
keberagaman situasinya, melainkan menyajikan pandangan hidup subjek, cara mereka memandang kehidupannya, cara mereka
memandang perilakunya dalam keseharian, cara mereka berinteraksi dan sebagainya. Etnografi merupakan suatu bentuk penelitian
yang terfokus pada makna sosiologis diri individu dan konteks sosial budayanya yang dihimpun melalui observasi lapangan sesuai
dengan fokus penelitian.
STUDI ETNOGRAFIS

Penelitian etnografi (ethnography) merupakan penelitian ilmu sosial dan cocok digunakan untuk :

1. Mengetahui bagaimana, apabila, dan mengapa orang berkelakuan seperti itu pada saat mereka berinteraksi dengan yang lain
dalam suatu setting/ situasi tertentu, umpama interaksi sosial.
2. Memahami suatu fenomena yang terjadi dalam setting kejadian yang alami.
3. Mengetahui “mengapa” orang berbuat seperti itu pada periode waktu yang telah berlalu itu.
4. Mengetahui informasi/ data yang mendukung pemahaman orang sehingga mengerti tentang masyarakat lebih kompleks.
5. Mengungkapkan masalah dengan fokus natural/ alami atau kejadian sesungguhnya dalam natural setting, sehingga dapat
memahami lebih baik tingkah laku yang tersembunyi (hidden) daripada orang, sikap, maupun perasaannya.
6. Menggunakan cara-cara pengumpulan data yang lebih banyak dan bervariasi.
STUDI ETNOGRAFIS

Langkah-langkah penelitian etnografi secara umum yaitu pada awalnya peneliti melakukan identifikasi dan pemilihan masalah
serta fokus penelitian yang dapat diungkap melalui penelitian etnografi.
Dalam pemilihan masalah perlu dipertimbangkan dengan matang bahwa peneliti akan mendeskripsikan orang atau sekelompok
orang serta interaksi mereka dalam budayanya. Pendeskripsian bukanlah penggambaran dari jauh, melainkan dari dekat.
Dilanjutkan dengan mendesain setting, kegiatan dan pertanyaan etnografi yang akan berkembang selama dilapangan. Lalu
kemudian mengumpulkan data dan membuat catatan lengkap etnografi, menganalisis data dan model interaksi serta pada akhirnya
menulis laporan.
STUDI ETNOGRAFIS
Contoh Penelitian
PENELITIAN ETNOGRAFI TENTANG BUDAYA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER DI SEKOLAH DASAR
Sukadari, Suyata, Shodiq A. Kuntoro
Universitas PGRI Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak : Metode penelitian yang digunakan adalah metode etnografik dengan pendekatan kualitatif, untuk memahami
kehidupan masyarakat sekolah berdasarkan sudut pandang masyarakat sekolah yang bersangkutan. Subjek penelitian
ini adalah siswa dan warga sekolah SD N Kasihan, Bantul. Sumber data penelitian adalah: (1) sumber tertulis, (2)
sumber lisan, (3) artefak, (4) dokumen dan (5) rekaman. Teknik Pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Analisis data dilakukan sejak, sebelum, selama, dan sesudah penelitian dengan teknik deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian sebagai berikut. (1) Guru dan kepala sekolah SD N Kasihan Bantul telah memahami budaya sekolah dan
pendidikan karakter. (2) Pelaksanaan pendidikan karakter melalui budaya sekolah dalam mengintegrasikan mata pelajaran
dengan nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter sudah berjalan dengan baik dan signifikan dengan perkembangan
perilaku siswa. (3) Kegiatan siswa telah berjalan dengan baik; siswa dapat mengikuti kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler
sesuai dengan bakat dan minatnya. (4) Hubungan pergaulan antarwarga sekolah berada dalam suasana kondusif dan
harmonis. Kata kunci: budaya sekolah, pendidikan karakter, sekolah dasar
STUDI KASUS

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2014) Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang mendalam tentang individu,
satu kelompok, satu organisasi, satu program kegiatan, dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk
memperoleh deskripsi yang utuh dan mendalam dari sebuah entitas. Penelitian ini dibatasi oleh waktu dan tempat, dan
kasus yang dipelajari berupa program, peristiwa, aktivitas atau individu.

Sedangkan menurut (Bogdan & Biklen, 2007) studi kasus merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau
satu orang objek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.
STUDI KASUS

Dalam penelitian studi kasus, setiap peneliti mempunyai tujuan yang berbeda dalam mempelajari kasus yang ingin
diungkapkannya. Sejalan dengan hal tersebut Stake (dalam Yusuf, 2016) mengemukakan bahwa terdapat tiga tipe
penelitian studi kasus yaitu :

1. Studi kasus intrinsik (Intrinsic Case Studies) : Dilaksanakan apabila peneliti ingin memahami lebih baik tentang suatu
kasus biasa seperti sifat, karakteristik, atau masalah individu
2. Studi kasus instrumental (Instrumental Case Studies) : Digunakan apabila peneliti ingin memahami atau menekankan pada
pemahaman tentang suatu isu atau merumuskan kembali suatu penjelasan secara teoritis.
3. Studi kasus kolektif (Collective Case Studies) : Merupakan studi beberapa kasus instrumental (bukan melalui sampling)
dan menggunakan beberapa instrumen serta sejumlah peneliti sebagai suatu tim. Hal tersebut dimaksudkan untuk lebih
mengerti tentang suatu isu atau memperkaya kemampuan teori tentang sesuatu, dalam konteks yang lebih luas.
STUDI KASUS
Penelitian studi kasus apabila dilihat dari segi rancangan penelitian dibedakan menjadi 4 bagian yaitu :
1. Studi kasus eksploratori/ penjajakan.
2. Studi kasus deskriptif.
3. Studi kasus yang bersifat menginterpretasikan, menguji atau menerangkan.
4. Studi kasus yang bersifat evaluatif.

Ciri utama yang terdapat dalam penelitian kasus :


1. Penelitian kasus merupakan suatu tipe penelitian yang mengkaji secara mendalam mengenai suatu unit (particularistic) seperti unit
sosial, keadaan individu, keadaan masyarakat, dll.
2. Penelitian kasus membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dibandingkan dari penelitian historis. Hal itu diperlukan untuk dapat
mengungkapkan suatu kasus secara utuh dan lengkap sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama dan kemampuan serta keterampilan
yang cukup.
3. Penelitian kasus bersifat deskriptif.
4. Penelitian kasus bersifat heuristik artinya dengan menggunakan penelitian kasus dapat menjelaskan alasan untuk suatu masalah atau
isu (apa yang terjadi, mengapa terjadi, dan bagaimana kejadiannya).
5. Penelitian kasus berorientasi pada disiplin ilmu.
STUDI KASUS
Dalam melakukan penelitian kasus ada beberapa langkah utama yang perlu mendapat perhatian, antara lain :
1. Tentukan masalah yang akan diteliti dan rumuskan tujuan yang akan dicapai secara jelas. Untuk menentukan tujuan itu dapat dibantu dengan pertanyaan antara
lain :
- Apakah unit penelitiannya?
- Bagaimanakah sifat-sifat, saling hubungan, dan proses manakah yang akan menuntun penelitian ini?
2. Rumuskan kasus yang akan dipelajari
3. Tetapkan peran teori dalam pemilihan kasus.
4. Tentukan kerangka penelitian kasus secara konseptual dan teoritis.
5. Tetapkan secara jelas bentuk/ tipe penelitian kasus yang akan dilakukan.
6. Tetapkanlah cara pendekatan yang akan digunakan.
7. Bagaimanakah unit-unit itu akan dipilih?
8. Sumber-sumber data manakah yang tersedia?
9 Tetapkan metode pengumpulan data manakah yang akan digunakan?
10. Persiapan pengumpulan data.
11. Pengumpulan data dilakukan sesuai dengan rancangan menurut unit kegiatan yang telah ditetapkan.
12. Data-data yang telah dikumpulkan dievaluasi dan diorganisasikan menjadi rekonstruksi unit studi koheren, serta dianalisis sejak awal kegiatan.
13. Susunlah laporan penelitian dengan menghindarkan “bias” dari pribadi peneliti.
STUDI KASUS
Contoh Penelitian
STUDI KASUS: KEMATANGAN SOSIAL PADA SISWA HOMESCHOOLING
Lisa Rahmi Ananda, Ika Febrian Kristiana
kultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang,
Semarang, Indonesia, 50275
Abstrak

Remaja pada umumnya membutuhkan interaksi mutual dengan teman sebaya. Semakin banyak interaksi yang dilakukan semakin
terbentuk pula kematangan sosial pada diri remaja. Kematangan sosial dapat dibentuk melalui pendidikan. Terdapat tiga jalur pendidikan
di Indonesia salah satunya adalah pendidikan informal, seperti homeschooling. Homeschooling merupakan salah satu model belajar bagi
anak dan merupakan pendidikan pilihan yang diselenggarakan oleh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kematangan
sosial pada remaja yang sedang menjalani homeschooling. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Partisipan penelitian berjumlah 1 orang yaitu remaja yang
sedang menjalani homeschooling, dan 3 informan yaitu orang tua, guru sewaktu SD, dan teman yang bersedia menjadi partisipan
penelitian. Berdasarkan hasil penelitian kematangan sosial pada partisipan tergambarkan dari konsep diri yang positif, self-direction yang
bagus, kemandirian dalam belajar dimana partisipan sendiri yang memutuskan untuk homeschooling dengan berbagai pertimbangan di
usianya pada saat itu. Dalam bersosialisasi partisipan cukup terampil berinteraksi dengan orang-orang lintas usia atau yang tidak sebaya.
Sedangkan dalam berinteraksi dengan teman sebaya, partisipan mengalami sedikit kendala karena memiliki perbedaan jadwal dalam
pembelajaran.

Kata Kunci : kematangan sosial; homeschooling; remaja


DESKRIPTIF

Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subjek atau
objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau apa adanya.

Menurut Nazir (1988: 63) dalam “Buku Contoh Metode Penelitian”, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Pendekatan deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,
hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain.
DESKRIPTIF
Kriteria Penelitian Deskriptif

1. Masalah yang Dirumuskan Harus Layak : topik dalam penelitian tersebut dimana wajib layak untuk diangkat. Sehingga peneliti
dalam memakai metode penelitian ini tidak bisa asal dalam memilih atau merumuskan masalah penelitian.
2. Tujuan Penelitian Tidak Boleh Terlalu Luas : Khusus untuk penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif nantinya tidak boleh
terlalu luas. Perlu dipersempit dan sangat spesifik, sehingga isi laporan penelitian lebih fokus.
3. Data Merupakan Fakta : Peneliti harus terjun langsung di lapangan, untuk melihat sendiri dan mendata sendiri data-data penelitian.
Sehingga benar-benar sesuai dengan fakta.
4. Pembanding Harus Memiliki Validasi : Penelitian dengan metode deskriptif tentunya akan memiliki standar yang digunakan sebagai
pembanding. Standar pembanding ini kemudian penting untuk memiliki validasi, sehingga jelas dan tentunya tidak mengandung unsur
opini melainkan fakta.
5. Tempat dan Waktu Penelitian Jelas : diwajibkan mencantumkan tempat dan waktu penelitian dengan jelas.
6. Hasil Penelitian Dijelaskan Mendetail : Objek penelitian kemudian dijelaskan atau digambarkan secara lengkap, selengkap mungkin
dan sejelas mungkin. Sehingga pembaca hasil penelitian juga memiliki gambaran terhadap objek penelitian.
DESKRIPTIF

Contoh Penelitian

PERANAN SEKOLAH DALAM MENANGGULANGI PERILAKU MENYIMPANG SISWA DI


SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 13 KOTA MAGELANG
Gana Egar Febriyan & Anang Priyanto, M.Hum
Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisa tentang: (1) Peranan sekolah untuk
menanggulangi perilaku menyimpang siswa SMP Negeri 13 Kota Magelang, (2) Hambatan yang dihadapi sekolah untuk menanggulangi
perilaku menyimpang siswa SMP Negeri 13 Kota Magelang, (3) Upaya sekolah dalam mengatasi hambatan yang terjadi untuk
menanggulangi perilaku menyimpang siswa di SMP Negeri 13 Kota Magelang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini ditentukan secara purposive
dengan subjek penelitian adalah 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru PKn, 1 orang guru BK dan 2 orang siswa. Untuk pengumpulan data
penelitian dalam hal ini peneliti sebagai instrumen penelitian dengan menggunakan alat bantu lembar panduan wawancara, dan lembar catatan
dokumentasi. Validasi data penelitian ini menggunakan teknik cross check.
BIOGRAFI

Penelitian biografi adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan kembali dengan mengumpulkan dokumen
dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik yang
sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan
dirinva sendiri. Dalam siklus hidup seseorang, dari kelahiran hingga kematian, berbagai kejadian dialami oleh individu.
Pengalaman ini merupakan unsur yang sangat menarik untuk diketahui karena ia bersifat akumulatif yang tidak hanya
menjelaskan apa saja yang, dialami oleh seseorang, tetapi setting di mana kejadian dan pengalaman itu berlangsung. Metode
biograli berusaha merekam kembali pengalaman yang terakumulasi tersebut. Biografi karenanya merupakan sejarah individual
yang menyangkut berbagai tahap kehidupan dan pengalaman yang dialami dari waktu ke waktu. Biografi in memiliki banyak
varian, antara lain potret, profil, memoir, life history, autobiografi, dan diary. Varian semacam ini tidak hanya menunjukkan cara
di dalam melihat pengalaman yang terakumulasi tersebut, tetapi juga memperlihatkan perluasan dari metode ini sebagai metode
yang penting dalam penelitian social. Bahan yang digunakan dalam biografi ini adalah dokumen (termasuk surat-surat pribadi)
dan hasil wawancara, tidak hanya dengan orang yang bersangkutan, tetapi juga dengan orang yang disekelilingnya
BIOGRAFI

Contoh Penelitian

IBNU SINA: PEMIKIRAN FISAFATNYA TENTANG AL-FAYD, AL-NAFS, AL-NUBUWWAH, DAN AL-
WUJÛD
Abdullah Nur
STAIN Datokrama Palu

Abstrak : One of the well-known Islamic philosophers in Islamic and western countries is Ibnu Sina. In Western countries, he is known as
Avicenna. Ibnu sina (370H/980M) is not only a great philosopher but also a great scientist whose researches have been quoted many other
scientists in the field of medicine until this modern era. He had contributed to development of philosophy and science since middle age in
order to establish perfect philosophy system. He gained success in combining Aristotle thought, Plato and Neo-Platonism thought.
STUDI SEJARAH

Penelitian historis merupakan salah satu tipe dan pendekatan dalam penelitian kualitatif yang bertujuan untuk merekonstruksi
kembali secara sistematis, akurat, dan objektif kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi dimasa lampau dengan menggunakan
pendekatan normatif dan interpretatif. Melalui tipe penelitian historis, peneliti membuat rekonstruksi masa lampau dengan
mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisis serta menyintesiskan bukti atau fakta yang ada dengan teliti, sehingga
memungkinkan gambaran yang tepat pada masa lampau, memberikan latar masa sekarang, dan perspektif masa datang. Tujuan
menggunakan tipe penelitian historis dimaksudkan agar:

a) Seseorang menyadari apa yang terjadi di masa lampau, sehingga seseorang dapat belajar dari kegagalan dan keberhasilan
masa lampaunya.

b) Belajar bagaimana sesuatu dikerjakan di masa lampau dan melihat kemungkinan apakah hal itu masih merupakan suatu
kepedulian dan dapat digunakan di masa ini.

c) Membantu seseorang dalam membuat prediksi.

d) Menguji hipotesis hubungan atau kecenderungan.


STUDI SEJARAH

Penelitian historis jauh berbeda dari penelitian yang lain. Beberapa ciri khusus penelitian historis sebagai berikut:

a) Penelitian historis lebih banyak tergantung pada data yang ditulis, dicatat atau diobservasi oleh orang lain daripada yang
diobservasi oleh peneliti sendiri. Data yang baik hasil kerja yang teliti dengan menganalisis keautentikan, ketepatan, dan
kebermaknaan sumber-sumbernva.

b) Peneliti historis haruslah tertib, ketat, sistematis, dan tuntas. Sering kali penelitian dikatakan sebagai penelitian historis,
hanyalah koleksi informasi yang tidak layak atau tidak dipercayai atau tidak reliable atau informasi yang berat sebelah.
Pandangan itu keliru dan merusak citra penelitian historis.

c) Penelitian historis tergantung pada dua macam data; primer dan sekunder. Data primer di mana peneliti langsung melakukan
observasi atau dari sumber primer, sedangkan data sekunder apabila peneliti mengumpulkan data dari orang lain, bukan dari
sumber pertamanya.

d) Untuk menentukan nilai data, biasanya dilakukan dua macam kritik, yaitu kritik eksternal dan internal. Kritik eksternal
dilakukan dengan menanyakan "apakah dokumen itu autentik?" Adapun untuk kritik internal adalah "jika autentik, apakah
data itu akurat dan relevan?” Kritik internal mengacu pada menguji motif, keberatsebelahan, dan keterbatasan pengarang yang
memungkinkan peneliti mengabaikan sesuatu atau memberikan informasi yang salah atau palsu. Evaluasi kritis inilah yang
menyebabkan penelitian historis sangat ketat. Dalam beberapa hal lebih banyak menuntut daripada penelitian eksperimental.

e) Meskipun penelitian historis mirip dengan penelaahan kepustakaan, mendahului rancangan penelitian yang lain, namun
pendekatan historis lebih tuntas, mencari informasi dari sumber yang lebih luas
STUDI SEJARAH

Kekurangtepatan dalam pemilihan topik yang akan diteliti akan membawa dampak pada perumusan pertanyaan dan instrumen
yang diajukan dan kritik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, tidak semua masalah dapat diteliti dengan menggunakan
pendekatan penelitian historis. Sebelum menggunakan penelitian historis, topik perlu dikaji lagi.

1. Dimana kejadian itu berlangsung

2. Siapa yang terlibat.

3. Kapan kejadian itu terjadi.

4. Jenis kegiatan/kejadian kemanusiaan yang bagaimanakah yang dilibatkan.

Beberapa kelemahan penelitian historis yang selalu menjadi sorotan sebagai berikut:

a) Problem/masalah dinyatakan terlalu luas.

b) Kecenderungan menggunakan cara yang mudah, dengan mengambil data dari sumber kedua. Keadaan ini akan membawa
hasil yang kurang tepat, sebab ketetapan dan keautentikan data akan menentukan bentuk analisis yang akan dilakukan.
STUDI SEJARAH

c) Kritik internal maupun eksternal kurang dilakukan secara tajam dan tepat terhadap data yang ditemukan.

d) Kegagalan dalam menginterpretasikan kata-kata dan ekspresi dalam konteks yang diterima sesuai dengan keadaan semula
(periode terdahulu pada saat berlangsungnya kejadian itu).

e) Kegagalan dalam membedakan fakta yang berarti dalam satu situasi itu, sehingga kadang-kadang menjadi fakta yang tidak
relevan dan tidak penting.

f) Pelaksanaan penelitian dipengaruhi oleh "bias" pribadi peneliti tersebut, sehingga menumpulkan interpretasi dari yang
seharusnya.

g) Karena banyaknya fakta yang dikumpulkan, maka laporan yang disusun hanya merupakan kumpulan fakta yang banyak dan
bukan menampilkan sintesis ke dalam generalisasi yang berarti.

h) Sering juga terjadi analisis yang terlalu berlebihan yang kurang didukung oleh bukti-bukti yang cukup atau terjadinya analogi
yang salah atau konklusi yang dibuat
STUDI SEJARAH

Di samping kelemahan tersebut, penelitian historis mempunyai pula beberapa keuntungan:

a) Topik yang ingin diteliti tidak dapat diungkapkan melalui tipe penelitian yang lain.

b) Penelitian historis memungkinkan untuk penggunaan cara yang berbeda-beda dan menunjukkan bukti yang lebih bervariasi.

c) Dapat menyadarkan sescorang atau sekurang-kurangnya membuat seseorang mengetahui tentang kejadian apa yang terjadi di
masa lampau, serta memungkinkan seseorang dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan masa lampau itu.

d) Dapat membantu dalam memprediksi untuk masa datang.

e) Dapat lebih memahami dan mengerti tentang kebijaksanaan dan praktik kehidupan yang sedang terjadi dengan
memperhatikan akar kehidupan dan keadaan masa lampau
STUDI SEJARAH

Dalam penelitian historis ada beberapa langkah yang perlu diikuti. Langkah-langkah itu sebagai berikut:

a) Definisikan dan rumuskan masalah yang akan diteliti secara tepat.

b) Pada kegiatan berikutnya, pertimbangkanlah apakah penelitian historis merupakan cara terbaik untuk memecahkan masalah
tersebut. Dalam memberikan pertimbangan hendaklah diperhatikan apakah data yang penting yang diperlukan akan didapat.
Di samping itu, perlu pula dipikirkan apakah hasil penelitian ini nanti cukup berguna dan berarti bagi individu dan masyarakat
atau lingkungan.

c) Rumuskan tujuan penelitian, dan jika mungkin dirumuskan pula pertanyaan penelitian yang akan membimbing atau memberi
arah penelitian itu.

d) Tetapkan sumber informasi yang relevan dan sahih. Sumber informasi itu dapat berupa dokumen yang ditulis maupun yang
dicetak, catatan numerikal, pernyatan oral/lisan, dan objek fisik maupun karakteristik visual yang dapat menyediakan
informasi masa lampau.
STUDI SEJARAH

f) Evaluasi data yang diperoleh dengan melakukan kritik internal dan eksternal.

g) Tuliskan laporan yang mencakup pernyataan masalah, review sumber material, pernyataan asumsi, hipotesis, cara mengetes
hipotesis, penemuan yang ada, interpretasi, dan kesimpulan serta bibliografi.

Di samping penelitian historis ada pula historiography, yang bukan hanya sekadar menceritakan kembali fakta dari masa lampau,
melainkan merekonstruksi masa lampau secara naratif, benar, dan teliti dari beberapa sumber informasi atau data, dan melakakan
analisis data secara baik dan benar sehingga menemukan bukti empiris yang representatif serta penggambaran masa lampau
dalam konteks sosiologis yang sesungguhnya. Dalam kaitan itu ada empat cara menemukan bukti-bukti historis:

1. Sumber primer

2. sumber sekunder (secondary resource)

3. catatan yang sedang berjalan (running record)

4. pengumpulan kembali (recollection)


STUDI SEJARAH

Contoh Penelitian

Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M1492M)

Nuraini A. Manan
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh

Abstrak : Spanyol lebih banyak dikenal dengan nama Andalusia, Julukan Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia, yang artinya negeri
bangsa Vandal, karena bagian selatan Semenanjung ini pernah dikuasai oleh bangsa Vandal sebelum mereka dikalahkan oleh bangsa Gothia
Barat pada abad V. Daerah ini dikuasai oleh Islam setelah penguasa Bani Umayah merebut tanah Semenanjung ini dari bangsa Gothi Barat
pada masa Khalifah Al-Walid ibn Abdul Malik. Islam masuk ke Spanyol (Cordoba) pada tahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara di
bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka Andalusia.
EVALUATION RESEARCH

Penelitian evaluasi adalah suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek
terkait efektifitas suatu program apakah telah sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, yang dilakukan dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksanaan program yang dilakukan secara logis dan objektif.

Ada banyak jenis evaluasi tergantung pada objek yang dievaluasi dan tujuan evaluasi. Mungkin perbedaan mendasar yang paling
penting dalam jenis evaluasi adalah antara evaluasi formatif dan sumatif.

1. Evaluasi Formatif: Evaluasi formatif memperkuat atau meningkatkan objek yang dievaluasi, sehingga dalam hal ini riset
dilakukan guna membantu membentuknya dengan memeriksa pelaksanaan program atau pemakaian teknologi, kualitas
implementasinya, dan penilaian konteks organisasi, personel, prosedur, input, dan sebagainya

2. Evaluasi Sumatif: Evaluasi sumatif, sebaliknya, memeriksa efek atau hasil dari beberapa objek – mereka meringkasnya
dengan menggambarkan apa yang terjadi setelah pelaksanaan program atau pemakaian teknologi; menilai apakah objek dapat
dikatakan telah menyebabkan hasil; menentukan dampak keseluruhan dari faktor penyebab di luar hanya hasil target
langsung; dan, memperkirakan biaya relatif yang terkait dengan objek.
EVALUATION RESEARCH

Cakupan jenis evaluasi formatif:

● Penilaian kebutuhan (needs assessment), menentukan siapa yang membutuhkan program, seberapa besar kebutuhan itu, dan apa
yang mungkin berhasil untuk memenuhi kebutuhan itu.

● Penilaian evaluabilitas (evaluability assessment), menentukan apakah suatu evaluasi layak dan bagaimana pemangku
kepentingan dapat membantu membentuk kegunaannya.

● Konseptualisasi terstruktur (structured conceptualization), membantu para pemangku kepentingan mendefinisikan program atau
teknologi, populasi target, dan hasil yang mungkin.

● Evaluasi implementasi (implementation evaluation), memonitor ketepatan program atau teknologi.

● Evaluasi proses (process evaluation), menyelidiki proses penyampaian program atau teknologi, termasuk prosedur
penyampaian alternatif.
EVALUATION RESEARCH

Cakupan jenis evaluasi sumatif:

● Evaluasi hasil (outcome evaluations), menyelidiki apakah program atau teknologi menyebabkan efek yang dapat dibuktikan
pada hasil target yang ditentukan secara spesifik.

● Evaluasi dampak (impact evaluation), lebih luas dan menilai dampak keseluruhan- baik yang disengaja atau tidak – dari
program atau teknologi secara keseluruhan.

● Keefektifan biaya dan analisis biaya-manfaat (cost-effectiveness and cost-benefit analysis), menjawab pertanyaan efisiensi
dengan menstandarkan hasil dalam hal biaya dan nilai dolarnya.

● Analisis sekunder (secondary analysis), menguji kembali data yang ada untuk menjawab pertanyaan baru atau menggunakan
metode yang sebelumnya tidak digunakan.

● Meta-analisis (meta-analysis), mengintegrasikan estimasi hasil dari beberapa studi kasus untuk sampai pada penilaian
keseluruhan atau ringkasan pada pertanyaan evaluasi
EVALUATION RESEARCH

Prosedur pelaksanaan penelitian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto (2007) yaitu sebagai berikut:

1. Peneliti mengkaji buku-buku, kondisi lapangan dan menggali informasi dari para pakar/ahli untuk mendapatkan gambaran
tentang masalah yang akan diteliti.

2. Peneliti merumuskan permasalahan penelitian dalam bentuk pertanyaan penelitian setelah terlebih dahulu mengkaji lagi
sumber-sumber yang relevan untuk mendapatkan ketajaman permasalahan.

3. Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian dengan mencantumkan latar belakang masalah, alasan melakukan
penelitian, problematika, tujuan, hipotesis (disertai dengan dukungan teori dan penemuan-penemuan penelitian), metodologi
penelitian yang memuat subjek penelitian (populasi dan sampel dengan rincian besarnya sampel, teknik sampling dan siapa
sampel penelitiannya), instrumen pengumpulan data dan teknik analisis data

4. Peneliti melakukan pengaturan terhadap rencana penelitian, melakukan penyusunan instrumen, mempersiapkan kancah
penelitian dan melakukan uji coba instrumen.

5. Pelaksanan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model penelitian yang telah dipilih. Dalam penelitian evaluasi
peneliti mungkin memilih model eksperimen murni (apabila syarat-syaratnya terpenuhi) atau model eksperimen semu
EVALUATION RESEARCH

6. Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun berdasarkan rincian komponen-komponen yang akan
dievaluasi.

7. Menganalisis data yang terkumpul dengan mengeterapkan tolok ukur yang telah dirumuskan oleh peneliti sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan oleh pengelola program.

8. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan atas gambaran sejauh mana data sesuai dengan tolak ukur.

9. Informasi yang berkaitan dengan hasil penelitian evaluasi disampaikan kepada pengelola program atau pihak yang meminta
bantuan kepada peneliti evaluasi. Evaluasi tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk tindak lanjut program yang
dievaluasi

Tindak lanjut dapat diwujudkan melalui tiga alternatif yaitu:

10. Program disebarluaskan sebab dipandang baik

11. Program direvisi sebab terdapat hal-hal yang belum sesuai dengan tolak ukur yang dikehendaki

12. Program dihentikan sebab terdapat bukti bahwa kurang atau tidak baik.
EVALUATION RESEARCH

Contoh Penelitian

Analisis Kinerja Lembaga Amil Zakat Melalui Pendekatan Evaluasi Berbasis Indikator Indonesia Zakat
Dan Development Report (IZDR) 2011 (Studi Penelitian di LAZIZNU dan LAZIZMU Surabaya
Saoki & Ulil Absor Faiq Abdillah
UIN Sunan Ampel Surabaya

Abstrak : Penelitian ini mengungkap tentang kinerja ámil di lembaga zakat Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di wilayah Surabaya
dengan menggunakan metode evaluasi tingkat kinerja, suatu alat pengukur kinerja yang tenar pada abad modern. Signifikansi penelitian ini
terletak pada indikator penilai dan melihat kompetensi amil sebagai ujung tombak pengelolaan zakat. Penilaian kinerja ini diperlukan, sebab
keberadaan amil dituntut memiliki kompetensi khusus sesuai regulasi. Secara matematis, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kinerja suatu lembaga sehingga data yang terkumpul akan dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu dan peneliti ingin mengetahui
tingkat ketercapaian kinerja suatu lembaga. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif yang didekati dengan
pendekatan evaluasi maka berhasil diungkap temuan yaitu tingkat kinerja dari kedua lembaga amil zakat, LAZISNU Surabaya dan LAZISMU
Surabaya adalah sebagai berikut: tingkat kinerja LAZISNU ialah nilai tertinggi dicapai pada kinerja kepatuhan syariah, legalitas dan
kelembagaan kemudian kinerja keuangan. Sementara itu, kinerja terendah terdapat pada kinerja program pendayagunaan. Secara keseluruhan,
nilai yang diperoleh adalah 5,2 atau BBB+, sedangkan tingkat kinerja LAZISMU ialah diketahui bahwa nilai tertinggi dicapai pada kinerja
keuangan kemudian kinerja kepatuhan syariah, legalitas, dan kelembagaan. Sementara itu, kinerja terendah terdapat pada kinerja legitimasi
sosial. Secara keseluruhan, nilai yang diperoleh adalah 5,52 atau A-.
ETNOMETODOLOGI

Anne Rawls (editor of Garfinkel’s Nachlass), menyatakan bahwa kata etnometodologi dapat diperinci menjadi: Ethno, dan
Method serta ology. “Ethno” menunjuk kepada anggota kelompok sosial atau budaya , sedangkan “method” dapat diartikan
sebagai cara atau metode yang digunakan untuk memahami tindakan sosial dan praktik sosial sehingga dapat dikenali. Adapun
“ology”, sebagai bagian dari kata sosiologi, yang dapat dimaknai dengan “studi mengenai”. Oleh karena itu, etnometodologi
dapat diartikan sebagai studi mengenai cara-cara anggota masyarakat (komunitas) memahami kegiatan sosial mereka sehari-hari.
Etnometodologi dalam strategi penemuan didasarkan pada keadaan sehari-hari, atau aktivitas dan interaksi sosial yang bersifat
rutin dengan menggunakan akal sehat. Etnometodologi merupakan suatu studi mengenai bagaimana seorang individu dalam
masyarakat berbuat, bertindak, berkreasi, serta memahami hidup keseharian mereka. Pendiri dari pendekatan ini ialah Harold
Garfinkel. Ia berusaha menggabungkan teori Parsons dan pada saat sama ia juga mempelajari teori Schutz, sehingga ia mencoba
menggabungkan teori tindakan sosial dan organisasi sosial.
ETNOMETODOLOGI

Langkah-langkah penelitian Etnometodologi


ETNOMETODOLOGI

Pada saat individu ada masalah berkenaan dengan fenomena interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari yang menyimpang dari
kebiasaan yang sesungguhnya, maka penelitian etnometodologi wajar digunakan. Peneliti memverifikasi masalah tersebut dengan
masuk setting alami yang sesungguhnya, dan menemukan subjek/aktor yang terlibat langsung dalam interaksi tersebut. Verifikasi
yang dilakukan akan membantu peneliti dalam mengambil keputusan, apakah penelitian etnometodologi akan dilanjutkan atau
akan dipilih aktor atau fokus penelitian yang lain. Andai kata jawaban “Ya” (dilanjutkan), maka peneliti melakukan pengumpulan
data yang sesungguhnya. Berbarengan dengan pelaksanaan pengumpulan data, analisis data terus pula dilanjutkan. Ini berarti
pemberian makna sesuai dengan pandangan subjek yang diteliti/aktor, terus dilakukan. Dengan demikian, peneliti selalu berupaya
seoptimal dan semaksimal mungkin memberikan, mendeskripsikan, atau menggambarkan suatu fenomena interaksi sosial dari
sudut pandang orang yang diteliti, bukan kesimpulan peneliti. Bagian akhir kegiatan penelitian adalah menyusun laporan hasil
penelitian
ETNOMETODOLOGI

Contoh Penelitian

STUDI ETNOMETODOLOGI PELANGGARAN KOMUNIKASI (COMMUNICATION BREACHING)


DI PASAR TRADISIONAL YOUTEFA KOTA JAYAPURA
Nahria , Izzatul Laili
Program Studi Ilmu Komunikasi, STIKOM Muhammadiyah Jayapura

Abstrak : Penjual dan pembeli di pasar tradisional, Youtefa tidak dapat terhindar dari aktivitas komunikasi baik verbal maupun nonverbal
dalam praktik tawar-menawar. Namun komunikasi yang dilakukan tidak selamanya berjalan lancar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
mendeskripsikan respon penjual baik secara verbal maupun non verbal terhadap communication breaching experiment (percobaan
pelanggaran komunikasi) yang dilakukan oleh pembeli dan mengetahui alasan di balik respon tersebut. Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat interpretif dan metode etnometodologi dengan meminta kesediaan 5 orang pembeli untuk
melakukan communication breaching experiment terhadap beberapa penjual. Data dianalisis dengan model interaktif Miles and Huberman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon penjual terhadap pelanggaran komunikasi ditunjukkan dalam dua bentuk yaitu komunikasi
verbal dan komunikasi nonverbal. Melalui komunikasi verbal (kata-kata secara lisan) pelanggaran dikatakan sebagai sebagai sesuatu yang
aneh, tidak wajar, bahkan pelakunya dianggap tidak waras, mengada-ada atau pura-pura tidak tahu, dan angkuh dan diperkuat oleh
komunikasi nonverbal (ekspresi wajah kesal, heran, menepuk jidat, nada suara yang tinggi, mengernyitkan dahi, dan menggeleng-gelengkan
kepala). Respon ini dilatarbelakangi oleh terjadinya komunikasi yang tidak seperti biasanya atau tidak sebagaimana mestinya yang berbeda
dari kebiasaan yang sering ditemui dalam rutinitas sehari-hari di pasar antara penjual dan pembeli.
STUDI DOKUMEN/TEKS

Studi dokumen atau teks merupakan kajian yang menitik beratkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan
konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian,
naskah, artikel, dan sejenisnya. Untuk memperoleh kredibilitas yang tinggi peneliti dokumen harus yakin bahwa naskah-naskah
itu otentik. Penelitian jenis ini bisa juga untuk menggali pikiran seseorang yang tertuang di dalam buku atau naskah-naskah yang
terpublikasikan.

Menurut Sugiyono (2005:83) studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif akan semakin tinggi jika melibatkan/menggunakan studi
dokumen dalam metode penelitian kualitatifnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan studi dokumen dalam penelitian
kualitatif, yang dikemukakan Nasution (2003:85): 1). Bahan dokumenter itu telah ada, telah tersedia, dan siap pakai. 2).
Penggunaan bahan ini tidak meminta biaya, hanya memerlukan waktu untuk mempelajarinya. 3). Banyak yang dapat ditimba
pengetahuan dari bahan itu bila dianalisis dengan cermat, yang berguna bagi penelitian yang dijalankan. 4). Dapat memberikan
latar belakang yang lebih luas mengenai pokok penelitian. 5). Dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data.
6). Merupakan bahan utama dalam penelitian historis
STUDI DOKUMEN/TEKS

Para pendidik menggunakan metode penelitian ini untuk mengkaji tingkat keterbacaan sebuah teks, atau untuk menentukan
tingkat pencapaian pemahaman terhadap topik tertentu dari sebuah teks. Penelitian ini dapat pula kita lakukan di bidang
pendidikan, misalnya mengkaji kurikulumsekolah, RPP, dan berkas-berkas yang ada di sekolah tersebut. Keadaan siswa setiap
semester pun dapat dilihat melalui studi dokumen ini.
STUDI DOKUMEN/TEKS

Contoh Penelitian

Pembiasaan Jilbab pada Anak Usia Dini dan Relevansinya dalam Penerapan Nilai-Nilai Syariat Islam

Asep Ubaidillah

Institut PTIQ Jakarta

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui tentang sejauh mana relevansi pembiasaan menggunakan jilbab pada
anak usia dini dalam rangka mengenalkan nilai nilai agama dan syariat islam kepada anak sejak dini, sehingga akan terlihat jelas bahwa
pembiasaan jilbab sejak dini bukanlah perkara yang bertentangan dengan hak asasi anak, namun justru salah satu metode dan langkah awal
yang bisa diterapkan oleh setiap orang tua kepada anak anaknya. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode kualitatif,
pendekatan yang digunakan dalam penulisan ini yaitu pendekatan studi dokumen. Pendekatan studi dokumen merupakan kajian yang
menitikberatkan pada analisis atau interpretasi bahan tertulis berdasarkan konteksnya. Bahan bisa berupa catatan yang terpublikasikan, buku
teks, surat kabar, majalah, surat-surat, film, catatan harian, naskah, artikel, dan sejenisnya. Dalam penelitian ini dapat dianalisa bahwa
Pembiasaan berjilbab pada anak usia dini adalah suatu pembiasaan yang baik untuk kehidupan sehari-hari. Dan mengajarkan anak untuk
mengerjakan kewajiban seorang Muslimah menutup aurat yang baik. Meskipun tidak ada perintah untuk mewajibkan memakai jilbab untuk
anak yang belum baligh. Seorang pendidik pun punya kewajiban untuk mengajarkan dan membiasakannya akhlak akhlak yang baik sejak
dini. Akhlak dan beretika dalam berbusana pakaian sangat penting untuk kelangsungan pembiasaan anak dimasa yang akan datang. Dan
mengajarkan anak di usia dini dapat menjadi kebiasaan anak hingga usia remaja bahkan lanjut usia.
PENGAMATAN ALAMI (NATURAL OBSERVATION)

Pengamatan alami merupakan jenis penelitian kualitatif dengan melakukan observasi menyeluruh pada sebuah latar tertentu tanpa
sedikitpun mengubahnya. Tujuan utamanya ialah untuk mengamati dan memahami perilaku seseorang atau kelompok orang
dalam situasi tertentu. Misalnya, bagaimana perilaku seseorang ketika dia berada kelompok diskusi yang anggota berasal dari
latar sosial yang berbeda-beda. Dan, bagaimana pula perilaku dia jika berada dalam kelompok yang homogen. Peneliti
menggunakan kamera tersembunyi atau instrumen lain yang sama sekali tidak diketahui oleh orang yang diamati (subjek).
Peneliti bisa mengamati sekelompok anak ketika bermain dengan teman-temannya untuk memahami perilaku interaksi sosial
mereka
PENGAMATAN ALAMI (NATURAL OBSERVATION)

Contoh Penelitian

METODE PEMBELAJARAN BERMAIN KARTU KATA DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN


KOGNITIF DI TK TRIDAYA CIMAHI
Ema Aprianti, Heni Nafiqoh, Euis Eti Rohaeti
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) SILIWANGI, Cimahi

Abstrak : Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan : (1) Untuk mengetahui data tentang pelaksanaan penggunaan
media kartu kata melalui anak TK untuk meningkatkan pengembangan kecerdasan kognitif (2) Hasil penggunaan media kartu kata dan pengaruhnya terhadap anak TK
(3) Pendorong dan penghambat penggunaan media kartu kata dalam upaya peningkatan pengembangan kecerdasan kognitif bagi anak di Taman Kanak-Kanak. Metode
Penelitian yang digunakan Penelitian kualitatif dengan pertimbangan bahwa subjek riset adalah Siswa Taman Kanak-Kanak Tridaya pengumpulan data yang hanya bisa
didekati dengan pendekatan pengamatan dan tidak bisa menggunakan instrumen baku yang disusun sebelumnya sehingga peneliti berpindah sebagai instrumen.Teknik
yang digunakan melalui penggunaan observasi dan wawancara dikarenakan banyak orang yang lebih suka berbicara daripada menulis untuk memberikan respon terhadap
pernyataan tertentu, apalagi anak-anak (Best, J.W., Khan, J.V. 2003:323). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) Berdasarkan hasil observasi metode pembelajaran
yang digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi anak yaitu menggunakan media kartu gambar sebagai upaya peningkatan kecerdasan kognitif dan pelaksanaannya
sangat diminati anak. 2) Berdasarkan hasil observasi dengan menggunakan media kartu gambar pada upaya peningkatan kecerdasan kognitif sangat besar pengaruhnya
terhadap anak, dengan media kartu gambar berpengaruh positif anak lebih termotivasi dalam pembelajaran konsep huruf. 3) Berdasarkan Observasi ditemukan kesulitan
pada faktor pendorong dan pendukung dalam penggunaan media kartu gambar adalah sarana dan prasarana serta seperti penataan ruangan yang kurang menarik serta
cara tutor dalam memimpin kegiatan sehingga anak kurang berminat dalam pembelajaran. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya kecerdasan kognitif
melalui media kartu kata. Anak dapat meniru apa yang telah ditunjukkan dan dilakukan oleh tutor. Agar anak dapat meniru semua kegiatan yang dilakukan oleh tutor,
tutor harus mengatur media kartu kata dalam menjelaskan kegiatannya. Media kartu kata sangat berpengaruh pada konsentrasi anak. Media kartu kata membuat anak
tertarik untuk mengikuti pembelajaran, anak akan menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran.
Kesimpualan
Sebelum memulai penelitian, peneliti harus sudah menentukan jenis penelitian yang akan ditelitinya,
apakah itu kualitatif atau kuantitatif. Sebab, peneliti tidak bisa sesuka hati memilih jenis penelitian atas
masalah penelitiannya.

Setelah memilih jenis penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian, peneliti memilih pendekatan
penelitian sesuai jenis penelitiannya. Berbagai macam pendekatan penelitian dimiliki oleh masing-masing
jenis penelitian. Oleh karena itu, peneliti harus bisa memilih dengan tepat pendekatan penelitiannya.
Pendekatan penelitian ditentukan berdasarkan kondisi-kondisi yang terpenuhi pada masalah yang diteliti.
Apabila memilih pendekatan penelitian yang tidak sesuai, maka akan berakibat pada proses penelitian
yang dijalaninya.

Oleh sebab itu, berbagai jenis penelitian harus dipelajari dan dipahami sebelum melakukan penelitian.
Peneliti pun juga harus bisa menentukan pendekatan penelitiannya dengan tepat. Pemilihan jenis yang
tepat akan melancarkan proses penelitian dan menghasilkan hasil yang tepat.
TERIMA KASIH

You might also like