You are on page 1of 17

TEORI PENEMUAN Oleh kelompok 11 5D :

Ahmad Farhan 11190251000039


INFORMASI DALAM Rizky Rahmadhani
Saffanah Novarizka
11190251000092
11190251000100
KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DARI REIJO SAVOLAINEN
Latar Belakang

Pemahaman Teori
• ELIS in the Context of Small Word
• The Ecological Model of ELIS
• ELIS in the Context of Way of Life
(Savolainen)

Asumsi Dasar
Daftar Isi • Surah Al – Alaq ayat 1 – 5
• Surah Al Baqarah ayat 121
• Surah Al Imran ayat 81

Kesimpulan

Penutup
Latar Belakang
• Pencarian informasi adalah konstituen utama dari perilaku informasi atau praktik informasi, yaitu keseluruhan cara
di mana orang mencari, menggunakan, dan berbagi informasi dalam konteks yang berbeda.
• Informasi sendiri adalah data-data yang diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna
(Taufik, 2013, p. 15).
• Informasi yang tersebar disekeliling kita bisa menjadi informasi yang bermanfaat atau informasi yang tidak
bermanfaat.
• Tidak sedikit pencari informasi yang memperoleh informasi tidak sesuai dengan kebutuhannya.
• Sehingga diperlukan kecakapan untuk memperoleh informasi dan mengolahnya.
• Karena tujuan memperoleh informasi adalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan konsisten.
• Oleh karena itu munculah teori yang disebut pencarian infromasi kehidupan sehari-hari.
• Teori ini berfokus pada pencarian informasi di luar pekerjaan, lebih tepat disebut pencarian informasi kehidupan
sehari-hari atau dalam bahasa inggris disebut Everyday Life Information Seeking (ELIS).
• Teori ELIS membahas cara orang menggunakan berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan
informasi di bidang-bidang seperti kesehatan, konsumsi, dan rekreasi. Sejauh ini, beragam tema telah
dieksplorasi dalam teori ELIS. Mereka telah berfokus pada orang-orang yang termasuk dalam kelompok yang
beragam.
• Tradisi penelitian ELIS dimulai pada awal 1970-an, ketika survei ekstensif diluncurkan di Amerika Serikat
untuk menyelidiki kebutuhan dan pencarian informasi masyarakat biasa. Pada saat itu, upaya pertama dilakukan
untuk menguraikan alat konseptual dan metodologis untuk studi ELIS.
• Marcia Bates merintis dengan memperkenalkan konsep life information pada tahun 1974. Lalu Brenda Dervin,
seorang sarjana komunikasi, menciptakan pendekatan inovatif untuk memperkaya pengaturan penelitian survei
ELIS tradisional. Douglas Zweizig juga memberikan kontribusi signifikan terhadap masalah metodologis,
terutama di bidang studi penggunaan perpustakaan umum.
• Salah satu survei perintis ELIS didasarkan pada wawancara dengan sekitar 1000 orang di Baltimore pada tahun
1972. Para informan mewakili berbagai kelompok demografis.
• Studi besar-besaran ini mengungkapkan hampir 9000 pertanyaan atau masalah kehidupan sehari-hari yang
dilaporkan oleh orang-orang yang diwawancarai.
• Masalah-masalah tersebut dikategorikan ke dalam area masalah yang menunjukkan kebutuhan informasi sehari-
hari seperti lingkungan, pendidikan, kesehatan, keuangan, kejahatan, dan masih yang lainnya.
Pemahaman Teori
• Masih sangat jarang penelitian yang fokus pada penemuan informasi di bidang non-kerja, namun dalam
perkembangan selanjutnya perilaku penemuan informasi dalam kehidupan sehari-hari menarik perhatian
para peneliti.
• Dibandingkan dengan pencarian informasi terkait pekerjaan, jumlah kerangka teori dan model ELIS masih
relatif rendah.
• Hal ini sebagian disebabkan oleh tradisi subbidang ini yang relatif singkat dan jumlah peneliti yang aktif
dalam masalah ELIS lebih sedikit.
1. ELIS in the Context of Small Word
• Elfreda Chatman adalah salah satu tokoh yang paling menonjol dalam studi ELIS sejak tahun 1980-
an. Proyek penelitian Chatman yang sangat orisinal berfokus pada perilaku pencarian informasi dari
orang-orang yang hidup di pinggiran masyarakat.
• Proyek penelitiannya ditandai dengan upaya untuk mengembangkan teori ilmiah sosial asli, yang
menggambarkan ELIS dalam konteks "dunia kecil.“
• Pencarian informasi sehari-hari orang-orang dunia kecil dipengaruhi oleh empat faktor utama yang
membentuk dasar teori kemiskinan informasi: pengambilan risiko, kerahasiaan, penipuan, dan
relevansi situasional
• Chatman mengembangkan “sebuah teori dalam putaran” berdasarkan studi etnografis tahanan wanita.
Konsep “kehidupan dalam lingkaran” mengacu pada dunia dinamis yang sebagian besar didasarkan
pada pendekatan di dunia ini dan hal-hal dipahami secara implisit.
2. The Ecological Model of ELIS
• Kirsty Williamson mengembangkan model ekologis dari pencarian dan penggunaan informasi.
• Dapat disebut ekologis karena mengatur pencarian dan penggunaan informasi dalam konteks faktor sosial dan
budaya, yang mungkin memiliki pengaruh pada cara memilih dan menggunakan sumber dan saluran informasi.
• Model tersebut menunjukkan bahwa, meskipun orang dengan sengaja mencari informasi sebagai tanggapan
terhadap kebutuhan yang dirasakan, mereka juga memantau dunia mereka dan menerima informasi secara
kebetulan.
• Cara mereka memantau dunia sehari-hari dimediasi oleh latar belakang dan nilai sosial budaya, lingkungan
fisik, karakteristik pribadi, serta situasi sosial ekonomi dan gaya hidup mereka.
3. ELIS in the Context of Way of Life (Savolainen)
• Di antara peneliti yang tertarik dengan penemuan informasi di bidang non kerja, studi Savolainen
(1995) dalam penemuan informasi di konteks kehidupan sehari-hari dinilai paling relevan.
• Studi awalnya dipengaruhi oleh konsep habitus yang dikembangkan oleh Pierre Bourdieu, di mana
sistem sosial dan budaya ditentukan oleh pemikiran, persepsi, dan evaluasi, yang diinternalisasi oleh
individu.
• Savolainen memperkenalkan model ELIS (everyday life information seeking) yang menyatakan
bahwa ketertarikan personal dan hobi sebagai sebuah cara menjalani hidup yang melibatkan
penemuan dan penggunaan informasi dalam kehidupan sehari-hari.
• Reijo Savolainen mendefinisikan konsep cara hidup sebagai "order of things", yang didasarkan pada
pilihan yang dibuat individu.
• Maksud dari cara menjalani hidup didefinisikan sebagai “order of things” adalah bagaimana
seseorang memanfaatkan waktu di luar pekerjaan resmi dari aktivitas keseharian yang dimiliki atau
dapat dikatakan sebagai waktu luang.
• Definisi “order of things” ini dapat disimpulkan menjadi preferensi kegiatan non kerja (termasuk kegiatan
rumah tangga, kegiatan sukarela, dan hobi) yang akan dihabiskan ketika sedang memiliki waktu senggang
sehari-hari.
• Cara menghabiskan waktu dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara serius atau kasual tergantung dari
kondisi dan preferensi individu kegiatan macam apa dan bagaimana mereka menghabiskannya supaya lebih
bermakna.
• Cara hidup yang berkaitan dengan urutan hal-hal (order of things) memiliki hubungan yang saling menentukan
dengan penguasaan hidup yang berkaitan dengan menjaga hal-hal dalam urutan (keeping things in order).
• Terdapat 2 konsep penting yang saling berkaitan mengenai sumber informasi, yaitu information source horizon
yang dikemukakan oleh Savolainen dan Kari (2004) serta information pathways oleh Johnson (2006).
• Konsep information pathways yang diusulkan oleh Johnson memberikan pendekatan yang berguna untuk
menguraikan pembahasan tentang information source horizon, karena information pathways menunjukkan
urutan di mana orang menggunakan, berniat untuk menggunakan, atau telah benar-benar digunakan sumber
informasi yang ditempatkan di information source horizon.
• Sonnenwald (2001) memasukkan information pathways sebagai komponen dari information source horizon
ketika mereka mempelajari urutan di mana sumber informasi yang diakses.
• Dengan demikian, konsep information pathways dapat melengkapi konsep information source horizon, dan
menghasilkan gambaran yang lebih dinamis mengenai konstruksi preferensi sumber.
• Sikap individu terhadap kebutuhan informasi, mengorientasikan diri ke dalam situasi permasalahan tertentu,
menentukan preferensi sumber informasi, dan memanfaatkan informasi yang didapat dari sumber informasi
dapat membantu terbentuknya tipologi.
• Spesifikasi dibuat dengan menganalisa dua dimensi yang menggambarkan pemecahan suatu masalah.
• Dimensi pertama adalah kognitif dengan afektif, pendekatan rasional yang berbeda dengan pendekatan
menggunakan perasaan.
• Dimensi kedua adalah optimisme dan pesimisme, yang saling bersilang hingga terbagi menjadi empat kelas
optimis kognitif, pesimis kognitif, defensive afektif, dan pesimis afektif.
• Model ini juga dipengaruhi oleh nilai dan sikap, modal materi, kebudayaan dan kognitif serta kondisi jasmani.
Asumsi Dasar
• Berikut di bawah ini beberapa asumsi dasar atau dalil dalam Al-Qur’an mengenai pencarian informasi
dalam kehidupan sehari-hari.
• Surah Al – Alaq ayat 1 – 5
• ١ – ‫ِاْقَر ْأ ِباْس ِم َر ِّبَك اَّلِذ ْي َخ َلَۚق‬
• ٢ – ‫َخ َلَق اِاْل ْنَس اَن ِم ْن َع َلٍۚق‬

• ٣ – ‫ِاْقَر ْأ َو َر ُّبَك اَاْلْك َر ُۙم‬


• ٤ – ‫اَّلِذ ْي َع َّلَم ِباْلَقَلِۙم‬
• ٥ - ‫َع َّلَم اِاْل ْنَس اَن َم ا َلْم َيْع َلْۗم‬
• Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia
dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, Yang mengajar (manusia) dengan pena.
Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
• Dari dalil surah Al-Alaq ayat 1-5 ini dapat dijelaskan bahwa adanya perintah dari Allah SWT kepada
umatnya untuk mendapatkan informasi melalui membaca dan mencarinya.
• Surah Al Baqarah ayat 121
• ‫َاَّلِذ ۡي َن ٰا َتۡي ٰن ُهُم اۡل ِكٰت َب َيۡت ُلۡو َنٗه َح َّق ِتاَل َو ِتٖؕه ُاوٰٓل َك ُيۡؤ ِم ُنۡو َن ِبٖه‌ ؕ َو َم ۡن َّيۡك ُفۡر ِبٖه َفُاوٰٓل َك ُهُم اۡل ٰخ ِس ُر ۡو َن‬
‫ِٕٮ‬ ‫ِٕٮ‬
• Artinya: Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya
sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan
barangsiapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi.
• Dapat dikatakan dalam surah Al Baqarah ini bahwa merugilah manusia
yang tidak memiliki keinginan untuk mencari informasi dalam kehidupan
sehari-harinya, karena dikatakan orang yang membaca segala informasi
akan membawa hidupnya dekat dengan Allah SWT.
• Surah Al Imran ayat 81
• Mengenai keharusan melakukan pengecekan (tabayyun) pesan atau
informasi yang akan disampaikan dan diterima, sudah dijelaskan secara
rinci di dalam Al-Qur’an.
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاْن َج ۤا َء ُك ْم َفاِس ٌۢق ِبَنَبٍا َفَتَبَّيُنْٓو ا َاْن ُتِص ْيُبْو ا َقْو ًم ۢا ِبَجَهاَلٍة َفُتْص ِبُح ْو ا َع ٰل ى َم ا َفَع ْلُتْم ٰن ِدِم ْيَن‬ •
٦-
• Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik
datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya,
agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan
(kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
Kesimpulan
• Teori Everyday Life Information Seeking (ELIS) milik Savolainen menyatakan
bahwa analisis struktur anggaran waktu adalah proporsi waktu yang dihabiskan
untuk melakukan pekerjaan dan aktifitas tertentu yang dilakukan di luar kerja.
Aktifitas tertentu yang dimaksud adalah pekerjaan rumah dan hobi seperti olahraga,
menonton televisi, membaca buku, dan lain-lain. ELIS menyatakan bahwa
ketertarikan personal dan hobi sebagai sebuah cara menjalani hidup yang
melibatkan penemuan dan penggunaan informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Analisis mengenai hobi memberikan pencerahan dalam substansi cara hidup karena
hobi pada dasarnya memberitahu kita hal-hal apa saja yang membuat individu
menemukan sesuatu yang paling disukainya. Analisis ini juga menjelaskan peran
dari ketertarikan informasional.
Mengutip Surat Ali Imran Ayat 81 dalam Teori ini,
menjelaskan bahwa, “kita harus melakukan pengecekan
(tabayyun) pesan atau informasi yang akan disampaikan
dan diterima.” Jadi, kita harus mencermati Informasi yang
didapatkan harus valid dan benar, “saring dulu
informasinya sebelum disebarkan”
Terima kasih atas perhatiannya dalam pemaparan presentasi kelompok 11, silakan
Teman-teman yang ingin menanggapi ataupun memberikan saran

You might also like