You are on page 1of 17

ADMINISTRASI HAJI

DAN UMRAH
Dr. H. Tata Sukayat, M.Ag.
ADMINISTRASI HAJI
1. Cara Pendaftaran Haji
a. Fotocopy KTP = 5 lembar
b. FC. Kartu Keluarga : 3 lembar
c. Surat pernyataann dari lurah diketahui camat sebagai keterangan
domisili, bermaterai Rp 6000 beserta fotocopinya rangkap 3.
d. Surat keterangan sehat dari puskesmas beserta fotocopy rangkap 3.
e. Fotocopy darisalah satu dari akta kelahiran / ijazah non sarjana, surat
nikah/kenal lahir rangkap 3
f. Membawa buku tabungan haji
ADMINISTRASI HAJI
2. Foto Berwarna
a. Latar belakang putih
b. Tidak berpakaian dinas
c. Wajah 80 %
d. Bagi wanita wajib berjilbab (tidak berkerudung putih)
e. Untuk pria tidak berpeci atau tutup kepala apapun
f. Tidak berkacamata
ADMINISTRASI HAJI

3. Foto untuk depag:


a. 3x 4 = 30
b. 4 x 6 = 15

4. Untuk bank :
a) 3x 4 = 5
b) Untuk memperoleh SPPH, jamaah harus datang sendiri ke kantor
Kementrian agama Bandung
SYARAT-SYARAT NAIK HAJI
a. Beragama islam
b. Memiliki KTP yang masih berlaku
c. Berdomisili di indonesia
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Calon jamaah haji wanita disertai mahram
f. Mengisi surat pendaftaran pergi haji (SPPH) yang
ada di bank-bank yang ditunjuk pemerintah
g. Melunasi BPIH ( biaya perjalanan ibadah haji )
h. Mendaftar pada departemen agama
kabupaten/kota tempat domisili jamaah
SYARAT-SYARAT NAIK HAJI
i. Khusus bagi warga negara asing yang berdomisili
di Indonesia dan maksud menunaikan ibadah haji, selain
memenuhi persyaratan di atas pengaturannya diakukan
sebagaimana prosedur warga negara asing yang akan
berangkat ke luar negri dengan persyaratan :
1) Memiliki paspor kebangsaan yang berlaku atas namanya
dan berangkat haji dengan menggunakan paspor
kebangsaannya.
2) Memiliki dokumen keimigrasian atau izin tinggal
yang bnerlaku sekurang-kurangnya 6 bulan.
4) Memiliki izin masuk kembali atau Re-entry permit
5) Tidak tercantum dalam cegah tangkal
PEMBINAAN KEPADA
CALON JAMA’AH HAJI
Pembinaan kepada jama’ah haji dapat dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat, baik secara perseorangan maupun kelompok. Pola pembinaan
diarahkan kepada kemandirian jama’ah, baik dalam ibadah maupun perjalanan
haji. Pembinaan haji dilakukan secara massal sebanyak sepuluh pertemuan di
kecamatan, empat pertemuan di kabupaten/ kota, dan dua kali bagi daerahyang
dipandangperlu untuk diberikan tambahan. Dalam rangka mewujudkan
kemabruran haji dan dan meningkatkan kesalehan individual ke arah kesalehan
sosial, setelah menunaikan ibadah haji maka mereka perlu mendapatkan
pembinaan. Pelaksanaan ini dapatbekerja sama dengan Ikatan Persaudaraan Haji
Indonesia (IPHI).
PEMBINAAN
TERHADAP PETUGAS
Pembinaan terhadap petugasdilakukan untuk mewujudkan
profesionalisme dan dedikasi petugas haji. hal ini sejalan dengan tuntutan masyarakat,
termasuk jama’ah haji. petugas haruslah memiliki dedikasi tinggi dan bekerja keras.
Sukses tidaknya penyelenggaraan haji ditentukan oleh salah satunya petugas di
lapangan, baik yang menyertai jama’ah (petugas kloter) maupun yang tidak menyertai
(petugas non kloter).
Penerapan perencanaan dalam fase pra haji berupa penyusunan rencana
yang berkaitan dengan konsep pembinaan calon jama’ah haji yang meliputi
perencanaan metode, petugas, serta waktu yang diperlukan dalam pembinaan haji dan
petugas haji.
PERENCANAAN PELAKSANA
HAJI
Bimbingan di Arab Saudi (pendampingan) dilaksanakan oleh
petugas kloter yang secara subtansi dilaksanakan oleh petugas pembimbing
ibadah yang melekat pada kloter tertentu. Namun secara operasional kerja tim
merupakan tugas bersama seluruh aparat petugas kloter (TPHI, TPIHI, Karu
dan Karom). Pembimbingan dilaksanakan dalam bentuk:
a. Pendampingan di setiap pelaksanaan, jenis dan tempat peribadatan
terkait dengan perhajian.
b. Konsultasi perhajian dan masalah ibadah lainnya.
Perencanaan yang berhubungan dengan pelaksanaan haji meliputi
perencanaan tentang penentuan dan penunjukan Ketua Regu (Karu), Ketua
Rombongan (Karom), perencanaan pengelolaan jamaah haji saat pelaksanaan
haji di Makkah, hingga perencanaan akomodasi saat pelaksanaan haji di
Makkah
PERENCANAAN PASCA
PELAKSANA HAJI
A. Pemulangan
1) Sesuai dengan jadwal kepulangan, jama’ah yang tiba di Arab Saudi pada gelombang
satu akan pulang ke Indonesia pada gelombang pertama, sedangkan bagi jama’ah haji
yang tiba pada gelombang kedua di Arab Saudi terlebih dahulu akan diberangkatkan ke
Madinah untuk melaksanakan sholat arbain dan ziarah.
2) Barang bagasi jama’ah yang kepulangannya melalui King Abdul Aziz International
Airport (KAIA) Jeddah 36 jam sebelum take offdikirim ke pusat penimbangan bagasi di
madinatul hujjaj. Setiap jama’ah haji Indonesia mendapatkan satu jerigen air zam-zam
sebanyak lima liter.
3) Jama’ah haji yang kepulangannya melalui Bandara KAIA Jeddah diistirahatkan di
hotel transito selama 24 jam.
4) Jama’ah haji mendapatkan pelayanan angkutan barang bawaan, makan sebanyak tiga
kali, city tour, pelayanan kesehatan dan transportasi ke bandara.
PERENCANAAN PASCA
PELAKSANA HAJI
A. Pemulangan
5) Pengurusan paspor jama’ah haji untuk kepulangan diurus oleh petugas daerah kerja
Jeddah bidang pelayanan pemulangan dengan mengumpulkan seluruh paspor jama’ah
haji dari ketua kloter selanjutnya paspor tersebut diserahkan ke pihak penerbangan
untuk mendapatkan boardingpass.
6) Enam jam sebelum take offpaspor dikembalikan ke petugas daker Jeddah untuk
diserahkan kepada jama’ah haji melalui ketua regu dan rombongan di bus menjelang
keberangkatan ke bandara.
7) Empat jam sebelum boarding jama’ah harus sudah berada di bandara dengan
mendapat pelayanan makan satu box dan pelayanan kesehatan.
8) Dua jam sebelum boarding jama’ah sudah berada di dalam gate melalui pemeriksaan
x-raydan petugas penerbangan melakukan sweepingbarang bawaanjama’ah haji. Bagi
jama’ah haji yang membawa tas diluar kabin akan dikenakan sweeping. Selanjutnya
jama’ah menuju ruang pemeriksaan imigrasi.
PERENCANAAN PASCA
PELAKSANA HAJI
A. Pemulangan
9) Setibanya di Indonesia (Debarkasi) jama’ah akan mengambil
bagasinya masing-masing dan mendapatkan air zam-zam.
10) Angkutan jama’ah haji ke debarkasi ditanggung oleh pihak
penerbangan dan untuk kepulangan ke daerah asal ditanggung oleh
pemerintah daerah setempat.
PERENCANAAN PASCA
PELAKSANA HAJI
B. Penempatan Jama’ah di Hotel Transito
Penerimaan kedatangan dan penempatan jama’ah haji di hotel transito
Jeddah. Masa tinggal di hotel transito selama 24 jam dan selama di hotel transito jama’ah
haji mendapatkan pelayanan penempatan, katering, city tourdan pemberangkatan ke
bandara yang seluruhnya menjadi tanggung jawab pihak hotel dan menjadi satu paket
pelayanan dalam kontrak. Pemberangkatan jama’ah haji ke bandara KAIA ditetapkan
empat sampai dengan tujuh jam sebelum jadwal pesawat take off.
1). Penempatan
Jumlah hotel transito yang dipergunakan sebagai tempat persinggahan jama’ah haji
di Jeddah.
2). Pengurusan dokumen
Proses penyelesaian dokumen dilaksanakan di hotel transito, pemberian
boardingpassdilaksanakan di madinatul hujjaj yang kemudian diserahkan ke ketua
kloter.
PERENCANAAN PASCA
PELAKSANA HAJI
B. Penempatan Jama’ah di Hotel Transito
3). Pelayanan Kepulangan di bandara KAIA Jeddah
Pelayanan pemulangan di bandara KAIA Jeddah dilakukan
meliputi:penyambutan kedatangan jama’ah haji, penempatan jama’ah di tempat
istirahat (plaza bandara), pembagian kateringjama’ah dan pemberangkatan dari
tempat istirahat menuju gate. Jama’ah haji diberikan penjelasan tentang ketentuan
barang bawaan yang hanya diperbolehkan dibawa kedalam pesawat, yaitu satu tas
tentengan yang diberikan oleh pihak penerbangan.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa perencanaan yang
berhubungan dengan pasca haji meliputi perencanaan pelayanan setelah selesai
melaksanakan ibadah haji dan dalam rangka kepulangan ke Indonesia.
Perencanaan tersebut meliputi perencanaan pelayanan penginapan dan akomodasi,
perencanaan kepengurusan dokumen hingga perencanaan penyambutan.
MANAJEMEN PELAYANAN HUWA
PENGERTIAN
Pelayanan haji yang dikelola oleh Pemerintah melalui
Departemen Agama Republik Indonesia dan diatur dalam
Undang-Undang No 17 Tahun 1999, serta Keputusan Menteri
Agama No. 244 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan haji dan
umrah serta Keputusan Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam dan Urusan Haji Nomor D/296 Tahun 1999
tentang Petunjuk Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah. Dalam
hal ini Departemen Agama dalam menjalankan pelayanan
jamaah haji adalah memberikan pelayanan yang dibutuhkan
oleh jamaah haji mulai dari proses pendaftaran sampai dengan
proses pemberangkatan jamaah haji ke tanah suci Makkah,
yang bekerjasama dengan instansi terkait yang ditunjuk oleh
pemerintah.
MANAJEMEN PELAYANAN HUWA
Manajemen Penyelenggaraan dan Pelayanan HUWA oleh Travel
dan Biro Perjalanan wisata
Sebagaimana dibahasan pada Bab 2, Program
penyelenggaraan ibadah Haji di Indonesia secara resmi dikelola oleh
Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), baik haji
Reguler maupun Haji Khusus Departemen Agama. Bisnis travel haji-
umroh adalah layanan dalam bentuk peribadatan, yang tentunya
harus dikelola secara benar dan sebaik mungkin agar tidak ada
masalah. Sistem pengaturan penyelenggaraan ibadah haji pada
dasarnya dibagi menjadi dua, hal ini sesuai dengan Pasal 3 Peraturan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2012 yang berbunyi “penyelenggaraan
ibadah haji terdiri atas:
a. penyelenggaraan ibadah haji reguler
b. penyelenggaraan ibadah haji khusus.
TERIMAKASIH!
TATA SUKAYAT

@tata_sukayat

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and includes


WA: 081584129696
icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

You might also like