You are on page 1of 36

Pengukuran Tinggi

Badan dan Berat


Badan Balita
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar kepala, dan


lingkar lengan atas
a. Menjelaskan penyiapan alat antropometri (timbangan bayi, timbangan injak, infantometer,
stadiometer, alat ukur lingkar kepala dan lingkar lengan atas, pita LiLA)
b. Menjelaskan prinsip penimbangan, pengukuran panjang/tinggi badan, lingkar lengan atas, dan
lingkar kepala balita
c. Menjelaskan cara melakukan penimbangan berat badan pada bayi (yang belum bisa berdiri) dan
berat badan pada balita (yang sudah bisa berdiri)
d. Menjelaskan cara melakukan pengukuran panjang badan pada bayi usia <2 tahun (yang belum
bisa berdiri) dan tinggi badan pada balita usia >2 tahun (yang sudah bisa berdiri)
e. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar kepala pada bayi dan balita usia 0-59 bulan
f. Menjelaskan cara melakukan pengukuran lingkar lengan atas pada balita usia 6-59 bulan
g. Melakukan pengukuran BB, PB/TB, LK, dan LiLA
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1919/2022
tentang Perubahan Kedua Atas Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/1182/2022 tentang Standar Alat Antropometri dan Alat
Deteksi Dini Perkembangan Anak

Alat ukur berat badan bayi (s) dan Alat ukur panjang badan Alat ukur tinggi badan
balita (infantometer/length board) (stadiometer)

Alat ukur lingkar lengan atas dan


lingkar kepala
Pengukuran
Penimbangan berat badan bayi dan balita lingkar kepala
Pengukuran
lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran panjang badan

Pengukuran tinggi badan


Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan bayi

Penimbangan Persiapan :
Berat Badan Bayi 1. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak
mudah bergerak dan ruangan cukup terang.
2. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
3. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai
jangan sampai terbalik.
4. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan
angka nol. Posisi awal harus selalu berada diangka nol (jendela baca 0,00 kg)

5
Langkah-Langkah :
1. Pastikan bayi memakai pakaian seminimal mungkin atau tidak
MATERI
memakaiPOKOK
popok dan tidak memegang sesuatu.

2. Letakkan bayi diatas mangkok timbang hingga angka BB muncul pada


layer timbangan

3. Tekan tombol unit hold tunggu hingga tulisan hold pada display
berhenti berkedip dan mendapatkan berat kemudian catat
Penimbangan
4. Catat berat badan bayi dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka Berat Badan Bayi
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia

Pakai popok dan bawa dot 6


Alat antropometri yang digunakan :
Timbangan berat badan balita
dapat menggunakan timbangan berat badan bayi (baby scale) yang dilepas
mangkok timbangnya

Penimbangan
Berat Badan Balita
Persiapan :
1. Lepaskan mangkok timbang bayi pada baby scale untuk digunakan menjadi timbangan injak.
2. Letakkan timbangan di tempat yang rata, datar, dan keras sehingga tidak mudah bergerak dan
ruangan cukup terang.
3. Pastikan timbangan harus bersih dan tidak ada beban lain di atas timbangan.
4. Baterai dipasang pada tempatnya dengan memperhatikan posisi baterai jangan sampai terbalik.
5. Tekan tombol Power/On dan pastikan angka pada jendela baca menunjukan angka nol.

7
Langkah-Langkah :
1. Pastikan balita memakai pakaian seminimal mungkin (tidak memakai
MATERI POKOK
popok), tidak memegang sesuatu dan tidak memakai sepatu/alas kaki.
2. Balita berdiri tepat di tengah timbangan saat angka pada layar timbangan
menunjukkan angka 0,00 kg, serta tetap berada di atas timbangan
sampai angka berat badan muncul pada layar timbangan dan sudah tidak
berubah.
3. Petugas berdiri di depan layar baca timbangan untuk membaca hasil
penimbangan.
4. Catat berat badan balita dalam satuan kg dengan ketelitian dua angka
dibelakang koma (ketelitian 10 gram) dan plot hasil penimbangan BB Penimbangan
pada grafik pertumbuhan sesuai jenis kelamin dan usia Berat Badan Balita

8
Pengukuran Panjang Badan (PB) dan Tinggi Badan (TB)

Pengukuran panjang badan dan tinggi badan pada balita


dibedakan berdasarkan :

Kemampuan Balita
Umur Balita
untuk Berdiri
Pengukuran
Jika pengukuran panjang badan balita usia < 2 tahun dilakukan secara berdiri, maka
Panjang Badan
hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm dan
Tinggi Badan
Jika pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm

9
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur panjang badan (Infantometer/Length board)

Pengukuran
Panjang Badan Persiapan :
1. Tempatkan alat pada tempat yang datar, rata dan keras.
2. Pastikan alat dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran
(meteran) dapat terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
3. Pasang infantometer sesuai petunjuk.
4. Pastikan bahwa papan geser kaki dapat digerakkan dengan lancar.
5. Siapkan alas kain tipis pada alat ukur untuk bagian kepala balita.

10
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
lainnya pada balita yang dapat menghambat proses pengukuran.
MATERI POKOK
2. Baringkan balita dengan posisi telentang pada papan dengan puncak kepala
menempel pada panel bagian kepala (panel yang tetap).
3. Lakukan pengukuran dengan bantuan 2 orang. Pegang dan tekan lutut balita agar
tungkai bawah lurus dengan permukaan alat ukur. Asisten pengukur memastikan
kepala anak menempel pada papan kepala.
4. Gerakkan papan geser kaki ke arah telapak kaki balita hingga posisi telapak kaki
tegak lurus menempel pada papan geser kaki. Jika balita menangis dan kaki kaku,
usap telapak kaki bayi agar lemas, segera tempelkan papan geser kaki pada
telapak kaki balita.
5. Baca hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian satu angka di belakang
koma (ketelitian 1 mm).
6. Catat dan plot hasil pengukuran panjang badan balita pada grafik pertumbuhan
sesuai umur dan jenis kelamin

Prinsip pengukuran panjang badan balita usia 0-23 bulan diukur secara
telentang/berbaring
Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U
Bila pengukuran panjang badan balita usia dibawah 2 tahun dilakukan secara berdiri,
maka hasil pengukuran yang diperoleh ditambahkan 0,7 cm

11
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur tinggi badan (Stadiometer)

Pengukuran
Tinggi Badan
Persiapan :
1. Pastikan alat dalam kondisi baik dan lengkap, alat penunjuk ukuran (meteran) dapat
terbaca jelas dan tidak terkelupas atau tertutup.
2. Tempatkan alat pada tempat yang datar, rata dan keras.
3. Pasang stadiometer sesuai petunjuk.
4. Pastikan bahwa papan geser kepala dapat digerakkan dengan lancar.
5. Perhatikan adanya sandaran tumit untuk ketepatan pengukuran tinggi badan.
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan sepatu/alas kaki, kaus kaki, hiasan rambut, tutup kepala, dan aksesoris
MATERI
lainnya padaPOKOK
balita.
2. Lakukan pengukuran dengan bantuan 2 orang. Pengukur utama memposisikan balita
berdiri tegak membelakangi tiang ukur.
3. Pastikan bagian tubuh balita menempel di 5 titik pada tiang ukur yaitu: bagian
belakang kepala, punggung, bokong, betis dan tumit. Tahap ini dilakukan oleh
asisten
4. Pastikan posisi kepala balita berada dalam garis imajiner yang ditarik dari liang
telinga ke batas bawah mata.
5. Pegang dagu balita menggunakan tangan kiri anda dan lihat skala ukur. Pastikan
pandangan balita lurus ke depan. Pengukuran
6. Tarik papan geser kepala pada stadiometer sampai menyentuh puncak kepala balita. Tinggi Badan
7. Baca angka pada jendela baca dalam satuan cm dengan ketelitian satu angka di
belakang koma (ketelitian 1 mm).
8. Catat dan plot hasil pengukuran tinggi badan balita pada grafik pertumbuhan sesuai
umur dan jenis kelamin.

Prinsip pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 24 bulan diukur secara berdiri

Untuk plotting di Grafik pertumbuhan PB/U atau TB/U


Bila pengukuran tinggi badan balita usia ≥ 2 tahun dilakukan secara telentang/berbaring,
maka hasil pengukuran yang diperoleh dikurangi 0,7 cm
13
Alat antropometri yang digunakan:
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala

Pengukuran
Lingkar Kepala
Persiapan:
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Pastikan alat ukur lingkar kepala dan lengan atas dalam kondisi
bersih sehingga angkanya terlihat jelas.

17
Langkah-Langkah :
1. Lepaskan tutup kepala, hiasan/aksesoris rambut yang dikenakan balita.
MATERI POKOK
2. Lingkarakan alat pengukur pada kepala balita melewati dahi, di atas alis
mata, di atas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
tarik agak kencang.
3. Baca angka yang tertera pada ujung pita yang terlihat.
4. Catat hasil pengukuran lingkar kepala balita dalam satuan cm dengan
ketelitian 1 angka di belakang koma (1 mm) dan plot hasil pengukuran
pada grafik pertumbuhan sesuai usia dan jenis kelamin.
Pengukuran
Lingkar Kepala

Hasil ukur LK :
54,9 cm 18
Alat antropometri yang digunakan :
Alat ukur lingkar lengan atas dan lingkar kepala
atau Pita LiLA

Pengukuran
Lingkar Lengan
Atas
Persiapan :
1. Pastikan alat ukur tidak kusut, tidak terlipat atau tidak sobek.
2. Pastiak alat ukur dalam kondisi bersih sehingga angkanya terlihat jelas.
3. Lakukan pengukuran pada lengan kiri atau lengan yang tidak dominan.
4. Pastikan lengan yang akan diukur tidak tertutup pakaian.

19
Langkah-Langkah :
1. Tentukan titik tengah lengan atas dengan cara:
MATERI POKOK
a. Tekuk lengan balita hingga membentuk sudut 90o, telapak tangan menghadap
ke atas.
b. Cari titik ujung bahu dan ujung siku lengan.
c. Ukur panjang antara kedua titik tersebut dan bagi dua untuk mendapatkan nilai
tengah.
d. Tandai titik tengah dengan menggunakan pena/spidol.
2. Luruskan lengan anak, tangan santai, sejajar dengan badan.
3. Lingkarkan alat ukur/pita LiLA di titik tengah yang sudah ditandai.
4. Pastikan alat ukur/pita LiLA menempel rata sekeliling kulit dan tidak terlalu ketat Pengukuran
atau terlalu longgar.
5. Baca dan catat hasil pengukuran dalam satuan cm dengan ketelitian 1 angka di Lingkar Lengan
belakang koma (1 mm). Atas

20
Keterampilan Pelayanan Bayi dan Balita

Plotting hasil pengukuran pada kurva dalam Buku KIA


a. Penggunaan KMS sesuai umur dan jenis kelamin
b. Cara pengisian KMS (identitas anak, bulan penimbangan, BB, status
pertumbuhan Naik/Tidak Naik, kondisi sakit, dan status ASI eksklusif bayi 0-6
bulan)
c. Selanjutnya melakukan plotting hasil penimbangan pada KMS
d. Evaluasi hasil penimbangan dan status pertumbuhan pada KMS bias dilihat dan
dimenjelaskan tindak lanjut hasil penimbangan tersebut
Dina Handayani
Pepaya Identitas nama anak dan Posyandu

Sebagai garis rujukan adanya


masalah (Resiko Berat Badan
Lebih atau Atas Garis Oranye)

Sebagai garis rujukan adanya


masalah (Berat Badan Kurang

Diare
atau Bawah Garis Merah)

Contoh plotting hasil penimbangan


Dina pada bulan September 2022,
umur 7 bulan dan berat badan 7,8 kg.

Diisi bulan
Umur Balita (bulan)
lahir
5 Agst 2022
6 Mar 2022

4 Mei 2022

3 Juni 2022
3 Feb 2022

5 Apr 2022

7 Sep 2022
4 Juli 2022

Bulan ditimbang
2,8 3,8 4,7 5,6 6,4 7,1 7,3 7,8 Hasil penimbangan BB (kg)
Kenaikan Berat Minimal (KBM)
N N N N N T N
√ √ √ √ √ √ √
Status pertumbuhan BB (Naik/Tidak Naik)
Status pemberian ASI Eksklusif

Penjelasan status Naik (N) atau Tidak Naik (T)

Tindak lanjut hasil penimbangan : apabila ditemukan balita Berat Badan Tidak
Naik (T), BB Kurang (Bawah Garis Merah),
Resiko BB Lebih (Atas Garis Oranye), segera rujuk ke tenaga kesehatan
Contoh plotting BB
balita pada grafik KMS
pada anak laki-laki
dengan umur 14 bulan
Contoh plotting BB balita
pada grafik KMS pada
anak perempuan dengan
umur 33 bulan
Hasil pengukuran dan plotting Berat Badan pada KMS
Berat Badan Naik (N), yaitu apabila hasil penimbangan
berat badan bulan ini meningkat dari berat badan
bulan lalu dan mengikuti arah garis pertumbuhan
normal

C Berat Badan Tidak Naik (T), terdiri dari :


B
A A : Berat Badan Naik Tidak Adekuat yaitu apabila
hasil penimbangan berat badan bulan ini meningkat
dari berat badan bulan lalu, namun kenaikannya
tidak cukup sesuai usia dan jenis kelamin,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan tidak
mengikuti grafik pertumbuhan normal (sedikit
menjauh)

B : Berat Badan Tetap yaitu apabila hasil penimbangan


berat badan bulan ini sama dengan berat badan bulan
lalu, ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan
mendatar

C : Berat Badan Turun yaitu apabila hasil


penimbangan berat badan bulan ini mengalami
penurunan dibandingkan berat badan bulan lalu,
ditunjukkan dengan arah garis pertumbuhan menurun
memotong garis pertumbuhan di bawahnya
(menjauh dari garis pertumbuhan normal)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut
Kader mendeteksi lebih dini:
Balita dengan masalah pertumbuhan melalui Berat Badan Tidak Naik (T), Bawah Garis
Merah (BB kurang) dan Atas Garis Oranye (Risiko BB lebih)

Garis rujukan
(Oranye) untuk
menentukan risiko
berat badan lebih

Garis rujukan
(Merah) untuk
menentukan berat
badan kurang

26
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Berat Badan Tidak Naik (T)

Berat Badan Naik Tidak Adekuat Berat Badan Tetap Berat Badan Turun

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan Tidak Naik (T) ke Tenaga Kesehatan
27
Bawah Garis Merah (BB Kurang)
Status pertumbuhan dan tindak lanjut Atas Garis Oranye (Risiko BB Lebih)

Bawah Garis Merah (Berat Badan Kurang) Atas Garis Oranye (Risiko Berat Badan Lebih)

Tindak lanjut :
Kader menginformasikan balita dengan masalah pertumbuhan Berat Badan di Bawah Garis Merah (BB Kurang) atau Berat Badan di Atas Garis Oranye
(Risiko BB Lebih) ke Tenaga Kesehatan 28
Interpretasi Status Pertumbuhan
BB naik melebihi
garis oranye ,
artinya
BB turun : Pertumbuhan
Pertumbuhan tidak baik tidak baik

BB naik tapi tidak


memadai :
BB naik mengikuti garis
Pertumbuhan
pertumbuhan, artinya Tidak baik
Pertumbuhan baik

BB tetap /
mendatar :
Pertumbuhan
Tidak baik

29
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK

• Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke posyandu dan sampaikan bahwa
kenaikan berat badan balita merupakan keberhasilan ibu mengasuh balita.
• Berikan umpan balik untuk mempertahankan kondisi balita dan nasihat tentang pemberian
makan sesuai rekomendasi menurut usianya
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,


tetapi tren pertumbuhannya naik terus menerus mendekati GARIS ORANYE

• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik agar status pertumbuhan balita tidak diatas garis
oranye
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,


tetapi garis pertumbuhannya di ATAS GARIS ORANYE

• Berikan nasihat tentang aktivitas fisik sesuai usia agar status pertumbuhan tidak diatas garis
oranye
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk dilakukan intervensi dini dan anjuran evaluasi 2
minggu, jika tidak ada perbaikan segera dirujuk
• Tetap berikan pujian, edukasi tentang pemberian makan, asupan gizi disesuaikan dengan
aktivitas anak
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?

Jika balita dengan status pertumbuhan TIDAK NAIK

• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll),
kebiasaan makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak naik tanpa
menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan untuk datang kembali pada penimbangan berikutnya
Apa yang harus dilakukan kader?
Jika balita dengan status pertumbuhan NAIK,
tetapi garis pertumbuhannya di BAWAH GARIS MERAH
• Tanyakan dan catat keadaan balita bila ada keluhan (batuk, diare, panas, rewel, dll), kebiasaan
makan balita dan hal lainnya seperti faktor lingkungan dan sosial
• Berikan penjelasan tentang kemungkinan kenaikan berat badan balita masih belum cukup
tanpa menyalahkan ibu
• Laporkan ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan rujukan ke Puskemas/Fasilitas Kesehatan
• Pada balita dengan BB Bawah Garis Merah, setelah dirujuk dan dikonfirmasi, tidak perlu dirujuk
kembali jika garis pertumbuhannya mengikuti garis pertumbuhan diatasnya (N). Namun jika
berat badan tidak mengalami kenaikan (T) maka harus dirujuk
• Tetap berikan pujian dan umpan balik tentang pemberian makan
• Anjurkan datang kembali pada penimbangan berikutnya
Hasil pengukuran dan plotting Grafik Panjang/Tinggi Badan Menurut Umur

Tindak lanjut:
Kader menginformasikan balita dengan
masalah pertumbuhan ke Tenaga
Kesehatan

Contoh Plotting PB
anak Laki-laki dengan
umur 12 bulan dan
PB 70,0 cm
Terima Kasih

You might also like