You are on page 1of 15

Perlindungan Vaksin Penguat (Booster)

BNT162b2 Terhadap Covid-19 di Israel

Pembimbing :
dr. Yuki Yunanda, M.Kes

Oleh :
Chaterine Hedsa Brilianti
BAB I • Pada tanggal 30 Juli 2021, pemberian vaksin messenger RNA
PENDAHULUAN BNT162b2 (Pfizer–BioNTech) dosis ketiga (penguat/booster) telah
disetujui di Israel untuk individu yang berusia 60 tahun atau lebih
dan yang telah menerima vaksin dosis kedua minimal 5 bulan
sebelumnya.

• Diperlukan data mengenai pengaruh dosis booster terhadap laju


penyakit terkonfirmasi virus corona 2019 (Covid-19) dan laju
penyakit berat.
TUJUAN DAN MANFAAT

01 TUJUAN 02 MANFAAT
Untuk lebih mengerti dan menelaah Saduran ini diharapkan dapat
tentang Perlindungan Vaksin Penguat memberikan manfaat kepada penulis
(Booster) BNT162b2 Terhadap Covid-19 dan pembaca khususnya yang terlibat
di Israel. dalam bidang medis dan masyarakat
Untuk memenuhi syarat dalam mengikuti secara umum agar dapat lebih
kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior mengetahui dan memahami lebih
(KKS) di Departemen Ilmu Kedokteran dalam menelaah jurnal Perlindungan
Komunitas Fakultas Kedokteran Vaksin Penguat (Booster) BNT162b2
Universitas Sumatera Utara. Terhadap Covid-19 di Israel.
• POPULASI PENELITIAN
BAB II
1.186.779 (13.478 terinfeksi) subjek ≥ 60 tahun telah
mendapatkan vaksinasi lengkap sebelum 1 Maret 2021

METODE 1.186.000 (13.474 terinfeksi) mempunyai data jenis kelamin

PENELITIAN
1.170.638 (13.474 terinfeksi) belum terinfeksi sebelum 30 Juli
2021

1.167.562 (13.433 terinfeksi) belum menerima dosis booster


atau telah menerima dosis booster pada 30 Juli 2021 atau
setelahnya

1.137.804 (13.009 terinfeksi) belum kembali dari luar negeri


pada Agustus 2021

517.531 (6602 terinfeksi) 403.763 (4066 terinfeksi) 216.510 (2341 terinfeksi)


berusia 60-69 tahun berusia 70-79 tahun berusia ≥80 tahun
• DESAIN PENELITIAN

BAB II  12 hari merupakan interval antara pemberian dosis booster


dan kemungkinan efeknya pada jumlah infeksi terkonfirmasi
METODE yang diamati. Pilihan interval setidaknya 12 hari setelah
PENELITIAN vaksinasi booster sebagai cutoff secara ilmiah dibenarkan
dari perspektif imunologi, karena penelitian telah
menunjukkan bahwa setelah dosis booster, tingkat netralisasi
meningkat hanya setelah beberapa hari.

 Untuk kasus bergejala, kemungkinan infeksi terjadi rata-rata


5 hingga 6 hari sebelum pengujian, mirip dengan masa
inkubasi untuk Covid-19.

 Jadi, interval 12 hari yang di pilih memasukkan 7 hari


hingga penumpukan antibodi yang efektif setelah vaksinasi
ditambah 5 hari keterlambatan dalam deteksi infeksi.
• DESAIN PENELITIAN

 Untuk memperkirakan penurunan tingkat infeksi yang


BAB II dikonfirmasi dan penyakit berat di antara penerima booster,
METODE kami menganalisis data tentang tingkat infeksi terkonfirmasi
dan tingkat penyakit berat di antara individu yang telah
PENELITIAN divaksinasi lengkap dan telah menerima dosis booster
(kelompok booster) dan mereka yang hanya menerima dua
dosis vaksin (kelompok non-booster)

 Klasifikasi dalam kelompok ini bersifat dinamis, karena


subjek yang awalnya termasuk dalam kelompok non-booster
akan dimasukkan ke dalam kelompok booster setelah
menerima dosis booster 12 hari kemudian, asalkan mereka
tidak mengalami infeksi terkonfirmasi selama periode
interim tersebut.
ANALISIS STATISIK
Regresi Poisson untuk memperkirakan tingkat hasil tertentu, menggunakan fungsi untuk menyesuaikan model
linier umum (glm) dalam perangkat lunak statistik R.

Analisis ini disesuaikan untuk kovariat berikut:


o usia (60 - 69 tahun, 70 - 79 tahun, dan 80 tahun),
o jenis kelamin,
o kelompok demografis (Yahudi umum, Arab, atau Yahudi ultra-Ortodoks), dan
o tanggal dosis vaksin kedua (dalam interval setengah bulan).
ANALISIS STATISIK
 Untuk memperhitungkan peningkatan risiko paparan, disertakan tanggal kalender sebagai kovariat tambahan. Setelah
memperhitungkan kovariat ini, menggunakan kelompok studi (booster atau non-booster) sebagai faktor dalam model
regresi dan memperkirakan pengaruhnya terhadap laju/tingkat kejadian.
 Dalam memperkirakan rasio tingkat kejadian dengan membandingkan kelompok non-booster dan kelompok booster,
ukuran yang mirip dengan risiko relatif. Untuk melaporkan ketidakpastian di sekitar perkiraan ini, mengambil eksponen
interval kepercayaan 95% untuk koefisien regresi tanpa penyesuaian multiplisitas. Juga menggunakan hasil dari model ini
untuk menghitung rata-rata perbedaan antar kelompok dalam tingkat infeksi terkonfirmasi dan penyakit berat.
ANALISIS STATISTIK

UNTUK MENGUJI KEMUNGKINAN BIAS YANG BERBEDA,


TELAH DILAKUKAN BEBERAPA ANALISIS SENSITIVITAS.

1) Menganalisis data menggunakan metode statistik alternatif yang mengandalkan pencocokan dan
pembobotan.
2) Menguji pengaruh periode studi tertentu dengan membagi data menjadi periode studi yang
berbeda dan melakukan analisis yang sama pada masing-masing periode.
3) Melakukan analisis yang sama menggunakan data hanya dari populasi Yahudi umum, karena
peserta dalam kelompok tersebut mendominasi populasi yang divaksinasi booster.
• POPULASI PENELITIAN

Karakteristik Kelompok Non-booster


Infeksi terkonfirmasi Penyakit
Kelompok Booster
Infeksi terkonfirmasi Penyakit
berat berat
% orang- Jumlah Jumlah % orang- Jumlah Jumlah
hari kasus kasus hari kasus kasus
berisiko berisiko
Jenis kelamin
Perempuan 57.8 2414 116 51.2 402 11

BAB III Laki-laki


Distribusi usia
60-69 tahun
42.2

53.6
2025

2522
178

73
48.8

41.7
532

373
18

HASIL 70-79 tahun


≥80 tahun
Populasi
Yahudi umum
28.8
17.6

81.4
1206
711

3752
91
130

254
38.7
19.6

92.4
323
238

851
5
19

26
Arab 14.0 335 25 4.1 36 2
Yahudi ultra- 4.6 352 15 3.5 47 1
ortodoks
Periode vaksinasi
pada 2021
16-31 Januari 38.2 1882 139 74.0 663 22
1-15 Januari 46.6 1972 128 23.6 248 7
16-28 Februari 15.2 585 27 2.4 23 0
• EFEK DOSIS BOOSTER
Hasil Utama dari Infeksi Terkonfirmasi dan Penyakit Berat
Hasil Kelompok Non- Kelompok Proporsi Rasio
booster Booster yang Disesuaikan
(CI 95%)†

Infeksi terkonfirmasi 11.3 (10.4 to 12.3)

BAB III Jumlah kasus


Jumlah orang-hari yang
berisiko
4439
5,193,825
934
10,603,410

HASIL Penyakit berat


Jumlah kasus 294 29
19.5 (12.9 to 29.5)

Jumlah orang-hari yang 4,574,439 6,265,361


berisiko
* Tercantum adalah hasil analisis regresi Poisson pada peserta yang menerima vaksin
booster dan mereka yang tidak menerima booster. Kelompok booster mencakup data
yang diperoleh setidaknya 12 hari setelah menerima dosis booster.
† Rasio laju adalah perkiraan faktor penurunan laju pada kelompok booster
dibandingkan dengan laju pada kelompok non-booster.
Dalam penelitian, ditemukan bahwa dosis booster vaksin BNT162b2
mengurangi tingkat infeksi terkonfirmasi dan penyakit Covid-19 yang berat
BAB IV pada populasi subjek Israel skala besar yang berusia 60 tahun atau lebih.

DISKUSI  Temuan dapat dipahami melalui contoh berikut:

1. Bahwa efek gabungan dari penurunan kekebalan dan peningkatan


prevalensi varian delta menurunkan efektivitas vaksin yang telah
diberikan 6 bulan sebelumnya menjadi sekitar 50% relatif terhadap
kerentanan pada orang yang tidak divaksinasi, seperti yang disarankan
oleh laporan terbaru.

2. Dosis booster mengurangi tingkat infeksi untuk penerima vaksin tersebut


dengan faktor 10. Ini berarti bahwa kerentanan seseorang yang
menerima dosis booster akan menurun hingga sekitar 5% (yaitu, 50%
dibagi 10) relatif terhadap orang yang tidak divaksinasi dan akan
membawa efektivitas vaksin di antara penerima booster menjadi sekitar
95%, nilai yang mirip dengan efektivitas vaksin asli/original yang
dilaporkan terhadap varian alfa.
 Hal ini menunjukkan bahwa efektivitas sebenarnya dari vaksinasi dapat
diperkirakan dengan membandingkan tingkat infeksi sebelum menerima dosis
BAB IV booster dan setelah jangka waktu yang sesuai (misalnya, 12 hari) setelah
vaksinasi. Meskipun penelitian independen diperlukan untuk sepenuhnya
DISKUSI memahami model perilaku ini, beberapa indikasi menunjukkan bahwa batas
waktu 12 hari masuk akal.

 Memahami perlindungan yang diperoleh dengan dosis booster sangat penting


untuk kebijakan kesehatan masyarakat. Pada 30 Juli 2021, Israel adalah negara
pertama di dunia yang menyediakan dosis ketiga vaksin BNT162b2 melawan
Covid-19 untuk semua orang yang berusia 60 tahun atau lebih dan yang telah
divaksinasi setidaknya 5 bulan sebelumnya.

 Sejak itu, Israel telah memperluas program booster ke semua penduduk. Hasil
dari kebijakan tersebut penting bagi pembuat kebijakan di negara-negara yang
sedang menjajaki strategi untuk memitigasi pandemi. Temuan ini memberikan
indikasi yang jelas tentang efektivitas dosis booster bahkan terhadap varian delta
yang dominan saat ini.

 Studi di masa depan akan membantu menentukan efektivitas jangka panjang dari
dosis booster terhadap varian saat ini dan yang akan muncul
 Dalam penelitian ini yang melibatkan individu berusia 60 tahun atau lebih dan
telah menerima dua dosis vaksin BNT162b2 setidaknya 5 bulan sebelumnya,
ditemukan bahwa tingkat konfirmasi Covid-19 dan penyakit berat jauh lebih
rendah di antara mereka yang menerima dosis vaksin BNT162b2 booster
(ketiga).
 Dalam upaya untuk mengatasi tantangan yang disajikan oleh varian delta dan
untuk mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan, otoritas Israel
menyetujui pemberian dosis booster, pertama untuk populasi berisiko tinggi,
pada 12 Juli 2021, dan kemudian kepada individu yang berusia 60 tahun atau
lebih, pada 30 Juli 2021. Studi awal menunjukkan bahwa dosis booster
BNT162b2 meningkatkan derajat netralisasi antibodi dengan faktor sekitar 10,
rata-rata, dibandingkan setelah dosis kedua. Diperkirakan bahwa peningkatan
titer netralisasi dapat meningkatkan perlindungan terhadap infeksi dan
penyakit berat

KESIMPULA  Namun, dalam hal efektivitas dunia nyata, ukuran efek tersebut masih belum
jelas. Di sini, menggunakan data awal dari basis data Kementerian Kesehatan

N Israel untuk mengevaluasi tingkat infeksi yang dikonfirmasi dan penyakit


berat di antara subjek yang berusia 60 tahun atau lebih dan yang telah
menerima dosis penguat/ketiga (booster) dibandingkan dengan mereka yang
hanya menerima dua dosis vaksin. Digunakan data untuk mengukur seberapa
banyak dosis booster dapat mengurangi tingkat infeksi SARS-CoV-2 yang
dikonfirmasi dan penyakit Covid-19 yang berat
Thankyou

You might also like