You are on page 1of 23

OPERASI DAN

PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI

Dr .Ir. Zahrul Umar Dipl H.E

POLITEKNIK NEGERI
PADANG
OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
JARINGAN IRIGASI

PERTEMUAN KEDUA

MATERI PERKULIAHAN: NERACA AIR /


RENCANA TATA TANAM
Neraca
Air
Neraca air adalah perhitungan yang dibuat
sedemikian rupa sehingga nilai total kebutuhan air
di pintu utama (bendung) adalah aman terhadap
besarnya debit andalan.
 Gambaran ini dinyatakan dalam bentuk grafik
yang menyatakan besarnya debit tersedia (Q 80%)
dan besarnya total kebutuhan air di pintu utama
(bendung)
Yang diharapkan adalah keadaan aman,
dimana debit (Q) kebutuhan selalu lebih kecil dari
debit tersedia (Q 80%) (Gambar 2.1).
Gambar 2.1: Neraca Air Daerah Irigasi Panti Rao
NERACA AIR CARA STATISTIK

NO URAIAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
A Padi
Padi Tumbuh 8300Ha padi Tumbuh 8300 Ha

2 Koef Kebutuhan Air 1,25 0,725 1,125 0,85


3 Keb. Air di sawah 10375 6018 9338 7055
4 Keb air di Pintu Tersier
(Effisiensi 80%) 12969 7522 11672 8819
5 Keb air di Sal.Sekunder
(Effisiensi 90%) 14410 8358 12969 9799
6 Keb air di Sal.Primer
(Effisiensi 90%) 16011 9286 14410 10887
17 m³/dt 17,45 16,96
16 m³/dt
15 m³/dt 15,39
14 m³/dt 14,42
13 m³/dt 13,18 13,95
12 m³/dt 12,98 12,66 12,78 12,34 12,64
11 m³/dt 11,24 11,57 11,83 11,68
10 m³/dt 10,05
9 m³/dt 9,2 9,37
8 m³/dt 8,81 8,74 8,40
7 m³/dt 7,97 7,98
6 m³/dt Musim Tanam I (Padi Musim Hujan) 6,96
5 m³/dt
4 m³/dt Musim Tanam II (Padi Musim Kemarau)
3 m³/dt
2 m³/dt
1 m³/dt
0 m³/dt
 Berdasarkan neraca air tersebut diatas
terlihat pada tanam musim hujan air
cukup untuk mengairi sawah seluas
8.300 ha.
 Sedangkan pada tanam musim
kemarau air tidak cukup jika tanam padi
dilakukan serentak,
 untuk mengatasi kekurangan air ini
perlu dilakukan tanam sistim golongan
1. Pola tanam
 Pola tanam ialah susunan tanaman berbagai jenis
tanaman selama satu tahun, seperti padi-padi, padi-
palawija dan lain-lain.
Umumnya pola tanam ini mengikuti debit andalan yang
tersedia untuk mendapatkan luas tanaman yang seluas –
luasnya.
Perencanaan pola tanaman dan jadwal tanaman pada
suatu jaringan irigasi bervariasi sesuai dengan kebiasaan
petani terhadap jenis tanaman yang akan ditanam dan
jadwal tanamannya.
 Dalam penerapan pola tanam dan jadwal tanam kadang
– kadang petani mempertimbangkan banyak faktor antara
lain keterbatasan modal, tenaga kerja, cuaca, hama,
ketersediaan buruh dan pangsa pasar.
2. Perencanaan Tata Tanam Tahunan

Rencana tata tanam suatu daerah irigasi adalah


suatu daftar perhitungan atau grafik yang
menggambarkan beberapa rencana luas tanam (padi,
palawija dan lain-lain), rencana waktu mulai tanam dan
rencana waktu pengeringan, kalau dipakai rencana
golongan maka perlu ditentukan waktu mulai pemberian
air pertama untuk pengolahan tanah dari masing-
masing golongan dan masing-masing golongan terdiri
dari petak tersier mana saja. Perhitungan/ susunan
dibuat sedemikian rupa sehingga nilai total kebutuhan
air dipintu intake (bendung) adalah aman terhadap
besarnya debit andalan (grafik 3).
Perencanaan tata tanam tahunan terdiri dari :
a) Rencana Tata Tanam Global (RTTG)
b) Rencana Tata Tanam Detail (RTTD)

Rencana tata tanam global (RTTG) yaitu


rencana tata tanam yang menggambarkan
rencana tanam pada suatu daerah irigasi,
belum terperinci perpetak tersier jadi yang
terjadi hanya total rencana luas tanam
perdaerah irigasi.
RTTG ini menjadi pegangan Komisi Irigasi
kabupaten (Gambar 2). RTTG ini berkaitan
dengan blangko operasi nomor 3 (3-0)
 Rencana tata tanaman detail (RTTD) yaitu
rencana tata tanaman yang menggambarkan
luas tanaman suatu daerah irigasi yang diperinci
perpetak tersier.
 RTTD dapat dipandang sebagai perincian detail
dari RTTG dan menjadi pegangan P3A.
Gambar 2.2: Rencana Tata Tanam Global
Daerah Irigasi Panti Rao
Rencana tata tanam global (RTTG) menetapkan sebagai berikut
:
•Tanaman musim hujan, padi rendeng = 1000 ha
•Tanaman musim kemarau, padi gadu = 300 ha dan palawija
200 ha
Rencana tata tanaman detail dapat dibuat 2 bentuk sebagi
berikut :
•RTTD dengan bentuk gadu penuh

Petak tersier Padi Musim kemarau


No Luas musi Padi Palawija
(ha) m (ha) (ha)
huja
n
(ha)

1 100 100 100 0


2 100 100 100 0
3 100 100 100 0
4 100 100 0 28,60
5 100 100 0 28,60
6 100 100 0 28,60
7 100 100 0 28,60
8 100 100 0 28,60
9 100 100 0 28,60
10 100 100 0 28,60
Jumlah 1000 1000 300 200
Padi Gadu Penuh/Musim Kemarau
•RTTD dengan bentuk gadu sebagian

Petak tersier Padi Musim kemarau


musim
hujan (ha)
No Luas Padi Palawi
(ha) (ha) ja (ha)

1 100 100 30 20
2 100 100 30 20
3 100 100 30 20
4 100 100 30 20
5 100 100 30 20
6 100 100 30 20
7 100 100 30 20
8 100 100 30 20
9 100 100 30 20
10 100 100 30 20
Jumlah 1000 1000 300 200
Padi Gadu Sebagian/Musim Kemarau
1.Perencanaan Tata Tanam Tahunan
Penyusunan rencana tata tanam tahunan
dilakukan berdasarkan prinsip partisipatif dengan
melibatkan peran aktif masyarakat petani. Secara
aktif petani mendiskusikan komoditas yang akan
ditanam bersama dengan petani lain dalam P3A
maupun dengan kelompok P3A lainnya,
sementara pemerintah bertindak dan berperan
sebagai pembimbing atau penasehat yang
memberikan masukan dan pertimbangan
berkaitan dengan ketersediaan air yang mungkin
bisa digunakan untuk pertanian.
Sebelumnya dinas kabupaten/kota atau provinsi
yang membidangi irigasi menghitung dan
mengevaluasi debit andalan yang ada untuk
digunakan pada saat penyusunan rencana tata
tanam oleh P3A maupun Gabungan P3A. Secara
lengkap langkah penyusunan Rencana Tata
Tanam adalah sebagai berikut:
Langkah 1: Pertemuan P3A untuk menentukan
usulan rencana tata tanam yang diinginkan
secara musyawarah bersama anggotanya
berdasarkan hak guna air yang diberikan dengan
mengisi blangko 01-O selambat-lambatnya 2
bulan sebelum MT-1
Langkah 2: GP3A bersama seluruh anggotanya
mengadakan rapat lengkap untuk membahas
usulan Rencana Tata Tanam (RTT) di masing-
masing wilayah kerjanya.
Langkah 3: Pengurus GP3A membawa usulan
RTT tersebut ke Dinas melalui juru/pengamat
yang selanjutnya direkap dalam blangko 02-O
dan 03-O selambat-lambatnya 1 bulan sebelum
MT-1 dan dievaluasi serta dikordinasikan dalam
Komisi Irigasi kabupaten/kota atau provinsi guna
menentukan Rencana Tata Tanam Tahuna.
Langkah 4: Komiisi Ireigasi kabupaten/kota atau
provinsi menkoordinasikan usulanpusulan dari
gabungan P3A dalam rapat penentuan RTT
Tahunan dalam satudaerah irigasi (DI). Dalam
penentuan RTT Tahunan tersebut agar
mempertimbangkan ketersediaan air irigasi,
rencana pemeliharaan jaringan irigasi, hama dan
penyakit tanaman. Pihak-pihak penyedia sarana
produksi pertanian mengacu kepada RTT
Tahunan yang ditetapkan.
Langkah 5: RTT Tahunan meliputi Rencana
Tata Tanam Global (RTTG) dan Rencana Tata
Tanam Detail (RTTD)
Langkah 6: Hasil koordinasi ini disosialisaikan
dalam forum GP3Ayang selanjutnya
disebarluaskan kepada para P3A dan
disosialisaikan kepada para anggota P3A
untuk dapat dilaksanakan di daerah masing-
masing.
Langkah 7: Masing-masing P3A
mensosialisasikan kesepakatan RTT Tahunan
tersebut kepada anggota P3A.

You might also like