You are on page 1of 15

Fotografi Forensik

Stase Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal


Fungsi

• Dokumentasi
• Memperkuat bukti
• Edukasi
5W + 1H
• What : jenis luka?
• Where : posisi luka?
• Why : mengapa bisa
terjadi?
• When : kapan luka
terjadi?
• How : bagaimana
proses terjadinya
luka?
Peralatan

1. Kamera (focal length min.50 mm)


1. Milik rumah sakit (buka pribadi)
2. Khusus kamera, bukan smartphone
3. Oleh orang yang mampu memotret
2. Sumber cahaya: lampu (jika ada: mini studio)
3. Penggaris/mistar berbentuk “L” – ABFO scale
4. Pinset
5. Label
PERHATIAN
• Informed consent
• Confidentiality
PENGATURA
N
• “white balance”
(putih mata=
putih kamera)
disesuaikan
• ISO
• Shutter speed
• Aperture
CARA MEMEGANG KAMERA
Kasus Mati/Jenazah
• Potret tubuh jenazah (sebelum dilakukan
pemeriksaan) seluruh tubuh dalam satu
frame.
• Potret tubuh jenazah (seluruh tubuh kepala
hingga kaki) tanpa baju dan aksesories
• Potret tubuh bagian dorsal (livor mortis) ,
kepala hingga kaki utuh dalam satu frame
• Potret wajah korban (tegak lurus)
• Potret gigi geligi
• Potret semua luka dan organ
• Potret ciri-khusus dan asesoris dengan
kelainannya
• Sampel laboratorium
Kasus Hidup
(Forklin)
• Seluruh tubuh (jika memungkinkan)
• Luka
• Gigi (penentuan usia dan identifikasi)
• Asesoris
FOTO LUKA

- Lokasi?
- Kanan/Kiri?
- Dimensi
- Skala
- Jumlah (tunggal/multipel)
• Posisi kamera tegak lurus terhadap obyek foto
DO : • Sumber cahaya cukup
• Pinset

DON’T :
• Getaran tangan/ kamera
• Bayangan tangan pemotret
• Pantulan cahaya (pada alas
stainless)
• Cairan dan ceceran benda
lain (foto bocor)
• Singkirkan benda
pengganggu disekitar
obyek (gunting, pinset,
tangan pemeriksa, dll)
• Sekitar luka harus bersih
dari darah, cairan, dan
ceceran benda lain
• Bisa memakai bantuan
pinset

You might also like