UJI POTENSI JAMUR PELAPUK PUTIH DALAM BIOREMEDIASI INSEKTISIDA KARBOFURAN
Aplikasi insektisida karbofuran dalam tanah secara terus menerus
menimbulkan residu yang berdampak negatif pada manusia, organisme non target dan mikroorganisme. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi residu insektisida adalah bioremediasi menggunakan agen berupa mikroorganisme seperti jamur pelapuk putih yang telah umum digunakan. aplikasi insektisida karbofuran secara intensif pada lahan sawah menyebabkan residu insektisida pada beras dan daging adanya upaya untuk mengurangi residu dari insektisida karbofuran tersebut. Salah satu alternatif yang dapat ditempuh yaitu dengan cara bioremediasi. Bioremediasi adalah proses detoksifikasi bahan kimia berbahaya dalam tanah atau lingkungan lainnya dengan menggunakan mikroorganisme atau tanaman atau enzim mikroba. Mikroba yang sering digunakan dalam proses bioremediasi adalah bakteri, jamur, khamir, dan alga. Dalam proses degradasi, mikroba menggunakan senyawa kimia yang beracun tersebut untuk pertumbuhan dan reproduksi melalui berbagai proses oksidasi. Salah satu jenis jamur yang sering digunakan adalah Jamur Pelapuk Putih (JPP). JPP dapat digunakan sebagai agena hayati bioremediasi pada berbagai tingkat kontaminasi. Jamur pelapuk putih dapat mendekontaminasi polutan tunggal maupun campuran karena menghasilkan enzim ekstraselular oksidatif seperti lakase dan peroksidase yang dapat memulai degradasi senyawa polimer aromatik kompleks. JPP diketahui dapat digunakan sebagai agen bioremediasi terhadap herbisida Pengamatan Biodegradasi Insektisida dalam Medium Cair Metode yang digunakan adalah metode dengan modifikasi. Pengukuran biodegradasi insektisida karbofuran dilakukan dengan cara mengukur nilai kandungan awal dan akhir dari insektisida karbofuran. Pengukuran Kandungan Awal Insektisida Karbofuran a. Sebelum dilakukan pengukuran kandungan insektisida karbofuran pada media, ditentukan blanko untuk pembacaan spektrofotometer dengan menggunakan larutan etanol 70%. b. Selanjutnya menentukan panjang gelombang yang akan digunakan, untuk penelitian ini digunakan panjang gelombang 400 nm. Masing-masing larutan pada tiap perlakuan maupun kontrol diambil sebanyak 5 ml, kemudian diekstraksi dengan penambahan 5 ml etanol 70% c. Pengukuran nilai absorbansi dilakuan dengan cara memasukkan ekstrak karbofuran kedalam kuvet sebanyak 3 ml, dan dilakukan pengukuran nilai absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer. Pengukuran Kandungan Akhir Insektisida Karbofuran dan Pembuatan Kurva Degradasi Insektisida. a. Pengukuran kandungan akhir dari insektisida karbofuran dilakukan setelah inkubasi selama 21 hari b. Jamur dipisahkan dari media cair dengan disaring, media jamur yang sudah disaring dilakukan pengukuran kandungan insektisida karbofuran yang tersisa pada media dengan menggunakan spektrofotometer c. Cara pengukuran kandungan insektisida karbofuran sama dengan pengukuran awal. Terimakasih