You are on page 1of 7

UJI POTENSI JAMUR PELAPUK

PUTIH DALAM BIOREMEDIASI


INSEKTISIDA KARBOFURAN

Endah suwita ningsih (2184205001)


UJI POTENSI JAMUR PELAPUK PUTIH DALAM
BIOREMEDIASI INSEKTISIDA KARBOFURAN

Aplikasi insektisida karbofuran dalam tanah secara terus menerus


menimbulkan residu yang berdampak negatif pada manusia, organisme non target
dan mikroorganisme. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengurangi residu
insektisida adalah bioremediasi menggunakan agen berupa mikroorganisme seperti
jamur pelapuk putih yang telah umum digunakan. aplikasi insektisida karbofuran
secara intensif pada lahan sawah menyebabkan residu insektisida pada beras dan
daging
adanya upaya untuk mengurangi residu dari insektisida karbofuran tersebut. Salah
satu alternatif yang dapat ditempuh yaitu dengan cara bioremediasi. Bioremediasi adalah proses
detoksifikasi bahan kimia berbahaya dalam tanah atau lingkungan lainnya dengan menggunakan
mikroorganisme atau tanaman atau enzim mikroba. Mikroba yang sering digunakan dalam
proses bioremediasi adalah bakteri, jamur, khamir, dan alga. Dalam proses degradasi, mikroba
menggunakan senyawa kimia yang beracun tersebut untuk pertumbuhan dan reproduksi melalui
berbagai proses oksidasi.
Salah satu jenis jamur yang sering digunakan adalah Jamur Pelapuk Putih (JPP).
JPP dapat digunakan sebagai agena hayati bioremediasi pada berbagai tingkat kontaminasi.
Jamur pelapuk putih dapat mendekontaminasi polutan tunggal maupun campuran karena
menghasilkan enzim ekstraselular oksidatif seperti lakase dan peroksidase yang dapat memulai
degradasi senyawa polimer aromatik kompleks. JPP diketahui dapat digunakan sebagai agen
bioremediasi terhadap herbisida
Pengamatan Biodegradasi Insektisida dalam Medium
Cair
Metode yang digunakan adalah metode dengan modifikasi. Pengukuran biodegradasi insektisida
karbofuran dilakukan dengan cara mengukur nilai kandungan awal dan akhir dari insektisida karbofuran.
 Pengukuran Kandungan Awal Insektisida Karbofuran
a. Sebelum dilakukan pengukuran kandungan insektisida karbofuran pada media, ditentukan blanko untuk
pembacaan spektrofotometer dengan menggunakan larutan etanol 70%.
b. Selanjutnya menentukan panjang gelombang yang akan digunakan, untuk penelitian ini digunakan panjang
gelombang 400 nm. Masing-masing larutan pada tiap perlakuan maupun kontrol diambil sebanyak 5 ml,
kemudian diekstraksi dengan penambahan 5 ml etanol 70%
c. Pengukuran nilai absorbansi dilakuan dengan cara memasukkan ekstrak karbofuran kedalam kuvet sebanyak 3
ml, dan dilakukan pengukuran nilai absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer.
 Pengukuran Kandungan Akhir Insektisida Karbofuran dan Pembuatan Kurva Degradasi
Insektisida.
a. Pengukuran kandungan akhir dari insektisida karbofuran dilakukan setelah inkubasi selama
21 hari
b. Jamur dipisahkan dari media cair dengan disaring, media jamur yang sudah disaring
dilakukan pengukuran kandungan insektisida karbofuran yang tersisa pada media dengan
menggunakan spektrofotometer
c. Cara pengukuran kandungan insektisida karbofuran sama dengan pengukuran awal.
Terimakasih

You might also like