Professional Documents
Culture Documents
Lapkas Pulmonologi B1
Lapkas Pulmonologi B1
Dosen Pembimbing:
dr. Syamsul Bihar, M.Ked (Paru), Sp.P (K)
Telaah Kasus :
● Sesak napas dijumpai sejak 4 bulan ini dan memberat sejak 1 bulan ini. Sesak napas berhubungan dengan
aktivitas dan posisi. Riwayat sesak napas tidak dijumpai. Sesak napas tidak berhubungan dengan cuaca dan
posisi. Napas berbunyi tidak dijumpai. Riwayat napas berbunyi tidak dijumpai.
● Batuk dijumpai sejak 4 bulan ini disertai dahak yang sulit dikeluarkan. Warna dahak putih kental.
● Batuk darah tidak dijumpai, riwayat batuk darah tidak dijumpai.
● Nyeri dada dijumpai sejak 4 bulan ini dan memberat sejak 1 bulan ini, nyeri dada menjalar hingga ke tangan
dan punggung. Riwayat nyeri dada tidak dijumpai.
● Demam dijumpai, adanya riwayat demam 3 bulan lalu bersifat hilang timbul dan turun dengan obat penurun
panas.
● Penurunan nafsu makan disertai penurunan berat badan dijumpai sejak 3 bulan ini sebanyak 5 kg.
● Suara serak dijumpai sejak 1 bulan ini. Sulit menelan juga dijumpai.
● Riwayat wajah dan leher bengkak dijumpai sejak 1 bulan ini. Bengkak juga terjadi pada tangan dan kaki pasien.
● Nyeri perut tidak dijumpai. Mual-mual dan muntah tidak dijumpai.
Anamnesis
Telaah Kasus : Telaah Kasus :
● Gangguan penciuman dan pengecapan tidak dijumpai. ● Riwayat rokok: Perokok aktif, Indeks
● Riwayat merokok dijumpai sejak umur 18 tahun sebanyak Brinkman= 20x22 tahun = 440 (Sedang)
1 bungkus per hari, dan baru berhenti merokok sejak 4 ● Riwayat paparan biomass : Ya, jenis
bulan yang lalu. pestisida selama 15 tahun, tanpa masker
● Pasien bekerja sebagai petani kebun karet dan sering ● Pasien merupakan rujukan dari RS bidadari
menyemprot pestisida tanpa memakai masker dengan diagnosis efusi pericard massif dan
● Riwayat OAT dan inhaler tidak dijumpai. direncakan untuk tapping cairan di RSUP
● Riwayat TB paru tidak dijumpai. HAM.
● Riwayat asma tidak dijumpai.
● Riwayat infeksi COVID 19 tidak dijumpai
● Riwayat PPOK tidak dijumpai
● Riwayat penyakit keluarga tidak dijumpai
Pemeriksaan Fisik (Status Presens)
Keadaan Umum Keadaan Penyakit
• Sensorium : Compos mentis • Dispnea : Dijumpai
• Tekanan darah : 116/86 mmHg • Trepopnea : -
• Frekuensi nadi : 110 kali/menit • Edema : Dijumpai
• Frekuensi napas : 22 kali/menit • Sianosis : -
• Suhu : • Ikterus : -
36,7C • Orthopnea : -
• VAS : 4 • Platipnea :-
• SpO2 : 97%
NK 5 lpm Keadaan Gizi
• Berat Badan : 55kg
• Tinggi Badan : 165cm
• Body Mass Indeks: 20,20kg/m2
• Kesan : Normoweight
Pemeriksaan Fisik (Status Lokalisata)
❖ Kepala
❖ Leher
Wajah : Pembengkakan / facial plethora ( √ )
● TVJ R-2cm H2O,
Anhidrosis (-) Deformitas ( - )
Mata : Konjungtiva anemis (-) Sklera ikterik (-) ● Pembesaran kelenjar getah bening (+) :
Miosis (-) Ptosis ( - ) Enophtalmus (-) Dijumpai pada regio coli dan
supraklavikula kanan
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Deviasi septum(-) Konka hipertrofi(-) ● Pembesaran tiroid: tidak dijumpai
Mukosa tenang Polip(-) Napas cuping hidung (-)
Mulut : Sianosis sentral (-) Oral candidiasis (-)
Oral higiene baik Tonsil hipertrofi (- )
Pemeriksaan Fisik (Status Lokalisata)
❖ Toraks
Inspeksi ❖ Toraks
Palpasi
• Statis : Bentuk simetris , Venektasi • Pembesaran KGB : Tidak dijumpai
(+),
• Posisi trakea : Medial
Vena Kolateral ( - ), Scar ( - )
• Ekspansi dada : Asimetris
• Dinamis : Simetris fusiformis, ketinggalan • Emfisema subkutis : Tidak ditemukan
bernapas (-)
• Apeks kordis :Dijumpai 1 cm linea mid klavikularis
sinstra
• Tactile fremitus :
-Lapangan Paru Atas : Kanan > Kiri
-Lapangan Paru Tengah : Kanan > Kiri
-Lapangan Paru Bawah : Kanan > Kiri
Pemeriksaan Fisik (Status Lokalisata)
❖ Toraks
Perkusi
❖ Toraks
Auskultasi
• L a p a n g a n P a r u A t a s ( K a n a n / K i r i ) : Ve s i k u l e r / v e s i k u l e r m e l e m a h
• L a p a n g a n P a r u Te n g a h ( K a n a n / K i r i ) : Ve s i k u l e r / v e s i k u l e r m e l e m a h
• L a p a n g a n P a r u B a w a h ( K a n a n / K i r i ) : Ve s i k u l e r / v e s i k u l e r m e l e m a h
• S u a r a t a m b a h a n : Ti d a k d i j u m p a i
Pemeriksaan Fisik (Status Lokalisata)
❖ ABDOMEN
Hepar/Lien/Renal :Tidak teraba / Tidak teraba/ Tidak teraba
Ascites : Tidak di temukan
❖ EKSTREMITAS
Ekstremitas superior : Sianosis (-)
Clubbing finger ( - ) Nicotine staining ( - ) Edema (+) bilateral
Hasil Normal
APTT
Pasien 23,7 detik
Kontrol 38,5 detik
INR 1.05 0.8 - 1.30
PT
Pasien 15,5 detik
Kontrol 14,80 detik
Kesan PT memanjang
D Dimer 3460 <500
Kesan Hiperkoagulopati
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kesimpulan
cairan eksudat
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Kesimpulan :
Tumor mediastinum anterior
superior sinistra efusi
pleura dekstra sinistra
Kesan :
Kardiomegali, efusi perikard, efusi
pleura bilateral
Kesan :
sinus tachycardia
Infarct septal
Abnormal ECG
2 Juli 2022 Sesak nafas, Sensorium : Compos Mentis SVKS + Tumor Inj. Metilprednisolon 62,5
nyeri dada TD : 100/80 mmHg mediastinum mg/12 jam
Suhu : 36,5°C anterior superior Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 22 kali/menit sinistra + efusi Neb. Ventolin 2,5 mg/8 jam
HR : 92 kali/menit perikard masif NAC 3x200 mg
VAS : 3 Telah dilakukan tapping pericard
SpO2 : 98% NK oleh bagian kardiologi dengan
volume tapping 200 cc. Total
cairan tapping 1260 cc
Tanggal Subjective (S) Objective (O) Assesment (A) Plan (P)
3 Juli 2022 Sesak nafas Sensorium : Compos Mentis SVKS + Tumor Inj. Metilprednisolon 62,5
TD : 100/80 mmHg mediastinum mg/12 jam
Suhu : 36,5°C anterior superior Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 22 kali/menit sinistra + efusi Neb. Ventolin 2,5 mg/8 jam
HR : 92 kali/menit perikard masif NAC 3x200 mg
VAS : 0
SpO2 : 98% NK
4 Juli 2022 Sesak nafas (-) Sensorium : Compos Mentis SVKS + Tumor Inj. Metilprednisolon 62,5
TD : 120/80 mmHg mediastinum mg/12 jam
Suhu : 36,5°C anterior superior Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 22 kali/menit sinistra + efusi NAC 3x200 mg
HR : 92 kali/menit perikard masif Telah dilakukan tapping pericard
VAS : 0 oleh bagian kardiologi dengan
SpO2 : 98% NK volume tapping 180 cc. Total
cairan tapping 1760 cc
5 Juli 2022 Sesak nafas (-) Sensorium : Compos Mentis SVKS + Tumor Inj. Metilprednisolon 62,5
TD : 100/80 mmHg mediastinum mg/12 jam
Suhu : 36,5°C anterior superior Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
RR : 20 kali/menit sinistra + efusi NAC 3x200 mg
HR : 92 kali/menit perikard masif
VAS : 0
SpO2 : 98% NK
Resume Kasus
Laki-laki, 60 tahun, keluhan sesak napas sejak 4 bulan ini dan memberat
sejak 1 bulan ini. Sesak nafas berhubungan dengan aktivitas. Sesak nafas
berhubungan dengan posisi. Batuk dijumpai sejak 4 bulan ini disertai dahak
yang sulit dikeluarkan. Nyeri dada dijumpai sejak 4 bulan ini dan memberat
sejak 1 bulan ini, nyeri dada menjalar hingga ke tangan dan punggung.
Riwayat wajah dan leher bengkak dijumpai sejak 1 bulan ini. Pada
p e m e r i k s a a n f i s i k , d i d a p a t i p e m b e n g k a k a n p a d a w a j a h , l e h e r, d a n e k s t r e m i t a s
superior sejak 1 bulan ini. Pada pemeriksaan Radiologi, dijumpai tumor
mediastinum anterior superior sinistra dan efusi pleura bilateral. Pasien
d i d i a g n o s a d e n g a n S V K S + Tu m o r m e d i a s t i n u m a n t e r i o r s u p e r i o r s u g e s t i f
limfoma + efusi perikard masif + high risk trombosis .
Diagnosis
Diagnosis banding
• SVKS
• Tumor paru kiri
• Efusi pleura kiri
• TB Paru
Diagnosis Akhir
SVKS + Tumor mediastinum anterior superior
sinistra suggestif limfoma + efusi perikard + high
risk trombosis
Tatalaksana
Non Medikamentosa :
- Tirah baring
- O2 NC 2 lpm
- Diet makanan biasa
Medikamentosa :
- IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/I
- Inj. Furosemide 40 mg/ 12 jam=> jika TD > 100 mmHg
- Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam
- Inj. Metilprednisolon 62,5 mg/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
- Nebul Ventolin 2,5 mg/8jam
- NAC 3x200 mg
- Kodein 3x20 mg
PEMBAHASAN
DEFINISI
Teori Kasus
Sindrom vena kava superior adalah kumpulan Pada hasil CT Scan pasien dijumpai
tanda dan gejala klinis yang dihasilkan dari tumor mediastinum anterior superior
obstruksi sebagian atau total aliran darah sinistra dan efusi pleura bilateral
melalui vena vaca superior. Obstruksi paling
sering disebabkan oleh pembentukan trombus
atau infiltrasi tumor pada dinding pembuluh
darah
TANDA DAN GEJALA
Teori Kasus
Gejala yang paling umum, diantaranya: Pada pasien dijumpai sesak nafas (dyspnea)
Pembengkakan wajah/leher, distensi vena leher, batuk,
sejak 4 bulan yang lalu dan memberat 1 bulan
dyspnea, ortopnea, pembengkakan ekstremitas atas,
ini, batuk dan suara serak, disfagia, nyeri
distensi vena kolateral dada, suffusion konjungtiva
dada
Gejala lain yang kurang umum dari sindrom,
diantaranya: Terdapat juga riwayat pembengkakan pada
Stridor, suara serak, nyeri dada, disfagia, efusi pleura, wajah, leher dan lengan sejak bulan ini
facial plethora, sakit kepala, mual, syncope, perubahan
penglihatan, perubahan status mental, edema tubuh
bagian atas, sianosis, papilledema dan koma
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Teori Kasus
Pemeriksaan yang dapat dilakukan, diantaranya: Pada pasien dilakukan pemeriksaan CT Scan
Chest X-ray, ultrasonografi, CT Scan, MRI, Venografi thorax IV Kontras dengan hasil tumor
mediastinum anterior superior sinistra
Pemeriksaan penunjang ini dilakukan untuk memberikan
infromasi tambahan mengenai lokasi obstruksi, tingkat
keparahan dan etiologi dari terjadinya sindrom vena
kava superior.
Tindakan pengobatan konservatif yang dapat dilakukan:Pada pasien diberikan kortikosteroid yaitu
Manuver sederhana yaitu elevasi kepala pasien dengan metilprednisolone 62,5 mg/12 jam dan Inj.
tujuan menurunkan tekanan vena dan oksigen tambahan Furosemide 40 mg/ 12 jam. Selain itu, pada
Tatalaksana yang sering dilakukan: pasien juga direncanakan radioterapi.
Radioterapi, kemoterapi, trombolitik, antikoagulan, diuretik,
kortikosteroid
Tatalaksana Lainnya:
Surgical bypass, Stenting
DAFTAR PUSTAKA
Seligson MT, Surowiec SM. Superior Vena Cava Syndrome. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Frysh P, Beckerman J. Superior Vena Cava Syndrome. WebMD. Available at: https://www.webmd.com/a-to-z-guides/superior-