Professional Documents
Culture Documents
BBLR
• Nutrisi
• Perawatan prenatal
• Merokok, dll
3. Diagnosis pengetahuan tentang risiko dapat digunakan dalam proses diagnostic, untuk menaikkan
sebanyak mungkin prevalensi penyakit diantara penderita yang diuji untuk membuktikan keberadaan (nilai
duga (positif) dari suatu tes diagnostic.
4. Prevalensi jika suatu factor risiko juga sebagai penyebab suatu penyakit, maka menghilangkan faktor
risiko penyakit juga akan digunakan dalam pencegahan terjadinya penyakit.
Ganda
STUDI RISIKO
Dengan Matching
Kohort I : Ya
Faktor Risiko (+)
Tidak
Ya
Kohort II :
Faktor Risiko (-) Tidak
Gambar Studi Kohort Ganda Diikuti
‘retrospektif’
SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 11
STUDI CASE CONTROL
Digunakan untuk menilai berapa besarkah peran faktor risiko dalam kejadian penyakit, seperti hubungan antara
kejadian kanker serviks dengan perilaku seksual, dll (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
Pada studi ini, subyek - subyek diklasifikasi sebagai sakit (kasus) dan tidak sakit (kelola, kontrol) kemudian
dilakukan penelusuran dimasa lampau untuk menentukan adanya pemaparan terhadap faktor risiko yang
dihipotesakan, dan pada umumnya bersifat retrospektif (Soeparto dkk, 1998).
Penelitian
Adakah faktor risiko? Ditelusuri Retrospektif mulai disini
Kasus
Faktor Risiko (+) (Kelompok subjek dengan
efek)
𝑏𝑐 RO = 𝑏
𝑐
Dilakukan dengan mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan
variabel tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat (Soeparto dkk,
1998). Untuk desain ini biasanya dihitung adalah rasio prevalence, yakni
perbandingan antara prevalens suatu penyakit atau efek pada subyek kelompok yang
mempunyai faktor risiko, dengan prevalens penyakit atau efek pada subyek yang tidak
mempunyai faktor risiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor risiko dalam
terjadinya efek pada studi Cross Sectional (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011)