You are on page 1of 20

FAKTOR RESIKO PENYAKIT

Disusun Oleh : Fitri Anggraini

Dosen Pengampu : Abdiana, SKM, M.Epid

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2023
RISIKO

 Risiko adalah ukuran kuantitatif


Faktor Resiko
yang menunjukkan besarnya
probabilitas subjek untuk mengalami  Faktor Resiko adalah hal – hal dengan
penyakit dalam kelompoknya.
peningkatan tertentu atau menentukan
 Risiko dihitung dari jumlah insidensi berapa besar kemungkinan seorang
(kasus baru) penyakit dibagi dengan yang sehat menjadi sakit.
populasi berisiko.

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 2


CONTOH FAKTOR RESIKO

Faktor Resiko Risiko Penyakit


Perokok Kanker paru
Kebiasaan minum alkohol Sirosis hati

Perokok, kolesterol darah tinggi, diabetes, Riwayat Penyakit arterosklerosis jantung


keluarga diabetes, gemuk, TD naik

Riwayat keluarga kanker atau penyakit payudara, lambat Kanker jantung


hamil, atau nullipara, usia haid awal, lambat menopause,
radiasi, dll

Depresi, riwayat keluarga bunuh diri Suicide (bunuh diri)

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 3


Hubungan Antara Paparan dengan Penyakit Macam – macam Faktor Resiko
1. Menurut dapat tidaknya diubah
1. Masa laten yang panjang (long a. Un – changeable (umur, genetik dll)
larency)
b. Changeable (merokok, olahraga, dll)
2. Frekuensi paparan faktor risiko 2. Menurut kestabilan peranannya
3. Insidensi penyakit yang rendah c. Suspected : factor-kactor yang belum
(long incidence of disease) mendapat dukungan sepenuhnya dari hasil
- hasil penelitian sebagai factor risiko.
4. Risiko kecil
Contoh : rokok - Ca leher Rahim
5. Penyakit umum d. Established : factor risiko yang sudah
6. Penyebab multiplek dan efek - efek mendapat dukungan ilmiah penelitian
dalam peranannya sebagai factor yang
berperan dalam kejadian suatu penyakit
contoh : rokok - Ca paru.
SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 4
KEGUNAAN FAKTOR RESIKO
1. Memprediksi  kegunaan untuk memprediksi kejadian penyakit dimana kwalitas diprediksi tergantung
kesamaan orang –orang dengan dasar orang – orang yang diprediksikan.
2. Kausa  suatu factor risiko secara tidak langsung dapat merupakan tanda dari suatu luaran penyakit.
Contoh :
Pendidikan Ibu

BBLR
• Nutrisi
• Perawatan prenatal
• Merokok, dll

3. Diagnosis  pengetahuan tentang risiko dapat digunakan dalam proses diagnostic, untuk menaikkan
sebanyak mungkin prevalensi penyakit diantara penderita yang diuji untuk membuktikan keberadaan (nilai
duga (positif) dari suatu tes diagnostic.
4. Prevalensi  jika suatu factor risiko juga sebagai penyebab suatu penyakit, maka menghilangkan faktor
risiko penyakit juga akan digunakan dalam pencegahan terjadinya penyakit.

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 5


Kriteria Faktor Risiko
(Austin Bradford Hill,
1965)
1. Kekuatan hubungan
2. Temporal
3. Respon terhadap dosis
4. Reversibilitas
5. Konsistensi
6. Kelayakan biologis
7. Spesifisitas
8. Analogi
SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 6
Bahasan Singkat
RR
Prospektif
OR
Retrospektif
Studi Kohort

Ganda

STUDI RISIKO

Studi Case Control


Tanpa Matching

Dengan Matching

Studi Cross Sectional

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 7


STUDI KOHORT
Digunakan untuk mempelajari hubungan antara faktor risiko dengan efek. Studi kohort, terbagi 3
yaitu :
1. Studi Kohort Prospektif Pada studi ini suatu kohort individu - individu yang sehat pada awalnya,
yang terpapar pada berbagai tingkat faktor risiko yang dicurigai diikuti dalam waktu kedepan
untuk menentukan insidens penyakit yang terjadi berikutnya dalam masing masing kelompok yang
dibandingkan. (Soeparto dkk, 1998).

Penelitian mulai disini --------------------------


Apakah terjadi efek ?

Keadaan sekarang Keadaan yang akan datang

Populasi Faktor Risiko (+) Penyakit (+) Penyakit (-)

Faktor Risiko (-) Penyakit (+) Penyakit (-)


Sampel

Gambar. Kohort Prospektif (Hulley SB,1988)


SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 8
Kekuatan asosiasi antara faktor risiko dan penyakit dapat dinyatakan sebagai risiko relatif (RR) atau sebagai
rasio odds (OR) (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).

A. Risiko Relatif (RR) B. Rasio Odds (OR)


Membandingkan risiko terjadinya penyakit yg Membandingkan odds dari orang – orang yg terpapar dan tidak
terpapar faktor risiko dengan yang tidak terpapar. terpapar untuk menjadi sakit.
𝑅𝑅 = 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟 𝑅𝑂 = 𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 𝑎𝑝𝑎𝑏𝑖𝑙𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟 𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑝𝑎𝑝𝑎𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
RR= 𝑎/(𝑎+𝑏) RO = 𝑎 𝑥 𝑑
𝑐/(𝑐+𝑑) 𝑏𝑥c

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 9


2. Studi Kohort Restrospektif
 Kohort dari subjek – subjek terpapar dan tidak terpapar dikumpulkan melalui catatan – catatan yg lampau dan
diikuti kedepan sepanjang waktu untuk menentukan insidens penyakit pada saat sekarang (Soeparto dkk, 1998).
Diikuti retrospektif
-----------------------------------------------
Penelitian dilakukan
Yang disini
lampau Saat sekarang

Faktor Risiko (+) Penyakit (+) Penyakit (+)


Populasi
Faktor Risiko (-)
Penyakit (-) Penyakit (-)
Sampel

Gambar. Studi Kohort Retrospektif Diikuti


‘Retrospektif

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 10


Studi Kohort Ganda
 Penelitian ini dapat dilaksanakan dengan cara prospektif maupun retrospektif. Meski memakai dua kelompok
subyek yang berbeda, studi kohort berganda tidak sama dengan studi kasus kontrol. Pada studi kohort tolak
penelitian adalah perbedaan ada atau tidaknya faktor risiko, sedangkan pada studi kasus kontrol pemilahan
kelompok subyek berdasarkan pada ada atau tidaknya efek (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
Diikuti “retrospektif”
Penelitian dilakukan disini
-----------------------------------------------

Apakah terjadi efek ?

Kohort I : Ya
Faktor Risiko (+)
Tidak

Ya
Kohort II :
Faktor Risiko (-) Tidak
Gambar Studi Kohort Ganda Diikuti
‘retrospektif’
SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 11
STUDI CASE CONTROL
Digunakan untuk menilai berapa besarkah peran faktor risiko dalam kejadian penyakit, seperti hubungan antara
kejadian kanker serviks dengan perilaku seksual, dll (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).
Pada studi ini, subyek - subyek diklasifikasi sebagai sakit (kasus) dan tidak sakit (kelola, kontrol) kemudian
dilakukan penelusuran dimasa lampau untuk menentukan adanya pemaparan terhadap faktor risiko yang
dihipotesakan, dan pada umumnya bersifat retrospektif (Soeparto dkk, 1998).

Penelitian
Adakah faktor risiko? Ditelusuri Retrospektif mulai disini

Kasus
Faktor Risiko (+) (Kelompok subjek dengan
efek)

Faktor Risiko (-)


Kontrol
(Kelompok subjek tanpa
Faktor Risiko (+) efek)

Faktor Risiko (-) Gambar Studi Case Control


SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 12
PENENTUAN RASIO ODDS :
B. Studi Case Control Dengan Matching
Pada studi case control dapat dilakukan dengan Harus dilakukan analisa dengan menjadikan kasus
berbagai cara yaitu : dan kontrol sebagai pasangan
A. Studi Case Control Tanpa Matching Kontrol
Rasio odds (OR) pada studi case control dapat Risiko Risiko
diartikan sama dengan risiko relatif (RR) pada studi (+) (-)
kohort. Kasus Risiko (+) A B
Risiko (-) C D
Rumus :
𝑅𝑂 = 𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠
𝑂𝑑𝑑𝑠 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑜𝑚𝑝𝑜𝑘 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
RO= 𝑎𝑑  Ratio odds dihitung dengan rumus :

𝑏𝑐 RO = 𝑏
𝑐

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 13


STUDI CROSS SECTIONAL

Dilakukan dengan mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan
variabel tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat (Soeparto dkk,
1998). Untuk desain ini biasanya dihitung adalah rasio prevalence, yakni
perbandingan antara prevalens suatu penyakit atau efek pada subyek kelompok yang
mempunyai faktor risiko, dengan prevalens penyakit atau efek pada subyek yang tidak
mempunyai faktor risiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor risiko dalam
terjadinya efek pada studi Cross Sectional (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011)

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 14


STUDI CROSS SECTIONAL
Dilakukan dengan mencari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan
variabel tergantung (efek) dengan melakukan pengukuran sesaat. (Soeparto dkk,
1998).
Untuk desain ini biasanya dihitung adalah rasio prevalence, yakni perbandingan
antara prevalens suatu penyakit atau efek pada subyek kelompok yang mempunyai
faktor risiko, dengan prevalens penyakit atau efek pada subyek yang tidak mempunyai
faktor risiko. Rasio prevalens menunjukkan peran faktor risiko dalam terjadinya efek
pada studi Cross Sectional. (Sastroasmoro Sudigdo dkk, 2011).

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 15


LANGKAH – LANGKAH DALAM MENYUSUN
Studi Kohort Studi Case Control Studi Cross Sectional

1 Merumuskan pertanyaan dan 1 Merumuskan pertanyaan dan 1 Merumuskan pertanyaan dan


hipotesis yg sesuai hipotesis yg sesuai hipotesis
2 Menetapkan kohort 2 Mendeskripsikan variabel 2 Mengidentifikasi variabel
penelitian penelitian
3 Memilih kelompok kontrol 3 Menentukan populasi 3 Menetapkan subjek penelitian
terjangkau dan sampel (kasus
kontrol) dan cara untuk
pemilihan subyek penelitian
4 Mengidentifikasi variabel 4 Menetapkan besar sampel 4 Melaksanakan pengukuran
penelitian
5 Mengambil timbulnya efek 5 Melakukan pengukuran 5 Menganalisis data
variabel efek dan faktor
risiko
6 Menganalisis hasil 6 Menganalisis data

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 16


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STUDI RISIKO
Studi Keuntungan Kerugian
Kohort Ganda • Memastikan adanya urutan kejadian • Sering membutuhkan
• Menghindari bias pada pengukuran predictor sampel besar
menghindari bias kesintasan • Tidak baik untuk
• Dapat mempelajari beberapa keluaran keluaran yg jarang
• Menghasilkan insidens, risiko relative
Kohort Prospektif • Selektif dari subjek dan pengukuran – • Lebih mahal dan
pengukuran dapat lebih dipantau memakan waktu panjang
Kohort Retrospektif • Lebih murah dan lebih pendek • Kurang pemantauan
terhadap selektif subjek
dan pengukuran

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 17


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STUDI RISIKO
Studi Keuntungan Kerugian
Kohort Ganda • Berguna apabila kohort yang • Adanya bias potensial dari
berbeda mempunyai paparan pengambilan sampel dua
yang berbeda dan jarang populasi
Cross Sectional • Dapat meneliti beberapa • Tidak menentukan urutan
keluaran kejadian
• Dapat memantau seleksi dari • Terdapatnya bias potensial
subjek dalam mengukur prediktor dan
• Relatif pendek kesintasan (survival)
• Langkah yg baik dan pertama • Tidak baik untuk keadaan yg
bagi suatu studi kohort jarang terjadi
• Menghasilkan prevalens, • Tidak dapat menghasil kan
prevalens relatif insiden atau risiko relatif murni

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 18


KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN STUDI RISIKO
Studi Keuntungan Kerugian

Case Control • Berguna bagi penelitian keadaan • Adanya bias potensial


yg jarang terjadi • Tidak dapat menentukan urutan
• Relatif murah dan membutuhkan kejadian
jumlah yg kecil • Bias potensial dalam pengukuran
• Menghasilkan rasio odds predictor dan survival
• Terbatas pada satu variabel
keluaran
• Tidak menghasilkan prevalens,
insidens.

SAMPLE FOOTER TEXT 20XX 19


THANK YOU

SAMPLE FOOTER TEXT

You might also like