Professional Documents
Culture Documents
Tugas Kelompok IV - Manajemen Pemasaran
Tugas Kelompok IV - Manajemen Pemasaran
Anggota :
Machmuddin (20221040)
Sugandani (20221003)
kesinambungan usahanya.
DATA JUMLAH PERUSAHAAN ASURANSI UMUM TAHUN 2012-2017
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2017 perusahaan asuransi umum yang beroperasi di
Indonesia sebanyak 141 perusahaan. Banyaknya perusahaan sejenis menimbulkan persaingan dalam
dunia asuransi semakin ketat, sehingga menuntut setiap perusahaan untuk dapat lebih
Promosi menurut Kotler dan Armstrong (2014) adalah aktivitas yang mengkomunikasikan
keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk membeli produk itu. Tujuan promosi
Kotler (2016) menyatakan bahwa media promosi terdiri dari advertising, sales
promotion, public relation and publicy, event and experiences, direct and data base
marketing, online and social media marketing, mobile marketing, dan personal selling.
PT. QBE General Insurance Indonesia (QBE Indonesia) merupakan perusahaan
asuransi umum yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1906 di Surabaya
dan kini berkantor pusat di Jakarta sejak tahun 1913. Selama Tahun 2017, media
Menurut Kotler & Armstrong (2014: 484) penjualan pribadi terdiri dari interaksi antara
pribadi dengan pelanggan dan calon pelanggan untuk membuat penjualan dan
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah nasabah mengalami penurunan pada periode
tahun 2017.
Menurut narasumber yaitu salah satu karyawan tersebut, bahwa kemungkinan masalah utama PT. QBE General
Insurance Indonesia Cabang Makassar adalah kelemahan dalam mempromosikan produk asuransinya sehingga
kurang dikenalnya nama perusahaan oleh masyarakat di Kota Makassar. Hal ini menjadi tantangan bagi tenaga
pemasar yang menjadi perpanjangan tangan perusahaan untuk menyampaikan manfaat produk ke calon
pelanggan. Kurang tanggapnya tenaga pemasar pada kebutuhan utama pelanggan, sikap terlalu memaksa, dan
Penelitian mengenai keputusan konsumen dalam menggunakan jasa asuransi telah banyak dilakukan sebelumnya.
MIsalnya, Penelitian yang dilakukan oleh Israel Kofi Nyarko (2015) dengan judul Promoting Life Insurance Products via
Personal Selling: The Case of a Leading Insurer in Ghana yang meneliti tentang promosi produk asuransi jiwa dengan
penjualan pribadi studi kasus Produk Asuransi Jiwa di Ghana. Hasil dari penelitian, ditemukan bahwa penjualan pribadi
merupakan cara promosi yang paling diterima oleh nasabah sehingga perusahaan asuransi harus merekrut dan
melatih lebih banyak tenaga penjualan untuk memaksimalkan kegiatan pengembangan agen tersebut.
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Arijit Banerjee (2013) yang berjudul The Role of
Personal Selling In Home Insurance in Indian Market. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan
bahwa Penjualan Pribadi adalah alat komunikasi pemasaran yang paling menguntungkan
yang harus digunakan oleh perusahaan asuransi di India untuk meningkatkan jumlah
nasabah, menghasilkan pendapatan dan laba yang lebih tinggi, dan menjamin hubungan
Perusahaan juga harus mampu melihat perkembangan dunia pemasaran yang selama
ini dilakukan secara konvensional, yang saat ini telah mengalami pergeseran kearah teknologi
digital, dalam hal ini dikenal dengan Pemasaran Digital (Digital Marketing).
Melihat pergeseran budaya pemasaran secara konvensional kearah internet
marketing, maka hal ini kemudian menjadi suatu distrupsi bagi QBE Indonesia
Menurut analisis Swiss Re, tren saat ini , 60 persen masyarakat dunia masih
Digital. Variabel ini pada saat ini bagi perusahaan asuransi belum banyak yang
Pemasaran Digital. Tapi hal ini harus lebih diperhatikan. Hal ini dikarenakan
bisnis asuransi berbeda dengan bisnis lain. Dari uraian di atas menarik bagi
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah
sebagai berikut:
2.4. Hipotesis
2.1. TINJAUAN TEORI DAN KONSEP
exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and
society at large. Arti dari definisi tersebut, pemasaran adalah suatu fungsi
1. Product (produk) adalah suatu barang, jasa, atau gagasan yang dirancang dan
ditawarkan perusahaan untuk kebutuhan konsumen.
2. Price (harga) adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk mendapatkan
produk.
3. Place (tempat, termasuk juga distribusi) adalah penempatan suatu produk agar tersedia
bagi target konsumen, sejenis aktivitas yang berkaitan dengan bagaimana menyampaikan
produk dari produsen ke konsumen.
4. Promotion (promosi) adalah aktivitas mengkomunikasikan dan menyampaikan
informasi mengenai produk kepada konsumen, dan membujuk target konsumen untuk
membeli produk.
2.1.2 PROMOSI
2.1.2.1 PENGERTIAN PROMOSI
Menurut Freddy Rangkuti (2009)
Promosi berasal dari kata promote dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai mengembangkan atau
meningkatkan. Pengertian tersebut jika dihubungkan dengan bidang penjualan berarti sebagai alat
untuk meningkatkan omzet penjualan
Menurut KBBI
promosi adalah perkenalan dalam rangka memajukan usaha dagang. Promosi merupakan salah satu jenis
komunikasi yang sering dipakai oleh pemasar.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Penjualan Pribadi merupakan komunikasi langsung
antara wiraniaga (penjual) dengan calon pelanggan baik individu maupun persusahaan dengan cara bertatap
muka melalui telepon atau cara-cara lain yang bertujuan untuk mengenalkan produk suatu perusahaan,
membujuk calon pelanggan, menciptakan transaksi pembelian, dan membina hubungan jangka panjang.
2.1.3.1 TUJUAN PENJUALAN PRIBADI
Pendekatan
Penutupan
Trade selling, penjual bertindak sebagai order taker (menerima pesan) tetapi lebih fokus pada pelayanan.
Missionary selling, tugas untamanya adalah mempromosikan produk baru, kadang-kadang melakukan
order taker.Penutupan
Technical selling, penjual menyelesaikan masalah konsumen dengan keahlian dan pengalamannya.
Creative selling, biasanya berhubungan denganproduk, menangani masalah serius, dan memberikan
solusi terbaik.
2.1.4 PEMASARAN DIGITAL (DIGITAL MARKETING)
Menurut Glen Urban (2004)
Digital marketing menggunakan internet dan teknologi informasi untuk memperluas dan meningkatkan fungsi
marketing tradisional.
Dengan adanya alur perputaran waktu yang lebih cepat dan mudah maka strategi pemasaran dapat dengan
lebih cepat pula dikembangkan.
Peningkatan pertanggung jawaban dari usaha pemasaran Informasi yang dapat diperoleh dengan cepat dan
mudah dapat meningkatkan strategi perusahaan untuk dapat lebih meningkat. Sehingga pemasaran dapat
dilakukan dengan lebih transparan.
Peningkatan integrasi strategi pemasaran dengan strategi operasional bisnis. Adanya integrasi antara
strategi pemasaran perusahaan dan strategi pemasaran melalui internet akan meningkatkan strategi bisnis
dan strategi operasional.
2.1.4.2 BENTUK PEMASARAN DIGITAL
Chaffey dan Ellis-Chadwick, mengutip Chaffey dan Smith (2013:12)
Situs brand-building.
dimensi dari pemasaran digital dari sisi promosi sebagai bagian dari bauran pemasaran (4Ps):
Website
Pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis (affiliate marketing and strategic partnership)
Lebih beda
Interaksi intensif
Mempertahankan pelanggan
Customer partnership
Pengukuran statistic
Kemanan Privasi.
Polis asuransi merupakan dokumen yang berisi kesepakatan antara pihak tertanggung
(nasabah) dan penanggung (pihak asuransi) berkenan dengan resiko yanghendak
dipertanggungkan.
2.1.6.1 FUNGSI UMUN POLIS
Penelitian dilakukan di kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya pada Kantor
PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar. Alasan pemilihan lokasi karena
PT.QBE General Insurance Indonesia merupakan perusahaan asuransi umum yang
menggunakan sistem keagenan sebagai saluran pemasaran utama produk asuransi dan saat
ini pemasaran dengan marketing digital juga sudah mulai digunakan oleh perusahaan.
Faktor lain karena lokasi di cabang tersebut memiliki cukup banyak agen pemasar yang
tersebar di Indonesia bagian timur.
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian
ini adalah nasabah yang berada di daerah Makassar yang masih aktif menggunakan jasa
asuransi pada QBE Indonesia Cabang Makassar yang berjumlah 110 nasabah selama bulan
Januari-Desember 2017.
3.3.2 Sampel
Beberapa definisi sample menurut para ahli diantaranya, Sugiyono (2005) menyatakan bahwa :
Sample adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan
sample ini dilakukan jika pada penelitian terdapat jumlah populasi yang besar dan memiliki
keterbatasan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun kriteria pengambilan sample ini haruslah benar-
benar representatif, sehingga data yang diambil dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada.
Arikunto (Akdon dan Hadi, 2005) mengatakan bahwa sample adalah bagian dari populasi (sebagian
atau wakil populasi yang diteliti)‟.
Sample penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi.
3.4 Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik probability sampling dengan
menggunakan proportional simple random sampling. Probability sampling merupakan
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan simple random sampling karena
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2011: 63-64).
Pengambilan sampel tersebut dilakukan secara acak dengan dibantu oleh pihak QBE Indonesia dan
nasabah tersebut merupakan nasabah aktif yang sudah membeli produk QBE Indonesia selama bulan
Januari-Desember 2017, namun nasabah yang sudah keluar selama periode tersebut tidak dihitung
melainkan mengambil nasabah baru. Penentuan besarnya sampel pada penelitian ini menggunakan
rumus perhitungan besaran sampel menurut Slovin (dalam Bungin, 2005) sebagai berikut.
Keterangan:
n : Jumlah sampel yang dicari
N : Jumlah populasi
d : Nilai presisi, (ditentukan dalam penelitian ini sebesar 95% atau a= 0,05)
n= 110 = 86,3= 87 sampel
110(00.5)2+1
3.5 Jenis dan Sumber Data
Selanjutnya untuk mengetahui hasil rata-rata jawaban responden terhadap indikator yang dipakai
dalam penelitian saat ini. Diperlukan analisis statistic deskriptif untuk memberikan gambaran atau
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standart deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis, dan swekness (kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2013:19).
3.6 Teknik Pengumpulan Data
b. Observasi
Larry Cristensen (Sugiyono, 2013) menyatakan bahwa observasi diartikan
sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi tertentu, untuk
mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan. Observasi yang peneliti
lakukan adalah observasi berperan serta (participant observation) karena peneliti
terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari objek yang sedang diamati yang
digunakan sebagai sumber data penelitian.
c. Studi Pustaka,
Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
membaca buku-buku, literature, jurnal-jurnal, referensi yang berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilakukan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
2. Data Sekunder
Guna memperoleh dan menunjang data sekunder, maka dalam penelitian ini penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data kepustakaan yang digunakan untuk
mempermudah mendapatkan data-data, teori-teori, metode-metode penelitian dari
referensi buku-buku, catalog yang berkaitan serta menunjang penelitian, serata mencari
data-data yang dibutuhkan melalui website atau internet online bisa dibilang cara baru
yang bisa dilakukan dalam mencari data. caranya mudah, khalayak hanya menuliskan
data apa yang dibutuhkan dan secara otomatis ia akan menampilkan data-data yang
dibutuhkan.
3.7 Definisi Operasional Variabel
Penelitian ini memfokuskan variabel Penjualan Pribadi (X1) dan variabel Pemasaran
Digital (X2) sebagai variabel yang mempengaruhi Keputusan Pembelian (Y), variabel-
variabel tersebut terdapat langkah- langkah dari pemasaran yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen.
1. Penjualan Pribadi (Personal Selling) merupakan Presentasi pribadi oleh para
wiraniaga (tenaga penjual) perusahaan dalam rangka mensukseskan penjualan dan
membangun hubungan dengan pelanggan. Variabel ini kemudian diindikasikan dengan
indikator sebagai berikut :
a. Approach: saat tenaga penjual bertemu dan menyapa pembeli untuk membuka
hubungan atau untuk suatu awal yang baik.
b. Presentation: saat tenaga penjual menceritakan riwayat produk menjelaskan hal-hal
yang berkaitan dengan produk.
c. Handling objection : saat tenaga penjual menyelidiki, mengklarifikasi dan
mengatasi keberatan konsumen.
d. Closing : saat penjual menanyakan Keputusan Pembelian konsumen.
3.7 Definisi Operasional Variabel
2. Pemasaran Digital (Digital Marketing) merupakan Penggunaan internet dan
penggunaan teknologi interaktif lain untuk membuat dan menghubungkan dialog
antara perusahaan dan konsumen yang telah teridentifikasi. Variabel pemasaran digital
diindikasikan dengan indikator sebagai berikut :
a. Website, adalah penghubung dengan dunia digital secara keseluruhan dan mungkin
bagian yang paling penting dalam keseluruhan strategi pemasaran digital, dimana
kegiatan online akan terarah langsung ke calon konsumen.
b. Optimasi Mesin Pencari (SEO). Salah satu bagian penting dari website adalah SEO
(search engine optimation), atau proses pengaturan konten dari website agar
mudah ditemukan oleh pengguna internet yang sedang mencari konten yang
relevan dengan yang ada di website, dan juga menyajikan konten agar dapat
dengan mudah ditemukan oleh mesin-mesin pencari.
c. Periklanan berbasis klik pencarian berbayar (PPC advertising) periklanan
PPC (pay per click) memungkinkan pemasar membeli halaman hasil pencarian
internet berdasarkan kata kunci-kata kunci dan kalimat-kalimat yang dipilih.
3.7 Definisi Operasional Variabel
d. Pemasaran afiliasi dan kemitraan strategis (affiliate marketing and strategic
partnership)Kegiatan bermitra dengan organisasi/perusahaan lain dan website-website untuk
mencapai keuntungan bersama dari sebuah kerjasama untuk mempromosikan produk atau
layanan
e. Hubungan masyarakat online (Online PR) Menggunakan saluran komunikasi online seperti
press release, sindikasi artikel (RSS), dan blog untuk menciptakan persepsi positif atas merek
dan/atau untuk menempatkan organisasi/perusahaan sebagai pihak yang berwenang di bidang
tertentu.
f. Jejaring sosial (social network) Sebuah peluang pemasaran, namun saat ini belum ada
seseorangpun yang bisa menawarkan sistem periklanan dengan sangat fokus ke kelompok
masyarakat yag sangat kecil (niche) atas dasar informasi profil yang didapatkan dari situs-situs
jejaring sosial.
g. E-mail pemasaran (e-mail marketing) masih menjadi alat yang penting untuk kegiatan
pemasaran digital, yang dikirimkan dengan tujuan untuk menjaga hubungan antara konsumen
yang sudah ada maupun calon konsumen yang bersedia menerima informasi lewat e-mail.
h. Manajemen hubungan konsumen (Customer Relationship Management) menjaga
konsumen yang sudah ada dan membangun kerjasama yang saling menguntungkan dengan
mereka adalah salah satu elemen penting dari kegiatan pemasaran digital.
3.7 Definisi Operasional Variabel
3. Keputusan Pembelian adalah keputusan mengenai apa yang akan dibeli, apakah membeli atau
tidak, kapan membeli, dimana membeli, dan bagaimana cara membelinya. Variabel Keputusan
Pembelian diindikasikan dengan beberapa indikator sebagai berikut :
a. Problem recognition (pengenalan masalah), yaitu proses konsumen mengenali sebuah
masalah atau kebutuhan. Pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan
tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.
b. Information search (pencarian informasi), yaitu proses konsumen terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak.
c. Evaluation of alternatives (evaluasi alternatif), yaitu proses konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi dalam menetapkan pilihan.
d. Purchase decision (keputusan pembelian), yaitu proses konsumen membentuk preferensi
atas merek-merek yang ada di dalam tahap evaluasi.
e. Postpurchase behavior (perilaku pasca pembelian), yaitu proses konsumen akan mengalami
kepuasan atau ketidakpuasan dengan pembelian yang dilakukan.
3.8 Instrumen Penelitian
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2011:139) : ”uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain”. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011:139). Uji
statistik yang dipilih adalah uji Glejser, dasar pengambilan keputusan uji
heteroskedastisitas melalui uji Glejser adalah :
a. Apabila sig. 2-tailed < α = 0.05, maka telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Apabila sig. 2-tailed > α = 0.05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
3.9 Teknik Analisis Data
Untuk membuktikan hipotesis yang diajukan pada penelitian ini digunakan metode
analisis, yaitu:
1. Analisis deskriptif kuantitatif, yaitu metode yang bertujuan mengubah kumpulan data
mentah menjadi bentuk yang mudah dipahami, dalam bentuk informasi yang
ringkas, dimana hasil penelitian beserta analisanya diuraikan dalam suatu tulisan
ilmiah yang mana dari analisis tersebut akan dibentuk suatu kesimpulan.
2. Analisis kuantitatif dengan regresi berganda untuk mengetahui besarnya pengaruh
secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X) terhadap kejadian lainnya
(variabel Y). Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda berperan sebagai teknik
statistik yang digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh Penjualan Pribadi dan
Pemasaran Digital terhadap Keputusan Pembelian. Analisis regresi menggunakan
rumus persamaan regresi berganda seperti yang dikutip dalam Sugiyono (2010),
yaitu:
3.9 Teknik Analisis Data
𝑌 = 𝑎 + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Y = Keputusan Pembelian (variabel dependen/terikat)
X1 = Penjualan Pribadi (variabel independen/bebas)
X2 = Pemasaran Digital (variabel independen/bebas)
a = nilai konstan atau tetap, yang merupakan rata-rata nilai Y pada saat nilai X1
dan X2 sama dengan nol
B1 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X1
dengan menganggap X2 konstan
b2 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap perubahan X2
dengan menganggap X1 konstan
e = standar error
3.9 Teknik Analisis Data
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi berganda
Hasil Penelitian
4.2.1. Deskripsi Identitas Responden
4.2.2. Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Penjualan Pribadi dan Pemasaran Digital
Terhadap Keputusan Pembelian Polis Asuransi
QBE Group didirikan di Queensland Utara pada tahun 1886. Saat ini QBE merupakan
salah satu dari 20 perusahaan asuransi umum dan reasuransi teratas di dunia,
dengan kehadiran di seluruh pasar asuransi utama. Berkantor pusat di Sydney, Australia,
Sejarah panjang QBE di Indonesia dimulai dari sebuah kantor agency di Surabaya pada tahun
1906. Pemegang polis, broker dan agent kami mengetahui pengalaman dan kekuatan QBE di
kawasan Asia Pasifik, menjadikan QBE sebagai salah satu perusahaan asuransi terkemuka
berdasarkan pendapatan premi di sebagian besar pasar kawasan Asia dan Pasifik.
4.1.2 VISI, MISI DAN NILAI PT. QBE GENERAL INSURANCE INDONESIA
Visi :
Menjadi perusahaan asuransi yang membangun kemitraan paling kokoh dengan pelanggan.
Misi :
Untuk diakui di Indonesia sebagai perusahaan Asuransi Umum Patungan yang sukses, yang
mengembangkan kekayaan pemegang saham, karyawan yang terampil dan profesional serta
organisasi yang konsisten dan berkesinambungan dalam menawarkan produk–produk dan jasa–
jasa baru yang berkualitas.
4.1.3 STRUKTUR ORGANISASI PT. QBE GENERAL INSURANCE INDONESIA
4.2 HASIL PENELITIAN
63 Laki-Laki
(72%)
87
responden
kuesioner
24
Perempuan
(28%)
Dengan persentase tersebut, menunjukkan bahwa sebagian besar nasabah PT. QBE
General Insurance Indonesia Cabang Makassar berjenis kelamin laki-laki.
3. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas dihitung dengan membandingkan nilai r hitung
(Corralated item-total Correlations) dengan nilai r tabel. Jika r hitung > dari r tabel (pada taraf
signifikasi 5%) maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
Hasil Pengujian Validitas terhadap Variabel Penjualan Pribadi
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa r hitung untuk seluruh butir pertanyaan dari variabel Penjualan
Pribadi adalah positif dan besarnya diatas 0,1775 (r tabel). Karena r hitung > r tabel maka disimpulkan semua
butir pernyataan dari variabel Penjualan Pribadi tersebut dikatakan valid sehingga dapat digunakan untuk
memperoleh data penelitian.
4.2.3 PENGUJIAN INSTRUMEN DATA
1. Uji Validitas
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa r hitung untuk seluruh butir pertanyaan dari variabel
Pemasaran Digital adalah positif dan besarnya diatas 0,1775 (r tabel). Karena r hitung > r tabel maka
disimpulkan semua butir pernyataan dari variabel Pemasaran Digital tersebut dikatakan valid
sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.
4.2.3 PENGUJIAN INSTRUMEN DATA
1. Uji Validitas
Berdasarkan data di atas diketahui bahwa r hitung untuk seluruh butir pertanyaan dari variabel
Keputusan Pembelian adalah positif dan besarnya diatas 0,1775 (r tabel). Karena r hitung > r tabel
maka disimpulkan semua butir pernyataan dari variabel Keputusan Pembelian tersebut
dikatakan valid sehingga dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian
4.2.3 PENGUJIAN INSTRUMEN DATA
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun
dalam suatu bentuk kuesioner. Setelah semua butir pertanyaan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya
adalah menguji reliabilitas instrumen.
Cara pengambilan keputusan:
a. Jika r α positif dan lebih besar dari r tabel maka reliabel
b. Jika r α negatif dan lebih kecil dari r tabel maka tidak reliabel.
hasil pengujian reliabilitas pada variabel Penjualan Pribadi, Pemasaran Digital dan Keputusan Pembelian
dengan nilai Cronbach Alpha atau r α sebesar 0,654 untuk Penjualan Pribadi r α sebesar 0,607 untuk
Pemasaran Digital dan r α sebesar 0,623 untuk Keputusan Pembelian. Hal ini membuktikan instrumen-
instrument tersebut adalah reliabel karena semua r α yang bernilai lebih besar dan positif dari r tabel yang
bernilai 0.1775. Ini menunjukkan semua butir pernyataan dari variabel Penjualan Pribadi, Pemasaran
Digital dan Keputusan Pembelian tersebut dapat digunakan untuk memperoleh data penelitian.
4.2.4 UJI ASUMSI KLASIK
Berdasarkan data di atas nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.71 lebih besar dari 0,05, sehingga model regresi
yang didapat adalah berdistribusi normal.
4.2.4 UJI ASUMSI KLASIK
2. Uji Multikolineritas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor). Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF
< 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa nilai tolerance dari variabel personal selling, Pemasaran
Digital dan Keputusan Pembelian > 0,1 yaitu sebesar 0,996 dan nilai VIF sebesar 1,004 yang berarti
VIF < 10 yang artinya tidak terjadi masalah multikolinearitas pada masing masing variabel bebasnya.
4.2.4 UJI ASUMSI KLASIK
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa variabel Penjualan Pribadi dan Pemasaran Digital signifikan
terhadap variabel terikat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi α (sig > 0,05). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa data variabel Penjualan Pribadi, Pemasaran Digital dan Keputusan Pembelian
bebas dari heteroskedastisitas.
4.2.5 ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (Penjualan Pribadi
dan Pemasaran Digital) terhadap variabel terikat (Keputusan Pembelian) yang dilakukan pada 87 orang
nasabah PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar.
Uji t bertujuan untuk menguji apakah pengaruh variabel independent secara terpisah terhadap
variabel dependen signifikan
4.2.6 PENGUJIAN HIPOTESIS
Untuk melihat pengaruh secara bersamaan atau serempak variabel Penjualan Pribadi, Pemasaran Digital
terhadap Keputusan Pembelian, maka dapat dilihat dari hasil uji statistik (Ftest) yakni dengan
membandingkan antara nilai Fhitung dan Ftabel, apabila nilai Fhitung lebih besar dari F tabel serta dapat dilakukan
dengan membandingkan antara nilai probabilitas dengan nilai standar yang dapat dilihat melalui tabel
berikut ini :
• Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel Penjualan Pribadi dan Pemasaran Digital
secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap dengan Keputusan Pembelian polis
asuransi di PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar.
• Hal tersebut dibuktikan dengan melihat hasil penelitian regresi berganda yang telah dikemukakan dapat
diketahui Fhitung dari perhitungan regresi tersebut. Untuk pengujian hipotesis pertama yang telah dilakukan
seperti tersebut di atas, nilai Fhitung dari perhitungan regresi adalah sebesar 6.579 sedangkan F tabel adalah sebesar
oleh karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (6.579 > 3,104) maka secara statistik Penjualan Pribadi dan Pemasaran
Digital, secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap dengan Keputusan Pembelian polis
asuransi di PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar.
4.2.6 PENGUJIAN HIPOTESIS
Untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh langsung variabel bebas yang semakin dekat
hubungannya dengan variabel terikat atau dapat dikatakan bahwa penggunaan model tersebut bisa
dibenarkan.
Berdasarkan tabel di atas diperoleh angka R2 (R Square) sebesar 0,877 atau (87,7%). Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh Penjualan Pribadi dan Pemasaran
Digital terhadap Keputusan Pembelian polis asuransi PT.QBE General Insurance Indonesia
Cabang Makassar sebesar 87,7%. Dengan kata lain variabel Keputusan Pembelian dapat
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel Penjualan Pribadi dan Pemasaran Digital 87,7%,
sedangkan sisanya sebesar 12,3% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti.
4.2.7 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
2. Pengaruh Pemasaran Digital Terhadap Keputusan Pembelian Asuransi PT.QBE General Insurance
Indonesia Cabang Makassar
Berdasarkan hasil pengolahan data persamaan regresi dengan menggunakan program SPSS ver. 25,
maka diperoleh hasil koefisien regresi untuk Pemasaran Digital sebesar 0,232 dengan signifikasi 0,003,
sehingga dapat dikatakan bahwa variabel Pemasaran Digital mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap Keputusan Pembelian polis asuransi PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar. Hal
ini sesuai dengan temuan peneliti sebelumnya Arwindra Yoga Prasetya dan Adi Nurmahdi ang berjudul
Pengaruh Kegiatan Pemasaran Digital Dan Perilaku konsumen Pada Pengingkatan Kesadaran dan
Dampaknya Terhadap Keputusan Pembelian Via Website (Studi Kasus Pada E-commerce Website PT.
Campina Ice Cream Industry), hasil peneliti ini menyatakan bahwa Pemasaran Digital berpengaruh positif
terhadap peningkatan kesadaran konsumen terhadap e-commerce website Campina. Hal serupa diungkapkan
oleh Glen Urban (2004) bahwa Pemasaran Digital, menggunakan internet dan teknologi informasi untuk
memperluas dan meningkatkan fungsi marketing tradisional.
BAB V
A. KESIMPULAN
Penjualan Pribadi
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian polis
pada PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar.
Pemasaran Digital
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian polis
pada PT.QBE General Insurance Indonesia Cabang Makassar.