Professional Documents
Culture Documents
1. Cara :
- organoleptic
- kualitatif
- kuantitatif
2. Perencanaan :
- tempat pengambilan sampling
- jumlah sample (sesuai dg parameter uji & arsip sample)
3. Pemisahan :
- bhn pembawa
- bhn aktif
- bhn tambahan
4. Identifikasi (bahwa zat tsb ada) : ident. Arsen, dll
5. Kuantitatif : penetapan kadar hidrokinon, dll
Sebutkan komposisi kosmetik :
1.Bhn pembawa / sediaan dsr
2.Bhn aktif
3.Bhn tambahan
PEDOMAN PENGUJIAAN SEDIAAN KOSMETIKA
1. Sabun
Sabun adalah hasil reaksi antara basa natrium atau kalium dengan
asam lemak atau lemak dan digunakan sebagai bahan pencuci.
Pengujian umum meliputi:
a. Pemerian
b. Jumlah asam lemak ( syarat tidak kurang dari 76,5%)
c. Zat yang tidak larut dalam etanol ( syarat tidak lebih dari 2,5%)
d. Alkali bebas dihitung sebagai Na2O (syarat tidak lebih dari 0,2 %)
e. Klorida (syarat tidak lebih dari 0,8 %)
f. Uji iritasi mata
g. Identifikasi dan penetapan kadar asam benzoat ( syarat tidak le-
bih dari 0,2%)
h. Identifikasi dan penetapan kadar asam dehidro asetat (syarat tidak
lebih dari 0,5%)
i. Identifikasi dan penetapan kadar asam salisilat ( syarat tidak le-
bih dari 0,2%)
j. Identifikasi dan penetapan kadar asam sorbat dan garamnya (syarat-
nya tidak lebih dari 0,5%)
k. Identifikasi dan penetapan kadar benzalkonium klorida (syaratnya ti-
dak lebih dari 0,05%)
l. Identifikasi dan penetapan kadar ester p-hidroksi benzoat ( syaratnya
tidak lebih dari 1%)
3. Bedak bayi
Bedak bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk
menyerap air, mencegah gesekan kulit dan menghambat
penguapan kulit sehingga memberikan efek dingin.
Bedak bayi mempunyai formula yang lebih sederhana dari bedak
dewasa ( parfum sangat sedikit atau sebaiknya dihindari)
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian umum bedak
2. Pengujian khusus sama sesuai pengujian bedak wajah
3. Bedak bayi
Bedak bayi adalah sediaan kosmetika yang dimaksudkan untuk
menyerap air, mencegah gesekan kulit dan menghambat penguapan
kulit sehingga memberikan efek dingin.
Bedak bayi mempunyai formula yang lebih sederhana dari bedak
dewasa ( parfum sangat sedikit atau sebaiknya dihindari)
Pengujian meliputi:
1. Pengujian umum sesuai dengan pedoman pengujian umum bedak
2. Pengujian khusus:
a. Identifikasi heksaklorofen, asam borat ( syarat negatif)
b. Uji angka lempeng total ( syarat tidak lebih dari 5 x 10 2 koloni tiap
gram)
c. Uji S. aureus, P.aeruginosa, C.albicans, Cl.tetani, Cl.welchii, B.
Antracis (syarat negatif)
Sediaan tabir surya : Untuk membaurkan atau menyerap secara efektif cahaya
matahari, terutama daerah emisi gelombang ultra violet dan infra merah
sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit karena cahaya matahari.
Pengujian khusus:
a. Identifikasi dan penetapan kadar asam p-amino benzoat dan esternya (syarat
tidak lebih dari 4%)
b. Identifikasi dan penetapan kadar fenil salisilat ( syarat tidak lebih dari 1%)
c. Identifikasi dan penetapan gliseril p-aminobenzoat (syarat tidak lebih dari
3%)
d. Identifikasi dan penetapan kadar isoamil p, N, N dimetilaminobenzoat
( syarat tidak lebih dari 2%)
e. Identifikasi dan penetapan kadar etoksi 4, metoksi sinamat ( syarat
tidak lebih dari 1%)
f. Identifikasi dan penetapan kadar metanol ( syarat tidak lebih dari 5%
dihitung sebagai x% dalam etanol atau isopropanol, untuk sediaan
yang berupa larutan dalam etanol)
g. Uji fotosensitisasi kulit
Krim pendingin : untuk maksud memberikan rasa dingin dan nyaman dan
melembutkan kulit. Sediaan terdiri dari basis krim dengan penambahan
pengawet dan parfum
Krim dasar : untuk maksud sebagai dasar tata rias wajah, dan digunakan
pada siang hari.
Dasar krim dalam bentuk minyak dalam air
Zat tambahan: gliseril dan sorbitol yang menarik air dari udara
Tabir surya, parfum dan pengawet
Krim urut dan krim pelembut
Sediaan ini untuk memperbaiki kulit rusak karena suatu unsur atau karena
sel kulit yang mati
Krim untuk tangan dan badan
Krim ini untuk melindungi kulit supaya tetap halus dan lembut, tidak kering,
bersisik dan mudah pecah.
Bahan tambahan: Aluminium klorhidroksi alantoinat
Pengujian khusus identifikasi dan penetapan kadar aluminum klorhidroksi
alantoinat ( syarat tidak lebih dari 1%)
HORMON
Pendahuluan
Hormon estrogen diserap kulit manusia dan dapat menghilangkan keriput-
keriput serta memperbaiki kekenyalan kulit. Ternyata pada penyelidikan
lebih lanjut diketemukan pula hormon untuk menekan pertumbuhan rambut,
yaitu hormon estrogen, sedangkan untuk mempercepat pertumbuhan rambjut
digunakan hormon androgen
i. Dietil stilbestrol ( 3,4-di(p-hidroksifenil)-heks-3 ena)
Bobot molekul : 268,36
a. Pemerian : Serbuk atau hablur, warna putih, tak berbau, tak berasa
b. Sifat fisika : Jarak lebur 168°C sampai 174°C, tidak larut dalam air ;
mudah larut dalam etanol ( 95%), dalam eter, agak sukar larut dalam
minyak kacang
ii. Estradiol 17 β
Bobot molekul : 272,37
a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau
b. Sifat fisika : Jarak lebur 173°C sampai 178°C, Tidak larut dalam air; larut
dalam eter, metanol, benzena , kloroform, minyak biji kapas, dan alkali
hidroksida
iii. Estradiol benzoat (Estron)
Bobot molekul : 376,49
a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna, tidak berbau
b. Sifat fisika: Jarak lebur 191°C sampai 195°C. Rotasi jenis +59° sampai
63° dalam 1,01% dioksan. Larut dalam etanol, dalam aseton, dalam
dioksan, agak sukar laurt dalam eter, minyak nabati dan dalam alkalio
hidroksida
iv. Estrriol
Bobot molekul 288,4
a. Pemerian : Serbuk hablur, tidak berwarna , tidak berbau
b. Sifat fisika: Titik leleh 282°C, Tidak larut dlam air; larut dalam etanol, dalam
dioksan, dalam kloroform, dalam eter, mudah larut dalam piridin, asa dan
minyaknabati
v. Progesteron (Progestin)
Bobot molekul 314,47
a. Pemerian : Serbuk hablur , warna putih, tidak berbau
b. Sifat fisika : Jarak lebur ada 2 modifikasi:
Modifikasi I : 127 °C sampai 133°C
Modifikasi II : lebih kurang 121°
Tidak larut dalam air; larut dalam etanol 95%, dalam eter dan dalam
aseton dan dalam dioksan
vi. Etusteron (Pregneninolon)
Bobot molekul : 312,46
a. Pemerian : serbuk hablur, warna putih, atau kuning gading, hampir tidak berbau,
tidak berasa’
b. Sifat fisika: Jarak lebur272°C sampai 276°C, Tidak larut dalam air sukar
larut dalam etanol, dalam eter; sangat sukar larut dalam kloroform, minyak
lemak; larut dalam aseton hangat
vii. Testosteron
Bobot molekul : 288,4
a. Pemerian : Serbuk atau kristal, warna putih, tidak berasa, tidak berbau
b. Sifat fisika: Jarak lebur 152°C
Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter dan
dalam pelarut organik lainnya.
viii. Testosteron propionat
Bobot molekul 344,5
a. Pemerian : Serbuk atau kristal, warna putih, tidak berasa, tidak berbau
b. Sifat fisika: Jarak lebur 152°C sampai 156°C
Tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam eter, piridin
dan dalam pelarut organik lainnya ; larut dalam minyak nabati
Toksisitas
Hormon mempunyai kecendrungan penyebab kanker terutama dari tipe
estrogen, estradiol dan dietil stilbestrol
Sediaan kosmetika
Beberapa sediaan kosmetika yang mungkin mengandung hormon adalah :
Nama Sediaan : 1. Krim anti keriput
2. Krim urut
3. Sediaan untuk menekan pertumbuhan rambut abnor-
mal pada wanita
4. Tonik untuk pertumbuhan rambut
4. Analisis kualitatif
i. Prinsip
Pada umumnya kadar hormon pada krim sangat kecil oleh karena itu
analisis kualitatif dilakukan secara kromatografi lapis tipis. Deteksi
dilakukan dengan sinar ultra violet
ii. Identifikasi progesteron dalam krim malam
Larutan uji
Sejumlah 1 gram cuplikan yang ditimbang seksama, ditimbang 0,5 ml parafin
Cair dan sedikit natrium sulfat anhidrat, dipanaskan di atas penangas air
sampai meleleh, lalu ditambah 25 ml etanol 95% sambil diaduk.
Campuran dibiarkan memisah dan beningan atau fase etanol 95%
dipisahkan ( A)
Larutan baku
Sejumlah 25 mg baku progesteron yang ditimbang seksama dilarutkan dalam
etanol 95% (B)
Identifikasi
Larutan A dan B ditotolkan secara terpisah dan dilakukan kromatografi lapis
tipis sebagai berikut:
a. Lempeng : Silika gel FG 254
b. Eluen : Heksana-etil asetat (60 : 40)
Heksana-etil asetat ( 60 : 30)
Toluen-asam asetat (80 : 20 )
Penjenuhan : Dengan kertas saring
Volume penotolan : Larutan A dan B masing-masing 5 µl
Jarak raambat : 15 cm
Penampang bercak : Cahaya ultraviolet 254 terbentuk bercak
berfluorescensi ungu
KADMIUM DAN SENYAWANYA
i. Kadmium
Bobot atom 112,40
a. Pemerian : Logam, warna putih perak atau kebiruan mengkilat
b. Sifat fisika; titik leleh 321°C, tidak larut dalam air
c. Sifat kimia : Dalam udara lembab akan teroksidasi. Mudah bereaksi
dengan asam nitrat pekat; bereaksi lambat dengan asam klorida panas,
tidak bereaksi dengan alkali
ii. Kadmium sulfida
Bobot molekul 144,47
a. Pemerian : Kristal, warna kuning muda atau jingga
b. Sifat fisika : Menyublim pada suhu 980°C, Agak sukar larut dalam air;
larut dalam asam encer panas atau asam pekat
c. Sifat kimia : Dengan asam pekat membebaskan gas H2S
2. Toksisitas
Senyawa kadmium mempunyai sifat kumulasi di dalam tubuh, jadi meskipun sifat
absorbsi dalam kulit cukup kecil, tetapi akan diserap tubuh dan dikumulasi dalam ginjal
dan hati
Toksisitas yang akan terjadi adalah diarrhe, sakit pada persendian, kerusakan saluran
pernafasan, dehidrasi, shok sampai terjadi kematian. Menyebabkan fotosensitisasi pada
kulit
3. Sediaan Kosmetika
Sediaan shampo antiketombe maupun sabun antiketombe mungkin mengandung
kadmium sulfida. Amalgam untuk penambal gigi mungkin terbuat dari logam Cd
4. Analisis kualitatif
i) Prinsip
Digunakan larutan kadmium atau senyawanya dalam asam klorida atau asam sulfat
a. Larutan zat apabila dialiri gas hidrogen sulfida akan timbul endapan kuning
Cds
b. Apabila pada larutan zat ditambahkan besi (II) dipiridil jodida akan terbentuk
endapan merah.
ii) Identifikasi kadmium dalam shampo
Larutan uji
Sejumlah 5 ml cuplikan diencerkan dengan air sampai 25 ml
Cara Uji
a. Pada kertas saring tebal diteteskan setetes larutan uji. Sebelum tetesan
terserap sempurna, kepadanya diteteskan larutan besi(II) dipiridiliodida,
terbentuk bercak berbentuk cincin berwarna keunguan
b. Pada 1 tetes larutan uji ditambahkan 1 tetes larutan difenil karbazida
0,1% dalam etanol, berbentuk larutan berwarna merah yang kemudian
akan berubah menjadi endapan berwarna ungu
Pereaksi khusus
Larutan besi(II)dipiridil iodida
Sejumlah 0,25 g α, ά dipiridil dan 0,146 g besi (II) sulfat 7 hidrat dilarutkan
dalam 50 ml air,lalu ditambah 10 gram kalium iodida, dikocok selama 30
menit. Endapan merah yang terjadi disaring dan dibuang. Filtrat yang
digunakan sebagai pereaksi. Larutan ini umumnya adalah stabil, yang
akan membentuk kekeruhan pada penyimpanan lama. Dalam hal ini
sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu.
KLOROFORM
Pendahuluan
Dahulu kloroform digunakan dalam pasta gigi sebagai penyedap rasa dalam
konsentrasi 3-4%, tapi dalam penyimpanan, kloroform yang bersinggungan
dengan logam dari tube pasta, akan terurai dan membentuk asam klorida,
Untuk beberapa waktu tube bagian dalam dilapisi dengan pelapis yang
mence-gah persinggungan isi tube dengan logam. Ternyata menurut penelitian
terakhir kloroform sangat berbahaya.
Pemerian : Cairan, mudah menguap, tidak bewarna, bau khas, rasa manis
dan membakar
Sifat fisika : Bobot per ml 1,474 g sampai 1,479 g
Jarak didih tidak lebih dari 5,0%v/v tersuling pada suhu dibawah
60°C , sisa tersuling pada suhu antara 60° dan 62°. Sukar larut dalam air,
mudah larut dalam etanol mutlakl P, dalam eter P, dalam sebagian besar
pelarut organik, dalam minyak atsiri dan dalam minyak lemak.
Toksisitas
Kloroform diisap melalui pernafasan, juga diserap kulit. Menyebabkan
kerusakan ginjal dan kanker.
Analisis kualitatif
i. Prinsip
a. Dipanaskan dengan basa dan 2 naftol akan memberi senyawa berwarna
biru
b. Dipanaskan dengan basa dan resorsin akan memberi senyawa berwarna
kuning kemerahan
c. Pembentukan timbal ( II) klorida yang memberikan nyala hijau
ii. Identifikasi kloroform dalam pasta gigi
Larutan Uji
Cuplikan tanpa perlakuan lebih lanjut
Cara Uji
a. Sejumlah lebih kurang 2 g cuplikan ditambah 2 ml larutan 2-naftol 1%
b/v dalam kalium hidroksida 1 N, dipanaskan di atas penangas air
terbentuk warna biru telur asin
b. Sejumlah lebih kurang 2 g cuplikan ditambah 2 ml larutan resorsin 1%
b/v dalam air, 5 tetes natrium hidroksida 18% b/v, dipanaskan sampai
mendidih, beningan berwarna kuning.
c. Kawat tembaga dicelupkan ke dalam cuplikan dan dibakar dengan nyala
bunsen, terbentuk nyala hijau.
SENYAWA CHROM
Pendahuluan
Zat warna dari golongan krom dan senyawanya sudah dilarang digunakandi
Indonesia, kecuali zat warna hijau K4 dan zat warna hijau K5. Pigmen
yang sangat toksis yang pernah digunakan dlam sediaan pewarna
rambut adalah kalsium kromat dan kalium bikromat
i. Kalsium kromat (CI 77223, Pigmen Yellow) CaCrO4
Bobot molekul 156,09
a. Pemerian : Kristal, warna kuning
b. Sifat fisika : Dapat bercampur dengan air, larut dalam asam encer;
tidak larut dalam etanol
ii. Kalium-bikromat ( K2Cr2O7)
a. Pemerian : Kristal, warna merah jingga, tidak higroskopik
b. Sifat fisika : Akan terurai pada suhu 500°C, larut dalam air
2. Toksisitas
Menyebabkan kerusakan lapisan mukosa, kalsium kromat dapat
menyebabkan kanker
Sediaan kosmetika
Mungkin dapat diperoleh pada pewarna rambut temporer ( pewarna rambut
sementara)
4. Analisis kualitatif
i. Prinsip
a. Pembentukan krom oksida yang berwarna hijau dan tidak larut dalam
asam maupun dalam basa
b. Pembentukan garam kromat yang akan memberikan warna ungu
dengan difenilkarbazid dalam suasana asam
ii. Identifikasi senyawa krom dalam cat rambut
Sejumlah cuplikan setara lebih kurang 50 mg kalium bikromat dengan 1 ml
asam sulfat pekat, kemudian dipijar. Sisa pijar berwarna hijau kotor
Cara Uji
a. Sedikit sisa pijar ditambah asam sulfat 4 M atau asam sulfat pekat, sisa
pijar tidak larut
b. Sedikit sisa pijar ditambah natrium hidroksida 8 M, sisa pijar tidak
larut
c. Sejumlah 25 mg sisa pijar ditambah 100 mg campuran natrium karbonat-
natrium peroksida ( 1 : 1) kemudian dilelehkan. Terbentuk natrium kromat
yang akan leleh dengan warna merah jingga dan berwarna kuning jika dingin
dan jika dilarutkan dalam 5 ml asam sulfat 50% dan ditambah 1 tetes larutan
difenilkarbasid, terbentuk warna ungu
Pereaksi khusus
Difenil karbasid 1% dalam etanol (95%)