You are on page 1of 34

HUKUM

LINGKUNGAN

Devieka Rhama Dhanny, S.Gz., M.K.M


HUKUM
LINGKUNGAN

• Pengertian hukum sering diartikan sebagai kaidah-kaidah yang


mengatur tingkah laku manusia yang isinya adalah kewajiban,
larangan dan sanksi.

Merupakan sebuah cabang dalam disiplin ilmu hukum yang


berkaitan dengan pengaturan hukum terhadap perilaku atau
kegiatan- kegiatan subjek hukum dalam pemanfaatan dan
perlindungan sumber daya alam dan lingkungan hidup serta
perlindungan manusia dari dampak negatif yang timbul akibat
pemanfaatan sumber daya alam

Peranan hukum lingkungan sangat penting dalam pembangunan,


yang berfungsi sebagai alat keteraturan yakni menata prilaku
setiap orang dalam interaksinya dengan lingkungan, hukum sebgai
alat keadilan, sebagai alat kontrol sosial, dan sebagai perlindungan
BAGIAN BAGIAN HUKUM LINGKUNGAN

Hukum Hukum Tentang


Hukum Tata
Kesehatan SDA/ Hukum
Ruang
Lingkungan Konservasi

Hukum
a. Hukum
Perlindungan
Bencana
Lingkungan
RUANG LINGKUP

HUKUM
HUKUM
HUKUM HUKUM ADMINISTRASI HUKUM
INTERNAS
PERDATA PIDANA (BAGIAN PAJAK
IONAL
TERBESAR)
Menteri Negara
Lingkungan Hidup

Tim Teknis Pembinaan


Hukum dan Pengadaan
Lingkungan Hidup Pengelolaa Departemen
dibentuk oleh Meneg n Sektoral
Lingkungan
LH untuk Hidup
pegembangan PerUU
Lingkungan

Lembaga
Pemerintahan Non
Departemen
Kerusakan Lingkungan
Kerusakan Lingkungan di Indonesia-Lihat
di Negara Maju Bagian Umum angka 4
UULH

Keterbelakangan
Kemajuan
dan Kemiskinan

Perkembangan Pelaksanaan
Teknologi Pembangunan
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN

FUNGSI
LINGKUNGAN
HIDUP
APARATUR
NEGARA DAN
PENEGAK
HUKUM
(LEMBAGA
PERADILAN)
ATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN
LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN PERATURAN
UU
PEMERINTAH PRESIDEN

KEPUTUSAN KEPUTUSAN
PRESIDEN MENTERI
JENIS UNDANG-UNDANG

• UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup


(sebagai payung bagi per-UU-an lain berkaitan dengan lingkungan
hidup)
• UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Pengganti UU No. 23 Tahun 1997)
• UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, diganti dengan UU
No. 26 Tahun 2007, sehingga UU No. 24 Tahun 1992 tidak berlaku
lagi
• No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SDAHayati dan Ekosistemnya
• UU No. 41/1999 tentang Kehutanan
PERATURAN PEMERINTAH (PP) SEBAGAI PERATURAN
PELAKSANA UU NOMOR 23 TAHUN 1997

• PP No. 18 Tahun 1999, sebagaimana telah diubah dengan PP No. 85 Tahun


1999 ttg Pengelolaan Limbah B3
• PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau
Perusakan Laut
• PP No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL
• PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
• PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
KEP.MEN.LH TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN AMDAL

• Kep.Men.LH No.KEP-30/MENKLH/7/1992 tentang Panduan Pelingkupan Untuk


Penyusunan KA-ANDAL
• Kep.Men.LH No. 2 TAHUN 2000 Tentang Panduan Penilaian Dokumen
• Kep.Men.LH No. 4 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan Amdal Kegiatan
Pembangunan Pemukiman Terpadu
• Kep.Men.LH No. 5 Tahun 2000 tentang Panduan Penyusunan Amdal Kegiatan
Pembangunan di Daerah Lahan Basah
• Kep.Men.LH No. 40 Tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja komisi Penilai AMDAL
• Kep.Men.LH No. 41 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Komisi Penilai
AMDAL Kab./Kota
• Kep.Men.LH No. 42 Tahun 2000 tentang Susunan Keanggotaan Komisi Penilai dan
Tim Teknis AMDAL
PERATURAN PELAKSANA PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

• Kep.Men.LH No.KEP-35/MENLH/1995 tentang Prokasih


• Kep.Men.LH No.35A/MENLH/1995 tentang Proper Prokasih
• Kep.Men.LH No.51/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Industri
• Kep.Men.LH No. 52/MENLH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Hotel
• Kep.Men.LH No.58/MENLH/12/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Rumah Sakit
• Kep.Men.LH No.42/MENLH/10/1996 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
Kegiatan Minyak dan Gas serta Panas Bumi
PERUNDANG UNDANGAN LINGKUNGAN NASIONAL

BERBAGAI PERATURAN SEKTORAL :


KELOMPOK LINGKUNGAN HIDUP :
1. UU KEHUTANAN
1. UU NO. 4 TAHUN 1982 (UULH-1982)
2. UU SUMBER DAYA AIR
2. UU NO. 23 TAHUN 1997 (UUPPLH-2009)
3. UU PERIKANAN
3. UU NO. 32 TAHUN 2009 (UUPPLH-2009)
4. UU MINERBA, dll
PERUNDANG UNDANGAN LINGKUNGAN NASIONAL

 Latar Belakang UULH 1982 yaitu peraturan sebelumnya belum mengatur lingkungan
secara komprehensif, bersifat sectoral dan ketinggalan zaman.
 UULH-1982 diganti dengan UU No.23/1997 (UUPLH-1997) karena adanya kelemahan
substansi (sanksi adm. Lemah, mekanisme penyelesaian sengketa belum jelas, delik LH
hanya materil).
 UUPLH-1997 diganti Kembali dengan UU No. 32/2009 (UUPPLH-2009)
- Perkembangan HAM LH (Internasional dan Nasional)
- Penyesuaian dengan Otonomi Daerah
- Prinsip pembangunan berkelanjutan dll
ASAS PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

TANGGUNG JAWAB KELESTARIAN DAN KESERASIAN DAN


KETERPADUAN MANFAAT
NEGARA KEBERLANJUTAN KESEIMBANGAN

KEANEKARAGAMAN
KEHATI-HATIAN KEADILAN EKOREGION PARTISIPATIF
HAYATI

TATA KELOLA
KEARIFAN LOKAL PEMERINTAHAN OTONOMI DAERAH
YANG BAIK
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Pasal 4 UU No. 4 tahun 1982)

• Tercapainya keselarasan hubungan antara manusia dan


lingkungan hidup.
• Terkendalinya sumber daya secara bijaksana
• Terwujudnya manusia sebagai Pembina lingkungan hidup
• Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan untuk
generasi sekarang dan mendatang
• Terlindunginya negara terhadap dampak kegiatan diluar wilayah
negara yang menyebabkan kerusakan dan pencemaran
lingkungan
TUJUAN PPLH

a. Melindungi wilayah NKRI dari pencemaran dan kerusakan LH


b. Menjamin keselamataan, Kesehatan dan kehidupan manusia
c. Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem
d. Mencapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan LH
e. Menjaga kelestarian fungsi LH
f. Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan masa depan
g. Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas LH sebagai bagian
dari HAM
h. Mengendalikan pemanfaatan SDA secara bijaksana
i. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan
j. Mengantisipasi isu lingkungan global
RUANG LINGKUP PPLH

PERENCANAAN PEMANFAATAN PENGENDALIAN

PENEGAKAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
HUKUM
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)

rangkaian analisis yang sistematis,


menyeluruh dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana,
dan/atau program
(pasal 1 ayat 10 UU No. 32 Tahun 2009)
PRINSIP PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN ADALAH “PEMBANGUNAN
YANG MEMENUHI KEBUTUHAN MASA KINI DENGAN TANPA
MENGURANGI KEMAMPUAN GENERASI MASA DEPAN UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN.

LINGKUNGAN EKONOMI SOSIAL

Mengurangi emisi Meningkatkan Mempertahankan


gas dan zat lain perusahaan dan dan meningkatkan
yang sektor efisiensi kondisi kerja,
memperngaruhi kegiatan, memungkinkan
lapisan ozon, mempromosikan transfer
memungkinkan praktik-praktik yang pengetahuan dan
penggunaan yang baik dan hubungan keterampilan semua
lebih baik dan perdagangan, pamngku
pengelolaan energi menumbuhkan kepentingan,
yang lebih baik dan inovasi, mempromosikan
melindungi mempromosikan lingkungan.
keanekaragaman pasokan yang
hayati bertanggung jawab
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan
KLHS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ke dalam
penyusunan atau evaluasi:
a. rencana tata ruang wilayah (RTRW) beserta rencana
rincinya, rencana pembangunan jangka panjang (RPJP), dan
rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota; dan
b. kebijakan, rencana, dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko lingkungan
hidup
Pasal 15 ayat (2) UU No. 32 Tahun 2009
TUJUAN KLHS 02
01 KLHS juga digunakan untuk
KLHS bertujuan untuk merencanakan dan mengevaluasi
memastikan bahwa prinsip kebijakan, rencana dan/atau
pembangunan berkelanjutan telah program agar dampak dari
menjadi dasar dan terintegrasi lingkungan yang tidak diharapkan
dalam pembangunan dapat diminimalkan

03
Sedangkan dalam kebujakan,
rencana, dan/atau program yang
menimbulkan dampak dan/atau
risiko negatif terhadap lingkungan
Manfaat KLHS
 Merupakan instrumen proaktif dan saranan
pendukung pengambilan keputusan
 Mengindentifikasi dan mempertimbangkan
peluang-peluang baru melalui pengkajian
sistematis dan cermat atas opsi pembangunan
yang tersedia
 Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup
secara lebih sistematis pada jenjang pengambilan
keputusan yang lebih tinggi
 Mencegah kesalahan investasi dengan berkas
teridentifikasinya peluang pembangunan yang
tidak berkelanjutan sejak dini
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
 Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau
program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah;
 Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program
 Rekomendasi perbaikan
KLHS memuat kajian antara lain:
(Pasal 16 UU No. 32 Tahun 2009)
 Kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk pembangunan
 Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan
hidup
 Kinerja layanan/jasa ekosistem
 Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
 Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
perubahan iklim
 Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman
hayati
Pasal 18 ayat (1) dan (2) UU No. 32 tahun 2009

(1) KLHS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15


ayat (1) dilaksanakan dengan melibatkan
masyarakat dan pemangku kepentingan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara


penyelenggaraan KLHS diatur dalam Peraturan
Pemerintah.
PERATURAN UNDANG UNDANG HUKUM
LINGKUNGAN DI INDONESIA

Hukum lingkungan di Indonesia diatur dalam Undang-


Undang No 32 tahun 2009, yang merupakan generasi ketiga
pengaturan hukum lingkungan di Indonesia. Undang-
undang ini mengatur bagaimana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dengan sistematis demi
tercapainya keseimbangan lingkungan serta kesejahteraan
manusia sebagai satu kesatuan dalam lingkungan. Selain
demi kesejahteraan dan keseimbangan, Undang-Undang
No 32 juga mengatur tentang upaya untuk melestarikan
lingkungan secara berkelanjutan serta mencegah
kerusakan lingkungan.
Berdasarkan Undang-undang No 32 tahun 2009,
Jenis instrumen penegakan hukum lingkungan

Penyelesaian Sengketa Penyelesaian Sengketa


Sanksi Administrasi Penegakan Hukum Pidana
Lingkungan di Luar Pengadilan Lingkungan di Pengadilan
• Sanksi administrasi bersifat • Penyelesaian ini bersifat • Penyelesaian melalui • Penegakan hukum pidana
mengawasi dan melakukan musyawarah antar pengadilan dilakukan apabila dalam Undang-Undang ini
tindakan pencegahan masyarakat agar terjaminnya terdapat pihak tertentu yang memperkenalkan ancaman
pelanggaran hukum mufakat antara kedua belah dirugikan secara materi hukuman minimum di
lingkungan. Sanksi pihak. Kedua pihak dapat sehingga pihak yang samping maksimum,
administrasi terdiri atas; menggunakan jasa mediator bertanggung jawab wajib perluasan alat bukti,
teguran tertulis, paksaan atau pihak ketiga yang bebas untuk membayarkan pemidanaan bagi
pemerintah, pembekuan izin dan tidak memihak untuk sejumlah uang tergantung pelanggaran baku mutu,
lingkungan dan pencabutan membantu menyelesaikan putusan pengadilan. keterpaduan penegakan
izin lingkungan. sengketa. Penyelesaian di hukum pidana, dan
luar pengadilan dilakukan pengaturan tindak pidana
untuk tercapainya; bentuk korporasi
dan besaran ganti rugi,
tindakan pemulihan pasca
kerusakan, jaminan agar
pencemaran dan kerusakan
lingkungan tidak terulang
kembali, dan mencegah
meluasnya dampak negatif
yang ditimbulkan.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia

Meskipun sudah ada undang-undang jelas yang mengatur, masih


banyak pelanggaran hukum lingkungan yang dilakukan oleh
manusia untuk kepentingan pribadi mereka. Pada 2018, PT.
Expravet Nasuba di Sumatera Utara membuang limbah cair ke
aliran sungai Deli karena perusahaan tidak memiliki pembuangan
limbah cair yang memadai. Kasus pencemaran sungai ini mencuat
akibat aduan masyarakat kepada pihak berwajib. Akibat ulahnya,
PT. Expravet Nasuba menerima surat peringatan dari
Pemerintahan Kota Medan dan pada akhirnya Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyegel PT. Expravet
Nasuba.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia

Penyegelan tersebut sesuai dengan pasal 68, pasal 100 pasal 116
pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban;
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu, b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup, dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia

Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku
mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang
telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan
lebih dari satu kali.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia

Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau
atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan
kepada: a. badan usaha; dan/atau b. orang yang memberi perintah untuk
melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai
pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau
berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam lingkup kerja badan
usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak
pidana tersebut dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia

Penebangan illegal di Kawasan Taman Nasional


Baluran. Pasal yang menjerat adalah pasal 83 ayat
(1) huruf a, pasal 12 huruf d UU No. 18 tahun 2013
tentang pencegahan pemberantasan perusakan
hutan dengan hukuman 5 tahun penjara dan denda
2,5 miliar
TERIMA KASIH

You might also like