Professional Documents
Culture Documents
Hukum Lingkungan
Hukum Lingkungan
LINGKUNGAN
Hukum
a. Hukum
Perlindungan
Bencana
Lingkungan
RUANG LINGKUP
HUKUM
HUKUM
HUKUM HUKUM ADMINISTRASI HUKUM
INTERNAS
PERDATA PIDANA (BAGIAN PAJAK
IONAL
TERBESAR)
Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Lembaga
Pemerintahan Non
Departemen
Kerusakan Lingkungan
Kerusakan Lingkungan di Indonesia-Lihat
di Negara Maju Bagian Umum angka 4
UULH
Keterbelakangan
Kemajuan
dan Kemiskinan
Perkembangan Pelaksanaan
Teknologi Pembangunan
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
FUNGSI
LINGKUNGAN
HIDUP
APARATUR
NEGARA DAN
PENEGAK
HUKUM
(LEMBAGA
PERADILAN)
ATURAN HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN
LINGKUNGAN HIDUP
PERATURAN PERATURAN
UU
PEMERINTAH PRESIDEN
KEPUTUSAN KEPUTUSAN
PRESIDEN MENTERI
JENIS UNDANG-UNDANG
Latar Belakang UULH 1982 yaitu peraturan sebelumnya belum mengatur lingkungan
secara komprehensif, bersifat sectoral dan ketinggalan zaman.
UULH-1982 diganti dengan UU No.23/1997 (UUPLH-1997) karena adanya kelemahan
substansi (sanksi adm. Lemah, mekanisme penyelesaian sengketa belum jelas, delik LH
hanya materil).
UUPLH-1997 diganti Kembali dengan UU No. 32/2009 (UUPPLH-2009)
- Perkembangan HAM LH (Internasional dan Nasional)
- Penyesuaian dengan Otonomi Daerah
- Prinsip pembangunan berkelanjutan dll
ASAS PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
KEANEKARAGAMAN
KEHATI-HATIAN KEADILAN EKOREGION PARTISIPATIF
HAYATI
TATA KELOLA
KEARIFAN LOKAL PEMERINTAHAN OTONOMI DAERAH
YANG BAIK
Tujuan Pengelolaan Lingkungan Hidup ( Pasal 4 UU No. 4 tahun 1982)
PENEGAKAN
PEMELIHARAAN PENGAWASAN
HUKUM
KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)
03
Sedangkan dalam kebujakan,
rencana, dan/atau program yang
menimbulkan dampak dan/atau
risiko negatif terhadap lingkungan
Manfaat KLHS
Merupakan instrumen proaktif dan saranan
pendukung pengambilan keputusan
Mengindentifikasi dan mempertimbangkan
peluang-peluang baru melalui pengkajian
sistematis dan cermat atas opsi pembangunan
yang tersedia
Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup
secara lebih sistematis pada jenjang pengambilan
keputusan yang lebih tinggi
Mencegah kesalahan investasi dengan berkas
teridentifikasinya peluang pembangunan yang
tidak berkelanjutan sejak dini
KLHS dilaksanakan dengan mekanisme:
Pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau
program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu
wilayah;
Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan,
rencana dan/atau program
Rekomendasi perbaikan
KLHS memuat kajian antara lain:
(Pasal 16 UU No. 32 Tahun 2009)
Kapasitas daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup untuk pembangunan
Perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan
hidup
Kinerja layanan/jasa ekosistem
Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
perubahan iklim
Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman
hayati
Pasal 18 ayat (1) dan (2) UU No. 32 tahun 2009
Penyegelan tersebut sesuai dengan pasal 68, pasal 100 pasal 116
pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pasal 68
Setiap orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan berkewajiban;
a. memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup secara benar, akurat, terbuka, dan
tepat waktu, b. menjaga keberlanjutan fungsi lingkungan hidup, dan
c. menaati ketentuan tentang baku mutu lingkungan hidup dan/atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku
mutu emisi, atau baku mutu gangguan dipidana, dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hanya dapat dikenakan apabila sanksi administratif yang
telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau pelanggaran dilakukan
lebih dari satu kali.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia
Pasal 116
(1) Apabila tindak pidana lingkungan hidup dilakukan oleh, untuk, atau
atas nama badan usaha, tuntutan pidana dan sanksi pidana dijatuhkan
kepada: a. badan usaha; dan/atau b. orang yang memberi perintah untuk
melakukan tindak pidana tersebut atau orang yang bertindak sebagai
pemimpin kegiatan dalam tindak pidana tersebut.
(2) Apabila tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh orang, yang berdasarkan hubungan kerja atau
berdasarkan hubungan lain yang bertindak dalam lingkup kerja badan
usaha, sanksi pidana dijatuhkan terhadap pemberi perintah atau
pemimpin dalam tindak pidana tersebut tanpa memperhatikan tindak
pidana tersebut dilakukan secara sendiri atau bersama-sama.
Penegakkan Hukum Lingkungan di Indonesia