You are on page 1of 125

PROGRAM SI KEPERAWATAN

PRODI KEPERAWATAN FIKES UNIGAL CIAMIS


PERTEMUAN I

SILABUS MATA KULIAH


PERTEMUAN II
PENGANTAR MATA AJARAN
Pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah merupakan
pelayanan yang diberikan pada klien oleh suatu tim multi
disiplin termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan
merupakan garda depan yang menghadapi masalah dan
risiko kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus.
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan
industri jasa kesehatan utama dimana setiap rumah sakit
bertanggung gugat terhadap penerima jasa pelayanan
kesehatan.
Keberadaan dan kualitas pelayanan ditentukan oleh nilai-
nilai dan harapan dari penerima jasa pelayanan.
PENGANTAR M.A (lanjutan)

Semua pemberi pelayanan ditekan untuk


menurunkan biaya pelayanan namun kualitas
pelayanan dan kepuasan klien sebagai konsumen
masih tetap jadi tolak ukur (“benchmark”) utama
keberhasilan pelayanan yang diberikan (Miloney,
2001).
Keterkaitan
dengan kepemimpinan keperawatan
Manajemen
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan
pekerjaan melalui upaya orang lain.
Menurut P. Siagian, manajemen berfungsi untuk
melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan dalam
rangka pencapaian tujuan dalam batas – batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi.
lanjutan
Liang Lie mengatakan bahwa manajemen adalah suatu
ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan
manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
Secara ringkas fungsi manajemen
adalah sebagai berikut:
A. Perenacanaan (planning)
1) Gambaran apa yang akan dicapai
2) Persiapan pencapaian tujuan
3) Rumusan suatu persoalan untuk dicapai
4) Persiapan tindakan – tindakan
5) Rumusan tujuan tidak harus tertulis dapat hanya dalam
benak saja
b. Pengorganisasian (organizing),
pengaturan setelah rencana, mengatur dan
menentukan apa tugas pekerjaannya, macam, jenis,
unit kerja, alat – alat, keuangan dan fasilitas.
c. Penggerak (actuating),
menggerakkan orang – orang agar mau / suka bekerja.
Ciptakan suasana bekerja bukan hanya karena perintah,
tetapi harus dengan kesadaran sendiri, termotivasi
secara interval
d. Pengendalian / pengawasan
(controling),
 fungsi pengawasan agar tujuan dapat tercapai sesuai
dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan
waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar
kesalahan dapat segera diperbaiki.
e. Penilaian (evaluasi),
proses pengukuran dan perbandingan hasil – hasil
pekerjaan yang seharusnya dicapai.
Hakekat penilaian merupakan fase tertentu setelah
selesai kegiatan, sebelum, sebagai korektif.
Proses Manajemen Mendukung
Proses Manajemen Keperawatan

Pengkajian Diagnosis Perencanaan Impelementasi evaluasi

PROSES KEPERAWATAN

Pengumpula perencanaan Pengelolaan Kepegawaian Kepemimpina Pengawsa


n n n
data
PROSES MANAJEMEN
Unsur manajemen yang dikelola
Adapun unsur yang dikelola sebagai sumber
manajemen adalah:
man,
money,
material,
methode,
machine,
minute
dan market.
Prinsip – Prinsip Manajemen
a. Division of work (pembagian pekerjaan)
b. Authority dan responsibility (kewenangan dan
tanggung jawab)
c. Dicipline (disiplin)
d. Unity of command (kesatuan komando)
e. Unity of direction (kesatuan arah)
f. Sub ordination of individual to generate interest
(kepentingan individu tunduk pada kepentingan
umum)
Lanjutan
g. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)
h. Centralization (sentralisasi)
i. Scalar of hierarchy (jenjang hirarki)
j. Order (ketertiban)
k. Stability of tenure of personal (stabilitas jabatan
pegawai)
l. Equity (keadilan)
m. Inisiative (prakarsa)
n. Esprit de Corps (kesetiakawanan korps)
Manajemen Keperawatan
Proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, rasa aman kepada pasien, keluarga dan
masyarakat. (Gillies, 1989).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit merupakan sistem
pengelolaan asuahan keperawatan yang diberikan kepada
klien agar menjadi berdaya guna dan berhasil guna.
Sistem pengelolaan ini akan berhasil apabila seseorang yang
diberi tanggung jawab mengelola keperawatan mempunyai
pengatahuan tentang manajemen keperawatan dan
kemampuan meminpin orang lain di samping pengetahuan
dan keterampilan klinis yang harus dikuasainya pula.
Manajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan mempunyai lingkup:
merencanakan,mengatur,menggerakkan karyawan dlm
meberikan yan keperawatan melalui manajemen asuhan
keperawatan
Secara singkat sebagai proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan mell upaya staf keperawatan, untuk memberikan
asuhan keperawatan, rasa aman kepada pasien/keluarga dan
masyarakat (Gillies,1985)
Keberhasilan pengelola pelayanan keperawatan akan
menimbulkan keberhasilan asuhan keperawatan yang diberikan
oleh para perawat akan sangat tergantung dari upaya menejerial
keperawatan
Manajemen keperawatan terdiri atas beberapa komponen yang
saling berinteraksi.
Umumnya dalam satu sistem dengan lima elemen: input,
process, output, kontrol dan umpan balik
Prinsip Manajemen
Keperawatan
Manajemen Berlandasakan Perencanaan
Manajemen dilaksanakan melalaui penggunaan
waktu yang efektif
Manajemen terorganisir
Menggunakan komunikasi efektif
Pengendalian
Filosofi Manajemen Kep
Keyakinan yang dimiliki individu atau kelompok
yang mengarahkan setiap pelaksanaan kegiatan
individu, atau kelompok kepada pencapaian
tujuan.
Filosofi Manajemen Keperawatan; Keyakinan
yang dimilki oleh tim keperawata unt
memberikan Askep berkualitas mell pemabgian
kerja, koordinasi dan evaluasi
Manajemen Keperawatan Kedepan.
Sebelum abad 21 dipengaruhi oleh perkembangan
ekonomi dan perluasan tekhnologi bersifat
kompetitif  yan Kep bersifat kuratif dan orientasi
berdasar perkembangan penyakit.
Sesudah abat 21 berorientasi kesehatan yan kep
lebih multidisiplin mepertimbangkan keberadaan
masyarkat dengan tekhnik yan tinggi.
Peran perawat lebih feleksibel dan independen
berdasar rentan sehat sakit
Strategi pelaksanaan
Mempertimbangkan perkembangan dan perub situasi.
Memerlukan pendekatan manjemen dengan metoda
yang mampu mengakomodasi permasalahan,
Mengaplikasi metoda manajemen partisipasif, berdasar
kepercayaan antar pihak yang terlibat dalam
manajemen.
Proses Manajemen Keperawatan
Proses manajemen keperawatan sesuai dengan
pendekatan sistem terbuka dimana masing – masing
komponen saling berhubungan dan berinteraksi dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Karena merupakan suatu
sistem maka akan terdiri dari lima elemen yaitu input,
proses, output, kontrol dan mekanisme umpan balik.
Prinsip – prinsip yang mendasari
manajemen
 keperawatan
seyogyanya berlandaskan perencanaan karena melalui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan
resiko pengambilan keputusan, pemecahan masalah
yang efektif dan terencana.
dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang efektif.
melibatkan pengambilan keputusan yang baik
lanjutan
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien
merupakan fokus perhatian manajer perawat dengan
mempertimbangkan apa yang pasien lihat, fikir, yakini
dan ingini terorganisir.
Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen
keperawatan yang meliputi proses pendelegasian,
supervisi, koordinasi dan pengendalian pelaksanaan
rencana yang telah diorganisasikan.
menggunakan komunikasin yang efektif
Pengembangan staf
Pengendalian
Manajer keperawatan yang efektif
a. Menetapkan penggunakan proses keperawatan
b. Melaksanakan intervensi keperawatan berdasarkan
diagnosa
c. Menerima akuntabilitas kegiatan keperawatan yang
dilaksanakan oleh perawat
d. Menerima akuntabilitas untuk hasil – hasil
keperawatan
e. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan
Falsafah Praktik Keperawatan

Dalam lokakarya nasional bulan Januari, 1983 telah


disepakati adanya profesionalisasi keperawatan,
dengan menetapkan pengertian keperawatan, falsafah
keperawatan dan peran/fungsi perawat
Falsafah Keperawatan di Indonesia
Perawatan merupakan bantuan, diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju
kepada kemampuan melaksanakan kegiatan
hidup sehari-hari.
Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan,
pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan dengan
penekanan kepada upaya pelayanan utama (PHC)
sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan
etika keperawatan (Ibrahim C., 1988).
Falsafah Dasar Praktik Keperawatan (Mary H.
Kohnke, Ed.D, RN)

 Tenagaprofesional harus mempunyai otoritas


penuh terhadap pelayanan yang diijinkan bagi
mereka untuk memberikan kepada klien, bahwa
mereka harus bertanggung jawab penuh pada
pelayanan tersebut, dan mereka harus diberikan
akuntabilitas secara penuh
Perawatan kesehatan merupakan hak semua orang.
perawatan kesehatan harus diberikan pada orang
yang telah siap menerimanya dan harus tersedia
sewaktu dibutuhkan.
keperawatan harus dapat memenuhi kebutuhan
perawatan masyarakat baik sehat maupun sakit.
Pengertian Perawat, Tenaga Perawat
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan
melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut
(dikutip oleh Elis, Hartley, 1980).

Florence Nightingale  peran perawat adalah menjaga


pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap
masalah kesehatan yang menimpa dirinya.

Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Perdagangan


Aparatur Negara Nomor 94/MENPAN/1986, tanggal 4
Nopember 1986, tenaga perawatan adalah, Pegawai negeri
sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada unit
pelayanan kesehatan (rumah sakit, Puskesmas dan unit
pelayanan kesehatan lainnya).
Pengertian Keperawatan
Virginia Henderson (1958)  keperawatan adalah
Fungsi unik dari perawat adalah membantu
individu, sakit atau sehat, dalam melakukan segala
aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau
kesembuhan atau untuk meninggal dunia dengan
tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa
bantuan apabila cukup kekuatan, harapan atau
pengetahuan. Perawat juga berfungsi membantu
hal-hal ini dalam upaya mencapai kemandirian
secepat mungkin
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian intregral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan
kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia (lokakarya kep.Nas 1983
Ciri-ciri atau tanda-tanda profesionalisme keperawatan
(Miller)

 Peningkatan dasar pengetahuan yang diberikan


pada tingkat universitas dan orientasi
pengetahuan pada tingkat pascasarjana dan
doktor (graduate level) keperawatan.
 Perwujudan kompetensi yang berasal dari dasar
teori penegakan diagnosa dan penanganan respon
manusia terhadap masalah kesehatan baik aktual
atau potential (ANA, 1980).
 Spesialisasi ketrampilan dan kompetensi yang
membatasi keahlian (Miller, 1985).
lanjutan
Secara umum tenaga profesional sering diidentifikasi
sebagai:
seorang yang serius terhadap perkerjaannya,
berpenampilan sangat baik, dan mendemonstrasikan
etik dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya (Ellis
dan Hartley, 1980)
Profesionalisme perawat
Para perawat percaya bahwa tenaga profesional
dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi
profesionalisme yaitu:
 Kompetensi,
Standar etik yang tinggi,
Pengetahuan yang memadai dan
Welas asih (kasih sayang)
Praktik keperawatan (ANA)
Praktik keperawatan  perlakuan terhadap
kompensasi pelayanan profesional yang
memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu
biologi, fisika/ilmu alam, perilaku, psikologi,
sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar
untuk mengkaji, menegakkan diagnosa, me­
lakukan intervensi, dan evaluasi upaya
peningkatan dan pemertahanan kesehatan;
penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan,
cidera, atau kecacatan; pemertahanan fungsi
optimal; atau meninggal dengan nyaman.
Lanjutan…
Praktik keperawatan termasuk tetapi tidak
terbatas pada administrasi, pendidikan, konseling,
supervisi dan eva­luasi dan pelaksanaan
penanatalaksanaan medis, ter­masuk pemberian
obat dan penanganan sesuai dengan pesanan
orang yang sah.
Setiap registered nurse secara langsung
mempunyai akuntabilitas dan tanggung jawab
terhadap konsumen dalam memberikan
perawatan yang berkualitas
NCBSN (National Council of State Boards of
Nurs­ing)
Praktik keperawatan berarti membantu individu atau
kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan
de­ngan mengkaji status kesehatannya, menentukan
diagnosa, merencanakan dan mengimplementasikan
strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta
mengevaluasi respons terhadap perawatan dan
pengobatan.
Fokus Praktik Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya
kesehatan masyarakat dunia dan sistem kesehatan
nasional.
Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan
masyarakat dengan target populasi total.
Manusia tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi
manusia dipandang sebagai mahluk bio-psiko-sosio-
spiritual.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang
terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb, 1990

1. Peningkatan kesehatan (Health promotion). Dalam


kegiatan ini, perawat membantu masyarakat
mengembangkan sumber-sumber atau
meningkatkan kesejahteraan/kesehatannya.
2. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu
masya­rakat mempertahankan status kesehatannya
3. Pemulihan kesehatan (Health restoration). Perawat
membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah
pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.
lanjutan
4. Perawatan orang yang menjelang ajal. Perawat
memberikan rasa nyaman dan merawat orang
dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat
dilakukan di rumah sakit, rumah dan fasilitas
kesehatan yang lain.
Pendahuluan
Lulusan sarjana keperawatan meningkat jumlah
Jumlah Keperawatan Diploma Meningkat Jumlah
Tingkat pemahaman klien masalah kesehatan
meningkat
Tingkat Kebutuhan pelayanan bermutu Meningkat.
Adanya perubahan perilaku pelaksana pelyana
kesehatan
Pendahuluan
Dibutuhkan pelayanan prima
Pengorganisasian lebih bermutu
Menejer yang lebih handal:

Kepemimpinan yang membuming


Kepemimpinan
Tenaga keperawatan yang terlibat dalam yan kes
senantiasa memberikan yan secara konsisten
selama 24 jam.
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
dialami oleh pasien atau keluarganya bahkan
masyarakat
mengalami berbagai respon fisik dan psikologis
memerlukan pemimpin mampu mengendalikan,
memotivasi, bertindak sebagai layaknya pemimpin
yang diharapkan, menggali potensi yang dimiliki
stafnya untuk dikembangkan
Kepemimpinan
Dapat menyesuaikan pada perubahan terkini
Dapat menjalankan fungsi kepemimpinan secara
komprehensip
Kepemimpinan yang dapat menerapkan beberapa
konsep kepemimpinan yang sesuai dengan konsep
kepemimpinan
Konsep Kepemimpinan
leadership is an art of giving
menempatkan dirinya sebagai orang yang
bermanfaat untuk orang lain
Motivational leadership pemimpin yang mampu
secara konsisten memberikan motivasi kepada
orang lain dan memiliki kualitas kunci
meliputi kemampuan akan pengetahuan dan
ketrampilan (memimpin dan teknis), komunikasi
efektif, percaya diri, komitmen tinggi, pemahaman
tentang kebutuhan orang lain, memiliki dan
mengatur energi, serta kemampuan mengambil
tindakan
Konsep Kepemimpinan
Intrepreuner yang efektif termasuk didalamnya
kemampuan bargaining, negosiasi, marketing,
penghargaan terhadap keberadaan stakeholder
(Chowdury, 2003) internal maupun eksternal
(managing time, stress, and conflict).
Pengertian
Suatu proses untuk mempengaruhi perilaku individu
atau kelompok untuk mencapai sasaran individu dan
sasaran organisasi (Paul Hersey Keneth Blanchard)
Hersey&Blanchard 77”kegiatan yang dilakukan mell
individu dan kelompok untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Fleishman 73 Keg. Menggunakan proses komunikasi u/
memepngaruhi kegiatan seseorang or kelompok ke
tujuan dlm situasi tertentu.
Gillies 94” suatu hub ketika satu pihak memiliki
kemampuan lebih besar untuk menunjukan dan
mempengaruhi orang lain.
Pendahuluan Lanjutan.
Pemimpin : Pribadi yang memiliki kecakapan
khusus dengan atau tanpa pengankatan resmi
dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpin
untuk melakukan usaha bersma mengarah pada
pencapaian sasaran tertentu (Kartono 94).
Kegiatan
Dalam keperawatan:
Gillies,94 : mengarahkan menunjukkan jalan
mensupervisi mengawasi tindakan
bawahan,mengkoordinir dan koordinasi kegiatan
yang akan sedang dilkukan, mempersatukan dari
berbagai individu yang memiliki karakteristik
berbeda
Naylor, 79 : plain, pengorganisasian,motivasi dan
pengendalian.
Gaya Kepemimpinan
Otokratik orientasi tugas dgn menggunakan jabatan
dan kekuatan pribadi pemimpin.
Demokratis”partisipatif
Laizer-faire atau free rain “ kepemimpinan membiarkan
Kepemimpinan Efektif
Depkes,90’ ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun
karso,tut wuri handayani”
Mampu memberi contoh yang baik kepada anggota
kelompoknya mll refleksi sifatnya
Mampu membangkitkan semangat anggotanya
Mampu membimbing dan melindungi anggotanya.
Tinggi
PL Hubungan
Hubungan tingg Tugas Tinggi
Tugas Rendah Hubungan Tinggi
(Partisipating) (Selling)

Tugas Rendah Tugas Tinggi


Hubungan Rendah Hubungan Rendah
(Delegating) (Telling)

Rendah PL TUGAS Tinggi

TINGGI SEDANG RENDAH

Mampu Mampu Tidak Tidak


dan tapi mampu mampu
mau Tidak Tapi dan tidak
mau mau mau

Hubungan model kepemimpinan dengan tingkat kematangan anggota


conclusion
Leffton & Buzzotta, 2004, Pemimpin mampu
memastikan bahwa bawahan melaksanakan
pekerjaannya berdasarkan ketrampilan yang dimiliki
dan komitmen terhadap pekerjaan untuk
menghasilkan keluaran yang terbaik.
Pemimpin yang efektif mengetahui secara tepat
bagaimana dan dengan cara apa ia berinteraksi
dengan setiap bawahan.
Bagaimana citra kepemimpinan yg
mencerminkan diri anda ?
Ahli
Pendorong
Bersahabat
Pahlawan
pembimbing
Hitunglah berapa jumlah angka 9 dari angka
1- 100 ?

Jawab

9 19 29 39 49 59 69 79 89 90

91 92 93 94 95 96 97 98 99

TERNYATA ADA 20
60
Pendahuluan
Banyaknya tenaga profesional yang keluar
masuk di dari satu rumah sakit ke RS lain
(Turnover)
Ketidak Puasan kerja yang menjadi
perhatian dari pekerja
Untuk mengeliminir permasalahan
tersebut dari turnover tenaga keperawatan
pimpinan keperawatan perlu perhatian
khusus dr pimpinan keperawatan
Salah satu aspek penting yang perlu
perhatian khusus yakni proses seleksi dan
penerimaan tenaga keperawatan.
Karena berkaiatan denga kualitas pelayanan
yang diberikan oleh tenaga keperawtan
Untuk penerimaan tenaga keperawatan
setiap rumah sakit berbeda beda
Jumlah dan Jenis
Pada umumnya dalam satu unit keperawatan
kepala ruangan merupakan menejer yang
harus bisa menentukan jumlah tenaga dan
jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan
Pada institusi besar proses seleksi dan
penerimaan tenaga keperawatan dilakukan
oleh unit tertentu bekerja sama dengan kepala
ruangan/ keperawatan dan kepegawaian
Tim penerimaan tenaga keperawatan benar
mengenal filosofi, tujuan dan kegiatan asuhan
keperawatan di RS tersebut.
Recruitment and processes
Recuitment: tahapan pertama proses untuk
mendapatkan staf baru dengan melihat calon staf
baru dan mendorong mereka untuk mengajukan
lamaran kerja dlm mengisi kekosongan tenaga
(Gillies,’89)
Selection: proses pemilihan calon tenaga atau staf
baru yang tepat sesui dengan posisi yang
kosong(Burgess, L’88)
Proses penerimaan
Hal yang perlu diperhatikan menejer:
Jumlah dan klasfikasi total staf
Presentasi kategori, jabatan atau usia
Jumlah perawat dlm proses pendidikan/
pernah mengikuti Diklat dan jenis pendidikan
Presentasi keluaran tenaga keperawatan tiap
tahun (turnover)
Rata-rata lama jaga untuk tipe perawat
Presentasi perawat yang dekat dan jauh dari
RS.
dll
Metoda penerimaan
Iklan, media massa
Hari karir (Career days) setaiap tahun
memberikan informasi tentang kemungkinan
pengembangan karir di suatu institusi.
Program pendidikan berkelanjutan, sebelum
menerima staf baru RS mengadakan pelatihan ttg
bidang yang akan dikembangkan dan
memerlukan tenaga
Rekomendasi Staf senior.
Sistem Seleksi Tenaga
Keperawatan
Membandingkan latar belakang dan
karakteristik yang dimiliki calon dengan
kriteria seleksi.
Mengevaluasi karakteristik individu sebagai
calon kandidat.
Evaluasi dengan selekstif menggunakan
metoda wawancara
Penentuan calon staf baru
Penerimaan stafsingkat
Training/diklat baruttgdgn orientasi
peraturan umum RS
Orientasi pekerjaan dan bersifat sentralisasi oleh
unit kerja sama lama tergantung sifat pekerjaan
Proses belajar orang dewasa, staf baru ditugaskan
mempelajari topik topik tertentu dengan tujuan g
telah dirinci, kemudian didiskusikan dgn instruktur
kelinik
Internships; staf baru mencontoh staf lama setelah
dinilai mampu.
Preceptors hips; staf baru bekerja bersama sama
dengan staf senior yg ditunjuk sebagai preceptor
yang memiliki pengetahuan sikap dan keterampilan
profesional u/jd model
Penutup
Kualitas pelayanan ditentukan salah satunya oleh
kualitas sumber daya manusia
Kualitas sumber daya manusia yang baik dan
profesional bisa didapatkan dengan proses
penerimaan dan seleksi tenaga keperawatan yang baik
Oleh: Tita Rohita, S.Kep., Ners.,
M.M.,M.kep
Pendahuluan
Menejer dapat mengontrol staf waktu,dana dan
prasaran yang digunakan untuk mengingkatkan
produktivitas.
Kenyataan banyak pekerjaan dilakukan dlm
waktu bersamaan butuh pendelegasian dan
pembagian kerja.
Pendelegasian’ penyelesaian pekerjaan mell orang
lain atau pemeberian suatu tugas pada orang lain
atau kelompok unt penyelesaian tujuan
organisasi.
Delegasi
Delegasi wewenang adalah proses dimana manajer
mengalokasikan wewenang kepada bawahannya.
Ada tiga komponen utama (vestal,94)
Tanggung jawab(responsibility)
Kemampuan(accountability)
Wewenang (authority)
Delegasi efektif
Bukan mengurangi tanggung jawabpemaknaan
tanggung jawab
Perimbangan antara tanggung jawab dan otoritas
Proses pendelegasian tepat sesuai dengan harapan
Penerima tugas aktif
Delegasi tidak efektif
Sebaliknya ! !
Kesalahan dapat terjadi:
Under delegation
Over delegation
Delegation poor
Kapan diperlukan ?
Waktu yang dibutuhkan banyak
Pemberian pengalaman dan tantangan buat staf 
motivasi
Peningkatan Kemampuan

Supervisi diperlukan:
Supervisi
Praktik Kep Profesional. Suatu proses pencarian
sumber2 yang dibutuhkan perawat untuk
menyelesaikan tugas.
Supervisi ada 2:(tugas tekhnis dan Menejerial).
Tekhnis didelegasi
Menejerial tdk semua didelegasikan diperlukan
supervisi
Supervisi
Wah besok Diklat dan Ispektur datang…? Gimana
ya ?... pertanyaaan dan komen dari segelintir staf
atau menejer lini.

Terlihat ekspresi gelisah dan gundah.


Sebaiknya fenomena ini tidak ada bila kita akan
supervisi
Supervisi kebanyakan dianggap mencari kesalahan
Supervisi
Anggapan ini menjadi masalah esensial yang
mengakibatkan  tdk didpt mengungkit
permasalahan dalam kontek perbaikan dan
pemecahan masalah.
Supervisi bagian dari kegiatan menejerial fungsi
directing (pengarahan)
Mempertahankan kegiatan agar sesuai dengan
rencana yang telah dibuat
Keguanaan
Memungkinkan menejer keperawatan menemukan
kendala yang dihadapi dlm melaksanakan ASkep
melalui analisis secara komprehensif bersama anggota
keperawatan.
Sebagai penghargaan pd anggota keperawatan
termasuk pasien mutu dan kualitas sebagai fokus
utama bukan mencari cari kelemahan dan
kekurangan.
Pengertian Supervisi
Suatu pengamatan atau pengawasan secara
langsung terhadap pelaksanaan tugas/pekerjaan
bersifat rutin (Cahayati 200)
Proses kemudahan sumber2 yang diperlukan
untuk penyelesaian tugas(Swanburg 90)
Kegaitan yang merencanakan mengarahkan,
m”bimbing, M’observasi,
M’dorong,M’cayai,m,evaluasi scr
berkesinambungan anggota secara menyeluruh
sesuai kemampuan dan keterbatasan yang
dimiliki anggota.(Kron&gray 87).
Tujuan Supervisi
Optimalkan kondisi kerja yang kondusif meliputi
lingkungan fisik, atsmofir kerja dan sumber2 yang
dibutuhkan pelaksanan tugas.
Mengorientasikan staf dan pelaksanan keperawatan,
meningkatkan kesadaran mengerti fungsi dan tugas
sebg staf
Sasaran Supervisi
Bervariatif
Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola disepakati.
Pembentukan staf yang berkualitas di kembangkan
secara sistematis dan berkesinambungan( penggunaan
alat,SOP yang baik, perimbangan tugas, penyelewengan
kekeuasaan dan keuangan).
Prinsip.
Mengetahui dasar supervisi ‘ Hubungan
Profesional,perencanaan matang, educatif, kesan
aman,membentuk suasana demokratis.
 Pencapain di dapati dengan Komunikasi
Kompetensi
Kemampuan mengarahkan
Kemampuan memberikan saran dan bantun yang
dibutuhkan pd tempat sasaran.
Kemampuan memotivasi
Memberikan latihan dan biombingan sesuai dengan
yang dibutuhkan
Menilai secar objektif terhadap kinerja keperawatan
Simpul
Supervisi dilakukan dengan perencanaan lebih
dahulu dengan menciptakan kepuasan kepada
berbagai pihak
Oleh:
Tita Rohita, S.Kep., Ners., MM
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Galuh Ciamis
Rumah Sakit
Rumah sakit (hospital) adalah sebuah institusi perawatan
kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh
dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.
Perbandingan antara jumlah ranjang rumah sakit dengan
jumlah penduduk Indonesia masih sangat rendah. Untuk
10 ribu penduduk cuma tersedia 6 ranjang rumah sakit.
Penggolongan tipe rumah sakit berdasarkan
kemampuan rumah sakit dalam memberikan
pelayanan medis kepada pasien.
Ada 5 tipe rumah sakit di indonesia, yaitu
Rumah sakit tipe A, B, C, D dan E.
RS Tipe A
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah
ditetapkan sebagai rujukan tertinggi (Top Referral
Hospital) atau disebut pula sebagai rumah sakit pusat.
RS Tipe B
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis terbatas.Rumah sakit
ini didirikan disetiap Ibukota propinsi yabg menampung
pelayanan rujukan di rumah sakit kabupaten.
RS

Tipe C
Adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokeran spesialis terbatas.Rumah sakit ini didirikan
disetiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang
menampung pelayanan rujukan dari puskesmas.
RS Tipe D
Adalah rumah sakit yang bersifat transisi dengan
kemampuan hanya memberikan pelayanan kedokteran
umum dan gigi.Rumah sakit ini menampung rujukan
yang berasal dari puskesmas.
Jenis-jenis rumah sakit
Rumah Sakit Umum
Rumah sakit terspesialisasi
Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit lembaga/perusahaan
Klinik
Rumah sakit umum
Rumah sakit yang melayani hampir seluruh penyakit umum,
dan biasanya memiliki institusi perawatan darurat yang siaga 24
jam (ruang gawat darurat) untuk mengatasi bahaya dalam
waktu secepatnya dan memberikan pertolongan pertama.
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah
ditemui di suatu negara, dengan kapasitas rawat inap sangat
besar untuk perawatan intensif ataupun jangka panjang. Rumah
sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi
kelengkapan fasilitas ini bisa saja bervariasi sesuai kemampuan
penyelenggaranya.
Rumah sakit yang sangat besar sering disebut Medical Center
(pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan
modern.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka
pelayanan kesehatan tanpa menginap (rawat jalan) bagi
masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat beberapa
klinik/poliklinik di dalam suatu rumah sakit (
Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak,
rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani
kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric
hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya
satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan
universitas atau pusat riset medis tertentu.
Rumah sakit
penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit
umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan
pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah
sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji
coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan
baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak
universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud
pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.
Rumah sakit
lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan
untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota
lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan
pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan
lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan
udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi
karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang
terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit
lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum
dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat
umum.
Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani
keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga
Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin
menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya
menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa
kumpulan klinik yang disebut poliklinik (Wikipedia).
Setiap rumah sakit pastilah memiliki fungsi dan
tujuan masing-masing, tapi pada dasarnya setiap
rumah sakit mempunyai fungsi yang sama yaitu
Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
Tita Rohita, S.Kep., Ners., M.M
PENGERTIAN MUTU
1. Kesesuaikan dengan kebutuhan pasar atau
konsumen(Deming)
2. Kepuasan pelanggan sepenuhnya yaitu sesuai
dengan apa yang diharapkan konsumen atas suatu
produk(Feigenbaun)
3. Pemenuhan terhadap kebutuhan /keperluan sesuai
dengan apa yang dipersyaratkan atau distandarkan
(Crosby)
4. Produk yg berorientasi pada pelanggan (Martinich)
5. Kemampuan dari suatu produk atau pelayanan
dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan pelanggan
PENGERTIAN MUTU DITERAPKAN DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN
1. Caring yg merupakan fokus/inti dari keperawatan
2. Bersifat relatif untuk setiap klien,dan selalu berubah
dari waktu kewaktu dg kepuasan yg harus dicapai
sesuai dg standar profesional
3. Berupa kepuasan yg harus dicapai sesuai standar
operasional
4. Berupa pengawasan diperlukan dlm lingkungan yg
kompetitif
5. Merupakan tantangan yg harus diterima dan
dipenuhi oleh keperawatan
Tiga area tg jw mutu

Pasien praktisi profit/pembiayaan

Asuhan kep Penampilan/kinerja pembiayaan


kep
Indikator klinik keperawatan

Indikator : pengukuran tidak langsung suatu peristiwa


atau kondisi,BB

Indikator juga mempunyai arti variabel yg menunjukan


satu kecenderungan sistem yg dpt dipergunakan untuk
mengukur perubahan (Green 1992)

Indikator klinik adalah ukuran kuantitas sebagai


pedoman untuk mengukur dan mengevaluasi kualitas
asuhan pasien dan berdampak pada pelayanan
Indikator klinik keperawatan: suatu variabel unt.
Mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan
keperawatan dan berdampak terhadap
pelayananan kesehatan.
Karakteristik dari suatu indikator
1. Valid
2. Reliable
3. Sensitive
4. Specific
5. Relevan
Jenis indikator
1. Keselamatan pasien (patient safety)
2. Keterbatasan perawatan diri
3. Kepuasan pasien
4. Kecemasan
5. Kenyamanan
6. Pengetahuan
Keselamatan pasien
(pasien safety)
A. Angka kejadian Dekubitus
B. Angka kejadian kesalahan pada pemberian obat
oleh perawat
C. Angka kejadian pasien jatuh
D. Angka kejadian cedera akibat Restrain
A. Angka kejadian Dekubitus
Jumlah kejadian dekubitus X 100 %
Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus

a. Usia lanjut
b. Ketidak mampuan bergerak pd bag tertentu
c. Malnutrisi/Obesitas
d. Berbaring lama penekanan lebih 2 jam di TT
e. Penggnaan korsi roda
f. Mengalami kondisi kronis : DM,Penyakit vaskuler
g. Inkontinentia urie,alvi
Lokasi presure ulcer yg sering
terjadi
Belakang kepala
Sikut
Sacrum dan coccyx
Tumid
Trochanter
B.Angka kejadian pada pemberian obat
Angka KTD dalam pemberian obat :
Jl.ps yg terkena KTD dlm pemberian obat X100% =
Jumlah psn pada hari tersebut

Angka KNC dlm pemberian obat :


Jl.psyg terkena KNC dlm pemberian obatX100% =
Jml. Pasien pada hari tersebut
Kejadian salah pemberian obat
1. Salah pasien.
Salah nama,tdk sesuai dg MR
2. Salah waktu:
a. Terlambat pemberian obat (30men stlh jadual
b. Terlalu cepat (30 men sblm.jadual)
c. Obat stop tetap dilanjutkan
3. Salah cara (rute)
Oral, iv.im,sc,supp,drip
4. Salah dosis:
a. dosis berlebih dari yg di R/dr
b. dosis kurang dari yg di R/dr
5. Salah obat: obat yg diberikan tdk sesuai dg. R/ dr
6. Salah dokumentasi:
dokumentasi tidak sesuai dengan yg dilaksanakan
C. Angka kejadian pasien jatuh
Jumlah pasien jatuh X 100 %
Jumlah pasien yg beresiko jatuh
Pasien beresiko jatuh: dikatagorikan pasien
mempunyai satu atau lebih faktor beresiko jatuh
pada saat pengkajian :

A. Faktor resiko intrinsik


1. Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
2. Diagnosis /perubahan fisik
3. Medikasi dan interaksi obat
4. Kondisi mental/gangguan alkohol
B. Faktor extrinsik
Karakteristik lingkungan
1. Tingkat pencahayaan
2. Permukaan lantai
3. Furnitur
4. Ketinggian TT,kunci TT
5. Call bell
6. Penggunaan alat bantu
7. Lama dirawat
D. Angka kejadian cidera akibat
restrain

Jumlah pasien akibat cidera restrain X 100%


Jumlah total pasien yg dipasang restrain
Perhatian pada
Sirkulasi ektrimitas restrain
adekuat tidak
Ada atau tidak gangguan ektrimitas
Keluarga mengerti tentang perlunya restrain
Jangan posisikan supine posision
Cek posisi restrain
Jangan dipasang pada extrimitas yg tidak bisa
bergerak
II Angka keterbatasan perawatan
diri
Angka tidak terpenuhinya kebutuhan mandi
berpakaian,eliminasi,yg disebabkan oleh keterbatasan
diri

Angka tdk terpenuhi kebutuhan diri( mandi,toilet pd


tingkat ketergantungan ,partial.total:
Jml.ps.ygtdk terpenuhi keb.diri X 100%
Jml ps. Dirawat dg tingkat keterg. Partial,total
III. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
thd.pelayanan keperawatan
Anka kepuasan =

Jml.ps. Yg menyatakan puas thp.yan kep X 100%


Jml ps.yg dilakukan survey pada periode ttt.
IV. Kenyamanan
a. Angka tata laksana nyeri :

Persentase ps. nyeri yg terdokumentasi dlm askep:


Jm total ps. Nyeri yg terdokumentasi X100%
Jmlh total ps.per periode waktu ttt

Persentase tata laksana ps. Nyeri:


Jm total. tin per seb. Respon nyeri X100%
Jml.tot ps. Terdokumentasinyeri skala ≥4 per periode ttt
b. Angka kenyamanan pasien :

angka kenyamanan pasien :


Jml. Ps. Dg. Nyeri terkontrol X100%
Jml. Ps. Yg. Terdok.nyeri per periode ttt
V Angka kejadian cemas

Angka kejadian cemas pada ruang rawat umum:


jumlah ps. Cemas X 100%
Jumlah ps. Yg dirawat
A.
VI. Pengetahuan
Pengetahuan ttg.perawatan penyakitnya:
jumlah ps. Yg kurang pengetahuan X100%
Jumlah ps. Yg dirawat pada periode ttt

B.Perencanaan pasien pulang (discharge planning)


Jml. Ps. Yg tdk. Dibuat dp.pd. Periode ttt X100%
Jml. Ps. Yg dirawat pada periode ttt

You might also like