You are on page 1of 14

BAB 4

MENGINTEGRASIKAN
IMAN,ISLAM DAN IHSAN
DALAM MEMBENTUK
INSAN KAMI

Kelompok 3

- Muhamad Zen Alhabsy S.


- Tiara Mustika M.
- Rifqi Gandhie Pratama H.P.
MENGINTERGRASIKAN
IMAN,ISLAM DAN
IHSAN

Mengintegrasikan Iman, Islam, dan Ihsan adalah proses yang kompleks dalam membentuk insan
kami. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang agama, implementasi nilai-nilai Islam
dalam kehidupan sehari-hari, dan mencapai kesempurnaan dalam segala tindakan. ini akan
membahas pentingnya integrasi dalam meningkatkan kualitas hidup dan menjadikan kita insan
yang lebih baik.
A. Definisi Iman, Islam, Ihsan, dan Insan Kamil.
• IMAN
Iman secara etimologis berarti 'percaya'. Perkataan iman diambil dari
kata kerja 'aamana'-yukminu' yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Secara terminologis iman adalah mempercayai dengan hati, mengikrarkan, dan
mengamalkan dengan perbuatan, segala yang dibawa Nabi Muhammad SAW
(Jamaludin Kafie, 1981:23).
Menurut Syekh Muhammad Amin al-Kurdi:
(“Iman ialah pembenaran dengan hati”).
Menurut Hasbi As-Shiddiq;
(“Iman ialah mengucapkan dengan lidah, membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota tubuh”).
Dalil:
Isma`il, Ishaq, Ya`qub dan anak cucunya dan apa yang diturunkan kepada Musa
serta apa yang diberikan kepada Nabi-nabi dari Tuhannya. (Q.S.al-Baqarah
(2):136).
2. ISLAM
Secara etimologis, arti kata “Islam” berasal dari bahasa Arab “salima” yang
artinya selamat. Dari kata tersebut terbentuk kata “aslama” yang artinya
menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sedangkan, secara terminologis dapat
dikatakan, Islam adalah agama wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-
Nya yang terakhir dan berlaku bagi seluruh manusia, di mana pun dan kapan
pun, yang ajarannya meliputi seluruh aspek kehidupan manusia.
Dalil:
“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-
orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena
kedengkian di antara mereka. Barangsiapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah,
maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya” (QS. Ali 'Imran Ayat 19).
Hadist:
Rasul SAW. Bersabda: Islam dibangun atas lima perkara: persaksian sesungguhnya tidak ada
tuhan selain Allah dan sesungguhnya nabi Muhammad adalah utusannya, mendirikan sholat,
memberikan zakat, haji dan puasa ramadhan.
3. IHSAN
Secara etimologis, ihsan berasal dari kata (mufrod) hasan, yang artinya baik.
Ihsan secara terminologis mempunyai arti apabila kita beribadah seolah-olah
kita melihat Allah dan bila tidak melihatnya, maka Allah pasti melihat kita.

Ihsan dalam beribadah kepada Allah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Ihsan beriman kepada allah
Hal ini merupakan tingkat ihsan yang paling tinggi karena ini menunjukkan
bahwa seorang hamba sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah
untuk mendapatkan ridho, rahmat dan ampunan dari Allah.
2. ihsan keada makhluk allah
Adalah ihsan yang kita lakukan kepada makhluk allah contohnya: Ihsan terhadap diri sendiri,Ihsan terhadap
manusia dan Ihsan terhadap makhluk lain (alam/lingkungan)
Ihsan dibedakan menjadi 4 hak, yaitu:
• HARTA
• JABATAN
• PENGETAHUAN
• RAGA/BADAN
4. INSAN KAMIL
Insan kamil berasal dari bahasa Arab, yaitu tersusun dari dua kata: insan
dan kamil. Secara harfiah, insan berarti manusia, dan kamil memiliki arti yang
sempurna. Dengan demikian, insan kamil artinya manusia yang sempurna.
Insan kamil menurut Islam tidak mungkin di luar hakekatnya jadi perbuatannya
sesuai dengan hakikatnya. Insan kamil memiliki arti manusia yang suci, bersih,
bebas dosa, sempurna. Lebih lengkapnya yaitu manusia yang egonya mencapai
titik intensitas tertinggi, yakni ketika ego (konsep tentang diri atau prinsip)
mampu menahan pemikiran secara penuh, bahkan ketika mengadakan kontak
langsung dengan yang mengikat ego (ego mutlak atau Tuhan).

Insan kamil ini merujuk pada diri Nabi Muhammad


SAW sebagai sebuah contoh manusia ideal. Jati diri Muhammad yang demikian
tidak semata-mata dipahami dalam pengertian Muhammad SAW asebagai
utusan Tuhan, tetapi juga sebagai nur (cahaya/roh) Ilahi yang menjadi pangkal
dan poros kehidupan di jagad raya ini.
KARAKTERISTIK DAN METODE
1. Ciri-ciri dan Syarat-Syarat Insan Kamil
PECAPAIAN INSAN KAMIL
a. Jasmani yang sehat serta kuat dan keterampilan
b. Cerdas serta pandai
c. Rohani yang berkualitas tinggi

Adapun syarat-syarat menjadi insan kamil ada beberapa maqam


(tingkatan) yang harus dilalui seorang sufi yaitu, sebagai berikut:
a. Islam
b. Iman
c. Shalat
d. Syahadah ( telah menyaksikan )
e. Syiddiqah (Kebenaran)
f. Qurban
SELANJUTN
Ada beberapa syarat lain untuk mencapai insan kamil dalam filsafat pendidikan Islam, yaitu :
1. Keseimbangan jasmani dan rohani
YA.........
Dengan fisik yang sempurna manusia bisa menjadi individu
yang bermanfaat bagi makhluk ciptaan Tuhan lainnya

2. Kesalehan individu dan kesalehan sosial


Manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan untuk saling
berhubungan dan hidup secara bersamaan dengan karakteristik masing-
masing agar mampu menghormati dan membantu dalam menegakkan
yang benar dan melarang yang salah.

3. Seimbang antara hubungan dengan kehidupan di dunia dan akhiratPercaya atau iman,
adanya hari akhir dan kehidupan setelah mati
merupakan bagian dari rukun iman
KEDUDUKAN
INSAN KAMIL
Kedudukan Insan Kamil dapat dilihat dari 2 aspek, yaitu :
• dipandang sebagai penyebab dan pelestarian eksistensi pada alam semesta. hal ini
dikarenakan pada diri insan kamil telah terdapat kemampuan - kemampuan yang
melebihi kemampuan yang dimiliki manusia pada umumnya, baik dari segi kepribadian
maupun pengetahuan.
• dipandang sebagai pusat kesadaran semesta. fungsi ini terwujud dikarenakan insan
kamil adalah sebagai wali tertinggi serta yang memiliki yang memiliki pengetahuan
ESOTERIK

Insan Kamil mejadi wadah Tajalli ( Penampakan diri Tuhan yang bersifat absolut ) IIlahi yang
paling sempurna, bak lahir dan batinnya.
C. Integrasi Iman, Islam dan Ihsan Dalam Membentuk Insan Kamil

Iman, Islam, dan ihsan adalah tiga unsur penting dalam agama Islam. Iman,
Islam dan ihsan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
Ketiganya memiliki hubungan yang sangat erat dan saling mengisi. Walaupun
ketiganya memiliki pengertian atau arti yang berbeda, ketiganya memiliki hakikat
yang sama.

istilah akidah, syariat dan akhlak lebih dikenal sebagai unsur atau
komponen pokok ajaran Islam. Akidah merupakan cabang ilmu agama untuk
memahami pilar iman; syariat merupakan cabang ilmu agama untuk memahami
pilar Islam; dan akhlak merupakan cabang ilmu agama untuk memahami pilar
ihsan.
Tabel
Hubungan Islam, Iman dan Ihsan dengan Ilmu-ilmu Islam

NO
OBJEK KAJIAN
UNSUR ILMU

ENAM
1.
IMAN AQIDAH
RUKUN ISLAM

LIMA
2.
ISLAM SYARIAT
RUKUN ISLAM

PERILAKU YANG BAIK


3. IHSAN AKHLAK SEBAGAI HASIL DARI
KEIMANAN DAN IBADAH
Insan kamil mampu mengintegrasikan iman dan ilmu serta iman
dan akhlak untuk membentuk ihsan sehingga tercipta akhlak yang mulia. Iman
yang awalnya hanya dimaknai dengan “percaya” menjadi suatu pendorong
untuk melaksanakan perintah agama demi mewujudkan suatu kepatuhan dan
kesungguhan seorang hamba terhadap Allah SWT.

Rukun Islam yang dilaksanakan dengan berbagai ibadah membawa makna yang mendalam bagi
manusia. Sebagai contoh salat dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar,
zakat menyebabkan manusia menyadari bahwa rezeki adalah karunia dan
titipan dari Allah, puasa yang dapat meningkatkan ketakwaan kepada Allah,
haji dihubungkan dengan larangan berkata kotor dan dusta.

Pada akhirnya dengan keimanan dan keislaman, ihsan dapat diwujudkan oleh manusia sehingga
muncullah pemikiran, perkataan dan perilaku yang mulia.
Apabila manusia telah memahami dan mengamalkan iman serta
melaksanakan rukun Islam dengan sungguh-sungguh maka tingkat keihsanan
manusia akan meningkat.

Hal ini menjadi mungkin bagi manusia untuk


mencapai insan kamil.
kesimpulan
Iman adalah keyakinan dalam hati, diikrarkan dengan lisan, dan
diwujudkan dengan amal dengan perbuatan. Islam berarti ajaran yang dibawa
oleh Nabi Muhammad SAW. Orang yang sudah masuk Islam dinamakan
muslim, yaitu orang yang menyatakan dirinya telah taat, menyerahkan diri, dan
patuh kepada Allah SWT. Sedangkan ihsan adalah ketika seseorang yang
menyembah Allah SWT seolah-olah ia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu
membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.

Jika manusia telah memahami dan mengamalkan arti dari iman dan juga
telah menjalani Islam dengan rukun-rukunnya dengan istiqamah, maka
keihsanan akan otomatis terbentuk dalam dirinya. Dengan terus menjaga dan
mengamalkan keihsanannya, dengan izin Allah, kesempurnaan agama berupa
insan kamil akan juga diraih oleh manusia.
terimakasih

You might also like