You are on page 1of 17

TITRASI ASAM BASA

Dosen Pengampu: Zikra Azizah,


M.Pd
KELOMPOK
11. Alfatihatusy Syarifah 20011009
2. Anisa Putri 20011021
3. Devi Monica 20011049
4. srifahyumi 20011184
5. Zakri Rais 20011217
6. Mutia Hafizah
7. Salsabila Putri Ferinski
PENGERTIAN

Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan menggunakan zat
lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Dalam melakukan titrasi diperlukan beberapa persyaratan yang
harus diperhatikan, seperti;
● Reaksi harus berlangsung secara stoikiometri dan tidak terjadi reaksi samping.
● Reaksi harus berlangsung secara cepat.
● Reaksi harus kuantitatif.
● Pada titik ekivalen, reaksi harus dapat diketahui titik akhirnya dengan tajam (jelas perubahannya).
● Harus ada indikator, baik langsung atau tidak langsung. Berdasarkan jenis reaksinya, maka titrasi
dikelompokkan menjadi empat macam titrasi yaitu: a) Titrasi asam basa; b) Titrasi pengendapan; c)
Titrasi kompleksometri d)Titrasi oksidasi reduksi
Lanjutan…

Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk
menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Indikator merupakan suatu
zat yang ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah
terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan sebagai
indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan perubahan warna sampel seiring dengan
terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau perubahan pH
PRINSIP

Titrasi asam basa melibatkan reaksi antara asam dengan basa, sehingga akan terjadi perubahan
pH larutan yang dititrasi. Secara percobaan, perubahan pH dapat diikuti dengan mengukur pH larutan
yang dititrasi dengan elektrode pada pH meter. Reaksi antara asam dan basa, dapat berupa asam kuat atau
lemah dengan basa kuat atau lemah, meliputi berikut ini:

Dari pH titik ekivalen tersebut dapat dipilih indikator untuk titrasi asam basa yang mempunyai
harga kisaran pH tertentu
CARA MENGETAHUI TITIK EKUIVALEN

Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, yaitu:
a. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik
tengah dari kurva titrasi tersebut adalah titik ekuivalen.
b. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titran sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat
inilah
titrasi dihentikan.
Pada umumnya kedua cara dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan
alat tambahan, dan sangat praktis.
KURVA TITRASI ASAM BASA

Pada titrasi asam dengan basa, maka kurva titrasinya merupakan hubungan antara volume basa
sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumby Y) seperti pada Gambar 2.4a, dengan bertambahnya basa
sebagai penitrasi maka pH larutan yang dititrasi akan meningkat.
Sedangkan pada titrasi basa dengan asam, maka kurva titrasinya merupakan hubungan antara
volume asam sebagai penitrasi (sumbu X) dengan pH (sumby Y) seperti pada Gambar 2.4b, dengan
bertambahnya asam sebagai penitrasi maka pH larutan yang dititrasi akan menurun
INDIKATOR ASAM BASA

Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas dalam rentang pH yang
sempit
Indikator asam basa merupakan asam organik lemah dan basa organik lemah yang mempunyai
dua warna dalam pH larutan yang berbeda. Pada titrasi asam dengan basa, maka indikator yang digunakan
adalah asam kedua yang merupakan asam yang lebih lemah dan konsentrasi indikator berada pada tingkat
kecil.
Pada titrasi asam dengan basa, indikator (asam lemah) akan bereaksi dengan basa sebagai
penitrasi setelah semua asam dititrasi (bereaksi) dengan basa sebagai penitrasi. Sebagai contoh indikator
asam (lemah), HInd, karena sebagai asam lemah maka reaksi ionisasinya adalah sebagai berikut:
Lanjutan…

Indikator asam basa sebagai Hind mempunyai warna tertentu dan akan berubah bentuk menjadi
Ind- setelah bereaksi dengan basa sebagai penitrasi yang juga akan berubah warna.
Beberapa indikator asam basa disajikan pada Tabel 2.5, pada tabel tersebut setiap indikator
mempunyai harga kisaran pH dan perubahan warna dalam bentuk asam (Hind) dan basa (Ind).

Jadi indikator yang dipilih untuk titrasi asam basa, adalah indikator yang mempunyai kisaran
harga pH yang berada pada sekitar harga pH titik ekivalen
JENIS-JENIS TITRASI ASAM BASA

a. Titrasi Asam Kuat-Basa Kuat


Pada proses titrasi asam kuat dengan basa kuat dan sebaliknya, kedua larutan
dapat terionisasi dengan sempurna, hal ini dikarenakan larutan asam kuat dan basa
kuat termasuk kedalam larutan elektrolit kuat yang dapat terionisasi secara sempurna
didalam air. Penambahan basa kuat ke dalam asam kuat (atau sebaliknya) adalah jenis
titrasi yang paling sederhana. Reaksi kimianya adalah netralisasi:

H3O₊ (aq) + OH₋(aq) = 2H2O(1)


Lanjutan…

Asam dan basa kuat terurai sempurna dalam larutan berair, oleh karena itu, pH pada berbagai
titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan
bereaksi. Pada titik ekivalen, pH ditentukan oleh tingkat terurainya air. Pada 25°C pH air murni adalah
7,00. (Day,dkk, 2001) Contoh titrasi asam kuat dengan basa kuat:
NaOH(aq) + HCl(aq) → NaCl(aq) + H2O(1)
Lanjutan…

b. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat


Pada proses titrasi asam lemah dengan basa kuat dan sebaliknya, salah satu
larutan (asam lemah) tidak dapat terionisasi dengan sempurna. Hal ini
dikarenakan asam lemah tergolong kedalam larutan elektrolit lemah. Sehingga garam
yang dihasilkan dalam reaksi memiliki sifat basa. Oleh karena itu, pada proses titrasi asam
lemah dengan basa kuat titik ekivalennya terjadi ketika pH campuran lebih dari 7. Titrasi
asam lemah dengan basa kuat akan mempunyai kurva dan titik ekivalen yang berbeda dari
asam kuat dengan basa kuat
Lanjutan…

Contoh dari titrasi asam lemah dengan basa kuat :


● Asam lemah: CH3COOH,
● Basa kuat : NaOH
● Persamaan Reaksi: CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → NaCH3COO(aq) + H2O(1)
Lanjutan…

c. Titrasi Basa Lemah dengan Asam Kuat


Proses titrasi basa lemah dan asam kuat terjadi hampir sama dengan proses titrasi asam lemah dengan
basa kuat. Hal ini dikarenakan salah satu dari larutan adalah larutan elektrolit lemah yang tidak mampu
terionisasi
secara sempurna. Karena dalam reaksi ini larutan basa yang tidak dapat bereaksi secara sempurna,
garam hasil reaksi ini menjadi memiliki sifat asam. Oleh karena itu, pada proses titrasi basa lemah dengan
asam kuat titik
ekivalennya terjadi ketika pH campuran kurang dari 7. Contoh dari titrasi basa lemah dengan asam
kuat :
● Asam kuat : HCI,
● Basa lemah: NH3
● Persamaan Reaksi : HCl(aq)+ NH3(aq)→ NH4Cl(aq)
Lanjutan…

d. Titrasi Basa Lemah dengan Asam Lemah


Kurva berikut adalah untuk kasus dimana asam dan basa keduanya sebanding lemahnya, sebagai
contoh, asam etanoat dan larutan amonia. Pada kasus yang lain, titik ekivalen akan terletak
pada pH yang lain. Contoh dari titrasi basa lemah dengan asam lemah adalah:
CH3COOH(aq) + NH3(aq) → CH3COONH4(aq)
DAFTAR PUSTAKA

Day, R.A dan Underwood, A.L. (1989). Analisis Kimia Kuantitatif edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Day, R A, dan Underwood, A L. (2001). Analsis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, D.W., Gillis, H.P., Nachtrieb, N.H. (2001). Prinsip-prinsip Kimia Modern Edisi ke-
4(Jilid 1).
Diterjemahkan oleh S.S. Achmadi. Jakarta: Erlangga.
Pierce, W., Sawyer, D., & Haenisch, E. (1967). Quantitative Analysis. New York: John Wiley and Sons,
Inc.
Sudarmo, Unggul. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI. Surakarta: Phibeta.
Syukri, S. (1999). Kimia Dasar I. Bandung: ITB.
Wiryawan, Adam., dkk. (2008). Kimia Analitik untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
THAN KYOU!

This is where you section ends. Duplicate this set of slides as many times you need to go over all your
sections.

You might also like