You are on page 1of 82

Bed Side Teaching 1

Oleh : Arifani Cahyani/1215225


Pembimbing : dr. SYLVIA T, Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN SARAF


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN / UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2017
IDENTITAS
Nama : Tn JH
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 57 tahun
Alamat : Jl. Cibolerang 64 RT 06/RW 05 kel.

Margahayu kec. Babakan ciparay -Bandung


Pekerjaan : Perawat
Status : Menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Tgl Pemeriksaan : 7 Maret 2017
ANAMNESA
Autoanamnesa
Keluhan Utama : nyeri kepala
Anamnesa Khusus:

 Pasien datang dengan keluhan nyeri kepala sejak 4 hari lalu. Nyeri kepala muncul tiba-

tiba saat sore hari. Nyeri kepala dirasakan pada 2 sisi. Nyeri terasa seperti diikat dari depan

kepala hingga belakang kepala, tetapi tidak menjalar hingga ke leher. Nyeri kepala terjadi sekitar

30 menit hingga 1 jam, dan berulang sebanyak 3 kali. Di antara serangan terdapat jeda beberapa

jam. Keesokan harinya, terjadi 3 kali serangan (pagi, siang, dan malam) setiap serangan

berlangsung 30 menit hingga 1 jam. Pasien mengaku baru mengalami nyeri kepala seperti ini.

Nyeri dirasakan mengganggu aktivitas pasien. Nyeri sedikit berkurang bila beristirahat.

 Silau saat melihat cahaya atau lampu; mual, muntah, nyeri kepala bertambah parah saat batuk,

bersin, dan mengedan, hilangnya lapang pandang, penglihatan ganda, kelemahan pada tangan

atau kaki, bicara rero disangkal oleh pasien .


 Riwayat penyakit dahulu :
 post operasi batu ginjal kiri 6 hari yang lalu
 riwayat DM sejak 5 tahun (GDS tertinggi 300mg/Dl kontrol teratur)
 HT terkontrol sejak 10 tahun lalu (TD tertinggi 140)
 Riwayat penyakit keluarga : HT(+),DM(+)  ayah kandung
 Riwayat pengobatan :
 Untuk nyeri kepala belum diobati
 aspilet 1x1
 bisoprolol 1 x1/2
 metformin 3x650 mg
 Riwayat Kebiasaan :
 Olahraga badminton 1x/bulan
 merokok (+) 6 batang/ hari dari muda hingga saat ini
 minum alkohol (-), anggur (-), keju (-), coklat (-)
 Riwayat Alergi : -
PEMERIKSAAN FISIK

 Kesadaran : Compos mentis (GCS: E4M6V5)


 Nadi : 84x/menit, regular, equal, isi cukup
 Respirasi : 20x/menit
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Suhu : 36,2 C
 Turgor : Kembali cepat
 Kepala : bentuk dan ukuran simetris
 Konjungtiva : anemis -/-
 Sklera : ikterik -/-
 Lakrimasi : -/-
 Thorax : bentuk dan pergerakan simetris
 Jantung : Bunyi jantung murni, murmur -
 Paru : VBS ka=ki, ronchi-/-, wheezing-/-
 Abdomen : cembung, soepel, BU + normal, nyeri tekan –
 Ekstrimitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

6
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

1. Penampilan :
 Kepala : B/U simetris
 Collumna vertebra : deformitas -
2. Rangsang meningen :
 Kaku kuduk : negatif
 Test brudzinky I : negatif
 Test brudzinky II : negatif
 Test brudzinky III: negatif
 Test Kernig : negatif
 Test Laseque : negatif
7
3. Saraf Otak:
 NI : penciuman normosmia
 NII :
 Ketajaman penglihatan : baik
 Lapang pandang : baik
 Fundus okuli : tidak dilakukan
 N III, IV, VI:
 Ptosis (–)
 Posisi mata : sentral
 Pupil : bulat, isokor, diameter 3mm
 Reflex cahaya : direk +/+ indirek +/+
 Gerak bola mata : baik ke segala arah.

8
 N V:
 Sensorik :
 oftalmikus : baik, simetris
 maksillaris : baik, simetris
 Mandibularis : baik, simetris
 Motorik : baik
 N VII:
 Angkat alis mata : simetris
 Memejamkan mata : sama kuat ki=ka
 Plika naso-labialis : simetris
 Gerakan wajah : simetris
 Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah : tidak dilakukan

9
 N VIII :
 Pendengaran : baik
 Keseimbangan : tidak dilakukan pemeriksaan

 N IX/ X :
 Suara : disfoni -
 Menelan : baik
 Arkus farinks : simetris ka=ki
 Uvula : letak central
 Kontraksi palatum : baik
 Refleks faring : tidak dilakukan
 Rasa kecap 1/3 belakang : tidak dilakukan

10
 N XI :
 Angkat bahu : simetris ka=ki
 Menengok ke kanan/kiri: baik, simetris ka=ki
 N XII :
 Posisi lidah : sentral
 Atrofi : tidak ada
 Tremor/ fasikulasi : tidak ada

11
4. Motorik :
Anggota Kekuatan Tonus atrofi fasikulasi
badan

Atas 5/5 n/n -/- -/-


Bawah 5/5 n/n -/- -/-

 Gerakan involunter : -
 Cara berjalan/ gait : normal

5. Sensorik :
 Lengan kiri : baik, normal
 Lengan kanan : baik, normal
 Batang Tubuh : baik, normal 12
 Tungkai kiri : baik, normal
 Tungkai kanan : baik, normal

6. Koordinasi :
 Cara bicara : tidak ada kelainan
 Tremor : tidak ada
 Test telunjuk hidung : tidak ada kelainan
 Diadokokinesis : tidak ada kelainan
 Heel to toe : tidak ada kelainan

13
7. Refleks
 Refleks fisiologis
 Biceps : +/+
 Triceps : +/+
 Barachioradialis : +/+
 KPR : +/+
 APR : +/+
 Epigastrik : tidak dilakukan
 Mesogastrik : tidak dilakukan
 Hipogastrik : tidak dilakukan
 Kremaster : tidak dilakukan

14
 Refleks patologis:
 Hofman trommer : -/-
 Babinsky : -/-
 Chaddock : -/-
 Oppenheim : -/-
 Gordon : -/-
 Schaeffer : -/-
 Klonus : tidak dilakukan
 Refleks primitif :
 Glabella :-
 Mencucu mulut :-
 Palmo mental :-

15
8. Pemeriksaan Fungsi Luhur
 Hubungan psikis : Baik
 Afasia motorik : Tidak ada
 Afasia sensorik : Tidak ada
 Ingatan:
 Jangka pendek : Baik
 Jangka panjang : Baik
 Kemampuan berhitung : Baik

16
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Hematologi rutin
 Elektrolit dan fungsi ginjal
 Gula darah sewaktu
 EKG
 CT-Scan Kepala tanpa kontras
RESUME
Autoanamnesa
Keluhan Utama : Cephalgia
Anamnesa Khusus :

Tuan JH usia 48 tahun datang ke IGD RS Immanuel, datang dengan


keluhan cephalgia. Cephalgia muncul tiba-tiba saat sore hari dan
sifatnya bilateral, seperti diikat dari depan kepala hingga belakang
kepala dengan durasi 30 menit hingga 1 jam, dan berulang
sebanyak 3 kali. Di antara serangan terdapat jeda beberapa jam.
Keesokan harinya, terjadi 3 kali serangan (pagi, siang, dan malam)
setiap serangan berlangsung 30 menit hingga 1 jam. Tuan JH
mengaku baru mengalami nyeri kepala seperti ini. Nyeri dirasakan
menganggu aktivitas, tetapi sedikit berkurang apabila pasien
berisitirahat.
 photophobia (-). Nausea (-), vomitus (-), nyeri yang bertambah parah
jika batuk, bersin, mengedan (-), hemianopsia (-), diplopia (-),
hemiparese/hemiplegik (-), disartri (-)
 RPD :
 post operasi batu ginjal kiri 6 hari yang lalu
 DM sejak 5 tahun (GDS tertinggi 300mg/Dl kontrol teratur)
 HT terkontrol sejak 10 tahun lalu (TD tertinggi 140)
 RPK : HT(+),DM(+)  ayah kandung
 RPO :
 aspilet 1x1
 bisoprolol 1 x1/2
 metformin 3x650 mg
PEMERIKSAAN FISIK
 Kesadaran : Compos mentis (GCS: E4M6V5)
 Nadi : 84x/menit, regular, equal, isi
cukup
 Respirasi : 20x/menit
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Suhu : 36,2 C
STATUS NEUROLOGIS
 Rangsang meningen (-)
 Saraf cranial : dalam batas normal
 Motorik :

 Sensorik : dalam batas normal


 Koordinasi : tidak ada kelainan
 Refleks fisiologis : +/+
 Refleks patologis : -/-
 Fungsi luhur : baik
Hasil pemeriksaan penunjang
 Hasil hematologi rutin
 Hb 14,6 gr/dl (13,2-17,3)
 Ht 42% (40-52)
 Leukosit 7000/mm3(4000-10.000)
 Trombosit 238000/mm3 (150.000-450.000)
 Eritrosit 4,9 juta/mm3 (4.4-5.9)
 MCV 87 fl (80-100)
 MCH 30 pg/ml (26-34)
 MCHC 34 dr/dl (32-36)
 Kimia klinik
 Na 127 mEg/L (135-147)
 K 4,2 mEq/L (3,5-5,5)
 Kreatinin 1,71 mg/dl (0,7-1,3)
 eGFR 46,65 ml/min/1,73m2
 Ureum 27 mg/dl (10-50)
 GD2JPP : 147 mg/dl (140)
HASIL CT-SCAN

Kesan : CT-Scan kepala saat ini tidak tampak infark atau perdarahan intra
parenkhimal otak
DIAGNOSIS BANDING

 TENSION TYPE HEADACHE


 MIGRAIN
 CLUSTER HEADACHE
DIAGNOSIS KERJA

Frequent Episodik Tension Type Headeache tanpa nyeri


tekan otot perikranial
USUL PEMERIKSAAN
 Rontgen sinus paralisis dan mastoid
 Rontgen gigi geligi/panoramic
 Brain MRI
 Cerebrospinal Fluid (CSF) analysis
 Foto cervical  melihat kelainan  Foto sinus paranasal 
anat dan kelainan pd vertebra memperlihatkan bagian-bagian
cervical atau struktur dari sinus.
 Foto Mastoid

 Foto gigi geligi panoramic 


mendapatkan gambaran gigi
geligi berikut mandibula dan
maxilla.
USUL TERAPI
 Non medikamentosa :
 Penanganan stress  tidur lampu dimatikan; istirahat
untuk beberapa waktu
 Kompres panas  untuk merelaksasikan otot-otot
kepala
 akupuntur
 Medikamentosa :
 Alprazolam 0,5 mg 1x1 tab p.o nocht hs
 Ibuprofen 400 mg 4x1 tab pc prn
PROGNOSIS
 Ad vitam : ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
 Ad sanationam : dubia ad bonam
CASE BASED DISCUSSION – 1

Oleh : Arifani Cahyani-1215225


Pembimbing : dr. SYLVIA t, Sp.S

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN SARAF


RUMAH SAKIT IMMANUEL
FAKULTAS KEDOKTERAN / UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2017
Struktur Peka Nyeri
 Intrakranial  Ekstrakranial
• Sinus venosus
• Periosteum
• Kulit
• Arteri meningea media • Jaringan subkutan
• Duramater pada basis otak • Otot
• N. Trigeminus • Pembuluh darah
• Saraf
• N. Glossopharyngeus • Mata, telinga, gigi,
• N. Vagus sinus, oropharynx dan
• Radix C2 & C3 mukosa hidung
• Arteri karotis interna bagian proximal
• Substansia grisea di daerah peri akuaduktus

Struktur Tidak Peka Nyeri


• Inti sensoris talamus

• Parenkim otak
• Ependim ventrikel
• Pleksus koroideus
• Tulang kepala
NYERI KEPALA
• Regangan atau tekanan pada struktur peka nyeri dalam kepala atau
luar kepala yang menyebabkan nyeri pada permukaan kepala

PEKA NYERI PEKA NYERI


INTRAKRANIAL EKSTRAKRANIAL
- N. Vagus - Mata
- N. Trigeminus - Gigi
- Sinus Venosus - Telinga
- Durameter basis - Sinus dan mukosa
otak hidung
 Nyeri Kepala Intrakranial
 Meningitis (Selaput meningen)
 Rendahnya tekanan cairan cerebrospinal (Duramater
basal otak)
 Migren
 Alkoholic

 Nyeri Kepala Ekstrakranial


 Sinusitis
 Sakit gigi
 Sakit mata
 Iritasi pada telinga atu hidung
KLASIFIKASI KLINIK

PRIMER SEKUNDER
 Migren  Karena trauma kapitis/leher
 TTH  Karena stroke
 Klaster  Karena infeksi
 Nyeri kepala primer lainnya:  Karena neoplasma intrakranial
 Primary cough headache  dll
 Hypnic headache
 Primary exertional headache
 dll

sumber: Kapita Selekta Sistem Saraf


SKALA INTENSITAS

Derajat Nyeri Kepala Aktifitas


0 -
1 Ringan Normal
2 Sedang Terganggu istirahat (-)
3 Berat Terganggu istirahat (+) /
Rawat

sumber: Kapita Selekta Sistem


Saraf
TENSION TYPE
HEADACHE
Definisi Tension Type Headache
 Rasa nyeri atau rasa tidak enak(tumpul dan sakit) bilateral
pada bagian atas kepala dari daerah orbita sampai daerah
oksiput
 dengan dominasi dari occipitonuchal,temporal,atau frontal
atau difuse bagian atas cranium.
 Disertai perasaan kepala penuh,terikat (dari depan
kepala-oksiput dan leher),tertekan,membesar dan
meledak
 Tipe tersering dari nyeri kepala

Adam RD, Victor M. Principles of Neurology. 8th Edition. Companion, Hand Book,
Mc Graw-Hill Inc Health Profession Division,2005. h.144-167.
Etiologi dan Faktor Resiko
 Stress
 Kurang tidur
 Posisi kepala dan leher yang salah dalam waktu lama.

Adam RD, Victor M. Principles of Neurology. 8th Edition. Companion, Hand Book, Mc Graw-Hill Inc Health Profession
Division,2005. h.144-167.
http://emedicine.medscape.com/article/792384-overview#a0199
Epidemiologi dan Insidensi
 Perempuan lebih sering daripada pria (1,4:1)
 Sering terjadi pada dewasa muda dan remaja
 60% didapatkan pada usia <20tahun. Jarang pada usia >50tahun.
 Hasil kumulatif prevalensi 30tahun penelitian di Zurich:
 29.3% for tension-type headache
 3.0% for migraine with aura, 36% for migraine without aura
 Migraine in women 14-17% and 5-6% in men. Lower among Asians. 80% onset mulai
<30tahun.

Adam RD, Victor M. Principles of Neurology. 8th Edition. Companion, Hand Book, Mc Graw-Hill Inc Health Profession
Division,2005. h.144-167.
http://emedicine.medscape.com/article/792384-overview#a0199
Klasifikasi

 Infrequent Episodic Tension-type headache


 Frequent episodic Tension-type headache
 Chronic Tension-type headache
 Probable Tension-type headache

Cephalalgi. An Int J of Headache. Blackwell Publising,vol 24 suppll 2004.


Infrequent Episodic Tension-type headache

a. Setidaknya 10 episode terjadi <1hari/bulan,atau


<12hari/tahun,memenuhi kriteria b-d.
b. Nyeri 30menit-7hari
c. Minimal memenuhi 2kriteria:
• Bilateral
• Ditekan/diikat, tidak berdenyut
• Intensitas ringan-sedang
• Tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas fisik.
d. Memenuhi:
• Nausea,vomit –
• Fotofobia,fonofobia -.
e. Sebab lain -
Cephalalgi. An Int J of Headache. Blackwell Publising,vol 24 suppll 2004.
Frequent episodic Tension-type headache

a. 10 serangan pada ≥1hari tapi ≤15hari/bulan,atau min.3bulan


(≥12hari tapi <180 hari/tahun). Memenuhi kriteria b-d
b. Nyeri 30menit-7hari
c. Minimal memenuhi 2kriteria:
• Bilateral
• Ditekan/diikat, tidak berdenyut
• Intensitas ringan-sedang
• Tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas fisik
d. Memenuhi:
• Nausea,vomit –
• Fotofobia,fonofobia – (salah satu)
e. Sebab lain -
Cephalalgi. An Int J of Headache. Blackwell Publising,vol 24 suppll 2004.
Chronic Tension-type headache
a. Nyeri ≥15 hari/bulan, atau >3bulan. Memenuhi kriteria b-d
b. Nyeri bertahan hitungan jam dst.
c. Minimal memenuhi 2kriteria:
• Bilateral
• Ditekan/diikat, tidak berdenyut
• Intensitas ringan-sedang
• Tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas fisik
d. Memenuhi:
• Tidak lebih dari satu fonofobia,fotofobia,atau mual ringan.
• Tidak mual sedang/berat/muntah.
e. Sebab lain -

Cephalalgi. An Int J of Headache. Blackwell Publising,vol 24 suppll 2004.


Probable Tension-type headache

a. Nyeri ≥15 hari/bulan, atau >3bulan. Memenuhi kriteria b-d


b. Nyeri bertahan hitungan jam dst.
c. Minimal memenuhi 2kriteria:
• Bilateral
• Ditekan/diikat, tidak berdenyut
• Intensitas ringan-sedang
• Tidak bertambah berat dengan adanya aktivitas fisik
d. Memenuhi:
• Tidak lebih dari satu fonofobia,fotofobia,atau mual ringan.
• Tidak mual sedang/berat/muntah.
e. Tidak ada sebab lain, tetapi dalam 2bulan terakhir,memenuhi
kriteria medication-overuse-headache

Cephalalgi. An Int J of Headache. Blackwell Publising,vol 24 suppll 2004.


PATOGENESIS TENSION TYPE HEADACHE
Pheriperal mechanism: Central mechanism:

Ischemia, mechanical stimuli, psychological stress


Chemical mediators
Involuntary contractions decrease in
Of chepalic muscles supraspinal descending
Sensitize myelinated fibres & pain-inhibitory activity
unmyelinated fibres

supraspinal hypersensitivity
Increased tenderness myofascial to nociceptive stimuli

Myofascial pain

Protective adaption

Muscle contraction

Tension type headache


SUMBER: Bendtsen L. Central sensitization in tension-type headache--possible pathophysiological
mechanisms. Cephalalgia. Jun 2000;20(5):486-508
Non-farmakologis
 Relaksasi
 bed rest
 Massage
 kompres panas
 Kurangi stress
 Akupuntur

Adam RD, Victor M . Principles of Neurology 8th edition


Dr. Haryono, Sp
Farmakologis
Akut
 Analgesik OIANS (PCT,
Ibuprofen, Diclofenac,
Aspirin)
 Opioid
 Muscle relaxant

Chronic
 Antidepressan

Adam RD, Victor M . Principles of Neurology 8th edition


Dr. Haryono, Sp
Farko UI
Harrison’s internal Medicine
NSAID
DRUG TRADE NAME DOSAGE
Asetominofen Tylenol, generic 650 mg po q4-6h
Aspirin Generic 650 mg po q4-6h

Diklofenak Cataflam, generic 50-100 mg po q4-6h


(max 200 mg/day)
Ibuprofen Advil, Motrin, Nuprin, generic 400 mg po q3-4h
Naproxen Aleve, Anaprox, generic 220-550 mg bid
sodium
COMBINATIONS ANALGETICS
Asetaminofen 325mg + Phrenilin, generic 1-2 tab; max 6 per day
butalbital 50 mg
Asetaminofen 650mg + Phrenilin forte 1 tab max 6 per day
butalbital 50 mg

Asetaminofen 325mg + Fioricet; Esgic, generic 1-2 tablets; max 6 per day
butalbital 50 mg
+cafein 40 mg

Sumber Harrison’s Neurology in Clinical Medicine


COMBINATIONS ANALGETICS

Aspirin 325mg + butalbital Fiorinal 1-2 tablet, max 6 per day


50 mg +cafein 40 mg

Aspirin 60 mg +butalbital 50 Axotal 1 tab, q4h; max 6 per day


mg

PROPHYLACTIC MEDICATION

Amitriptyline Elavil, generic 10-50 mg at bedtime

Doxepin Sinequan, generic 10-75 mg at bedtime

Nortriptyline Pamelor, generic 25-75 mg at bedtime

Sumber Harrison’s Neurology in Clinical Medicine


OAINS

COX – non COX-2 COX-2


selektif preferential selektif
•Aspirin •Nimesulid Generasi 1 :
•Indometasin •Meloxicam •Celecoxib
•Piroxicam •Nabumeron •Rofecoxib
•Ibuprofen •Diklofenac •Valdecoxib
•Naproxen •Etodolak •Parecoxib
•Asam •Etericoxib
mefenamat Generasi 2 :
•lumiracoxib
Buku Farko UI
Analgesik Opioid
Struktur Agonis Agonis Campuran Antagonis
Dasar Kuat Parsial
Fenanten Morfin, Kodein, Nabulin Nalorfin,
Hidromorfo Oksikodon, Nalokson,
n, Oksi Hidrokodon Naltrekson
morfon
Fenilheptil Metadon Propoksifen Buprenofin
amin
Fenilpiperi Meperidin, Difenoksilat
din Fentanil
Morfinan Levofarnil Butorfanol
Benzomorf Pentazosin
an

Buku Farko UI
Analgesik Opioid
Mekanisme Kerja
 Bekerja pada reseptor delta, gamma, dan kappa 
hambat syaraf pada transmisi nyeri

E.S
 Adiksi, gx saluran cerna, Miosis, Depresi nafas, iritasi kulit
(proporsifen).

Buku Farko UI
Komplikasi TTH
 Komplikasi karena terapi analgesik (rebound headache)

 Komplikasi karena OAINS jangka lama


 tukak duodenum
 tukak lambung
 anemia sekunder
 gangguan fungsi trombosit
 nefropati analgesik

http://www.webmd.com/migraines-headaches/guide/rebound-headaches
Farmakologi dan Terapi FK UI, Edisi 5, 2007. Hal 230-234
Pencegahan TTH
 Olahraga teratur
 Istirahat yang cukup
 Relaksasi otot (massage, yoga, stretching)
 Meditasi

= Mencegah terjadinya stress

http://www.achenet.org/resources/biofeedback_and_relaxation_training_for_headaches/
http://www.patient.co.uk/health/Headaches-Tension-Type.htm
Prognosis TTH

 Quo ad vitam = ad bonam


 Quo ad functionam = ad bonam
 Quo ad sanatsionam = ad bonam

Cecil Medicine 23rd Edition Chapter 421


MIGRAIN
Definisi Migraine

 Serangan nyeri kepala berulang


 yang sifatnya unilateral
 Berdenyut
 berlangsung 4-72 jam
 intensitas sedang  berat
 disertai mual atau muntah dan kadang kadang terdapat
gangguan visual
Etiologi
 Genetik
 Penyakit yang diturunkan (MELAS,CADASIL)
 Perubahan hormon ( hamil,mens,ovulasi)
 Stress
 Trauma kepala
 Kebanyakan atau kekurangan tidur
 Perubahan cuaca
 Cahaya yang terlalu terang
 Obat vasodilator ,kontrasepsi oral
 Merokok
 Parfum,cologne,minyak tanah
 Anggur merah, kafein, coklat, keju,citrus fruits,aspartam,MSG
 EPIDEMIOLOGI
 70 % riwayat keluarga (+)  migren
 Insidensi :
 Wanita > pria; Anak-anak hingga dewasa
 Padausia sebelum puber, prevalensi migraine laki laki >
perempuan
 Saat puber : perempuan : laki = 2.5 : 1 (US)
 Pada usia di atas 40 th mulai menurun untuk laki-laki
 Kepribadian  jenis perfeksionis, kaku, impulsif
 Ras yang berisiko tinggi : kulit putih
 Prevalensi migraine tertinggi : Amerika utara,Amerika
tengah-selatan,Eropa,Asia,lalu Afrika (WHO)
Gejala klinik
1.Fase prodormal :
Depresi, euphoria, sering BAB/BAK, gelisah,gugup,rasa lapar
2. Fase aura ( 1 jam sebelum nyeri kepala)
Spektra fortifikasi, skotoma, distorsi penglihatan,
fotopsia,parestesia,dysfasi
3.Fase nyeri kepala
Berdenyut, unilateral,intensitas sedang hingga berat,2-72
jam
4. Fase post dromal
Lelah, iritabel, susah konsentrasi ; berlangsung beberapa
jam sampai beberapa hari
Ada gejala penyerta : mual, muntah, photofobia,phonofobia
Klasifikasi Migraine
 Migrain dengan aura (visual 90 %)
 Migrain tanpa aura (80 %)
 Ophthalmoplegic Migrain,disertai kelumpuhan otot2 mata
 Tanda permulaan migren pada anak anak : -Basor’s syndrome
- lumpuh separuh badan berganti ganti
 Migren ec tumor otak
 Migraine ec infark otak
 Gangguan seperti migraine yang tidak dapat dklasifikasi

Sumber : kapita selekta neurologi


Sumber Harrison’s Internal Medicine
Klasifikasi berdasarkan gejala klinik

 Migrain tanpa aura


- Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam
- sifatnya berdenyut,unilateral, intensitas sedang berat,
makin berat jika beraktivitas fisik
- (+) mual, muntah. Photophobia, dan phonophobia
Kriteria diagnosis migren tanpa aura
A. Minimal 10 x serangan yang termasuk B-D
B. Serangan nyeri kepala berlangsung 4-72 jam (tidak diobati atau pengobatan tidak cukup) dan
diantara serangan tidak ada nyeri kepala
C. Nyeri kepala terjadi minimal 2 dari karakter dibawah ini
A. Unilateral
B. Berdenyut
C. Intensitas sedang hingga berat
D. Diperberat oleh kegiatan fisik
D. Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu hal yang tersebut di bawah ini
A. Mual atau dengan muntah
B. Fotofobia dengan atau tanpa fonofobia
E. Sekurang-kurangnya ada 1 hal di bawah ini
A. Riwayat, pemeriksaan fisik, dan neurologic tidak menunjukkan kelainan organic
B. Riwayat, pemeriksaan fisik, dan neurologic diduga ada kelainan organic, tapi pemeriksaan
neuroimaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan kelainan
 Migrain Klasik ( dengan aura)
Nyeri kepala didahului dengan
- Aura visual berupa gangguan dalam lapang pandangan
tampak
- gemerlapan atau berkilau kilau (scitillanting scotoma)
- spectra fortifikasi
- distorsi visual (selama 10 menit-20 menit)
- Aura sensorik : parestesi pada jari jari dari 1 tangan dan
meluas
- Aura motorik : hemiparase,dysfasi
Sering disertai mual,muntah, photo/phonofobia
Kriteria diagnosis migren dengan aura
A. Minimal 2serangan seperti tersebut dalam B
B. Sekurang-kurangnya terdapat 3 dari 4 karakterisitik tersebut di bawah ini
A. 1 atau lebih gejala aura yang reversible yang menunjukkan disfungsi hemisfer dan
atau batang otak
B. Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih dari 4 menit atau 2 atau
lebih gejala aura terjadi bersama-sama
C. Tidak ada gejala aura yang beralngsung lebih dari 60 menit; bila lebih dari 1 gejala
aura terjadi, durasinya lebih lama
D. Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval bebas nyeri kurang dari 60
menit, tetapi kadang-kadang dapat terjadi sebelum aura
C. Sekurang-kurangnya ada 1 hal di bawah ini
A. Riwayat, pemeriksaan fisik, dan neurologic tidak menunjukkan kelainan organic
B. Riwayat, pemeriksaan fisik, dan neurologic diduga ada kelainan organic, tapi
pemeriksaan neuroimaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak menunjukkan
kelainan
Sumber kapita selekta neurologi
 Migrain Hemiplegik Familial / Migrain Hemiplegik
 Terjadi sering pada anak-anak dan infants (jarang pada
dewasa)
 Ada episode paralisis unilateral atau hemiplegik selama fase
prodromal migraine; seperti spectra fortifikasi yang terjadi
20-30 menit
 Pada beberapa kasus dapat tampak hemiplegik dan bertahan
beberapa hari hingga beberapa minggu setelah nyeri kpala
menghilang
 Etiologi : diduga ada mutasi pada
 Gen CACNLIA4, pengkode P/Q type calcium Channel ion
 Na/K adenosine triphosphatase channel
 Sodium channel alpha subunit
 Bisa berdampak stroke pada perempuan muda dan
dewasa baik perempuan maupun laki-laki
Sumber Harrison’s Neurology in Clinical Medicine
 >50% pasien terjadi dysarthria dan afasia
 Hemihipestesi sering menyertai hemiparesis pada sebagian
besar kasus
 Pada lumbal pungsi Pleocytosis 350 sel/mm3 atau
terjadi peningkatan protein hingga 200 mg/dl
 Menegakkan Diagnosis Migren Hemiplegik :
 Sama seperti kriteria dx Migrain + hemiparese
 Minimal seorang keluarga terdekat yang memiliki riwayat
migren yang sama

Sumber Harrison’s Neurology in Clinical Medicine


PATGEN, PATFIS & GK
Vascular Theory

Cortical spreading Neurovascular Theory


depression (CSD) :
Trigeminovascular
system

MIGRAIN

Serotonin and
Vasoactive Migraine
substances and
Dopamine
neurotransmitter :
pathway
SP, Neurokinin A,
CGRP
Faktor : Keju Tiramin usus Sirkulasi
- Genetik darah
- Stress
dikonjugasi o/enzim
- Diet **
monoamin oksidase
- Lingkungan,
Aktivitas Coklat
Perubahan Ujung saraf
- Phenylethylamine aliran darah simpatis
- Theobromine serebral (receptor)
- Katekin
Trigeminovaskular fibers

Neurotransmitter
vasokonstriktor
GEJALA ( norepinefrin)
MIGRAIN

Rebound vasodilatasi, Trigeminal - SP Neuropeptide &


degranulasi mast cell, nucleus - CGRP pain-generating
permeabilitas PD >>  caudalis - Neurokin substances
edema meningeal <
Fenomena peradangan Cortex Talamus
neurogenik steril>
GK
 Fase Prodormal (60% penderita)
 Beberapa jam-hari sebelum fase nyeri kepala
 Gejala : Depresi, euphoria, rasa letih, sering BAB/BAK, haus, nafsu makan <<

 Fase Aura (20% penderita)


 Terjadi +/- 1 jam sebelum nyeri kepala
 Jenis :
a. Visual : spectra fortifikasi, hemianopsi, scotoma, distorsi penglihatan
b. Sensorik : hemihipestesi , parastesi
c. Motorik : hemiparase, dysfasi

 Fase Nyeri Kepala


 Sifat : berdenyut, unilateral, intensitas sedang-berat, 4-72 jam.

 Fase Post dromal


 Gejala : letih, iritabel, sulit berkonsentrasi

PENATALAKSANAAN

 TUJUAN
 Menurunkan frekuensi serangan migrain dan
tingkat keparahannya px bisa beraktivitas
 Meminimalisisr penggunaan obat saat serangan
 Mengoptimalkan
perawatan sendiri untuk
pengobatan umum
 Meminimalisir efek- efek yang tidak diinginkan
Penatalaksanaan
 Non farko
 Kompres dingin pada kepala
 Istirahat dalam periode tertentu
 Tidur dalam suasana yang gelap dan sepi
 Terapi relaksasi

 Farko
 NSAID

 Anlagetik kombinasi
 5HT1
Farmakoterapi migraine berdasar
staging
Stage Diagnosis therapies
Mild Throbbing headache NSAIDS
No major impairment of Combination analgetics
functioning Oral 5HT1 agonist
Moderate Mod to severe headache Oral, nasal, SC 5HT1
Nausea agonist
Some impairment of Oral dopamine antagonist
functioning
Severe Severe headache >3 times SC, IM, IV 5HT1 agonist
per month
Significant impairment of IM or IV dopamine
functioning antagonist
Marked nausea and or Prophylactic medications
vomiting

Sumber Harrison’s Neurology in Clinical Medicine


Terapi akut migren
Terapi preventive migren
Prognosis

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : dubia ad bonam
TERIMA KASIH

You might also like