You are on page 1of 14

SEJARAH PERKEMBANGAN

PELAYANAN KEFARMASIAN

Embun Suci Nasution, S.Si., M. Farm. Klin., Apt.


Departemen Farmakologi
Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara

1
Tujuan Instruksional Umum (TIU):
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa S1
Farmasi semester VI USU dapat memilih obat yang
digunakan pada kondisi tertentu dalam rangka
pelaksanaan tugas sebagai farmasi klinis

Tujuan Instruksional Khusus(TIK):

Mahasiswa mengetahui sejarah dan perkembangan


pelayanan kefarmasian
Periode Tradisional

Peran kefarmasian
menyempit dan
mengecil

Farmasis:
menyediakan, membuat
dan mendistribusikan
Pembuatan obat
produk yang berkhasiat oleh industri farmasi
obat
Periode Transisional
1. Ilmu kedokteran cenderung makin spesialistis

2. Obat-obat baru yang efektif secara


terapeutik berkembang pesat

3. Meningkatnya biaya kesehatan


sektor publik karena teknologi
canggih dan jumlah penduduk yang
meningkat

4. Tuntutan masyarakat untuk


pelayanan medis dan farmasi
yang bermutu tinggi

5. Peran farmasi yang overtrained &


underutilised

6. Berkembangnya ward pharmacy/clinical


pharmacy
Periode Farmasi Klinis

1. Praktek kefarmasian yang lebih berorientasi kepada


pasien daripada orientasi produk

2. Ada interaksi antara pasien, farmasis, dan tenaga


kesehatan lain

3. Tujuan farmasi klinis adalah memaksimalkan efek


terapeutik, meminimalkan resiko dan biaya serta
menghormati pilihan pasien
Dasar Hukum :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 72 Tahun 2016:
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
Periode Pharmaceutical Care

Penentuan hubungan terapeutik

PENILAIAN: PERENCANAAN: EVALUASI:


-Menjamin semua terapi -Pemecahan masalah -Pencatatan hasil terapi
obat terindentifikasi, terapi obat yang sebenarnya
efektif dan aman -Pencapaian sasaran -Evaluasi kemajuan untuk
terapi memenuhi sasaran terapi
-Mengidentifikasi -Pencegahan masalah -Memperkirakan kembali
masalah terapi obat terapi obat munculnya masalah baru

Tindak lanjut terus menerus


Dampak Pelayanan Farmasi Klinis
1. Relasi yang baik antar tim kesehatan (dokter, perawat
dan farmasis)
2. Menjamin penerapan pengobatan berbasis bukti
(evidence based medicine)
3. Perbaikan perawatan pasien dengan pelayanan yang
standar dan konsisten
4. Mempromosikan praktek dengan biaya yang efektif
5. Memperluas kualitas peresepan
6. Menjamin keamanan pemberian obat
7. Memperbaiki khasiat dan meminimalkan toksisitas terapi obat
8. Meningkatkan kepuasan kerja

KESIMPULAN:
Pelayanan kefarmasian yang lebih berorientasi kepada pasien
dan farmasis bertanggung jawab terhadap morbiditas dan
mortalitas yang berkaitan dengan obat
Judul perkuliahan selanjutnya

Asuhan Kefarmasian
Motto Farmasis :
“ I am a pharmacist,
I am a specialist in medication. This is my calling, this
is my pride,
this is the way I walk through, to dedicate my
profession to life and humanity” .

Mari kita wujudkan bersama Pelayanan Kefarmasian Nasional


membangun bangsa Indonesia Sehat dan Berkualitas

May God be with Us. Aamiin.


EXERCISE

Dokter meresepkan simvastatin tablet 2x 40 mg kepada


seorang pasien dimana pasien tersebut menderita penyakit
jantung menahun.

1. Telaah tentang terapi tersebut? Apakah terjadi DRP? Apa


kategori DRP yang terjadi ?

2. Bagaimana cara pemberian obat simvastatin yang tepat?

3. Jika terjadi DRP, berikan rekomendasi anda disertai dengan


Evidence Based Medicines (EBM) dari buku atau jurnal legkap
dengan tahun.

You might also like