You are on page 1of 12

MAKNA SIMBOLIK BAJU “KOJE”

DAN “NGGEMBE” BAGI ETNIS KAILI


DI KOTA PALU

MOH ZALIQ MUTRAFIN


B 301 18 060

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS TADULAKO
2022

Dosen Pembimbing Dosen Penguji:


 Prof. Dr. Juraid M.Hum  Drs. Muhammad Marzuki
 Resmiwati, S.Sos., M.Hum  Dr. Rismawati, S.Sos., MA
 Rahmat Hidayat, S.Ant.,
MA.
RUMUSAN MASALAH

Proposal penelitian ini akan membahas tentang makna pada pakaian


adat tradisional kaili. pakaian adat atau baju adat merupakan simbol
kebudayaan suatu daerah. Untuk menunjukkan nama daerah pakaian
adat pun dapat dijadikan simbol tersebut.

Pakaian adat tradisional dapat menyampaikan pesan-pesan mengenai


nilai-nilai budaya yang pemahamannya dapat diketahui melalui
berbagai simbol-simbol yang tercemin dalam aksesoris pakaian adat
tradisional itu sendiri. Pada etnis kali yang berada di kota Palu,
terdapat dua jenis pakaian adat suku Kaili yaitu baju koje untuk pria
dan nggembe untuk wanita.

Baju koje atau juga disebut dengan baju ceki yang mana berupa
kemeja lengan panjang berkerah tegak. Untuk bawahannya, dikenakan
celana sepanjang lutut yang disebut puruka pajama. Untuk pelengkap,
baju koje memakai aksesoris berupa siga atau penutup kepala, keris,
dan sarung yang diikat di pinggang.
Sedangkan baju nggembe menjadi nama pakaian adat yang
diperuntukkan bagi wanita. Dalam pemakaian baju nggembe juga
terdapat aksesoris yang meliputi gemo (kalung), dali taroe (anting
panjang), sampo dada (penutup dada), ponto date (gelang
panjang), dan pende (pending). Sebagai bawahan, pemakaian baju
nggembe dilengkapi dengan sarung donggala.

Corak dan ragam yang terdapat pada pakaian adat secara umum
telah lekat dengan budaya masyarakatnya, menjadi rangkaian
yang indah yang penuh makna dan menunjukkan jatidiri setiap
masyarakatnya.

setiap motif, warna, aksesoris perhiasan yang ada dalam setiap


pakaian adat termasuk baju “koje’ dan “nggembe” sarat akan
makna dan pesan-pesan mengenai nilai-nilai budaya. Oleh sebab
itu, sangat penting penelitian ini dilakukan untuk
mengungkapkan makna dari setiap motif, warna, aksesoris, pada
baju adat “koje” dan ‘nggembe”.
RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana deskripsi umum pakaian


adat baju “Koje” Dan “Nggembe”?

2. Apa makna simbolik yang tekandung


pada pakaian adat baju “Koje” Dan
“Nggembe”?
TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui gambaran umum pakaian


adat baju “Koje” Dan “Nggembe”

2. Untuk mengetahui makna simbolis yang


terkandung pada pakaian adat baju “Koje” Dan
“Nggembe”.
MANFAAT PENELITIAN

1. Secara teoritis, hasil dari penelitian ini di


harapkan dapat menjadi bahan acuan penelitian
lebih lanjut, yang berguna untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dalam kajian antropologi,
mengenai makna simbolis dari pakaian adat.

2. Secara praktis, diharapkan mampu lebih


memperkenalkan pakaian adat yang ada di Sulawesi
tengah, tidak hanya bentuk fisiknya namun serta
makna simbolis dan nilai estetis yang terkandung
dalam setiap bentuk tersebut.
KERANGKA KONSEP

1. Makna
Istilah “makna” dapat disamakan dengan istilah “arti”, yaitu sesuatu yang
mengungkapkan identitas dari sesuatu yang hendak dimaknainya atau
diartikannya. Pemaknaan berarti pemberian makna oleh subjek kepada sesuatu.
Dalam teori interaksionisme simbolik terdapat tiga dasar pemikiran yang
menyertainya. Pertama, manusia bertindak terhadap benda berdasarkan makna
atau arti yang dimilikinya. Makna yang dimiliki benda-benda untuk manusia
adalah berpusat dalam kebenaran manusia itu sendiri. Kedua, asal muasal makna
atau arti atas benda-benda tersebut muncul dari interaksi sosial yang dimiliki
seseorang.

2. Simbol
Simbol atau sering disebut lambang secara etimologis berasal dari kata Yunani "sym-
ballaein". Ada pula yang menyebutkan "symbolos" yang berarti tanda atau ciri yang
memberitahukan sesuatu hal kepada seseorang (Muhammad Alfan, M.Ag. 2013:
123). Simbol terbentuk melalui dinamisasi interaksi sosial. oleh pendapat Carl G. Jung
yang menyatakan bahwa simbol adalah sebuah istilah, nama atau bahkan gambar
yang mungkin sudah biasa dipergunakan dalam hidup setiap hari, dan menambahkan
pada makna yang telah menjadi kesepakatan bersama.
METODE PENELITIAN
1. Tipe Dan Dasar Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif menurut (Creswell: 2012)
adalah proses eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok,
menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup
membuat pertanyaan penelititan dan prosedur yang masih bersifat sementara,
mengumppukan data pada setting partisipan, analisis data secara induktif, membangun data
yang parsial ke dalam tema, dan selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu
data. Kegiatan terakhir adalah membuat laporan ke dalam struktur yang fleksibel. Dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, agar peneliti dapat mendeskripsikan dengan
detail makna simbolik baju “Koje” bagi etnis kaili di Palu Sulawasi tengah.

2. Ruang Lingkup Penelitian


Untuk memperoleh berbagai data dan informasi yang dibutuhkan yang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti, maka teknik pengumpulan data yang akan penulis
gunakan adalah sebagai berikut:
METODE PENELITIAN
a. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan, di Kota Palu Provinsi. Sulawesi Tengah. Pemilihan lokasi ini
saya pilih sebagai lokasi penelitian sebab di Kota Palu banyak terdapat masyarakat etnis kaili
yang masih menggunakan baju tradisional “Koje” dan “nggembe” dalam berbagai acara
kebudayaan. Oleh karena itu peneliti memutuskan untuk memilih Kota Palu Sebagai suatu
analisis untuk pencarian data.

b. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Kota
Palu.

c. Informan
Informan adalah orang yang memberikan informasi terkait dengan penelitian yang
dilakukan. Penentuan informan dilakukan dengan metode purposive sampling, penelitian ini
sengaja menentukan kriteria informan yang dipandang dapat memberikan penjelasan yang
lebih akurat. Adapun kriteria informan seperti tokoh masyarakat umum, tokoh budaya,
tokoh adat maupun tokoh pemerintah dan masyarakat itu sendiri. Informan tersebut juga
dipilih karena mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang cukup dan mampu
memberikan data yang akurat, sehinga data-data dan informasi yang saya butuhkan dalam
penelitian ini dapat terpenuhi.
METODE PENELITIAN
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan yang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti, maka teknik pengumpulan data yang akan saya gunakan
sebagai berikut:

a. Study kepustakaan
Studi kepustakaan yang berasal dari sumber bahan-bahan bacaan yaitu jurnal, artikel-
artikel, skripsi, dan browsing internet mengenai baju adat kaili atau yang berhubungan
dengan penelitian yang dianggap bisa dijadikan sebagai bahan literatur terhadap objek
kajian penelitian ilmiah.

b. Penelitian lapangan
Penelitian yang dilakukan secara langsung ke lapangan terhadap objek yang akan diteliti
dalam rangka memperoleh data baik. Saya menggunakan 3 (tiga) macam metode, yaitu:

1. Pengamatan
Dalam pengamatan ini saya melibatkan diri guna untuk mengetahui bagaimana simbol dan
makna baju “Koje” di kota Palu dengan cara mengamati, memahami objek yang diteliti. Pada
tahap observasi awal, pengamatan secara langsung terhadap penggunaan baju “koje” dan
“nggembe” seperti upacara adat, pesta perkawinan, pameran baju adat, maupun penggunaan
dalam tari tradisonal. Adapun tujuan pengamatan ini yaitu memberikan gambaran awal yang
jelas, baik bentuk maupun aksesoris yang terdapat pada baju “koje” dan “nggembe”.
METODE PENELITIAN
2. Wawancara
Pada penelitian ini teknik wawancara yang akan digunakan adalah teknik wawancara tidak
terstruktur artinya wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Wawancara tidak terstruktur digunakan sebagai metode pengumpulan data dalam penelitian
agar dapat mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Agar permasalahan
dalam penelitian ini dapat terungkap secara mendetail, maka saya mengadakan wawancara
secara langsung dengan para informan yang telah di tetapkan sebelumnya. Melalui tahap
wawancara secara bebas dan mendalam.

3. Dokementasi
Peneliti akan melakukan dokumentasi untuk mendapatkan data yang lebih akurat baik itu
proses pemberian ataupun pengumpulan bukti dari keterangan seperti gambar, kutipan dan
bahan referensi lain.

4. Teknik Analisis Data


Setelah data dikumpulkan dengan lengkap dari hasil pengamatan, wawancara dan juga data -
data pendukung lainnya maka pada tahap berikutnya dilakukan analisa data. Adapun teknik
analisis data yang digunakan melalui beberapa tahapan yaitu :
1. Editing Data : Ialah mengoreksi kembali data - data yang telah didapatkan dari informan
2. Kategorisasi Data : Ialah menempatkan dan mengelompokan data
3. Penafsiran Makna Data : Penafsiran makna data dalam penelitian.
TERIMA KASIH

You might also like