Professional Documents
Culture Documents
Revisi Overview Skrining BBL - WWA 2023
Revisi Overview Skrining BBL - WWA 2023
IV GIR 6-8
Evaluasi 1 jam
dievaluasi
rutin
Ultrasonografi (USG) Kepala
Keterangan : frontal lobe (FL), lateral ventricle (LV), 3V third ventricle (3V), globus pallidus (GP),
midbrain (M), corpus callosum (asterisk), sylvian fissure (panah), vermis (CV), cerebellar white
matter (CWM), cerebellar cortex (CC), choroid plexus (CP), white matter (WM)
Fontanella mastoidea : 2 standar gambaran
Ultrasonografi (USG)
Kepala
Rekomendasi skrining ROP di Indonesia bayi dengan UK <32 minggu dan BBL <1.500 gram
Onset dan keparahan ROP berkaitan dengan postmenstrual age (PMA)
o Bayi UK 27 minggu skrining saat usia PMA 31 minggu
o Bayi UK >27 minggu skrining saat usia kronologis 4 minggu
• Jika ROP (-), pasien diperiksa setiap 2 minggu, hingga vasa tumbuh keluar dari ora serrata dan
retina matur
• Jika ROP (+), dilakukan skrining lanjutan berdasarkan keparahan dan progresivitas penyakit
KLASIFIKASI
The International Classification of Retinopathy of Prematurity (ICROP)
mengklasifikasikan ROP berdasarkan 4 komponen
1. Lokasi
Retina dibagi menjadi 3 zona
Zona 1: lingkaran imajiner dengan nervus opticus sebagai titik tengah dan jari-jari
sejauh 2 kali jarak nervus opticus ke macula
Zona 2: batas zona 1 hingga ora serrata (sisi nasal) dan setengah jarak ke ora
serrata (sisi temporal)
Zona 3: batas zona 2 hingga ora serrata ke arah temporal
2. Stadium
a. Stadium 1: adanya garis demarkasi berupa garis putih tipis yang memisahkan
retina normal dengan retina avascular yang belum berkembang
b. Stadium 2: adanya ridge jaringan fibrovascular dengan tinggi dan lebarnya
menggantikan garis pada st 1 dan meluas keluar dari bidang retina
c. Stadium 3: adanya ridge dengan proliferasi fibrovascular ekstraretina akibat
pertumbuhan vasa abnormal dan jaringan fibrosa pada tepi ridge dan meluas
hingga vitreous
d. Stadium 4: ablasio retina parsial, dibagi menjadi stadium 4A dan 4B. Stadium
4A jika tidak melibatkan macula, sedangkan stadium 4B sudah melibatkan
macula
e. Stadium 5: ablasio retina total yang membentuk corong (funnel-shaped)
3.Extent lokasi sirkumferensial dari ROP yang dilaporkan dalam arah jarum jam
sesuai zona yang sesuai
4. Plus Disease vasa retina posterior yang melebar dan berkelok-kelok pada
setidaknya 2 kuadran
Preplus Disease abnormalitas vaskuler pada polus posterior (dilatasi vena atau
arteri yang berkelok ringan) yang belum bisa ditegakkan sebagai Plus Disease
1. ROP Tipe 1
- Pada zona 1, seluruh stadium ROP dan plus disease atau stadium 3 dengan atau
tanpa plus disease
- Pada zona 2, stadium 2 atau 3 dengan plus disease
2. ROP Tipe 2
- Pada zona 1, stadium 1 atau 2 tanpa plus disease
- Pada zona 2, stadium 3 tanpa plus disease
(AAP, 2022)
Skrining Displasia Perkembangan Pinggul
• Kondisi abnormal dari hip yang meliputi
subluksasi caput femur, dysplasia
acetabulum, dan dislokasi caput femur
dari acetabulum
• Pada neonatus dengan DDH, caput femur
dapat mengalami dislokasi dan tereduksi
secara spontan ke dalam acetabulum.
• Insidensi: 1 per 1.000 kelahiran hidup.
• Kelainan anggota gerak paling banyak
pada bayi dan anak
Antony JH. Developmental dysplasia of the hip. Dalam: Herring JA, editor. Tachdjian’s pediatrics orthopaedics jilid IV. Edisi ke-4. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008. hlm. 637-756.
Faktor Risiko
Faktor risiko.
• Etiologi?
• Riwayat keluarga: 12x
• Perempuan: 4-5x, 75-80% kasus
• Kehamilan: BBLB, oligohidramnion,
gemeli, posisi janin, lebih bulan.
• Persalinan:
Presentasi bokong: 2-11,6x
Multipara: 3x
Primipara
Skrining Jaundice
• Skrining hiperbilirunemia
• Hiperbilirubinemia neonatal ± 60–80% BBL sehat
• << ensefalopati bilirubin akut, disfungsi saraf akibat
bilirubin (BIND), kernikterus dan/atau kematian
Faktor Risiko
Antenatal Postnatal
• Insufisiensi plasenta • Prolonged TPN > 4 minggu
• Preeklampsia • Bronchopulmonary dysplasia
• Korioamnionitis • Necrotizing enterocolitis
• Polimorfisme genetik (vitamin D • Penyakit hati, ginjal
receptor, estrogen, collagen • Medikamentosa (diuretik,
alpha I) methylxantin, glukokortikoid)
• Jenis kelamin laki-laki
Skrining Osteopenia
Indikasi
• BBL<1500 g, ATAU
• UK< 28 minggu, ATAU
• Mendapat TPN > 4 mgg ATAU
• Mendapat terapi diuretik atau steroid
Syarat skrining: kondisi bayi stabil (dalam fase pertumbuhan, tidak mendapatkan oksigen invasif, dan tidak
mendapatkan antibiotik). Meliputi pemeriksaan:
1. Kalsium serum
2. Fosfat serum
3. Alkali fosfatase
4. Hormon paratiroid (PTH)
5. 25 (OH)D atau vitamin D
6. Foto tulang bila ada indikasi yaitu bila 2x pengukuran ALP dengan jarak 1 minggu kadarnya >800 IU/L
7. Densitometri tulang apabila memungkinkan
Terima Kasih