You are on page 1of 22

Perilaku

konsumen
Kelompok 7
1. I Made Ravy Kryshna Bangsawan (2107511259)
2. Gede Radya Ritmartha (2107511239)
3. Putu Ayu Mas Saty Devi (2107511261)
01 02
Pendekatan Utilitas
perilaku
TEORI konsumen
TINGKAH
LAKU
KONSUMEN 03
keseimbangan
konsumen
Tingkah laku konsumen

 Teori tingkah laku konsumen merupakan perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan
jasa.
 Teori ini dipengaruhi oleh faktor pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, disaat
kondisi lain tidak berubah (ceteris paribus)
 Teori ini juga menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya dapat
membeli barang dan jasa sesuai dengan yang diharapkannya
01
Pendekatan
Perilaku
konsumen
PENDEKATAN PERILAKU
KONSUMEN

PENDEKATAN
KARDINAL PENDEKATAN ORDINAL
Dalam pendekatan nilai guna ordinal,
Dalam pendekatan nilai guna kardinal
manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
dianggap manfaat atau kenikmatan yang
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-
diperoleh seorang konsumen dapat
barang tidak dikuantifikasi
dinyatakan secara kuantitatif.

ASUMSI
Konsumen bersikap rasional dengan
anggaran yang tersedia, konsumen
memaksimalkan kepuasan totalnya dari
barang yang dikonsumsinya.
Pendekatan Kardinal

Pendekatan Kardinal adalah pengukuran kepuasan terhadap produk atau jasa yang mereka telah
gunakan dan dapat diukur berdasarkan angka pasti. Pendekatan Kardinal disebut juga dengan teori
nilai guna subyektif. Asumsi dasar dari Pendekatan Kardinal :
• Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur
• Pada Pendekatan Kardinal semakin banyak barang yang dikonsumsi oleh seseorang maka
kepuasan juga semakin besar.
Terdapat 2 jenis nilai guna yaitu:
 Nilai Guna Total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari
mengkonsumsikan jumlah barang tertentu.
 Nilai Guna Marginal, tambahan nilai kepuasan karena bertambahnya barang yang dikonsumsi
atau pengurangan nilai kepuasan karena berkurangnya barang yang dikonsumsi
Pada Pendekatan Kardinal ini terjadi hukum The law of
deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan
setiap satu satuan. “Setiap tambahan kepuasan yang
diperoleh dari setiap unit tambahan konsumsi semakin
kecil.” (Mula– mula kepuasan akan naik sampai dengan
titik tertentu tambahan kepuasan akan semakin turun)

— Hukum GoSSEN
Pendekatan ORDINAL

Pendekatan ordinal adalah teori yang mengungkapkan bahwa kepuasan konsumen yang telah
menggunakan produk atau jasa tidak dapat diukur secara angka numerik atau angka pasti, tetapi
dapat diungkapkan secara ordinal ( dirangking, lebih suka, lebih baik, dll). Asumsi dasar
pendekatan ordinal dari konsumen :
• Konsumen rasional dapat menilai kebutuhan yang dimilikinya
• Konsumen lebih menyukai barang yang lebih banyak dibandingkan dengan barang yang lebih
sedikit,artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya
tingkat kepuasan yang dimilikinya.
• Tingkat kepuasan konsumen diukur dengan kurva indiferens.
02
Utilitas
MARGINAL UTILITY, TOTAL UTILITY, DAN
DIMINISHING UTILITY
Budget line

• FUNGSI • KURVA
I=(Px.Qx) + (Py.Qy)
Budget line
Kurva indeferen

Indifference Curve (IC) adalah kurva yang


menggambarkan kombinasi konsumsi dua macam
barang/jasa yang menghasilkan tingkat kepuasan yang
sama. Setiap titik dalam kurva ini melambangkan tingkat
kepuasan yang tidak berbeda (indifference), meski
kombinasi konsumsi barang/jasanya berbedabeda.
Kurva indeferen
Ciri ciri Kurva indeferen

1. Memiliki slope negative


Hal ini karena untuk mempertahankan kepuasan yang sama maka penambahan di satu barang harus diimbangi
dengan pengurangan barang lainnya
2. Cembung ke arah ordinat
bisa disebabkan karena adanya marginal rate of substitution (MRS) merupakan ukuran yang menggambarkan
sejauh mana konsumen bersedia menukarkan barang yang satu dengan yang lainnya dalam kurva IC yang
sama.
Kita ambil contoh Saat konsumen mengubah kombinasi dari A menjadi B, konsumen harus mengorbankan 2
unit makanan untuk menambah 1 unit pakaian. Dengan demikian, tingkat substitusi marjinalnya yaitu sebesar
2 : 1. Kemudian jika konsumen menambah 1 unit pakaian lagi, maka konsumen harus mengorbankan 1 unit
makanan (MRS → 1 : 1). Lalu jika konsumen kembali menambah 1 unit pakaian, jumlah makanan yang harus
dikorbankan sebanyak 0,5 unit (MRS → 0,5 : 1). Terlihat bahwa semakin banyak konsumen menambah
konsumsi pakaian, akan semakin sedikit konsumsi makanan yang mau dikorbankannya. Jumlah unit konsumsi
makanan yang dikorbankan demi menambah pakaian terus berkurang, dari 2 akhirnya menjadi 0,5.
Ciri ciri kurva indeferen

3.Semakin ke kanan kepuasan


semaking tinggi

4.Tidak saling berpotongan


Hal ini terkait dengan asumsi konsistensi dan transitivitas. Untuk mengetahui lebih jelas
mengapa sesama kurva IC tidak saling berpotongan, perhatikan gambar berikut, Secara
definitif, Kurva IC menggambarkan berbagai kombinasi konsumsi yang memberikan
kepuasan yang sama. Sekarang andaikan IC1 dan IC2 berpotongan di titik A, maka tingkat
kepuasan titik A dan titik B adalah sama (berada di IC1). Lalu, tingkat kepuasan di titik A
dan titik C pun adalah sama (berada di IC2). Sesuai asumsi konsistensi/transitivitas,
karena A = B dan A = C, maka seharusnya B = C. Artinya adalah bahwa konsumen harus
memperoleh kepuasan yang sama di titik B dan C. Namun pada kenyataannya kombinasi
B lebih banyak mengandung makanan daripada kombinasi C. Jadi secara logis,
berdasarkan asumsi tadi, konsumen mustahil memperoleh kepuasan yang sama dari
kombinasi B dan C. Itulah sebabnya kurva IC tidak mungkin saling berpotongan.
03
keseimbangan
konsumen
Keseimbangan konsumen

1. Dengan menggunakan kedua kurva, yaitu kurva indiferens dan budget line
maka dapat ditunjukkan dimana konsumen akan mencapai kepuasan yang
maksimum. Kepuasan maksimum apabila garis anggaran pengeluaran
disinggung oleh kurva kepuasan yang paling tinggi. Persinggungan antara
Budget Line dan Indefferent Curve ini menggambarkan kombinasi barang
yang diinginkan konsumen, yang menunjukkan konsumen akan mencapai
kepuasan yang maksimum. Keadaan ini dikenal dengan sebutan garis
keseimbangan konsumen. Dengan demikian, keseimbangan konsumen
adalah pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah tingkat kepuasan
maksimum dari mengkonsumsi dua barang dengan menggunakan sejumlah
pendapatan tertentu

Kurva Keseimbangan konsumen


Kurva keseimbangan konsumen

1. Dapat digambarkan sebagai berikut : IC1 dengan titik A dan B


menunjukan kepuasan konsumen belum optimal  IC2 dengan titik C
konsumen mencapai titik kepuasan optimum  IC3 dengan titik D
anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhn barang
X dan Y
2. Titik keseimbangan konsumen merupakan titik dimana konsumen telah
mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi. Pada titik
singgung antara kurva indeferens konsumen dengan garis
anggaran.Dengan asumsi bahwa tujuan dari konsumen adalah untuk
memaksimumkan tingkat kepuasan (utility). Kepuasan maksimal
konsumen akan tercapai pada saat rasio marginal utility terhadap harga
sendiri suatu barang telah sama, yaitu

Titik keseimbangan ( utility )


Kurva keseimbangan konsumen

1. Pada kondisi ini tambahan manfaat yang diperoleh persatuan uang yang dikeluarkan untuk
mengkonsumsi komoditas X sama dengan tambahan manfaat yang diperoleh persatuan uang yang
dikeluarkan untuk mengkonsumsi komoditas Y. Jika persamaan di atas disusun kembali menjadi:

Jadi keseimbangan konsumen merupakan kondisi dimana secara matematis slope kurva
indiferens sama dengan slope kurva garis anggaran (budget line), yaitu Px/ Py. Karena
terdapat kendala batasan (subject to) bahwa untuk membeli barang konsumen tidak akan
melebihi jumlah pendapatan per periode tertentu yang dapat dia belanjakan (budget line),
dimana persamaan budget line adalah Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
Dengan demikian sekelompok barang yang memberikan tingkat kepuasan tertinggi harus
mempunyai 2 syarat:
- Keadaan tersebut terjadi pada saat kurva indiferens tertinggi bersinggungan dengan
garis anggaran.
-Keadaan tersebut akan terjadi pada titik singgung antara kurva indiferens tertinggi
dengan garis anggaran
Kurva keseimbangan konsumen

1. Dengan perpindahan sepanjang budget line misalnya dari B ke C dan lantas berpindah pada kurva indiferens yang
lebih tinggi U2>U1 atau IC2 > IC1, konsumen akan dapat meningkatkan utility-nya. Konsumen juga akan meningkat
kepuasannya dengan berpindah dari D ke C, karena ada kendala kecukupan anggaran walaupun kurva indiferen-nya
lebih tinggi
Pada umumnya konsumen dalam keadaan seimbang (equilibrium) bila tingkat kemungkinan tertinggi yang ia
dapatkan dihadapkan dengan sejumlah pendapatan yang tersedia dan harga barang X dan Y yang berlaku. Keadaan
ini akan terjadi bila kurva indiferens hanya bersinggungan dengan budget line. Equilibrium/ keseimbangan
konsumen adalah kondisi yang dicapai bila pembelian terhadap kombinasi barang oleh konsumen yang
memaksimumkan utility-nya subject to/kendala budget constraint (kendala anggaran), dan ini akan tercapai bila
konsumsi disesuaikan dengan MRSxy = Px / Py untuk setiap dua barang.

You might also like