You are on page 1of 31

PENGGUNAAN APD

PADA PENANGANAN
PASIEN ISOLASI TB

LUSYANA PALOLON
PPRSHK
PENDAHULUAN

• Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit yang sudah lama ada


tetapi hingga saat ini masih menjadi masalah Kesehatan
• Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai
beban tuberculosis yang terbesar
• Permasalahan tuberculosis bertambah dengan Adanya TB
resisten obat
• Berbagai program telah di upayakan untuk menurunkan dan
mengendalikan penyakit tuberculosis
LANJUTAN…

• Berbagai upaya penting yang dapat dilakukan untuk


memutus rantai penularan antara lain adalah
pengunaan alat pelindung diri (APD) bagi petugas
kesehatan dan keluarga, perawatan pada ruang
isolasi yang bertekanan negatif dan dilakukan
perawatan pada ruang isolasi negatif, guna memutus
rantai penularan secara ekstrinsik pada pasien-pasien
lainnya.
PILAR PERLINDUNGAN DIRI

1. Petugas pakai Respirator partikulat (N-95)


2. Edukasi & fasilitasi etika batuk (wastafel,tisu,sabun cair,
tempat sampah)
3. Keselamatan & Keamanan Laboratorium TB
4. Fasilitasi box penampungan sputum yang aman
5. Proteksi saat transportasi pasien (masker bedah )
MASKER PADA PENULARAN
JENIS MASKER
Masker N95
Dapat menyaring 95% partikel berukuran 0,3um dan menahan virus.
Digunakan untuk penyakit yang ditularkan melalui udara / air borne.

Masker Bedah

Terdapat 3 lapisan, lapisan luar tahan air untuk mencegah cipratan/tetesan.

Lapisan tengah untuk fltrasi yang mampu menahan hingga 90% partikel
>5um.

Lapisan dalam digunakan untuk penyerapan lembab/basah.

Masker Katun

Efisiensiensi anti virus rendah


CARA MENGGUNAKAN MASKER

Kenakan masker dengan benar sesuai dengan jenis maskernya


Jika masker basah atau kotor harus segera diganti. Masker
diganti secara rutin setiap 2-4 jam karena efek
perlindungannya terbatas
Buang masker atau penutup mulut dan hidung yang sudah
dipakai
Lakukan kebersihan tangan setelah melepas masker
PENGENDALIAN DENGAN PERLINDUNGAN DIRI

• Penggunaan alat pelindung diri pernapasan oleh petugas kesehatan di tempat


pelayanan sangat penting untuk menurunkan risiko terpajan, sebab kadar percik
renik tidak dapat dihilangkan dengan upaya administratif dan lingkungan.
• Petugas kesehatan perlu menggunakan respirator pada saat melakukan prosedur
yang berisiko tinggi, misalnya bronkoskopi, intubasi, induksi sputum, aspirasi sekret
saluran napas, dan pembedahan paru. Selain itu, respirator ini juga perlu digunakan
saat memberikan perawatan kepada pasien atau saat menghadapi/menangani
pasien tersangka MDR--‐TB dan XDR--‐TB di poliklinik.
Petugas kesehatan dan pengunjung perlu mengenakan respirator jika berada bersama pasien TB
di ruangan tertutup. Pasien atau tersangka TB tidak perlu menggunakan respirator partikulat
tetapi cukup menggunakan masker bedah untuk melindungi lingkungan sekitarnya dari droplet.
RISIKO TERINFEKSI TB TERKAIT DENGAN

1) Lokasi tempat kerja :


- Poliklinik rawat jalan
- Laboratorium dan Radiologi
- Rawat inap pasien TB
- IGD
2) Jenis pekerjaan :
- Analis laboratorium
- Perawat dan Dokter - Radiografer
MEDICAL RESPIRATOR N95

• Respirator partikulat N95 atau FFP2 (health care particular


respirator untuk pelayanan kesehatan) merupakan masker
khusus dengan efisiensi tinggi untuk melindungi seseorang dari
partikel berukuran < 5 mikron yang dibawa melalui udara
• Sebelum memakai masker ini, petugas kesehatan perlu
melakukan fit test untuk menentukan jenis, bentuk dan ukuran
respiratori partikulat yang cocok dan nyaman. Fungsi alat ini
akan menjadi kurang efektif dan kurang aman bila tidak
menempel erat pada wajah
• N 95 , N 99, pabrik kode : 1870,1860
PEMAKAIAN RESPIRATOR PARTIKULAT

• Respirator partikulat untuk pelayanan kesehatan N95 atau FFP2 (health care
particular respirator), merupakan masker khusus dengan efisiensi tinggi untuk
melindungi seseorang dari partikel berukuran < 5 mikron yang dibawa melalui
udara. Pelindung ini terdiri dari beberapa lapisan penyaring dan harus dipakai
menempel erat pada wajah tanpa ada kebocoran. Masker ini membuat
pernapasan pemakai menjadi lebih berat. Harganya lebih mahal daripada masker
bedah. Sebelum memakai masker ini, petugas kesehatan perlu melakukan fit
test.
• Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan fit test :
 Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah
untuk melihat adanya cacat atau lapisan yang tidak
utuh. Jika cacat atau terdapat lapisan yang tidak utuh,
maka tidak dapat digunakan dan perlu diganti.
 Memastikan tali masker tersambung dan menempel
dengan baik di semua titik sambungan.
 Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam dapat
disesuaikan bentuk hidung petugas
PEMAKAIAN RESPIRATOR PARTIKULAT

• Fungsi alat ini akan menjadi kurang efektif dan aman bila tidak menempel erat
pada wajah. Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan keadaan demikian, yaitu:
• Adanya janggut atau rambut diwajah bagian bawah
• Adanya gagang kacamata
• Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi yang dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.
• Langkah-langkah melakukan fit test respirator
• Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian hidung
pada ujung jari-jari Anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai bebas di bawah
tangan Anda.
• Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi untuk hidung
berada di atas
• Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di
bawah telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan
posisikan tali agak tinggi di belakang kepala Anda, di atas telinga
• Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian hidung yang
terbuat dari logam. Tekan sisi logam, dengan dua jari untuk
masing-masing tangan, mengikuti bentuk hidung Anda. Jangan
menekan dengan satu tangan karena dapat mengakibatkan
respirator bekerja kurang efektif
FIT TEST

Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan fit test:


• Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah
untuk melihat adanya cacat atau lapisan yang tidak utuh.
Jika cacat atau terdapat lapisan yang tidak utuh, maka
tidak dapat digunakan dan perlu diganti.
• Memastikan tali masker tersambung dan menempel
dengan baik di semua titik sambungan.
• Memastikan klip hidung yang terbuat dari logam
dapat disesuaikan bentuk hidung petugas
• Metode fit test diklasifikasikan menjadi dua yaitu
kualitatif dan kuantitatif. Fit test Kualitatif akan
gagal jika orang yang menggunakan N95 dapat
mencium bau bahan yang di uji atau batuk
sebagai reaksi bau asap. Fit test kuantitatif
menggunakan instrument untuk mengukur secara
numerik efektivitas N95.
PEMAKAIAN RESPIRATOR PARTIKULAT

• Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan, dan hati-hati


agar posisi respirator tidak berubah.
• Pemeriksaan Segel Positif : Hembuskan napas kuat-kuat. Tekanan
positif di dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terjadi
kebocoran atur posisi dan/ atau ketegangan tali. Uji kembali
kerapatan respirator. Ulangi langkah tersebut sampai respirator
benar--‐benar tertutup rapat.
• Pemeriksaan Segel Negatif : Tarik napas dalam-dalam. Bila tidak
ada kebocoran, tekanan negatif di dalam respirator akan membuat
respirator menempel ke wajah.
• Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif
di dalam respirator akibat udara masuk melalui celah-
celah pada segelnya.
• Lamanya penggunaan maksimal 1 minggu dengan
pemeliharaan yang benar
• Cara pemeliharaan dan penyimpanan yang benar
(setelah dipakai diletakkan di tempat yang kering dan
dimasukkan dalam kantong berlubang)
LANGKAH-LANGKAH PEMAKAIAN RESPIRATOR PARTIKULAT

• Genggamlah respirator dengan satu tangan,


posisikan sisi depan bagian hidung pada ujung jari-
jari Anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai
bebas di bawah tangan Anda
• Posisikan respirator di bawah dagu Anda dan sisi
untuk hidung berada di atas
Tariklah tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga. Tariklah tali pengikat
respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di belakang kepala Anda, di atas telinga
•Letakkan jari-jari kedua tangan Anda di atas bagian hidung yang terbuat dari logam. Tekan sisi logam,
dengan dua jari untuk masing-masing tangan, mengikuti bentuk hidung Anda. Jangan menekan dengan
satu tangan karena dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif
Cara sederhana untuk mengetahui pemakaian respirator sudah benar.
Hembuskan napas kuat-kuat. Bila terdapat tekanan positif di dalam respirator berarti tidak ada
kebocoran. Bila terasa ada kebocoran, atur posisi dan/atau ketegangan tali. Uji kembali kerapatan
respirator.
PROTEKSI SAAT TRANSPORTASI
PASIEN

Apabila pasien akan


ditransportasikan keluar dari
ruang isolasi, maka pasien harus
dipakaikan masker bedah untuk
melindungi lingkungan sekitar.
REKOMENDASI PENGGUNAAN ULANG TERBATAS
RESPIRATORI N95
• Penggunaan ulang terbatas respirator N95 adalah menggunakan respirator yang
sama pada beberapa kali kontak dengan beberapa pasien TB SO dan TB RO,
tetapi ada saat dimana petugas melepas respirator tersebut di sela-sela kontak.
Respirator N95 kemudian disimpan untuk dipakai lagi pada kontak selanjutnya
• Penggunaan ulang terbatas respirator N95 tidak boleh lebih dari 5 kali
pemakaian ulang
• Selama kondisi respirator N95 masih baik (tidak kotor atau rusak), respirator
tersebut dapat digunakan maksimal selama 1 shift tugas jaga (sekitar 8 jam).
• Harus terdapat SPO, edukasi dll yang bertujuan untuk menekan terjadinya
kontaminasi pada permukaan respirator N95, dan menekankan kepada seluruh
petugas untuk meminimalkan kontak dengan permukaan respirator
• Buang respirator N95 setelah dipakai untuk melakukan prosedur yang
menghasilkan aerosol
• Risiko paling signifikan dari pemakaian ulang terbatas respirator N95 adalah
terjadinya transmisi kontak setelah menyentuh permukaan respirator.
Rekomendasi penggunaan ulang terbatas
respirator N95
 Buang respirator N95 setelah dipakai untuk melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol.
 Buang respirator N95 yang telah terkontaminasi darah, sekret hidung atau saluran nafas, atau
cairan tubuh lain dari pasien.
 Buang respirator N95 setelah kontak dengan pasien yang mengalami koinfeksi dengan penyakit
yang memerlukan kewaspadaan kontak.
 Buang respirator N95 jika sudah tampak ada kerusakan, atau saat digunakan petugas sudah
mengalami kesulitan untuk bernafas. Respirator N95 harus digunakan ulang oleh petugas yang
sama.
 Sedapat mungkin hindari menyentuh respirator N95 selama dipakai. Jika terpaksa dilakukan,
bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan hand rub berbasis alkohol
sebelum dan sesudah menyentuh respirator atau jika ingin memperbaiki posisi respirator.
 Gunakan face shield atau masker bedah di atas respirator N95 dan atau startegi lain
(memakaiakan masker pada pasien) untuk mengurangi kontaminasi pada respirator.
Penggunaan face shield lebih direkomendasikan daripada masker bedah.
 Simpan respirator N95 yang akan dipakai ulang dengan cara memasukkan ke dalam
wadah sekali pakai yang berlubang (misal kantong kertas). Untuk meminimalkan potensi
kontaminasi silang, simpan masker respirator dengan cara tergantung sehingga tidak
saling bersinggungan satu dengan yang lain tuliskan dengan jelas, tanggal dan jam mulai
pemakaian, serta nama petugas yang menggunakan.
 Hindari menyentuh bagian dalam respirator. Jika tidak sengaja menyentuh bagian dalam
respirator maka lakukan kebersihan tangan.
 Gunakan sarung tangan bersih saat memakai respirator N95 yang telah dipakai
sebelumnya. Buang sarung tangan setelah selesai memakai respirator N95.
 Lakukan kebersihan tangan sebelum dan setelah penggunaan respirator N95 berikutnya
dengan air dan sabun atau handrub berbasisi alkohol 70%.
KESIMPULAN

• Masalah penyakit TB merupakan masalah Kesehatan yang besar


untuk Indonesia yang harus segera diatasi
• Berbagai upaya telah dilaksanakan salah satunya adalah
pengendalian dengan perlindungan diri yaitu penggunaan APD
yang benar dan konsisten untuk mencegah penularan
• Petunjuk teknis pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
infeksi tuberculosis sensitive obat (TB SO) dan tuberculosis
resisten obat (TB RO) di Fasyankes merupakan pedoman dalam
upaya menurunkan dan mengendalikan TB

You might also like