You are on page 1of 12

SISTEMATIKA HUKUM PERDATA LANJUTAN

 HUKUM PERIKATAN

 HUKUM PEMBUKTIAN DAN


LEWAT WAKTU
III. HUKUM PERIKATAN

 Perikatan ( Verbinntenis ) : Hukum yang mengatur hubungan hukum


antara dua orang / lebih yang terletak dlm lapangan harta kekayaan
( pihak satu wajib berprestasi dan pihak yg lain berhak berprestasi ).

 Sumber – sumber perikatan


- Perikatan lahir dari suatu perjanjian
- UU ---- UU saja dan UU krn perbuatan yg boleh dan tdk
boleh

 Perjanjian ( 1313 KUHPer) : suatu perbuatan dimana satu orang atau


lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih

• Syarat sah Perjanjian (pasal 1320 KUHP)


- Harus ada kesepakatan
- Harus ada kemampuan membuat perjanjian
- Harus ada objek / hal tertentu
- Harus ada causa / sebab yang halal
 Obyek perjanjian, dapat berupa:
a. Menyerahkan sesuatu;
b. Melakukan sesuatu perbuatan; dan
c. Tidak melaksanakan sesuatu.

 Syarat Sah Perjanjian


1. Sepakat/konsensus para pihak
Yaitu kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian harus sama-
sama menyetujui syarat dan ketentuan yang ada dalam perjanjian.
Hal ini dinyatakan dengan tandatangan/paraf pada tiap lembar dan
coretan (bila ada) dalam perjanjian tersebut. Kekhilafan atas objek
perjanjian, paksaan dan penipuan merupakan unsur tidak
terpenuhinya syarat kesepakatan.

2. Para pihak cakap menurut hukum


Berarti para pihak harus sepenuhnya berhak dan berwenang
melakukan perjanjian (tidak dibawah umur dan dibawah pengampuan)
3. Ada suatu hal/obyek tertentu
Perjanjian tersebut harus mengenai suatu hal tertentu, paling
tidak ditentukan jenisnya

4. Suatu sebab yang halal


Isi dan tujuan yang menyebabkan adanya perjanjian harus
didasarkan hal-hal yang tidak bertentangan
dengan UU, kesusilaan dan kelayakan.

 Keempat hal diatas dapat digolongkan menjadi 2 syarat :

 Syarat subyektif (sepakat dan cakap)


Mengatur mengenai subjek perjanjian. Bila tidak terpenuhi
mengakibatkan perjanjian dapat dibatalkan.
 Syarat objektif (suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal )
Mengatur mengenai objek perjanjian dan bila tidak terpenuhi
mengakibatkan perjanjian batal demi hukum.
 Mengenai syarat-syarat dalam perjanjian dapat dibagi 3 syarat :
1. Syarat Esensialia : syarat yang harus ada dalam perjanjian, apabila
tidak ada maka perjanjian cacat ( barang dan harga )
2. Syarat Naturalia : syarat yang biasa dicantumkan dalam perjanjian,
apabila tidak ada perjanjian tidak akan cacat tapi tetap sah

3. Syarat Aksidentalia : merupakan syarat-syarat yang bersifat


khusus

 Azas -azas Hukum Perjanjian

1 Azas Konsensualisme
Perjanjian yang timbul/ terlahir sejak detik tercapainya kesepakatan.
selama para pihak tidak menentukan lain. Perjanjian sudah sah
apabila sudah sepakat mengenai hal-hal yang pokok dan tidaklah
perlu formalitas
2. Azas Kebebasan Berkontrak
Para Pihak dalam perjanjian bebas menentukan isi/materi dari
perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban umum,
kesusilaan dan hukum

3. Azas Pacta Sunt Servanda


Istilah ini berarti janji itu mengikat para pihak secara penuh, sehingga
acuan sebagai undang-undang

4. Azas Itikad Baik


Perjanjian yang dibuat harus didasarkan atas itikad baik dari masing-
masing pihak

5. Azas Kepribadian
perjanjian hanya dapat mengikat para pihak yang terlibat dalam
perjanjian yang dibuat.
Tahapan pembuatan Kontrak:
• Negosiasi
• Pembuatan Draft Kontrak
• Penandatanganan Kontrak ( Penutupan Kontrak)
• Pelaksanaan Kontrak

 Bentuk-bentuk Perjanjian
1. Akta dibawah tangan ( onderhands )
2. Akta authentik

 Ada 3 jenis akta dibawah tangan :


1. Akta yang dibuat dimana para pihak menandatangani
kontrak diatas materai atau tanpa materai
2. Akta yang didaftar oleh pejabat yang berwenang
3.Akta yang disahkan oleh pejabat yang berwenang
JENIS PERJANJIAN DILIHAT DARI PEMBUATANNYA

Akta Notariil Akta Dibawah Tangan

1 Definisi Dibuat dihadapan Dibuat dan ditandatangani


pejabat umum (Notaris) oleh para pihak
2 Materi/Isi Isi akta berlaku sebagai Isi akta dapat merupakan
sesuatu yang benar kekuatan bukti yang
(bukti sempurna) sempurna selama tidak
kecuali dapat dibuktikan disangkal oleh pihak-pihak
sebaliknya yang menggunakan akta tsb.
3 Pembuktian - Bila disangkal oleh Bila disangkal, maka pihak
pihak lain, maka yang memakai akta yang
pihak yang harus membuktikan bahwa
menyangkal yang akta itu tidak benar.
harus membuktikan
- Mempunyai tanggal
yang pasti.
4 Penggunaan Mempunyai kekuatan Tidak pernah mempunyai
eksekusi kekuatan eksekusi
5 Penyimpanan Kemungkinan hilang Kemungkinan hilang besar
kecil karena Notaris
menurut UU juga
diwajibkan untuk
menyimpan akta secara
rapi dalam lemari besi.
 Wanprestasi dan akibatnya
Wanprestasi artinya tidak memenuhi kewajiban sebagaimana
ditetapkan dalam perikatan atau perjanjian karena alpa / lalai /
ingkar janji

 Wanprestasi dapat berupa 4 macam :


- Tidak melakukan apa yang disanggupi yg akan dilakukannya
- Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana
dijanjikan
- Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat
- Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh
dilakukannya

 Terhadap kelalaian yang wajib melakukan sesuatu ( debitur ), maka


ada beberapa sanksi / hukuman :
- Membayar kerugian yang diderita oleh kreditor ( psl 1243
KUH Perdata )
- Kreditor dapat minta pembatalan perjanjian melalui
pengadilan ( 1266 KUH Perdata )
- Kreditor dapat minta pemenuhan perjanjian, atau
pemenuhan disertai ganti rugi dan pembatalan perjanjian
dengan ganti rugi ( pasal 1267 KUH Perdata )

 Debitor dapat mengajukan pembelaan :


- Mengajukan tuntutan adanya keadaan memaksa
( overmacht atau force majeur )
- Mengajukan bahwa kreditor sendiri juga telah lalai ( exceptio
non adimpleti contractus )
- Mengajukan bahwa kreditor telah melepaskan haknya untuk
menuntut ganti rugi atau pelepasan hak ( rechtsverwerking )
 Hapusnya perikatan
- Karena Pembayaran
- Penawaran pembayaran tunai diikuti oleh penyimpan barang
- Pembaharuan hutang
- Kompensasi / perhitungan hutang timbal balik
- Percampuran hutang
- Pembebasan hutang
- Hapusnya barang yang dimaksud dlm perjanjian
- Pembatalan perjanjian
- Akibat berlaku syarat pembatalan
- Lewat waktu
IV. PEMBUKTIAN DAN LEWAT WAKTU
 Menurut UU ada 5 macam alat pembuktian
1. Surat – surat
Surat akte : tulisan untuk pembuktian peristiwa dan ditandatangani
Surat akte dibagi akte resmi ( authentiek )dan akte dibawah tangan
( onderhands)
Surat akte resmi : akte yang dibuat oleh / dihadapan pejabat yang
oleh UU ditugaskan untuk membuat akte
Surat akte resmi :
- Partij – akte
- Prosesverbal –akte
2. Kesaksian
3. Persangkaan ada 2 menurut hukum pembuktian
- Persangkaan yang ditetapkan oleh UU sendiri
- Persangkaan yang ditetapkan oleh hakim
4. Pengakuan
5. Sumpah ada dua macam
- Sumpah yang menentukan
- Sumpah tambahan

You might also like