Professional Documents
Culture Documents
Islam Di Maluku NTT Dan Papua
Islam Di Maluku NTT Dan Papua
DAN NTT
Disusun Oleh:
Adne Lativa Azham Minervani (01)
Hanif Mufadlilah (11)
Laila Nauvi Rachma (12)
Adam Adhe Nugraha (26)
Islam di Papua
Pendahuluan
Teori Aceh
Studi sejarah masukanya Islam di Fakfak yang dibentuk oleh
pemerintah kabupaten Fakfak pada tahun 2006, menyimpulkan bahwa Islam
datang pada tanggal 8 Agustus 1360 M, yang ditandai dengan hadirnya mubaligh
Abdul Ghafar asal Aceh di Fatagar Lama, kampong Rumbati Fakfak.
Teori Arab
Teori Jawa
Berdasarkan catatan keluarga Abdullah Arfan pada tanggal 15 Juni 1946,
menceritakan bahwa orang Papua yang pertama masuk Islam adalah Kalawen yang
kemudian menikah dengan siti hawa farouk yakni seorang mublighat asal Cirebon.
Kalawen setelah masuk Islam berganti nama menjadi Bayajid, diperkirakan peristiwa
tersebut terjadi pada tahun 1600. Jika dilihat dari silsilah keluarga tersebut, maka
Kalawen merupakan nenek moyang dari keluarga Arfan yang pertama masuk Islam.
Teori Banda
Menurut Halwany Michrob bahwa Islamisasi di Papua, khusunya di Fakfak
dikembagkan oleh pedagang-pedagang Bugis melalui banda yang diteruskan ke Fakfak
melalui seram timur oleh seorang pedagang dari Arab bernama haweten attamimi yang
telah lama menetap di Ambon
Teori Bacan
Menurut Arnold, raja bacan yang pertama masuk Islam bernama zainal
abiding yang memerintah tahun 1521 M, telah menguasai suku-suku di Papua
serta pulau-pulau disebelah barat lautnya, seperti waigeo, misool, waigama dan
salawati. Kemudian sultan bacan meluaskan kekuasaannya sampai ke
semenanjung onin fakfak, di barat laut Papua pada tahun 1606 M, melalui
pengaruhnya dan para pedagang muslim maka para pemuka masyarakat pulau –
pulau tadi memeluk agama Islam. Meskipun masyarakat pedalaman masih tetap
menganut animisme, tetapi rakyat pesisir menganut agama Islam.
2. tradisi lisan masih tetap terjaga sampai hari ini yang berupa cerita dari mulut
ke mulut tentang kehadiran Islam di Bumi Cendrawasih.
3. Naskah-naskah dari masa Raja Ampat dan teks kuno lainnya yang berada di
beberapa masjid kuno.
Pemerintahan
Kerajaan Tidore berdiri sejak 1108 M dan berdiri
sebagai kerajaan merdeka hingga akhir abad ke-18 M.
setelah itu, kerajaan Tidore berada dalam kekuasaan
kolonial Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Tidore
menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Kekuasaan
Wilayah sekitar pulau Tidore yang menjadi bagian
wilayahnya adalah Papua, gugusan pulau-pulau Raja
Ampat dan pulau Seram.
Sosial Budaya
Masyarakat di Kesultanan Tidore merupakan penganut agama Islam yang
taat, dan Tidore sendiri telah menjadi pusat pengembangan agama Islam di
kawasan kepulauan timur Indonesia sejak dulu kala.
Karena kuatnya pengaruh agama Islam dalam kehidupan mereka, maka
para ulama memiliki status dan peran yang penting di masyarakat. Kuatnya relasi
antara masyarakat Tidore dengan Islam tersimbol dalam ungkapan adat mereka:
Adat ge mauri Syara, Syara mauri Kitabullah (Adat bersendi Syara, Syara bersendi
Kitabullah). Perpaduan ini berlangsung harmonis hingga saat ini
Islam di NTT