You are on page 1of 29

Anatomi Leher Dalam dan Deep Neck Infection

Preceptor :
Dr. dr. Fatah Satya Wibawa, Sp. THT-KL
Oleh :
Nanda Cynthia Huzna 2018012190
Gayitri Humaera 2018012140

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN THT-KL


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOELOEK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
BATAS REGIO
CERVICALIS (Leher)
• Anterior
bagian bawah mandibula (tulang rahang bawah)
– permukaan atas manubrium sterni.

• Posterior
linea nuchae superior os occipitalis – discus
intervertebralis vertebrae cervical VII dan
thoracal I.
Fascia (Lapisan) Cervicalis
1. Fascia cervicalis
superficialis
2. Fascia cervicalis profundus
• Lamina superficialis
(investiens)
• Lamina prevertebralis
• Lamina pretrachealis
• Vagina carotica (carotid
sheath)
Potongan kepala dan leher
yang memperlihatkan
fascia cervicalis
TRIGONUM CERVICALIS
Area leher secara anatomi dibagi menjadi trigonum anterior dan
posterior dengan tujuan untuk mempermudah deskripsi anatomi.
• Trigonum anterior, batas:
• Batas anterior : dibentuk oleh linea mediana leher
• Batas posterior : dibentuk oleh margo anterior SCM
• Batas superior : dibentuk oleh margo(tepi) inferior submandibular
• Apex : terletak di incisura jugularis manubrium
• Paries(dinding) superior : dibentuk oleh jaringan subkutan yang terdiri dari M.
Platysma
• Paries inferior : dibentuk oleh faring, laring, dan glandula tiorid

• Trigonum posterior, batas:


• Batas anterior : margo posterior SCM
• Batas posterior : margo anterior M. trapezius
• Basis : 1/3 medial clavicula
• Apex : os occipital, posterior terhadap processus mastoideus
TRIGONUM CERVICALIS ANTERIOR
Trigonum anterior dibagi menjadi 4 trigonum yang lebih
kecil, yaitu:
• Trigonum submental
Di inferior dagu, tidak berpasangan, dibatasi di
inferior oleh Os. Hyoid, dan di lateral oleh venter
anterior sinistra dan dextra M. digastric. Terdiri
dari nodi lymphatici submental kecil dan vena-
vena kecil yang bersatu membentuk V. jugularis
anterior

• Trigonum submandibular:
Area glandular di antara margo inferior
mandibula dan venter (tengah) anterior dan
posterior M. digastric. Nodi lymphatici
submandibulares terletak pada setiap sisi
glandula submandibularis dan di sepanjang
margo inferior mandibula.
TRIGONUM CERVICALIS ANTERIOR
Trigonum anterior dibagi menjadi 4 trigonum yang lebih
kecil, yaitu:
• Trigonum caroticum
Area vascular yang dibatasi oleh venter superior
M. omohyoid, venter posterior M. digastricus, dan
margo anterior SCM. Trigonum ini penting karena
a. carotis communis naik ke dalamnya.

• Trigonum muscularis
Dibatasi oleh venter superior M. omohyoid, margo
anterior SCM, dan bidang median leher. Trigonum ini
terdiri dari M. infrahyoideus dan viscera (mis: glandula
thyroid dan glandula parathyroid)
OTOT-OTOT REGIO TRIGONUM ANTERIOR

Berdasarkan lokasinya terhadap os hyoid:


Otot-otot suprahyoid:
• M. Stylohyoideus
• M. Digastricus
• M. Mylohyoideus
• M. Genioglossus
• Letak: trigonum submentale & submandibulare
• Fungsi: menaikkan hyoid (menelan)

Otot-otot infrahyoid
• M. Omohyoid
• M. Sternohyoid
• M. Thyrohyoid
• M. Sternothyroid
• Letak: trigonum musculare
• Fungsi: depresi os hyoid
• Disebut juga dengan strap muscle
PEMBULUH DARAH TRIGONUM ANTERIOR

Pembuluh darah yang berada pada trigonum


anterior:
• a. carotis communis dan cabang-cabangnya
(a. carotis externa dan interna)
• V. jugularis interna dan vena-
vena yang bermuara ke
dalamnya.
INERVASI DI TRIGONUM ANTERIOR
• N. facialis (VII):
• N. glossopharyngeus (IX):
• N. vagus (X)
• N. acessorius (XI)
• N, hypoglossus (XII)
INERVASI DI TRIGONUM ANTERIOR

• Ansa cervicalis : saraf C1 –


C3 yang membentuk loop,
dan N.XII
• Mempersarafi area trigonum
anterior
• Terdiri atas rami superior
dan rami inferior.
TRIGONUM CERVICALIS POSTERIOR

1. Batas:
• Anterior : margo posterior SCM
• Posterior : margo anterior M.
trapezius
• Basis : 1/3 medial
clavicula
• Apex : Os. occipital,
posterior
terhadap processus
mast oideus
VASKULARISASI TRIGONUM CERVICALIS POSTERIOR

V. Jugularis Externa A. Subclavia dan cabang-cabangnya


INERVASI TRIGONUM CERVICALIS POSTERIOR

• N.XI dan cabang-cabangnya


• Cabang-cabang plexus cervicalis
• Cabang-cabang plexus brachialis
DEEP NECK INFECTION
Infeksi leher dalam terjadi pada ruang potensial di dalam leher sebagai
akibat penjalaran infeksi dari berbagai sumber seperti pada mulut, telinga,
hidung dan tenggorokan. Abses terjadi sebagai akumulasi pus pada rongga
dalam leher.

Abses Abses Abses


Peritonsil Retrofaring Parafaring

Abses Angina
Submandibula Ludovici
Abses Peritonsil (Quinsy)
ETIOLOGI Infiltrasi supurasi sering terjadi ke ruang potensial
Terjadi akibat komplikasi tonsilitis akut atau peritonsil → tonsil bengkak, hiperemis → tonsil
infeksi yang bersumber dari kelenjar mukus dan uvula terdorong kearah kontralateral → bila
Weber di kutub atas tonsil berlangsung terus menerus → iritasi M.pterigoid
Bakteri penyebab: bakteri aerob dan anaerob interna → trismus
Jika abses pecah spontan dapat terjadi aspirasi
• Odinofagia hebat ke paru
• Otalgia pada sisi yang sama
• Regurgitasi
• Mulut berbau
GEJALA • Hipersalivasi
KLINIS • Suara bergumam (hot potato
voice)
• Trismus
• Bengkak dan nyeri tekan kelenjar
submandibula
Abses Peritonsil
(Quinsy)
KOMPLIKASI
PEMERIKSAAN FISIK • Abses pecah spontan:
• Palatum mole bengkak dan nonjol ke depan, perdarahan, aspirasi paru atau
teraba fluktuasi piemia
• Uvula bengkak dan terdorong kesisi • Abses parafaring, mediastinitis
kontralateral • Trombus sinus kavernosus,
• Tonsil bengkak, hiperemis, tampak detritus, meningitis, abses otak
terdorong ke arah tengah, depan, dan bawah
TERAPI
Stadium infiltasi:
• Antibiotik penisilin atau klindamisin dan obat
simtomatik
• Kumur dengan cairan hangat
• Kompres dingin pada leher
Abses:
• Pungsi daerah abses 🡪 insisi 🡪 tonsilektomi 2-3
minggu setelah drainase abses
Abses Retrofaring
ETIOLOGI DIAGNOSIS
• Infeksi saluran pernapasan atas → • Riwayat infeksi saluran napas
limfadenitis retrofaring atas atau trauma
• Trauma dinding belakang faring oleh benda • Gejala
asing seperti tulang ikan / tindakan medis • Pemeriksaan foto rontgen leher
• Tuberkulosis vertebra servikalis bagian atas lateral

GEJALA
• Rasa nyeri
• Sukar menelan
• Demam
• leher kaku dan nyeri
• Sesak
• Stridor
• dinding belakang faring tampak benjolan
• Mukosa terlihat bengkak- dan hiperemis.
Abses Retrofaring
KOMPLIKASI

(1) penjalaran ke ruang parafaring,


(2) mediastinitis
(3) obstruksi jalan napas sampai asfiksia
(4) bila pecah spontan, dapat menyebabkan
pneumonia aspirasi dan abses paru

TERAPI
Medikamentosa
• Antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan
anaerob secara parentheral

Tindakan bedah
• Pungsi dan insisi abses dalam posisi
tredelenburg
Abses Parafaring
DIAGNOSIS
ETIOLOGI • Riwayat penyakit,
• Gejala dan tanda klinik.
1. Langsung yaitu tusukan jarum saat tonsilektomi • Foto rontgen jaringan lunak AP
2. Proses supurasi kelenjar limfa leher bagian dalam, gigi, atau CT scan
tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid dan
vertebra servikal
3. Penjalaran infeksi dari ruang peritonsil, retrofaring atau
submandibula.

GEJALA
• Trismus
• pembengkakan di sekitar angulus mandibula
• demam tinggi
• pembengkakan dinding lateral faring →
menonjol ke arah medial
Abses Parafaring

• Infeksi intrakranial dan mediastinitis KOMPLIKASI


• Jika mengenai pembuluh darah dapat
nekrosis, ruptur, sehingga perdarahan
hebat

• Antibiotika dosis tinggi secara parenteal


terhadap kuman aerob dan anaerob.
• Evakuasi abses harus segera dilakukan
TERAPI bila tidak ada perbaikan dengan
antibiotika dalam 24-48 jam
Abses Submandibular
ETIOLOGI

lnfeksi dapat bersumber dari gigi, dasar mulut,


faring, kelenjar liur, kelenjar limfa submandibula
atau kelanjutan infeksi ruang leher dalam .

Kuman penyebab : aerob dan anaerob

• Sumbatan jalan
GEJALA nafas akibat dari
pendesakan trakea
• Demam
KOMPLIKASI • aspirasi dari pus
• nyeri leher
• pembengkakan di bawah • Ruptur arteri karotis
mandibula dan/atau bawah • Mediastinitis,
lidah, mungkin berfluktuasi. • Sepsis
• Trismus
Abses Submandibular

TERAPI

• Early Stage (unilateral, bengkak


ringan, dan edema) : antibiotic iv,
ekstraksi dari gigi yang terinfeksi

• Advance Stage (bengkak bilateral,


disfagia) : Intervensi airway awal,
drainase surgical (insisi
submandibular)
Angina Ludovici (Ludwig angina)
PENGERTIAN
ETIOLOGI
Merupakan infeksi ruang submandibula
berupa selulitis dengan adanya
Sumber infeksi: gigi atau mulut
pembengkakan pada seluruh ruang
Bakteri penyebab: bakteri aerob dan
submandibula dan tidak ada abses
anaerob
sehingga keras pada perabaan
submandibula

• Nyeri tenggorok dan leher


• Pembengkakan di daerah
submandibula, yang tampak
hiperemis dan keras pada
perabaan. GEJALA
• Dasar mulut membengkak →
mendorong lidah ke atas belakang
→ sumbatan jalan napas → sesak
nafas
Angina Ludovici (Ludwig angina)
KOMPLIKASI

• sumbatan jalan nafas • Riwayat sakit gigi, megorek,


• penjalaran abses ke ruang DIAGNOSIS atau cabut gigi
leher dalam lain dan • Gejala dan tanda klinis
mediastinum
• sepsis

TERAPI

• Antibiotika dosis tinggi


secara parenteal terhadap
kuman aerob dan anaerob.
• Evakuasi pus
• Pengobatan sumber infeksi
untuk cegah kekambuhan
DAFTAR PUSTAKA
More, Keith L dan Dalley, Arthur F. 2013. Anatomi Berorientasi Klinis. Jakarta : EGC

Paulsen F dan Waschke J. 2012. Sobotta Atlas Anatomi Manusia Kepala, Leher, dan
Neuroanatomi. Jakarta: EGC.

Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. 2018. Buku Ajar Ilmu Kesehatan


Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

Tanto, chris, dkk. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius
Terima Kasih
Insufficiensi Velopharingeal
Trigonum Posterior
Trigonum Oksipitalis :
Anterior : Margo Posterior M. Sternocleidomastoideus
Posterior : M. Trapezius
Inferior : Venter inferior M. Omohyoid

Trigonum Supraklavikularis
Anterior : Margo Posterior M. Sternocleidomastoideus
Superior : Venter inferior M. Omohyoid
Inferior : Klavikula

You might also like